28 digunakan untuk menjawab sasaran perusahaan dan diturunkan lebih lanjut ke
dalam program kerja.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Ciapus Bromel merupakan salah satu produsen tanaman hias bromelia yang ada di Kabupaten Bogor. Usaha Ciapus Bromel masuk dalam ketegori fase
pertumbuhan, karena usaha tersebut baru dirintis terhitung sejak tahun 2006. Pada awal pendirian, pemilik memiliki harapan perusahaanya dapat menjadi perusahaan
bromelia terkemuka yang menghadirkan nuansa tropis penuh warna di tengah masyarakat Indonesia, namun pada saat ini volume penjualan dan omset yang
diterima Ciapus Bromel sangat berfluktuatif Lampiran 1. Untuk mewujudkan salah satu misinya sebagai upaya untuk mencapai visinya serta mengantisipasi
keberlanjutan kondisi penjualan yang sangat berfluaktif, Ciapus Bromel berencana melakukan pengembangan pasar ke industri properti residensial dan komersial
dengan target utama kontraktor taman dan landscaper. Pengembangan pasar yang akan dilakukan Ciapus Bromel memerlukan
kesiapan internal perusahaan. Akan tetapi kondisi internal perusahaan saat ini belum cukup baik untuk menjalankan rencana tersebut. Di sisi lain Ciapus Bromel
dihadapkan pada persaingan di dalam industrinya, walaupun saat ini belum ada pesaing yang terlalu fokus pada target pasar properti residensial dan komersial
namun tidak menutup kemungkinan menjadi pesaing utama Ciapus Bromel. Selain itu, keberadaan tanaman hias substitusi dan faktor eksternal lainnya juga
akan berpeluang besar mempengaruhi tingkat penjualan Ciapus Bromel kepada target pasar tersebut. Untuk itu, pengetahuan Ciapus Bromel mengenai lingkungan
makro, industri, dan operasionalnya sangat diperlukan dalam mengantisipasi dan memanfaatkan peluang dari kondisi eksternal yang terjadi. Berdasarkan kondisi
ini maka Ciapus Bromel memerlukan rancangan startegi pengembangan pasar sebagai suatu rencana sistematis agar mencapai hasil yang terbaik.
Tahapan awal merancang strategi pengembangan pasarnya adalah dengan menganalisis lingkungan internal, lingkungan eksternal, serta industry forsight
secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis lingkungan internal dilakukan dengan pendekatan fungsional yang terdiri dari manajemen, keuangan,
produksioperasi, pemasaran, penelitian dan pengembangan, serta sistem
29 informasi manajemen. Analisis internal ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan Ciapus Bromel. Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan menganalisis lingkungan industri dan lingkungan makro. Analisis eksternal
tersebut bertujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi Ciapus Bromel, industry foresight ditentukan dengan melihat kondisi masa depan industri
mengenai persaingan, pembeli, pemasok, dan kebijakan pemerintah selama tahun analisis yaitu empat tahun ke depan.
Hasil dari asimilasi analisis lingkungan dan industry foresight berupa tantangan yang harus diatasi Ciapus Bromel untuk mewujudkan tujuan jangka
menengahnya serta memperoleh keunggulan-keunggulan bersaing baru sesuai dengan hasil analisis industry foresightnya. Agar tujuan jangka menengah serta
tantangan dapat direalisasikan dan diatasi dengan baik, maka perlu merumuskan suatu sasaran yang terkuantifikasi. Untuk mewujudkan sasaran tersebut, maka
diperlukan alternatif- alternatif strategi. Alternatif strategi didapatkan melalui pendekatan analisis SWOT. Input dari analisis SWOT merupakan hasil dari
analisis internal dan eksternal berupa kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman. Alternatif strategi yang dihasilkan pada matriks SWOT dijabarkan
menjadi rekomendasi program kegiatan yang lebih mudah dipahami. Kerangka pemikiran operasional secara struktural dapat dilihat pada Gambar 5.