dalam merumuskan strategi, kekuatan keuangan yang lemah dapat menghilangkan beberapa strategi alternatif yang suatu saat akan sangat bermafaat dalam
berjalannya suatu perusahaan.
c. Produksi dan operasi.
Produksi terdiri dari seluruh aktivitas yang mentransformasikan input menjadi produk atau jasa. Sistem produksi menyusun program untuk dilaksanakan
dan melakukan pengendalian produksi mencakup perbekalan, proses muatan, perawatan sarana produksi, pengendalian mutu. Pada sebagian besar industri,
biaya utama disebabkan oleh proses menghasilkan produk atau jasa dari operasi, jadi produksi dapat mempunyai nilai tinggi sebagai senjata persaingan dalan
strategi perusahaan secara keseluruhan. Menurut Jauch dan Gleuck 1997 bahwa jika perusahaan dapat memproduksi dengan biaya lebih rendah dan mampu
menjalankan bisnis sedangkan yang lain tidak atau dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang menguntungkan, maka perusahaan itu mempunyai keunggulan
bersaing.
d. Penelitian dan pengembangan.
Penelitian dan pengembangan dapat merupakan suatu keunggulan bersaing dengan alasan bahwa faktor penelitian dan pengembangan dapat menciptakan
produk baru atau produk yang ditingkatkan. Penelitian dan pengembangan dalam suatu perusahaan sangatlah memegang peranan penting dalam ketahanan
perusahaan untuk menghadapi persaingan. Perusahaan melakukan investasi untuk penelitian dan pengembangan produk atau jasa superior untuk mendapatkan
keunggulan bersaing.
e. Sistem informasi manajemen.
Tujuan dari sistem informasi manajemen adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial.
Sebuah sistem informasi yang efektif mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, mensintesa, dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehinga
dapat menjawab pertanyaan operasional dan strategi yang penting. Sistem ini mengumpulkan data mengenai pemasaran, keuangan, produksi, dan personalia
internal, serta faktor – faktor sosial budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.
41
3.1.6. Konsep Perumusan Strategi
Menurut David 2006, teknik perumusan strategi dapat dipadukan menjadi kerangka kerja keputusan yang dapat dipakai untuk semua ukuran dan
tipe organisasi serta dapat membantu ahli strategi, mengevaluasi dan memilih strategi. Kekuatan dan kelemahan internal, peluang dan ancaman eksternal, serta
pernyataan misi yang jelas merupakan landasan untuk menetapkan sasaran dan strategi. Sasaran dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan
internal dan mengatasi kelemahannya. Terdapat tiga tahapan yang harus dilalui Untuk dapat merumuskan strategi yang tepat berdasarkan kekuatan dan
kelemahan internal, peluang dan ancaman eksternal, serta pernyataan misi yang jelas tersebut.
• Tahap input
Tahap input merupakan tahap pertama dalam merumuskan strategi. Tahap input meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan
strategi. Alat input mengharuskan ahli strategi untuk menghitung secara subjektif dalam tahap awal dari proses perumusan strategi. Penilaian intuitif yang baik
sangat diperlukan dalam menetapkan pembobotan dan penilaian yang tepat. Teknik dalam perumusan strategi pada tahap input adalah dengan analisis
Evaluasi Faktor Internal IFE dan Evaluasi Faktor Eksternal EFE.
• Tahap pencocokan
Tahap pencocokan merupakan tahap ke dua yang berfungsi untuk mencocokan antara kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta pelung dan
ancaman dari faktor eksternal. Pada tahap pencocokan terdapat lima cara yang dapat digunakan berdasarkan kerangka penyusunan strategi, yaitu matriks SWOT,
SPACE, BCG, IE, dan Grand Strategy. Seluruh cara tersebut dapat digunakan tergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input untuk mencocokan
peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokan faktor – faktor keberhasilan eksternal dan internal merupakan kunci
untuk membuat strategi alternatif yang cocok bagi perusahaan untuk diterapkan. Matriks Internal-Eksternal IE merupakan salah satu perangkat yang cukup baik
untuk digunakan karena matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai EFE dan total nilai IFE, selain itu matrik IE juga salah satu alat analisi yang
42
dapat meminimalkan hasil strategi alternatif yang memiliki subjektifitas cukup tinggi. Sehingga, pengunaan Matriks Internal-Eksternal IE adalah untuk
memperoleh strategi bisnis di tingkat perusahaan yang lebih baik dengan mengetahui posisi perusahaan. Matriks IE merupakan alat analisis yang berperan
dalam pemetaan divisi-divisi perusahaan dalam sebuah diagram skematis, sehingga dapat digolongkan ke dalam matriks portofolio.
• Tahap keputusan
Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan yang merupakan tahapan membuat peringkat strategi untuk memperoleh daftar prioritas
dari strategi – strategi alternatif yang akan dijalankan. Informasi yang diperoleh pada tahap input dan pencocokan, digunakan dalam tahap keputusan ini. Dalam
tahap keputusan ini digunakan analisis Matriks Perencanaan Strategik Kuantitatif atau Quantitative Strategic Matriks QSPM, teknik ini secara objektif
menunjukan strategi alternatif yang paling baik. Menurut David 2006, analisis matriks QSPM dirancang untuk mendapatkan daya tarik relatif dari tindakan
alternatif yang layak. Teknik ini secara sasaran menunjukan strategi alternatif mana yang terbaik. Sifat positif yang lain dari QSPM adalah bahwa strategi yang
dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan dan tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri jasa yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang
diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu faktor
kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah – wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari
pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakatpetani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian
lingkungannya. Terus berkembangnya sektor pariwisata yang juga memasukan unsur
pertanian sangat mempengaruhi persaingan bisnis di bidang pariwisata tersebut terutama agrowisata. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas yang merupakan
43
bagian dari PT Perkebunan Nusantara VIII PTPN VIII adalah salah satu bisnis agrowisata yang berada dikawasan Puncak atau jalur Jakarta – Bandung.
Persaingan bisnis agrowisata di kawasan Puncak atau jalur Jakarta – Bandung merupakan persaingan bisnis yang sangat ketat, karena beberapa tahun
belakangan ini banyak sekali bisnis – bisnis yang menawarkan agrowisata, serta banyaknya jumlah pengunjung ke daerah tersebut baik dari luar kota atau dari
daerah sekitarnya terutama pada libur – libur panjang. Sehingga setiap bisnis agrowisata dituntut untuk terus melakukan dan menemukan inovasi – inovasi baru
yang akan mempengaruhhi keberlangsungan bisnis agrowisata tersebut. Salah satu cara untuk memasarkan produk – produk yang ditawarkan
agrowisata tersebut adalah melakukan promosi. Karena promosi adalah salah satu kunci utama dalam memasarka suatu produk. Semakin tingginya persaingan bisnis
agrowisata tersebut, maka promosi yang baik dan selalu menerapkan promosi – promosi yang inovatif sangatlah dibutuhkan oleh setiap bisnis agrowisata, juga
tidak terkecuali Taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas. Pengembangan strategi dalam bisnis agrowisata menjadi sesuatu hal yang
sangat penting dalam upaya mendapatkan hati konsumen, sehingga penelitian dan analisis mengenai strategi pengembangan tersebut penting untuk dilakukan. Hasil
dari analisi tersebut dapat berupa strategi pengembangan yang baru. Penentuan awal dalam analisis strategi tersebut adalah melakukan analisi lingkungan internal
dan eksternal sebagi cara untuk mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang akan mempengaruhi keberadaan dan produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan. Tahap berikutnya dalah memasukakn faktor – faktor lingkungan internal
kedalam matriks IFE dan faktor – faktor lingkungan eksternal kedalam matriks EFE. Berdasarkan hasil dari matriks IFE dan EFE kemudian dilakukan analisis
dengan menggunakan matriks IE yang bertujuan untuk mendapatkan strategi bisnis yang lebih spesifik pada tingkat korporat, serta analisi dengan matriks
SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Tahap akhir adalah tahap pengambilan keputusan dengan
menggunakan matriks QSPM, analisis ini ditujukan untuk mendapatkan prioritas strategi yang akan digunakan oleh perusahaan, yang diperoleh dari matriks
44
SWOT. Nilai TAS Total Attractiveness Score yang paling tinggi adalah alternatif strategi yang terbaik dengan kondisi perusahaan tersebut.
45
Taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas: • Meningkatnya persaingan usaha agrowisata,
menuntut sebuah strategi perusahaan yang baru agar tetap dapat bersaing.
Lingkungan Perusahaan
Analisi Lingkungan Internal
Analisi Lingkungan Eksternal
Matriks IFE Matriks EFE
Matriks IE Analisis SWOT
Alternatif Strategi Pengembangan Analisis QSPM
Alternatif strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan di Taman Agrowisata
Perkebunan Teh Gunung Mas Analisis lingkungan eksternal perusahaan:
1. Analisis lingkungan jauh
- Politik
- Ekonomi
- Sosial-Budaya
- Teknologi
2. Analisis lingkungan industri:
- Ancaman masuknya pendatang baru
- Ancaman produk pengganti
- Kekuatan tawar-menawar pemasok
- Kekuatan tawar-menawar pembeli
- Tingkat persaingan
Analisis lingkungan internal perusahaan:
- Pemasaran
- Keuanganakunting
- Produksioperasi
- Sumber daya manusia
- Penelitian dan
pengembangan -
Sistem informasi manajemen
Gambar 5 .
Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Taman Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas Tahun 2010
46
IV METODE PENELITIAN
4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Agrowisata Perkebunan Nusantara
Gunung Mas yang terletak di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja purposive. Hal ini
berdasarkan pertimbangan bahwa Agrowisata Gunung Mas memiliki potensi yang cukup besar sebagai obyek agrowisata, selain itu Agrowisata Gunung Mas terletak
di lokasi yang sangat strategis serta
memiliki peluang besar untuk dikunjungi oleh
banyak wisatawan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2010.
4.2. Metode Penentuan Sampel