Pengadilan Tinggi KEKUASAAN DAN SUSUNAN BADAN

36 Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar Kehakiman untuk menetapkan atau menunjuk pengadilan negeri lain daripada yang tersebut pada Pasal 84 untuk mengadili perkara yang dimaksud 8 . 3. Menurut Pasal 86 KUHAP, bahwa apabila ”Seorang melakukan tindak pidana di luar negeri yang dapat diadili menurut hukum Republik Indonesia, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang berwenang mengadilinya” 9 .

2. Pengadilan Tinggi

Dalam hal kekuasaan mengadili pada pengadilan tinggi, sebagaimana diatur dalam undang-undang, yaitu: 1 Menurut Pasal 87 KUHAP, bahwa pengadilan tinggi berwenang ”mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding”. 2 Menurut Pasal 51 Undang-undang RI No. 2 Tahun 1986 jo Undang-undang RI No. 8 Tahun 2004 jo Undang-undang RI 8 Penjelasan Pasal 85 KUHAP, bahwa ”Yang dimaksud dengan “keadaan daerah tidak mengizinkan” ialah antara lain tidak amannya daerah atau adanya bencana alam”. 9 Penjelasan Pasal 86 KUHAP, bahwa ” Kitab Undang-undang Hukum Pidana kita menganut asas personalitas aktif dan asas personalitas pasif , yang membuka kemungkinan tindak pidana yang dilakukan diluar negeri dapat diadili menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana Republik Indonesia. Dengan maksud agar jalannya-peradilan terhadap perkara pidana tersebut dapat mudah dan lancar, maka ditunjuk Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang berwenang mengadilinya”. Kata personalitas aktif terjemahan dari perkataan “active personaliteitsstelsel, yang dalam dokrin sering disebut dengan berbagai debutan seperti personaliteits atau nasionaliteitersebuteginsel yang artinya asas kebangsaan. Asas ini sering juga disebut active natioanaliteitersebuteginsel atau asas nacionalitas aktif atau sebagai subjektions prinzip, maka dimaksud personalitas aktif hádala undang-undang pidana yang erlaku di statu negara itu tetap dapat diberlakukan terhadap warga negaranya di mana pun mereka berada, bahkan juga seandainya mereka itu berada di luar negeri.Lihat Pasal 5 dan 7 KUHPidana; sedangkan Asas Personalitas passif atau sering disebut asas perlindungan atau beschermingsbeginsel atau dalam doktrin sering disebut sebagai Realprinzip atau schutz prinzip atau menurut Simons disebut Prinzip der beteiligten Rechtsordnung. Jadi asas personalitas passif, yaitu berlakunya undang-undang pidana statu negara tidak tergtantung pada tempat di mana seorang pelaku telah melakukan tindak pidana melainkan tergantung pada kepentingan hukum yang telah menjadi sasaran tindak pidana yang dilakukan oleh orang tersebut. Lihat Pasal 4 dan 8 KUHPidana Andi Sofyan 37 No. 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum : 10 a. Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili perkara pidana dan perkara perdata di tingkat Bandung. b. Pengadilan Tinggi juga bertugas dan berwenang mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya. 3 prorrogáis mengenai perkara perdata Pasal 3 ayat 1 dan 2 UUDart No. 1 Tahun 1951, Pasal 128 ayat 2 RO, Pasal 85 Rbg..

3. Mahkamah Agung