pengganti, kekuatan tawar – menawar pemasok, kekuatan tawar – menawar pembeli, tingkat persaingan.
6.2.1. Analisis Lingkungan Jauh
Peluang dan ancaman merupakan faktor – faktor yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan. Faktor – faktor eksternal tersebut akan
mempengaruhi jalannya usaha dalam suatu perusahaan. Faktor – faktor eksternal itu juga relatif tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Analisis lingkungan jauh
perusahaan merupakan bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari faktor – faktor yang pada dasarnya berada jauh atau terlepas dari perusahaan, tetapi dapat
mempengaruhi perusahaan. Analisis lingkungan ini dapat menciptakan peluang dan ancaman untuk suatu perusahaan.
1. Politik
Sektor pembangunan diberbagia bidang secara langsung atau pun tidak langsung akan sangat dipengaruhi oleh kondisi politik di suatu negara dan
kebijakan pemerintah. Lingkungan politik dan hukum dibentuk oleh lembaga hukun dan badan pemerintahan yang berwenang melalui peraturan regulasi dan
kebijakan. Kondisi politik yang stabil akan mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang sehat dan dinamis, sebaliknya jika kondisi politik tidak stabil sering
kali berdampak negatif terhadap pembangunan termasuk dalam upaya pengembangan sektor agrowisata. Kondisi politik yang tidak stabil, terkadang
juga memiliki dampak positif terhadap pembangunan dan pengembangan dibeberapa sektor tertentu.
Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang dipengaruhi oleh keadaan politik dan kebijakan pemerintah dalam upaya pembangunan dan
pengembangannya. Selama bertahuan – tahun perhatian pemerintah Indonesia terhadapa kegiatan pertanian hanya terbatas pada peningkatan kegiatan produksi.
Keadaan ini menyebabkan sektor pertanian tidak diberdayakan secara optimal. Fokus pemerintah disektor pertanian hanya pada pemenuhan kebutuhan pangan,
padahal Indonesia sebagai negara tropis memiliki lahan pertanian persawahan, perkebunan dan hutan alam yang cukup luas, kegiatan hortikultura berbagai
komoditi, sumber daya perikanan dan peternakan yang berpotensi tidak hanya
75
untuk pemenuhan kebutuhan pangan, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai lokasi agrowisata.
Pada tahun 1989 pemerintah memberikan perhatiannya terhadap kegiatan agrowisata, yaitu tertuang dalam Surat Keputusan Bersama SKB, Menteri
Pertanian serta Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi tanggal 6 April 1989 No. KM.47PW.004MPPT-89 dan No. 204KptsHK.050441989. Perhatian
pemerintah ketika itu adalah memberikan fasilitas penunjang bagi perkembangan agrowisata. Pemerintah kemudian melihat peluang yang besar untuk percepatan
pengembangan agrowisata, sebagai peningkatan nilai tambah bagi sektor pertanian. Perhatian pemerintah terhadap bidang agrowisata semakin serius ketika
dibentuknya Komisi Agrowisata Departemen Pertanian. Kegiatan lokakarya agrowisata kerap kali dilaksanakan oleh pemerintah bekerja sama dengan AWAI
Asosiasi Wisata Agro Indonesia yang bertujuan untuk melakukan pembinaan dan pelatihan kepada para pengelola objek wisata.
Kebijakan pemerintah yang juga terasa dampaknya terhadap pengembangan sektor agrowisata adalah ketika pemerintah mengeluarkan
peraturan tentang otonomi daerah dalam Undang – Undanga No. 22 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang pemerintah dan kewenangan
propinsi sebagai daerah otonom. Adanya peraturan tersebut memberikan peluang yang signifikan bagi pemerintah daerah untuk mengelola wilayahnya lebih
optimal. Kebijakan tersebut juga akan membawa dampak positif bagi dunia
pariwisata, khususnya agrowisata karena untuk mengurus izin pembuakaan areal wisata, pembangunan hotel dan penginapan tidak perlu lagi mengurus ke
pemerintah pusat. Hal ini juga akan mempermudah perkembangan tempat wisata seperti agrowisata dan tempat wisata lainnya di daerah tersebut serta diharpakan
akan memberikan kontribusi terhadap pemerintah daerah. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berfungsi sebagai pembina,
dengan melakukan penyuluhan kepada para pengelola wisata.
76
2. Ekonomi