Pengadilan Negeri Menurut Pasal 77 KUHAP, yang berbunyi bahwa

32 Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar 2 Peradilan agama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan perkara antara orang-orang yang beragama Islam sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 3 Peradilan militer sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana militer sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4 Peradilan tata usaha negara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Kekuasaan Mengadili

Pokok bahasan di sini adalah kekuasaan atau wewenang mengadili pada peradilan umum, sebab di samping peradilan umum, masih dikenal adanya peradilan lain, seperti peradilan militer mahmil, peradilan agama, peradilan tata usaha negara. Tugas utama pegadilan umum dalam perkara pidana ialah mengadili semua perkara pidana sebagaimana yang tercamtum di dalam peraturan perundang-undangan pidana Indonesia yang diajukan dituntut kepadanya untuk diadili. Pedoman dalam menentukan kewenangan mengadili berdasar pada pasal-pasal yang diatur dalam Bab X, bagi pengadilan negeri diatur pada bagian Kedua, untuk pengadilan tinggi pada Bagian Ketiga dan untuk mahkamah agung pada Bagian Keempat. yaitu terdiri dari Pasal 84, 85 dan Pasal 86 KUHAP. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pengadilan Negeri

Dalam hal kekuasaan mengadili pada pengadilan negeri terdapat dua macam kekuasaankompetensikewenangan, yaitu: 1 Kekuasaan kompetensi mutlak absolute kompetentie Kekuasaan kompetensi mutlak atau absolut ialah Andi Sofyan 33 kekuasaan yang berdasarkan peraturan hukum mengenai pembagian kekuasaan mengadili attributie van rechtsmacht kepada satu macam pengadilan pengadilan negeri, bukan kepada pengadilan lain. Jadi kekuasaan pengadilan secara mutlak atau absolut, yaitu bahwa untuk mengadili dan memeriksa perkara hanya satu pengadilan negeri saja yang berwenang mengadilinya, dan tanpa adanya kewenangan pengadilan lain, atau kekuasaan mengenai perkara apa yang ia berwenang mengadilinya. Adapun kompetensi absolut pengadilan negeri, yaitu: 1. Menurut Pasal 50 Undang-undang RI No. 2 Tahun 1986 jo Undang-undang RI No. 8 Tahun 2004 jo Undang-undang RI No. 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum, yang berbunyi bahwa ”Kompetensi pengadilan negeri “bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesai-kan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama”.

2. Menurut Pasal 77 KUHAP, yang berbunyi bahwa

”Kompetensi peng-adilan negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini tentang 2 : a. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidik-an atau penghentian penuntutan 3 ; b. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. 3. Menurut Penjelasan Pasal 27 ayat 1 UU RI No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, bahwa Yang dimaksud dengan “pengadilan khusus” antara lain adalah pengadilan anak, pengadilan niaga, pengadilan hak asasi manusia, pengadilan tindak pidana korupsi, pengadilan hubungan industrial dan pengadilan perikanan yang berada 2 Pasal 78 ayat 1 KUHAP , bahwa Yang melaksanakan wewenang pengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 adalah praperadilan”. 3 Penjelasan: Yang dimaksud dengan “penghentian penuntutan” tidak termasuk penyampingan perkara untuk kepentingan umum yang menjadi wewenang Jaksa Agung. 34 Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar di lingkungan peradilan umum, . …” 4. Kompetensi absolut lainnya dari pengadilan negeri selain di atas, yaitu: i. Acara pemeriksaan pelanggaran lalu lintas jalan Pasal 211 KUHAP. ii. Acara pemeriksaan cepat Pasal 205 KUHAP. iii. Acara pemeriksaan singkat Pasal 203 KUHAP. iv. Pemeriksaan biasa Pasal 183 KUHAP. 2 Kekuasaan kompetensi relatif relatieve kompetensi Kekuasaan kompetensi relatif adalah kekuasaan yang berdasarkan peraturan hukum mengenai pembagian kekuasaan mengadili attributie van rechtsmacht diantara satu macam pengadilan pengadilan pengadilan negeri. atau Kekuasaan mengadili perkara-perkara berhubung dengan daerah hukumnya. Jadi kekuasaan pengadilan secara relatif, yaitu bahwa untuk mengadili dan memeriksa perkara dapat juga dilakukan oleh pengadilan negeri lain yang berwenang mengadilinya, adanya kewenangan pengadilan lain, sebagaimana diatur dalam ketentuan Bagian kedua, bab X yang terdiri dari Pasal 84, 85 dan Pasal 86 KUHAP. Adapun kompetensi relatif pengadilan negeri, yaitu:

1. Menurut Pasal 84 KUHAP, bahwa: