Hakim di tingkat pemeriksaan di pengadilan.

Andi Sofyan 155 pemeriksaannya. Dalam menentukan besarnya uang jaminan itu ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, sesuai dengan tingkat pemeriksaan lihat Pasal 35 ayat 1 KUHAP. Pejabat yang berwenang, yang dimaksud oleh pasal tersebut, adalah: 1. Penyidik di tingkat penyidikan; 2. Penuntut Umum di tingkat penuntutan; dan

3. Hakim di tingkat pemeriksaan di pengadilan.

Kemudian uang jaminan itu disimpan di kepaniteraan Pengadilan Negeri, dan apabila tersangkaterdakwa melarikan diri dan setelah lewat 3 bulan tidak ditemukan, maka uang jaminan itu menjadi milik Negara dan disetor ke Kas Negara. Namun apabila setelah lewat waktu 3 bulan tersangka terdakwa tertangkap, maka uang jaminan itu tidak dapat diminta kembali olehnya, sedangkan kepada tersangka terdakwa yang tidak melarikan diri, maka apabila perkaranya sudah selesai dan putusannya telah berkekuatan hukum tetap, maka uang jaminan itu dikembalikan kepadanya. Lebih lanjut tentang prosedur dan tata cara penangguhan penahanan dengan jaminan uang sebagaimana yang dirumuskan dalam angka 8 huruf a Lampiran Keputusan Menteri kehakiman RI No. 14.PW.07.031983. 2 Jaminan Orang Demikian pula apabila jaminan berupa orang, maka identitas orang yang menjadi jaminan tersebut secara jelas dicamtumkan dalam perjanjian, dengan ketentuan sebagaimana diatur Pasal 36 KUHAP, bahwa apabila terjadi sesuatu atas tersangka atau terdakwa, yaitu: 1 Dalam hal jaminan itu adalah orang dan tersangka atau terdakwa melarikan diri maka setelah lewat waktu 3 tiga bulan tidak ditemukan, penjamin diwajibkan membayar uang yang jumlahnya telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkat pemeriksaan. 2 Uang yang dimaksud dalam ayat 1 harus disetor ke Kas 156 Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar Negera melalui panitera pengadilan negeri. 3 Apabila penjamin tidak dapat membayar sejumlah uang yang dimaksud ayat 1 jurusita menyita barang miliknya untuk dijual lelang dan hasilya disetor ke Kas Negara melalui panitera pengadilan negeri. Masalah penangguhan penahanan bentuknya mirip dengan perjanjian perdata, sebab penangguhan harus dibuatkan suatu perjanjian bersyarat dibarengi dengan prestasi dan tegen prestasi. sejalan dengan itu telah dirumuskan dalam angka 8 huruf a Lampiran Keputusan Menteri Kehakiman No. 14.PW.07.031983, yang berbunyi “dalam hal ada permintaan untuk menangguhkan penahanan yang dikabulkan, maka diadakan perjanjian antara pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkat pemeriksaan dengan tersangka atau penasihat hukumnya beserta sayarat-syaratnya. Dalam hal penangguhan penahanan dengan jaminan orang, maka yang menjadi penjamin dalam hal ini sebaiknya adalah keluarga terdekat dari tersangkaterdakwa sendiri, seperti orang tua, anak, istgri, suami dan lain-lain.Hal ini guna menghindarkan diri dari ancaman Pasal 221 KUHPidana, apabila kemudian ternyata tersangka terdakwa melarikan diri Pasal 221 ayat 2 KUHPidana. Demikian juga kepada penasihat hukum dari tersangka terdakwa hendaknya tidak menjadi penjamin, karena ia tidak kebal terhadap ketentuan Pasal 221 KUHPidana. Apabila tersangkaterdakwa melarikan diri dan lewat 3 bulan tidak dapat ditangkap kembali, maka penjamin wajib membayar sejumlah uang yang jumlahnya telah ditentukan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkat pemeriksaan Pasal 36 PP No. 27 tahun 1983 tentang pelaksanaan KUHAP. Apabila si penjamin tidak dapat membayar sejumlah uang yang ditetapkan itu, maka Juru Sita akan menyita barang miliknya untuk dijual lelang dan hasilnya akan diseter ke Kas Negara melalui Panitera Pengadilan Negeri. Masalah jaminan penangguhan penahanan berupa uang Andi Sofyan 157 lebih lanjut diatur dalam angka 8 huruf c, f dan j Lampiran Keputusan Menteri kehakiman No.M.14. PW.07.03 1983 tentang tata cara pelaksanaan jaminan dengan uang. Bahwa disamping perjanjian yang dibuat tersebut diatas, maka baik jaminan uang atau jaminan orang biasanya harus mencamtumkan syarat, bahwa: 1. Tersangka atau terdakwa tidak akan melarikan diri; 2. Tersangka atau terdakwa tidak akan menghilangkan barang bukti; 3. Tersangka atau terdakwa tidak akan mengulangi perbuatannya; 4. Tersangka atau terdakwa bersedia memenuhi panggilan untuk kepentingan pemeriksaan dalam semau tingkat pemeriksaan atau tidak mempersulit jalan pemeriksaan atau persidangan.

2. Tata cara Pengeluaran Tahanan karena penangguhan Penahanan