YANG BERWENANG MEMERIKSA PRAPERADILAN WEWENANG PRAPERADILAN

Andi Sofyan 199 sebagai wewenang dan fungsi pengadilan negeri yang telah ada selama ini, yaitu mengadili dan memutus perkara pidana dan perdata sebagai tugas pokok, dan sebagai tugas tambahan untuk menilai sah tidaknya suatu penangkapan, penahanan, dan juga sah tidaknya suatu penyitaan, sah tidaknya penghentian penyidikan atau penuntutan yang dilakukan oleh penyidik atau penuntut umum.

4. TUJUAN PRAPERADILAN

Praperadilan merupakan hal baru dalam kehidupan penegakan hukum di Indonesia, yang hendak ditegakkan dan dilindungi, yakni tegaknya hukum dan perlindungan hak asasi tersangka dalam tingkat pemeriksaan penyidikan dan penuntutan. Jadi pada prinsipnya tujuan utama pelembagaan praperadilan dalam KUHAP, adalah untuk melakukan ”pengawasan secara horizontal” atas segala tindakan upaya paksa yang dilakukan oleh penyidik atau penuntut umum kepada tersangka selama dalam pemeriksaan penyidikan atau penuntutan, agar benar-benar tindakan itu tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum dan undang-undang yang berlaku.

5. YANG BERWENANG MEMERIKSA PRAPERADILAN

Menurut Pasal 77 KUHAP, bahwa pengadilan yang berwenang memeriksa praperadilan, adalah ”Pengadilan negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini tentang a. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan; b. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. Lanjut menurut Pasal 78 KUHAP, bahwa: 1 Yang melaksanakan wewenang pengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 adalah praperadilan. 2 Pra Peradilan dipimpin oleh hakim tunggal yang ditunjuk oleh 200 Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar ketua pengadilan negeri dan dibantu oleh seorang panitera.

6. WEWENANG PRAPERADILAN

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa wewenang prapradilan menurut pada Pasal 77 KUHAP, adalah ”untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini tentang sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan dan tuntutan ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan”. Untuk lebih jelasnya akan lebih diperinci wewenang praperadilan yang telah diberikan oleh undang-undang, sebagai berikut: 1. Memeriksa dan memutus tentang sah tidaknya upaya paksa Wewenang ini untuk memeriksa dan memutus sah atau tidaknya ”penangkapan, dan penahanan”, jadi seorang tersangka yang dikenakan penangkapan, penahanan, pengeledahan atau penyitaan, dapat meinta kepada praperadilan untuk memeriksa atau tidaknya tindakan yang dilakukan penyidik kepadanya. Tersangka dapat mengajukan pemeriksaan kepada praperadilan, bahwa tindakan penangkapan atau penahanan yang dikenakan oleh penjabat penyidik bertentangan dengan Pasal 19 ayat 1 atau Pasal 22 dan Pasal 24 KUHAP. 2. Memeriksa sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penunututan Adapun wewenang praperadilan untuk memeriksa dan memutus sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penunututan, dan hasil pemeriksaannya akan menentukan diteruskan atau tidaknya perkaranya ke sidang pengadilan. Jadi dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan yaitu berdasarkan beberapa alasan, yaitu: 1 Ne bis in idem yaitu apa yang dipersangkakan kepada tersangka merupakan tindak pidana yang telah pernah dituntut dan diadili, dan putusan sudah memperoleh Andi Sofyan 201 kekuatan hukum tetap; 2 Kadaluwarsa untuk menuntut sebagaimana diatur dalam KUHPidana. 3. Memeriksa Tuntutan Ganti Rugi lihat materi pembahasan tentang tuntutan ganti rugi. 4. Memeriksa Permintaan Rehabilitasi lihat materi pembahasan tentang rehabilitasi. 5. Memeriksa tindakan penyitaan yaitu hanya berkenaan dengan penyitaan yang dilakukan terhadap barang pihak ketiga dan barang ini tidak termasuk sebagai alat atau barang bukti, maka yang berhak mengajukan ketidak absahan penyitaan kepada praperadilan adalah pemilik barang tersebut.

7. YANG BERHAK MENGAJUKAN PERMOHONAN PRAPERADILAN