Kekuatan tawar-menawar pembeli Tingkat persaingan

Pemasok jasa wisata pada Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII salah satunya adalah penyewaan jasa trampoline dari pihak luar sebagai salah satu objek wisata, kuda tunggang dan bebrapa objek wisata lainnya. Pemasok jasa wisata pada Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII tersebut lebih bersifat mitra dan berbagi keuntungan yang telah disepakati sebelumnya dengan Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII.

4. Kekuatan tawar-menawar pembeli

Saat ini berwisata telah menjadi salah satu kebutuhan bagi sebagian masyarakat. kondisi lingkungan yang sudah tidak nyaman polusi, kemacetan, kepadatan dan panas terutama di wilayah perkotaan membuat masyarakan yang tinggal diwilayah perkotaan memilih untuk berlibur ke tempat yang lebih nyaman untuk menghidari dari aktifitas sehari – hari yang melelahkan dan membosankan. Wisata alam atau agrowisatalah yang sering di kunjungi oleh masyarakat perkotaan yang ingin menghidari dari aktifitas sehari – harinya. Kecendrungan sikap masyarakat perkotaan yang ingin berlibur ke agrowisata juga harus diperhatikan, karena konsumen juga berhak memilih tempat wisata yang diinginkannya dan hal ini sering di sebut kekuatan tawar – menawar pembeli. Kekuatan tawar – menawar pembeli akan sangat mempengaruhi perkembangan agrowisata. Pembeli memiliki hak untuk memilih tempat wisata yang ingin meraka kunjungi. Pemilihan tempat wisata yang dilakukan konsumen dapat didasari oleh berbagai hal, seperti keinginan dari konsumen itu sendiri, harga tempat wisata yang ingin dikunjungi terlalu mahal, kualitas jasa yang ditawarkan oleh tempat wisata kurang nyaman, atau bahkan tempat wisata yang terlalu jauh sehingga menyulitkan konsumen untuk mencapainya tempat wisata yang diinginkan. Hal – hal tersebut diatas dapat menyebabkan konsumen dapar memilih secara bebas tempat wisata atau pun agrowisat yang ingin mereka nikmati. Kekuatan tawar – menawar pembeli tersebut dapat mempengaruhi persaingan bisnis, sehingga faktor kekuatan dari segi konsumen tersebut juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam upaya pengembangan agrowisata. 85

5. Tingkat persaingan

Persaingan berarti terdapat beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama dan memiliki produk yang sama, sehingga membuat suatu perusahaan merasa tersaingi dengan adanya perusahaan tersebut. Jika jumlah perusahaan yang bersaing terus bertambah maka intensitas persaingan diantara perusahaan yang bersaing tersebut cenderung meningkat, dikarena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan, karena permintaan produk industri menjadi menurun, dan promosi potongan harga sering dilakukan suatu perusahaan agar dapat terus bersaing. Persaingan bisnis agrowisata yang terjadi dikawasan Puncak, Bogor, Cipanas dan Cianjur dapat dikatakan cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah tempat wisata yang terdapat di kawasan tersebut. Pesaing utama yang cukup diperhitungkan oleh Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII adalah Taman Safari, Taman Wisata Matahari, Taman Buah Mekar Sari dan Taman Bunga Nusantara. Minat konsumen yang tinggi terhadap tempat wisata yang terdapat dikawasan Puncak, Bogor, Cipanas dan Cianjur dapat terlihat dari padatnya masyarakat yang datang untuk berlibur, hal tersebut juga meningkatkan iklim persaingan bisnis agrowisata dikawasan tersebut. 6.3. Identifikasi Kekuatan dan Kelamahan, Serta Peluang dan Ancaman Faktor – faktor yang digunakan untuk mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman berasal dari identifikasi terhadap faktor internal dan eksternal yang telah dilakukan sebelumnya. Peluang dan ancaman berasal dari lingkungan ekonomi, sosial, teknologi, pemerintah, pelanggan, pemasok dan pesaing. Kekuatan dan kelemahan berasal dari fungsional perusahaan berupa produksi dan operasi, pemasaran, keuangan, sumberdaya manusia serta organisasi perusahaan. Hasil identifiasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman tersebut nantinya akan digunakan untuk menyusun matriks Internal Factor Evaluation IFE dan matris Eksternal Factor Evaluation EFE. 86

6.3.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan