PENGAWASAN DAN ACARA PEMERIKSAAN PERKARA

378 Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar Presiden tentang penolakan permohonan grasi diterima oleh terpidana.

16. PENGAWASAN DAN

PENGAMATAN PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN Setelah putusan pengadilan hakim telah berkekuatan hukum tetap, maka segera dilaksanakan eksekusi, maka dilakukan pengawasan dan pengamatan pelaksanaan putusan hakim itu sebagaimana menurut KUHAP. Masalah pengawasan dan pengamatan pelaksanaan putusan pengadilan yang diatur dalam KUHAP, merupakan bab tersendiri terpisah dari bab-bab tersebut di atas yaitu Bab XX, namun karena sangat erat berkaitan dengan pelaksanaan putusan hakim yang dilakukan oleh jaksa, maka pembahasannya dilakukan dengan pembahasan lainnya tersebut di atas. Pengawasan dan pengamatan pelaksanaan putusan pengadilan hakim adalah merupakan lembaga baru dalam hukum acara pidana di Indonesia, yang semula hanya dicamtumkan dalam Undang-undang Pokok Kekuasaan Kehakim-an. Berdasarkan ketentuan ini tentang pengawasan hakim terhadap pelaksana-an putusan, maka kesenjangan antara apa yang diputuskan hakim dan kenyataan pelaksanaan pidana di lembaga pemsyarakatan dan di luar pemasyarakatan jika terpidana dipekerjakan di situ dapat dijembatani. Hakim akan dapat mengkuti perkembangan keadaan terpidana, sehingga dapat aktif memberi pendapatnya dalam hal pelepasan bersyarat, sehingga tujuan pemidanaan dapat tercapai. Demikian pula hakim dapat mengikuti perkembangan terpidana sebagai narapida-na dan juga perlakukan para petugas lembaga pemsyarakatan yang bersangkut-an. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan pengawasan dan pengamatan yang dilakukan oleh hakim menurut KUHAP adalah sebagai berikut: 1 Menurut Pasal 277, yang berbunyi bahwa: 1. Pada setiap pengadilan harus ada hakim yang diberi tugas khusus untuk membantu ketua dalam melakukan pengawasan dan pengamatan terhadap putusan pengadilan Andi Sofyan 379 yang menjatuhkan pidana perampasan kemerdekaan. 2. Hakim sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 yang disebut hakim pengawas dan pengamat, ditunjuk oleh ketua pengadilan untuk paling lama dua tahun. 2 Menurut Pasal 278, yang berbunyi bahwa: “ Jaksa mengirimkan tembusan berita acara pelaksanaan putusan pengadilan yang ditandatangani olehnya, kepala lembaga pemasyarakatan dan terpidana kepada pengadilan yang memutus perkara pada tingkat pertama dan panitera mencatatnya dalam register pengawasan dan pengamatan”. 3 Menurut Pasal 279, yang berbunyi bahwa: “Register pengawasan dan pengamatan sebagaimana tersebut pada Pasal278 wajib dikerjakan, ditutup dan ditandatangani oleh panitera pada setiap hari kerja dan untuk diketahui ditandatangani juga oleh hakim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 277. 4 Menurut Pasal 280, yang berbunyi bahwa: 1. Hakim pengawas dan pengamat mengadakan pengawasan guna memper-oleh kepastian bahwa putusan pengadilan dilaksanakan sebagaimana mestinya. 2. Hakim pengawas dan pengamat mengadakan pengamatan untuk bahan penelitian demi ketetapan yang bermanfaat bagi pemidanaan, yang diper-oleh dari perilaku narapidana atau pembinaan lembaga pemasyarakatan serta pengaruh timbal balik terhadap nara pidana selama menjalani pidananya. 3. Pengamatan sebagaiamana dimaksud dalama ayat 2 tetap dilaksanakan setelah terpidana selesai menjalani pidananya. 4. Pengawas dan pengamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 277 berlaku pula bagi pemidanaan bersyarat”. 5 Menurut Pasal 281, bahwa “Atas permintaan hakim pengawas dan pengamat, kepala lembaga pemasyarakatan menyampaikan informasi secara berkala atau sewaktuwaktu tentang perilaku narapidana tertentu yang ada dalam pengamatan hakim tersebut”. 6 Menurut Pasal 282, yang berbunyi bahwa: ”Jika dipandang perlu demi pendayagunaan pengamatan, hakim pengawas 380 Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar dan pengamat dapat membicarakan dengan kepala lembaga pemasyarakatan tentang cara pembinaan narapidana tertentu”. 7 Menurut Pasal 283, yang berbunyi bahwa: “Hasil pengawasan dan pengamatan dilaporkan oleh hakim pengawas dan pengamat kepada ketua pengadilan secara berkala”.

17. BIAYA PERKARA