Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

6.3.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

Identifikasi faktor internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dihadapi. Identifikasi kekuatan dan kelemahan dapat dilhat dari kondisi umum Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dan sumber daya yang dimilikinya. Berdasarkan hasil identifikasi faktor – faktor internal perusahaan dan juga berdasarkan informasi dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII serta keadan lingkungan internal yang ada, diperoleh kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan: A. Memiliki panorama alam perkebunan teh yang indah. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah satu – satunya agrowisata yang memiliki kebun teh milik sendiri sebagai salah satu objek wisata utama yang belum tentu dimiliki oleh agrowisata lainnya di kawasan Puncak, Cipanas dan Cianjur. Sehingga panorama alam perkebunan teh yang dimiliki Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII merupakan salah satu kekuatan utama dan menjadi ciri khas bagi Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Berdasarkan data hasil kuisioner tingkat kepuasan konsumen yang ditujukan kepada konsumen Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas, diketahui bahwa rata – rata tingkat kepuasan konsumen terhadap keindahan dan panaroma alam Perkebuanan Teh Gunung Mas adalah sebesar 3,4 hal tersebut menandakan bahwa konsumen merasa puas atas keindahan panorama alam yang ditawarkan Lampiran 8. B. Lokasi wisata yang strategis. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII terlatak dilokasi yang sangat strategis karena lokasi wisata tersebut berada di jalur yang banyak dilalui masyarakat pada umumnya. Sehingga memudahkan konsumen untuk datang dan berkunjung ke Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. C. Lokasi wisata yang luas, yang terdiri dari berbagai macam objek wisata. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII memiliki lokasi wisata yang luas, sehingga memungkinkan bagi pengelola untuk mengembangkan 87 agrowisata. Lokasi wisata yang luas tersebut banyak memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata lain di dalam kawasan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. D. Memiliki fasilitas penginapan, cafe, dan sarana olah raga, serta serta fasilitas outbond. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII juga menawarkan fasilitas penginapan dan fasilitas – fasilitas wisata lainnya untuk lebih memuaskan konsumen E. Mempunyai pabrik pengolahan teh sebagai objek wisata. Adanya pabrik pengolah teh di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII menjadi kekuatan utama, karena Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah satu – satunya agrowisata yang memiliki pabrik pengolah teh sendiri dan konsumen dapat masuk ke pabrik untuk melihat proses pengolahan teh tersebut sambil berwisata. F. Harga tiket masuk yang tegolong murah berkisar dibawah Rp 10.000. Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII menetapkan harga tiket masuk yang murah. Hal ini dimaksudkan agar harga tiket tersebut dapat terjangkau oleh konsumen kalangan menengah-bawah dan menengah-atas. Shingga faktor ini pun dapat menjadi kekuatan dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, karena agrowisata lain menetapkan harga tiket masuh yang jauh lebih mahal. Kelemahan G. Promosi yang belum intensif dan gencar. Promosi merupakan salah satu kelemahan yang dimiliki oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Promosi yang dilakukan hanya melalu brosur, leaflet, dan infor masi dari mulut ke mulut. Promosi resmi yang dilakukan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII melalui media elektonik pun sangat jarang baik itu televisi dan internet. Kemudian spanduk dan iklan yang berada di jalan menuju Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sangat jarang di temui. Hal ini mengindikasikan bahwa promosi yang dilakukan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII kurang intensif. 88 H. Kurangnya pengawasan terhadap lokasi wisata dan objek – objek wisata yang ada. Berdasarkan keadaan lingkungan yang ada di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII terlihat bahwa pengawasan terhadap lokasi usaha kurang optimal, dikarenakan banyaknya kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat serta pedangang yang sering keluar-masuk seenaknya. I. Potensi wisata alam dan lokasi wisata yang ada belum dioptimalkan secara maksimal. Banyak terdapat potensi wisata didalam kawasan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII yang belum dioptimalkan secara maksimal, seperti adanya air terjun curuk yang belum dikembangkan untuk dikomersilkan sebagi salah satu objek wisata serta terdapat peninggalan sejarah yang masih dibiarkan. J. Belum tersedianya pendataan pemesanan tempat dengan sistem komputerisasi. Belum diterpakannya secara optimal suatu kemajuan teknologi dalam sistem kerja, sehingga pencatatan dan pendataan pemensanan yang dilakukan di front office pun masih menggunakan cara manual seperti pencatatan pada buku, dan tidak diterapkannya sistem komputerisasi. K. Belum tersedianya sistem pemesanan melalui internet. Kemajuan teknologi seperti internet juga belum diterapkan secara maksimal oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, sehingga tidak adanya promosi dan pemasaran yang dilakukan melalui internet, dikarenakan tidak adanya alamat website yang dimiliki sendiri oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. 6.3.