Andi Sofyan
37
No. 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum :
10
a. Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili perkara pidana dan perkara perdata di tingkat Bandung.
b. Pengadilan Tinggi juga bertugas dan berwenang mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan
mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya. 3 prorrogáis mengenai perkara perdata Pasal 3 ayat 1 dan 2
UUDart No. 1 Tahun 1951, Pasal 128 ayat 2 RO, Pasal 85 Rbg..
3. Mahkamah Agung
Dalam hal kekuasaan mengadili pada Mahkamah Agung, sebagaimana diatur dalam undang-undang, yaitu:
1 Undang-undang RI No. 4 Tahun 2004 jo. Undang-undang RI No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman:
1. Pasal 11, yang berbunyi bahwa:
a. Mahkamah Agung merupakan pengadilan negara tertinggi dari keempat lingkungan peradilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat 2. b. Mahkamah Agung mempunyai kewenangan:
a mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan di
semua lingkungan per-adilan yang berada di bawah Mahkamah Agung;
b menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang; dan
c kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang. c. Pernyataan tidak berlaku peraturan perundang-undangan
sebagai hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf b, dapat diambil baik dalam pemeriksaan
tingkat kasasi maupun berdasarkan permohonan langsung kepada Mahkamah Agung.
d. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan pengadilan dalam lingkungan peradilan yang
10
Lihat butir 2 Penjelasan Umum Undang-undang No. 2 Thahun 1986.
38
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
berada di bawahnya berdasarkan ketentuan undang- undang.
2. Pasal 12 yang berbunyi bahwa:
1 Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
inal untuk : a menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c memutus pembubaran partai politik; dan d memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
2 Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan
atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden danatau Wakil Presiden diduga telah melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya
atau perbuatan tercela, danatau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden danatau Wakil Presiden.
2 Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana KUHAP, Pasal 88 KUHAP, yang berbunyi bahwa
“Mahkamah Agung berwenang mengadili semua perkara pidana yang dimintakan kasasi”.
3 Menurut Undang-undang RI No. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung jo. Undang-undang RI N0. 5 Tahun 2004
tentang Perubahan Undang-undang RI No. 14 tahun 1985 jo. Undang-undang RI No. 3 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua Undang-undang RI No. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, yaitu
1 Pasal 28 ayat 1, yang berbunyi, bahwa Mahkamah Agung
“bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus:
Andi Sofyan
39
1 permohonan kasasi;
11
2 sengketa tentang kewenangan mengadili; 3 permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
1 Pasal 31 yang berbunyi, bahwa:
1 Mahkamah Agung mempunyai wewenang “menguji secara material hanya terhadap peraturan perundang-
undangan di bawah ini undang-undang. 2 Mahkamah Agung berwenang “menyatakan tidak sah
semua peraturan perundang-undangan dari tingkat yang lebih rendah daripada Undangundang atas
alasan bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi”
12
.
2 Pasal 32, yang berbunyi bahwa:
1 Mahkamah Agang melakukan pengawasan tertinggi terhadap
penyelenggaraan peradilan
di semua
lingkungan peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman.
2 Mahkamah Agung mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim di semua lingkungan peradilan
dalam menjalankan tugasnya. 3 Mahkamah
Agung berwenang
untuk meminta
keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan.
4 Mahkamah Agung berwenang memberi petunjuk, tegoran, atau peringatan yang dipandang perlu kepada
Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan. 5 Pengawasan dan kewenangan sebagaimana dimaksudkan
dalam ayat 1 sampai dengan ayat 4 tidak boleh
11
Pasal 29 UU No. 5 Tahun 2004: “Mahkamah Agung memutus permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari
semua Lingkungan Peradilan”.
12
Pasal 31 ayat 3 Putusan tentang pernyataan tidak sahnya peraturan perundangundang-an tersebut dapat diambil berhubungan dengan pemeriksaan
dalam tingkat kasasi. Pencabutan peraturan perundang-undangan yang dinyatakan tidak sah tersebut, dilakukan segera oleh instansi yang bersangkutan
40
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.
3 Pasal 35 yang berbunyi bahwa “
Mahkamah Agung memberikan pertim-bangan hukum kepada Presiden
permohonan grasi dan rehabilitasi”.
4 Pasal 36 UU RI No. 5 Tahun 2004
yang berbunyi bahwa
“ Mahkamah Agung dan Pemerintah melakukan pengawasan
atas Penasihat Hukum dan Notaris”.
5 Pasal 37 yang berbunyi bahwa ”
Mahkamah Agung dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang
hukum baik diminta maupun tidak kepada Lembaga Tinggi Negara yang lain.
6 Pasal 38 yang berbunyi bahwa “
Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberikan
petunjuk kepada Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan dalam rangka pelaksanaan ketentuan-ketentuan Pasal 25
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman”.
7 Pasal 39 yang berbunyi bahwa “
Di samping tugas dan kewenangan tersebut dalam Bab ini Mahkamah Agung
dapat diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang”.
8 Pasal 56 yang berbunyi
bahwa “Mahkamah Agung berwenang:
1 Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadili sebagaimana dimaksudkan Pasal 33 ayat 1.
2 Sengketa tentang kewenangan mengadili terjadi : a. jika 2 dua Pengadilan atau lebih menyatakan
berwenang meng-adili perkara yang sama; b. jika 2 dua Pengadilan atau lebih menyatakan tidak
berwenang mengadili perkara yang sama.
Andi Sofyan
41
4. KEDUDUKAN, TEMPAT KEDUDUKAN DAN SUSUNAN BADAN PERADILAN