118
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan
pembelaan Klien dalam sidang pengadilan”.
4. Menurut Pasal 17, bahwa “Dalam menjalankan profesinya, Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen
lainnya, baik dari instansi Pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut yang
diperlukan untuk pembelaan kepentingan Kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
5. Menurut Pasal 19 ayat 2 , bahwa “Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan Klien, termasuk
perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap
penyadapan atas komunikasi elektronik Advokat”.
6. Menurut Pasal 21 ayat 1, bahwa ”Advokat berhak menerima Honorarium atas Jasa Hukum yang telah diberikan kepada
Kliennya”.
Selain hak-hak penasihat hukumadvokat tersebut di atas, maka beberapa kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-
undang RI No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, sebagai berikut: 1. Menurut Pasal 19 ayat 1, bahwa “Advokat wajib merahasiakan
segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari Kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh
Undang-undang.
2. Menurut Pasal 22 ayat 1, bahwa “Advokat wajib memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada pencari keadilan
yang tidak mampu”.
2. BANTUAN HUKUM 1 Pengertian Bantuan Hukum
Terhadap orang yang dapat memberikan ”bantuan hukum” kepada tersangka terdakwa disebut ”penasihat hukum”,
sedangkan pengertian penasihat hukum menurut Pasal 1 angka 13 KUHAP, yaitu seorang yang memenuhi syarat yang ditentukan
Andi Sofyan
119
oleh atau berdasar undang-undang untuk memberi bantuan hukum”. Demikian pula pengertian bantuan hukum menurut Pasal
1 angka 9 Undang-undang RI No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, bahwa “Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh
Advokat secara cuma-cuma kepada Klien yang tidak mampu”.
Jadi pengertian bantuan hukum menurut Pasal 1 angka 9 Undang-undang RI No. 18 Tahun 2003 di atas, bahwa bantuan
hukum oleh seorang advokat yang diberikan kepada seseorang klien secara Cuma-cuma dalam hal penujukan hakim karena
klien yang tidak mampu.
Demikian pula menurut Keputusan Mahkamah Agung RI No. 5KMA1972 tanggal 22 Juni 1972, di mana pemberi bantuan
hukum itu dikategorikan ke dalam 3 golongan, yaitu: 1. Pengacara advokatprocureur, yaitu mereka yang sebagai
mata pencaharian menyediakan diri sebagai pembela dalam perkara pidana atau kuasawakil dari pihak-pihak dalam
perkara perdata dan yang telah mendapat surat peng-angkatan dari Departemen Kehakiman.
2. Pengacara praktek, yaitu mereka yang sebagai mata pencaharian beroep menyediakan diri sebagai pembela atau kuasawakil
dari pihak-pihak yang berperkara, akan tetapi tidak termasuk dalam golongan tersebut di atas.
3. Mereka yang karena sebab-sebab tertentu secara insidentil membela atau mewakili pihak-pihak yang berperkara.
Demikian pula setelah lahirnya Undang-undang RI No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, maka Pasal 1, yang berbunyi:
1. Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh
Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-Cuma kepada Penerima Bantua Hukum.
2. Penerima Bantuan Hukum adalah orang atau kelompok orang
miskin. 3.
Pemberi Bantuan Hukum adalah lembaga bantuan hukum atau organisasi kemasyarakatan yang memberi layanan Bantuan
Hukum berdasarkan Undang-Undang ini.
120
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
2 Peraturan Perundang-undangan yang Mengatur tentang Bantuan Hukum
1. Undang-undang RI No. 14 Tahun 1970 dahulu di dalam Undang-undang RI No. 14 Tahun 1970, kemudian diubah
dengan Undang-undang RI No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan terakhir diubah dengan Undang-
undang RI No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
Sebelum diudangkan Undang-undang RI No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP yang mengatur tentang bantuan hukum, maka
telah diatur terlebih dahulu di dalam Undang-undang RI No. 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan kehakiman telah
mengatur tentang bantuan hukum sebagaimana tertuang di dalam Pasal 35 sampai dengan Pasal 38. Di dalam Undang-undang RI
No. 14 Tahun 1970 telah memungkinkan bahwa bantuan hukum itu dapat diperoleh sejak adanya penangkapan atau penahanan.
Dalam perkembanganya dengan ditetapkannya Undang-undang RI No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP, maka masalah bantuan
hukum jelas, bahwa “bantuan hukum dapat diberikan sejak pemeriksaan pendahuluan”.
Penasihat hukumadvokat di dalam memberikan bantuan hukum menurut Pasal 39 Undang-undang RI No. 4 Tahun 2004
tentang Kekuasaan Kehakiman, bahwa “Dalam memberi bantuan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, advokat wajib
membantu penyelesaian perkara dengan menjunjung tinggi hukum dan keadilan”.
Selanjutnya setelah diudangkannya Undang-undang RI No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman yang mengantikan
Undang-undang RI No. 14 Tahun 1970, secara tegas dicamtumkan pasal-pasal yang memberikan jaminan kepada tersangkaterdakwa
untuk mendapatkan bantuan hukum, yaitu sebagaimana menurut Pasal 37 Undang-undang RI No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman, bahwa “Setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum”, maka dalam memperoleh bantuan
hukum menurut Pasal 38 Undang-undang RI No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, bahwa “Dalam perkara pidana
seorang tersangka sejak saat dilakukan penangkapan danatau
Andi Sofyan
121
penahanan berhak menghubungi dan meminta bantuan advokat”. Terakhir diundangkannya Undang-undang RI No. 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan kehakiman yang mengantikan Undang- undang RI No. 4 Tahun 2004, diatur dalam BAB XI yaitu dalam:
Pasal 56 1 Setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh
bantuan hukum. 2 Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang
tidak mampu. Pasal 57
1 Pada setiap pengadilan negeri dibentuk pos bantuan hukum
kepada pencari keadilan yang tidak mampu dalam memperoleh bantuan hukum.
2 Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
3 diberikan secara cuma-cuma pada semua tingkat
4 peradilan sampai putusan terhadap perkara tersebut telah
5 memperoleh kekuatan hukum tetap.
6 Bantuan hukum dan pos bantuan hukum sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa bantuan hukum adalah suatu pemberian bantuan hukum dalam bentuk
hukum, kepada tersangkaterdakwa oleh seorang ahli hukum penasihat hukumadvokat, guna memperlancar penyelesaian
perkara. Jadi bantuan hukum dapat merupakan suatu asas yang penting, bahwa seseorang yang terlibat dalam suatu perkara pidana
berhak untuk memperoleh bantuan hukum, guna mendapatkan perlindungan sewajarnya kepadanya. Demikian pula pentingnya
bantuan hukum ini, adalah untuk menjamin perlakuan yang sesuai dengan harkat dan marbatnya sebagai manusia, mauoun demi
dilaksanakannya hukum sebagaimana mestinya.
2. Undang-undang RI No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP