32
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
2 Peradilan agama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan
menyelesaikan perkara
antara orang-orang
yang beragama Islam sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan. 3 Peradilan militer sebagaimana dimaksud pada ayat 1
berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana militer sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4 Peradilan tata usaha negara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan
menyelesaikan sengketa tata usaha negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kekuasaan Mengadili
Pokok bahasan di sini adalah kekuasaan atau wewenang mengadili pada peradilan umum, sebab di samping peradilan
umum, masih dikenal adanya peradilan lain, seperti peradilan militer mahmil, peradilan agama, peradilan tata usaha negara.
Tugas utama pegadilan umum dalam perkara pidana ialah mengadili semua perkara pidana sebagaimana yang tercamtum
di dalam peraturan perundang-undangan pidana Indonesia yang diajukan dituntut kepadanya untuk diadili.
Pedoman dalam menentukan kewenangan mengadili berdasar pada pasal-pasal yang diatur dalam Bab X, bagi pengadilan negeri
diatur pada bagian Kedua, untuk pengadilan tinggi pada Bagian Ketiga dan untuk mahkamah agung pada Bagian Keempat. yaitu
terdiri dari Pasal 84, 85 dan Pasal 86 KUHAP. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pengadilan Negeri
Dalam hal kekuasaan mengadili pada pengadilan negeri terdapat dua macam kekuasaankompetensikewenangan, yaitu:
1 Kekuasaan kompetensi mutlak absolute kompetentie
Kekuasaan kompetensi mutlak atau absolut ialah
Andi Sofyan
33
kekuasaan yang berdasarkan peraturan hukum mengenai pembagian kekuasaan mengadili attributie van rechtsmacht
kepada satu macam pengadilan pengadilan negeri, bukan kepada pengadilan lain.
Jadi kekuasaan pengadilan secara mutlak atau absolut, yaitu bahwa untuk mengadili dan memeriksa perkara hanya
satu pengadilan negeri saja yang berwenang mengadilinya, dan tanpa adanya kewenangan pengadilan lain, atau kekuasaan
mengenai perkara apa yang ia berwenang mengadilinya.
Adapun kompetensi absolut pengadilan negeri, yaitu:
1. Menurut Pasal 50 Undang-undang RI No. 2 Tahun 1986 jo Undang-undang RI No. 8 Tahun 2004 jo Undang-undang
RI No. 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum, yang berbunyi bahwa ”Kompetensi pengadilan negeri “bertugas
dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesai-kan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama”.
2. Menurut Pasal 77 KUHAP, yang berbunyi bahwa
”Kompetensi peng-adilan negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam undang-undang ini tentang
2
: a. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian
penyidik-an atau penghentian penuntutan
3
; b. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang
perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.
3. Menurut Penjelasan Pasal 27 ayat 1 UU RI No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, bahwa
Yang dimaksud dengan “pengadilan khusus” antara lain adalah
pengadilan anak, pengadilan niaga, pengadilan hak asasi manusia, pengadilan tindak pidana korupsi, pengadilan
hubungan industrial dan pengadilan perikanan yang berada
2
Pasal 78 ayat 1 KUHAP , bahwa Yang melaksanakan wewenang pengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 adalah praperadilan”.
3
Penjelasan: Yang dimaksud dengan “penghentian penuntutan” tidak termasuk penyampingan perkara untuk kepentingan umum yang menjadi
wewenang Jaksa Agung.
34
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
di lingkungan peradilan umum, . …”
4. Kompetensi absolut lainnya dari pengadilan negeri selain di atas, yaitu:
i. Acara pemeriksaan pelanggaran lalu lintas jalan
Pasal 211 KUHAP. ii.
Acara pemeriksaan cepat Pasal 205 KUHAP. iii.
Acara pemeriksaan singkat Pasal 203 KUHAP. iv.
Pemeriksaan biasa Pasal 183 KUHAP. 2
Kekuasaan kompetensi relatif relatieve kompetensi
Kekuasaan kompetensi relatif adalah kekuasaan yang berdasarkan peraturan hukum mengenai pembagian
kekuasaan mengadili attributie van rechtsmacht diantara satu macam pengadilan pengadilan pengadilan negeri. atau
Kekuasaan mengadili perkara-perkara berhubung dengan daerah hukumnya.
Jadi kekuasaan pengadilan secara relatif, yaitu bahwa untuk mengadili dan memeriksa perkara dapat juga dilakukan
oleh pengadilan negeri lain yang berwenang mengadilinya, adanya kewenangan pengadilan lain, sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bagian kedua, bab X yang terdiri dari Pasal 84, 85 dan Pasal 86 KUHAP.
Adapun kompetensi relatif pengadilan negeri, yaitu:
1. Menurut Pasal 84 KUHAP, bahwa: