Tujuan Pembuktian Masalah Pembuktian dalam KUHAP

Andi Sofyan 243 3. Kata membuktikan dalam arti yuridis, yaitu pembuktian yang memberi kepastian kepada hakim tentang kebenaran suatu peristiwa yang terjadi. 3 Alat Bukti Menurut R. Atang Ranomiharjo 5 , bahwa alat-alat bukti yang sah adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan suatu tindak pidana, di mana alat-alat tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan pembuktian, guna menimbulkan keyakinan bagi hakim, atas kebenaran adanya suatu tindak pidana yang telah dilakukan oleh terdakwa.

1. Tujuan Pembuktian

Yang dimaksud dengan membuktikan berarti memberi kepastian kepada hakim tentang adanya suatu peristiwa atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Dengan demikian tujuan pembuktian adalah untuk dijadikan dasar dalam menjatuhkan putusan hakim kepada terdakwa tentang bersalah atau tidaknya sebagaimana yang telah didakwakan oleh penuntut umum. Namun tidak semua hal harus dibuktikan, sebab menurut Pasal 184 ayat 2 KUHAP, bahwa ”hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan”. Dengan demikian hakim di dalam memeriksa suatu perkara pidana dalam sidang pengadilan senantiasa berusaha membuktikan: 1. Apakah betul suatu peristiwa itu telah terjadi ? 2. Apakah betul peristiwa tersebut adalah merupakan suatu tindak pidana ? 3. apakah sebab-sebabnya peristiwa itu terjadi ? dan 4. Siapakah orangnya yang telah bersalah berbuat peristiwa itu ? Maka tujuan pembuktian di atas, adalah untuk mencari, menemukan dan menetapkan kebenaran-kebenaran yang 5 Darwan Prints, Op. cit. h. 107 244 Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar ada dalam perkara itu, dan bukanlah semata-mata mencari kesalahan seseorang.

2. Masalah Pembuktian dalam KUHAP

Terkait masalah pembuktian, terdapat beberapa istilah yang dapat ditemukan dalam KUHAP, antara lain sebagai berikut: 1. Alat-alat bukti, artinya alat-alat bukti macam apa yang dapat diperguna-kan untuk menetapkan kebenaran dalam penuntutan pidana keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. 2. Peraturan pembuktian, artinya peraturan-peraturan cara bagaimana hakim boleh mempergunakan alata-alat bukti itu cara penyumpahan saksi-saksi, cara pemeriksaan saksi dan terdakwa, pemberian alasan-alasan pengetahuan pada kesaksian dan lain-lain. 3. Kekuatan alat-alat bukti, artinya ketentuan banyaknya alat- alat bukti yang harus ada untuk dapat menjatuhkan pidana misalnya keterangan terdakwa itu hanya merupakan alat bukti yang syah apabila memenuhi syarat-syarat yang ditentuakn dalam pasal 189 KUHP

3. Sistem Atau Teori Pembuktian