ACARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH

Andi Sofyan 367 menurut Pasal 182 ayat 1 huruf c KUHAP, yang berbunyi bahwa: ”jawaban atas pembelaan dilakukan secara tertulis”. Jadi istlah nader requisitoir atau replik baik di dalam HIR maupun KUHAP tidak ditentukan, hanya menemukan istilah ”dapat dijawab” oleh penuntut umum. Namun demikian istilah nader requisitoir dapat digunakan, sebagai tanggapan balik atau jawaban atas pembelaan pleidooi terdakwapenasihat hukum dan hal-hal lainnya yang belum termuat dalam requisitoir atau surat tuntutan hukum.

12. NADER PLEIDOOI TAMBAHAN PEMBELAAN

Setelah pembacaan nader requisitoir oleh penuntut umum, maka proses selanjuntnya sidang ketujuh diberikan kesempatan kepada terdakwa atau penasihat hukum untuk menanggapi atas nader rquisitori penuntut umum, yaitu dengan nader pleidooi. Istilah nader pleidooi dalam praktek sering disebut “duplik” dengan mengikuti istilah dalam hukum acara perdata, namun istilah ini kurang tepat dipergunakan dalam hukum acara pidana, maka yang lebih tepat digunakan adalah “nader pleidooi” tambahan pembelaan atau pelengkap pembelaan. Jadi nader pleidooi adalah tanggapan balik atau jawaban terdakwa atau penasihat hukum atas nader requisitoir penuntut umum, sehingga isi daripada nader pleidooi tentang hal-hal yang belum tercakup dalam pleidooi. Dasar hukum dari nader pleidooi sama dengan dasar hukum dari nader requisitoir, yaitu sebagaimana diatur dalam Pasal 182 ayat 1 huruf b KUHAP, yang berbunyi bahwa: “ Selanjutnya terdakwa dan atau penasihat hukum mengajukan pembelaannya yang dapat dijawab oleh penuntut umum, dengan ketentuan terdakwa atau penasihat hukum selalu mendapat giliran terakhir” dan menurut Pasal 182 ayat 1 huruf c KUHAP, yang berbunyi bahwa: ”jawaban atas pembelaan dilakukan secara tertulis”. Hal-hal yang dikemukakan dalam nader requisitoir adalah tanggapan balik atau jawaban atas pembelaan pleidooi terdakwa penasihat hukum dan hal-hal lainnya yang belum termuat dalam requisitoir atau surat tuntutan hukum.

13. ACARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH

368 Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar MAJELIS HAKIM Setelah proses tersebut di atas sidang pertama sampai sidang ketujuh oleh hakim berpendapat, bahwa pemeriksaan sidang sudah selesai, maka menurut Pasal 182 ayat 2 KUHAP, yang berbunyi bahwa: ” Jika acara tersebut pada ayat 1 telah selesai, hakim ketua sidang menyatakan bahwa pemeriksaan dinyatakan ditutup, dengan ketentuan dapat membukanya sekali lagi, baik atas kewenangan hakim ketua sidang karena jabatannya, maupun atas permintaan penuntut umum atau terdakwa atau penasihat hukum dengan memberikan alasannya”. Sesudah pemeriksaan dinyatakan tertutup dan tidak dibuka lagi sebagaimana menurut Pasal 182 ayat 2 KUHAP, yang berbunyi bahwa: maka majelis hakim segera mengadakan musyawarah untuk mengambil keputusan, dan apabila perlu sebagaiaman menurut Pasal 182 ayat 3 KUHAP, yang berbunyi bahwa: ” Sesudah itu hakim mengadakan musyawarah terakhir untuk mengambil keputusan dan apabila perlu musyawarah itu diadakan setelah terdakwa, saksi, penasihat hukum, penuntut umum dan hadirin meninggalkan ruangan sidang”. Selanjutnya hakim majleis menagdakan musyawarah dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan tentang keputusan yang akan diambil atau dijatuhkan terhadap terdakwa dalam perkara pidana. Dalam musyawarah majelis hakim tersebut didasarkan atas surat dakwaan penuntut umum, pleidooi, nader requisitor, serta fakta- fakta yang terungkap dalam persidangan atau segala sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan sidang Pasal 182 ayat 4 KUHAP Dalam musyawarah majelis hakim tersebut, sebagaimana menurut Pasal 182 ayat 5 KUHAP, yang berbunyi bahwa: ” Dalam musyawarah tersebut, hakim ketua majelis mengajukan pertanyaan dimulai dari hakim yang termuda sampai hakim yang tertua, sedangkan yang terakhir mengemukakan pendapatnya adalah hakim ketua majelis dan semua pendapat harus disertai pertimbangan beserta alasannya. Jadi pada asasnya putusan dalam musyawarah mejelis menurut Pasal 182 ayat 6 KUHAP, yang berbunyi bahwa: ” Merupakan hasil permufakatan bulat kecuali jika hal itu setelah diusahakan dengan sungguh-sungguh tidak dapat dicapai, maka Andi Sofyan 369 berlaku ketentuan sebagai berikut : 1. Putusan diambil dengan suara terbanyak; 2. Jika ketentuan tersebut huruf a tidak juga dapat diperoleh putusan yang dipilih adalah pendapat hakim yang paling menguntungkan bagi terdakwa. Menurut Pasal 182 ayat 7 KUHAP, yang berbunyi bahwa: Pelaksanaan pengambilan putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6 dicatat dalam buku himpunan putusan yang disediakan khusus untuk keperluan itu dan isi buku tersebut sifatnya rahasia. Selanjutnya menurut Pasal 182 ayat 8 KUHAP, yang berbunyi bahwa: ”Putusan pengadilan negeri dapat dijatuhkan dan diumumkan pada hari itu juga atau pada hari lain yang sebelumnya harus diberitahukan kepada penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum”.

14. KEPUTUSAN PENGADILAN HAKIM