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman Identifikasi faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang ada. Identifikasi peluang dan ancaman dapat dilhat dari kondisi yang ada di luar Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII dan mempengaruhi jalannya usaha agrowisata tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi faktor – faktor eksternal perusahaan dan juga berdasarkan informasi dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII serta keadan lingkungan eksternal yang ada, diperoleh peluang dan ancaman perusahaan. 89 Peluang A. Kecendrungan keinginan konsumen untuk beralih ke wisata alam agrowisata atau berwisata back to nature. Beberapa tahun belakangan ini minat konsumen terhadap wisata yang menawarkan panorama dan keindahan alam terus meningkat. Salah satu penyebabnya adalah kejenuhan konsumen yang sudah sering berwisata ke tempat – tempat hiburan yang sudah sering mereka kunjungi. Sehingga dengan keinginan konsumen yang tinggi untuk beralih ke tempat wisata yang menawarkan keindahan alam atau agrowisata, maka akan menjadi pelung usaha yang potensial bagi pelaku usaha agrowisata. B. Jumlah wisatawan yang terus bertambah terutama pada saat – saat libur panjang atau long weekend. Minat konsumen untuk berwisata terus meningkat dengan terus bertambahnya jumlah wisatawan yang ingin berlibur ke kawasan Puncak, Cipanas dan Cianjur pada saat libur panjang atau pun long weekend. Hampir setiap tahun jumlah wisatawan yang ingin berlibur ke kawasan Puncak, Cipanas dan Cianjur tersebut terus meningkat dengan semakin padatnya arus lalu lintas yang menuju ke kawasan Puncak, Cipanas dan Cianjur pada saat libur panjang atau pun long weekend tersebut. C. Kecendrungan masyarakat untuk melakukan acara pertemuan atau acara kumpul keluarga di luar kota. Banyaknya masyarakat yang ingin melakukan acara kumpul keluarga ditempat wisata seperti Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII serta acara pertemuan atau pun rapat dari berbagai instansi pemerintah mapun swasta yang juga sering dilakukan di Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII memberikan peluang yang baik dalam usaha pengembangan agrowisata. D. Perkembangan teknologi, terutama internet dapat memudahkan transaksi usaha dan promosi. Perkembangan teknologi yang pesat bukan hanya internet saja tetapi tekologi – teknologi lainnya akan dapat membantu jalannya usaha agrowisata serta membantu pengembangan yang akan dilakukan. 90 E. Infrastruktur serta Akses jalan yang bagus dan mudah, karena berada pada jalur Bogor – Puncak – Cianjur – Bandung yang ramai dilalui masyarakat. Ancaman F. Konsumen memiliki keleluasan untuk mencari dan berkunjung ke objek wisata lain. Berdasarkan kekuatan tawar – menawar pembeli, konsumen dapat dengan bebas menentukan akan berkunjung ke tempat wisata mana saja yang ingin di kunjungi konsumen. Hal ini bisa disebabkan oleh keinginan konsumen untuk mendapatkan kualitas jasa wisata yang lebih baik dan harga yang murah. G. Banyaknya bermunculan agrowisata lain. Hambatan masuk dalam bisnis yang relatif rendah menyebabkan banyaknya usaha agrowisata yang bermunculan baik itu di kawasan Puncak, Cipanas dan Cianjur atau pun dikawasan kabupaten bogor lainnya. H. Perkembangan usaha agrowisata lain yang sangat pesat dan memiliki ciri khas tertentu. Tingginya minat konsumen untuk berwisata baik itu agrowisata atau pun wisata lainnya, menyebabkan beberapa agrowisata dan tempat wisata dapat berkembang sangat cepat dalam beberapa tahun belakangan ini, sehingga dapat menjadi pesaing bisnis yang juga harus diperhatikan. I. Hambatan masuk dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif rendah. Kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah serta dukungan pemeritah terhadap sektor agrowisata menyebabkan hambatan masuk kedalam bisnis agrowisata ini relatif rendah, serta didukung hambatan – hambatan masuk lainnya yang juga relatif rendah. J. Intensitas persaingan dalam bisnis atau usaha agrowisata yang relatif tinggi. Intensitas persaingan dalam bisnis agrowisata ini cukup tinggi karena banyaknya agrowisata – agrowisata lain yang bermunculan, sehingga meningkatkan iklim persaingan antar agrowisata. Didukung dengan kebebasan konsumen memilih tempat wisata yang ingin dikunjungi juga mempengaruhi tingkat persaingan bisnis agrowisata ini. 91 VII PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI 7.1. Analisis Matriks IFE dan Matriks EFE Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman melalui analisis lingkungan internal dan eksternal dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, maka dibuat matriks IFE Internal Factor Evaluation dan matriks EFE Eksternal Factor Evaluation berdasarkan hasil analisis lingkungan tersebut, untuk mengetahui rating dan bobot dari setiap faktor internal dan eksternal. Matriks Internal Factor Evaluation IFE terdiri dari kekuatan strengths dan kelemahan weaknesses yang dimiliki oleh perusahaan. Matriks External Factor Evaluation EFE terdiri dari peluang Opportunities dan ancaman threats yang dihadapi oleh perusahaan. Faktor – faktor penentu atau faktor strategis dalam setiap matriks IFE dan EFE diberi bobot dan rating terlebih dahulu kemudian diolah dan dimasukan ke dalam matriks IFE atau pun EFE Lampiran 4 dan 5. Penetapan bobot dan rating dilakukan oleh beberapa orang dari pihak manajemen Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebagai reponden, juga beberapa orang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai responden eksternal, agar terdapat penilaian yang lebih netral dibandingkan responden internal yaitu berasal dari Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII. Penetapan bobot dan rating yang dilakukan responden tersebut melalui kuesioner yang telah dibagikan sebelumnya.

7.1.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation IFE