Andi Sofyan
113
BAB VIII PENASIHAT HUKUM-ADVOKAT DAN
BANTUAN HUKUM
1. PENASIHAT HUKUM 1 Pendahuluan
Dalam negara hukum rechtsstaat negara mengakui dan melindungi hak asasi manusia setiap individu. Pengakuan negara
terhadap hak individu ini tersirat di dalam persamaan kedudukan di hadapan hukum bagi semua orang. Dalam suatu negara hukum
semua orang harus diperlakukan sama di hadapan hukum equality before the law
. Persamaan di hadapan hukum harus diimbangi juga dengan persamaan perlakuan equal treatment.
Kalau seorang yang mampu the have mempunyai masalah hukum, ia dapat menunjuk seorang atau lebih advokat untuk
membela kepentingannya. Sebaliknya seorang yang tergolong tidak mampu the have not juga dapat meminta pembelaan dari
seorang atau lebih pembela umum public defender sebagai pekerja di lembaga bantuan hukum legal aid institute untuk
membela kepentingannya dalam suatu perkara hukum. Tidak adil bilamana orang yang mampu saja yang dibela oleh advokat
dalam menghadapi masalah hukum, sedangkan fakir miskin tidak memperoleh pembelaan karena tidak sanggup membayar uang
jasa fee seorang advokat
.Perolehan pembelaan dari seorang advokat atau pembela umum access to legal counsel adalah hak asasi manusia setiap orang
dan merupakan salah satu unsur untuk memperoleh keadilan access to justice
bagi semua orang justice for all. Tidak ada seorang pun dalam negara hukum yang boleh diabaikan haknya
untuk memperoleh pembelaan dari seorang advokat atau pembela umum dengan tidak memperhatikan latar belakangnya, seperti
latar belakang agama, keturunan, ras, etnis, keyakinan politik, strata sosio-ekonomi, warna kulit dan gender.
114
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
Setelah lahirnya Undang-undang RI No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, maka yang dimaksud penasihat hukum
pengacara adalah advokat, yaitu ”orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang
memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan undang-undang ini”. Pasal 1 angka 1 UU RI No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
Jadi orang yang berprofesi memberikan bantuan hukum dengan pemberian jasa hukum adalah advokat atau penasihat hukum
pengacara..
Menurut Pasal 54 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana disingkat KUHAP, bahwa ”Guna kepentingan pembelaan,
tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada
setiap tingkat pemeriksaan, menurut tatacara yang ditentukan dalam undang-undang ini”.
Lanjut dijelaskan bahwa menurut Pasal 55 KUHAP, bahwa ”Untuk mendapatkan penasihat hukum tersebut dalam Pasal
54, tersangka atau terdakwa berhak memilih sendiri penasihat hukumnya”.
Demikian pula menurut Pasal 56 ayat 1 KUHAP, bahwa tersangka atau terdakwa, apabila ”Dalam hal tersangka atau
terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima
belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak
mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib
menunjuk penasihat hukum bagi mereka”.
Maka berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ”Bantuan Hukum” adalah suatu pemberian bantuan dalam bentuk
hukum, kepada tersangka atau terdakwa oleh seorang atau lebih ahli hukum, guna memperlancar penyelesaian perkara.
Bantuan hukum adalah merupakan asas yang sangat penting, sebab seseorang yang terkena atau tersangkut perkara mempunyai
hak untuk memperoleh bantuan hukum, guna memberikan perlindungan sewajarnya kepadanya, dan juga pentingnya Bantuan
Hukum ini adalah untuk menjamin perlakuan yang sesuai dengan
Andi Sofyan
115
martabatnya sebagai manusia, maupun demi dilaksanakannya hukum sebagaimana mestinya.
2 Pengertian
Di dalam pembahasan ini, beberapa pengertian yang harus dijelaskan, yaitu pengertian penasihat hukum, advokat, bantuan
hukum dan jasa hukum dan klien. Untuk lebih jelasnya, sebagai berikut:
1. Menurut Pasal 1 angka 13 KUHAP, bahwa yang dimaksud penasihat hukum adalah ”seorang yang memenuhi syarat yang
ditentukan oleh atau berdasar undang-undang untuk memberi bantuan hukum”.
