Andi Sofyan
91
- Bantuan Penyidikan adalah bantuan yang diberikan oleh
penyidik Polri kepada penyidik pegawai negeri sipil dalam tangka pelaksanaan penyidikan, dapat berupa bantuan taktis
bantuan personil dan peralatan, bantuan teknis bantuan ahli dalam rangka pembuktian, bantuan upaya paksa bantuan
penindakan.
3. WEWENANG 1 Penyelidik
Dalam rangka
penyelidikan, penyelidik
mempunyai wewenang sebagai-mana ditentukan dalam Pasal 5 KUHAP, yaitu:
a. karena kewajibannya mempunyai wewenang : 1. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang
adanya tindak pidana; 2. mencari keterangan dan barang bukti;
3. menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri;
4. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung-jawab
5
. b. atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa
6
: 1. penangkapan, larangan meninggalkan tempat, pengge-
ledahan dan penahanan;
5
Penjelassan Angka Pasal 5 ayat 1 huruf a, angka 4, bahwa yang dimaksud dengan “tindakan lain” adalah tindakan dari penyelidik untuk kepentingan
penyelidikan dengan syarat : a tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
b selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan dilakukannya tindakan jabatan;
c tindakan itu harus patut dan masuk akal dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;
d atas pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan memaksa; e menghormati hak asasi manusia.
6
Dalam melaksanakan tugas penyelidikan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 104 KUHAP
, maka ”penyelidik dikoordinasi, diawasi dan diberi petunjuk oleh penyidik. yang dari pejabat polisi negara R.I.
Pasal 105 KUHAP.
Sehubungan dengan itu, maka terhadap setiap tindakan penyidik untuk penyelidikan atau penangkapan tersangka tertangkap tangan, maka penyelidik
wajib membuat berita acara dan melaporkannya kepada penyidik sedaerah hukum
Pasal 102 ayat 3 KUHAP.
92
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
2. pemeriksaan dan penyitaan surat; 3. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
4. membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.
2 Penyidik
Berdasarkan Pasal 7 ayat 1 KUHAP, bahwa penyidik karena kewajib-an mempunyai wewenang, yaitu:
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian; c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka; d. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan
penyitaan; e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. mengambil sidik jari dan memotret seorang; g. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi; h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara; i. mengadakan penghentian penyidikan;
j. mengadakan tindakan hlain menurut hukum yang bertanggung- jawab.
Dalam membahas wewenang wewenang penyelidik dan penyidik di atas, maka perlu dibahas pula tentang wewenang
”Kepolisian” sebagai penyelidik dan penyidik menurut ketentuan Undang-undang RI No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian, sebagai
berikut:
1. Menurut Pasal 16 ayat 1, bahwa Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 dan 14 di bidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang untuk :
a. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;
b. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat
Andi Sofyan
93
kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan; c. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik
dalam rangka penyidikan; d. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan
serta memeriksa tanda pengenal diri; e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
h. mengadakan penghentian penyidikan; i. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
j. mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi
dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak
pidana;
k. memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta menerima hasil penyidikan
penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum; dan
l. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
2. Menurut Pasal 16 ayat 2, bahwa “Tindakan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf l adalah tindakan penyelidikan
dan penyidikan yang dilaksanakan jika memenuhi syarat sebagai berikut:
a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum; c. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan
tindakan tersebut dilakukan; d. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan
jabatannya; e. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang
memaksa; dan
94
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
f. menghormati hak asasi manusia”.
3 Penyidik Pembantu
Menurut Pasal 11 KUHAP, bahwa ” penyidik pembantu mempunyai wewenang, sebagai berikut:
a. menerima-laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian; c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka; d. melakukan penangkapan, penggeledahan dan penyitaan;
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; f. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
g. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
i. mengadakan penghentian penyidikan; j. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab. Dalam hal ini wewenang penyidik pembantu sama dengan
wewenang penyidik Pasal 7 ayat 1 KUHAP, kecuali mengenai penahanan yang wajib diberikan dengan pelimpahan wewenang
dari penyidik Pasal 11 KUHAP.
Demikian pula dalam hal penyidik pembantu Penyidik telah melaksanakan wewenangnya , maka penyidik pembantu segera
membuat berita acara dan, menyerahkan berkas perkara kepada penyidik, kecuali perkara dengan acara pemeriksaan singkat yang
dapat langsung diserahkan kepada penuntut umum. Pasal 12 KUHAP
4 Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS
Menurut Pasal 7 ayat 2 KUHAP, bahwa wewenang penyidik pegawai negeri sipil karena kewajibannya, adalah:
Andi Sofyan
95
a. menerima-laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
a. melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian; b. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka; c. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan
penyitaan; d. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
e. mengambil sidik jari dan memotret seorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan;
i. mengadakan tindakan
hlain menurut
hukum yang
bertanggungjawab. Demikian pula dalam hal wewenang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat 2 KUHAP, kecuali mengenai penahanan yang wajib diberikan dengan pelimpahan wewenang dari penyidik.
96
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
Andi Sofyan
97
BAB VII PENUNTUT UMUM DAN