2. Menurut Pasal 1 huruf b Kode Etik Advokat, bahwa yang dimaksud dengan penasihat hukum adalah advokat yang
disebut penasihat hukum 3. Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 18 Tahun 2003 tentang
Advokat, bahwa yang dimaksud dengan advokat adalah ”orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun
di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini”.
4. Menurut Pasal 1 huruf a Kode Etik Advokat, bahwa yang dimaksud dengan advokat adalah seseorang atau mereka yang
melakukan pekerjaan jasa bantuan hukum termasuk konsultan hukum yang menjalankan pekerjaannya baik dilakukan di luar
pengadilan dan atau di dalam pengadilan bagi klien sebagai mata pencahariannya.
5. Menurut Pasal 1 angka 9 UU RI No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, bahwa yang dimaksud dengan bantuan hukum
adalah ”jasa hukum yang diberikan oleh Advokat secara cuma- cuma kepada Klien yang tidak mampu”, sedangkan menurut
Pasal 1 angka 1 Undang-undang RI No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, yang berbunyi ” Bantuan Hukum adalah jasa
hukum yang diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-Cuma kepada Penerima Bantuan Hukum”.
6. menurut Pasal 1 angka 2 Undang-undang RI No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, yang berbunyi ” Penerima Bantuan
116
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
Hukum adalah orang atau kelompok orang miskin”. 7. Pasal 1 angka 3 Undang-undang RI No. 16 Tahun 2011 tentang
Bantuan Hukum, yang berbunyi ” Pemberi Bantuan Hukum adalah lembaga bantuan hukum atau organisasi kemasyarakatan
yang memberi layanan Bantuan Hukum berdasarkan Undang- Undang ini
8. Menurut Pasal 1 angka 2 UU RI No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, bahwa yang dimaksud dengan jasa hukum adalah
jasa yang diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili,
mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepenting-an hukum klien.
9. Menurut Pasal 1 angka 2 UU RI No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, bahwa yang dimaksud dengan Klien adalah ”orang,
badan hukum, atau lembaga lain yang menerima jasa hukum dari Advokat”.
10. Menurut Pasal 1 huruf c Kode Etik Advokat, bahwa yang dimaksud dengan klien adalah orangsubyek hukum yang
dengan memberikan kuasa diberikan bantuan hukum oleh AdvokatPenasehat Hukum atau oleh mereka yang
menjalankan fungsi sebagai AdvokatPenasehat Hukum
Selain advokat atau panaishat hukum tersebut di atas, maka menurut Pasal 2 Kode Etik Advokat, dalam pengertian “Advokat”
dan “Penasehat Hukum” dimaksud pasal 1 ad.a dan ad. b. diatas, dimaksud termasuk juga mereka yang disebut : “PENGACARA”
dan “PENGACARA PRAKTEK” sebagai “Penerima Kuasa dengan izin khusus insidentil” dari pengadilan setempat.
3 Hak-hak Penasihat Hukum 1. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
1 Menurut Pasal 69, bahwa “Penasihat hukum berhak menghubungi tersangka sejak saat ditangkap atau ditahan
pada semua tingkat pemeriksaan menurut tatacara yang
Andi Sofyan
117
ditentukan dalam undang-undang ini”.
1
2 Menurut Pasal 70 ayat 1, bahwa “Penasihat hukum sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 69
berhak menghubungi dan berbicara dengan tersangka pada setiap
tingkat pemeriksaan dan setiap waktu untuk kepentingan pembelaan perkaranya”.
3 Menurut Pasal 72, bahwa “Atas permintaan penasihat hukumnya pejabat yang bersangkutan memberikan
turunan berita acara pemeriksaan untuk kepentingan pembelaannya”.
4 Menurut Pasal 73, bahwa “Penasihat hukum berhak mengirim dan menerima surat dari tersangka setiap kali
dikehendaki olehnya”. 5 Menurut Pasal 115 ayat 1, bahwa “Dalam hal penyidik
sedang melakukan pemeriksaan terhadap tersangka, penasihat hukum dapat mengikuti jalannya pemeriksaan
dengan cara melihat serta-mendengar pemeriksaan”.
2. Menurut Undang-undang RI No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat