78
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
Berdasarkan Pasal 1 butir 19 KUHAP di atas, maka unsur- unsur tertangkap tangan, yaitu:
1. Tertangkapnya seseorang, artinya ada orang yang tertangkap; 2. Pada waktu sedang melakukan tindak pidan, artinya orang itu
tertangkap itu sewaktu sedang melakukan tindak pidana. Atau 3. Segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan,
artinya si pelaku tertangkap beberapa saat kemudian setelah melakukan tindak pidana itu, segera berarti bahwa jakrak
antara terjadi tindak pidana dan tertangkapnya si pelaku tidak terlalu lama, sehingga tidak ada keragu-ragua, bahwa tesangka
adalah pelakunya, atau
4. Sesaat kemudian diserukannyaditeriakkan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukan tindak pidana, artinya
si pelaku ketika sedang melakukan perbuatan tindak pidana terlihat oleh khlayak ramai, lalu diserukan sebagai pelakunya
dan ketika ia melarikan diri ditangkap oleh orang ramai tersebut. Atau
5. Sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah digunakan untuk melakukan tindak pidana danatau
barang bukti hasil kejahatannya.
Sedangkan menurut J.C.T. Simorangkir
2
bahwa tertangkap tangan sama dengan “heterdaad”, yaitu “Kedapatan tengah berbuat,
tertangkap basah; pada waktu kejahatan tengah dilakukan atau tidak lama sesudah itu diketahui orang”.
2 Proses pemeriksaan
Dalam proses pemeriksaan terhadap seseorang yang tertangkap tangan sebagaimana diatur dalam KUHAP, sebagai
berikut:
1. Menurut Pasal 102 ayat 2 dan 3 KUHAP, bahwa:
o Dalam hal tertangkap tangan tanpa menunggu perintah penyidik, penyelidik wajib segera melakukan tindakan
2
J.C.T. Simorangkir, dkk., Kamus Hukum, Pen. Aksara Baru, Jakarta, 1983, h. 76.
Andi Sofyan
79
yang diperlukan dalam rangka penyelidikan sebagaimana tersebut pada Pasal 5 ayat 1 huruf b.
o Terhadap tindakan yang dilakukan tersebut pada ayat 2 penyelidik wajib membuat berita acara dan melaporkannya
kepada penyidik sedaerah hukum.
2. Menurut Pasal 111 KUHAP, bahwa:
1 Dalam hal tertangkap tangan setiap orang berhak, sedangkan setiap orang yang mempunyai wewenang dalam
tugas ketertiban, ketenteraman dan keamanan umum wajib, menangkap tersangka guna diserahkan berserta atau tanpa
barang bukti kepada penyelidik atau penyidik.
2 Setelah menerima penyerahan tersangka sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 penyelidik atau penyidik wajib
segera melakukan pemeriksaan dan tindakan lain dalam rangka penyidikan.
2. LAPORAN 1 Pengertian
Adapun pengertian laporan menurut Pasal 1 butir 24 KUHAP, adalah ”Pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak
atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya
peristiwa pidana”.
Jadi laporan adalah sesuatu peristiwa yang telah dilaporkan kepada pejabat yang berwenang tentang suatu tindak pidana,
untuk dapat segera ditindak lanjuti oleh pejabat yang bersangkutan proses penyelidikanpenyidikan.
2 Pihak Pelapor
Dalam hal terjadi suatu tindak pidana, maka KUHAP telah menentukan pihak-pihak yang berhak melapor, sebagaimana
menurut Pasal 108 KUHAP, sebagai berikut:
1 Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana
berhak mengajukan laporan kepada penyelidik danatau
80
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
penyidik baik lisan maupun tertulis. 2 setiap orang yang mengetahui permufakatan jahat untuk
melakukan tindak pidana, terhadap ketentraman umum dan keaman umum atau terhadap hak milik wajib seketika itu juga
melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau penyidik.
3 Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya peristiwa pidana yang
merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan hal itu kepeda penyelidik atau penyidik.
3 Tempatalamat Laporan
Dalam hal terjadi suatu tindak pidana, maka setiap orang berhak melapor sebagaimana menurut Pasal 108 KUHAP, maka
untuk melaporkan adanya tindak pidana dimaksud menurut Pasal 108 ayat 1, 2 dan 3 KUHAP yaitu “laporan baik lisan maupun
tertulis harus dilaporkan atau disampaikan kepada Polisi selaku Penyelidikpenyidik tunggal untuk tindak pidana umum”.
4 CaraBentuk Laporan
Untuk melaporkan suatu tindak pidana, maka cara atau bentuk pelaporan seseorang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Menurut Pasal 103 ayat 1, 2 dan 3 jo. Pasal 108 ayat 3, 4 dan 5 KUHAP, bahwa:
1 Laporan yang diajukan secara tertulis harus ditandatangani oleh pelapor.
2 Laporan yang diajukan secara lisan harus dicatat oleh penyelidik dan ditandatangani oleh pelapor dan penyelidik.
3 Dalam hal pelapor tidak dapat menulis, hal itu harus disebutkan sebagai catatan dalam laporan tersebut.
4 Setelah menerima laporan, penyelidik atau penyidik harus memberikan tanda penerimaan laporan kepada yang
bersangkutan. 2. Hal yang dilaporkan secara lisan oleh pelapor harus dicatat oleh
penyelidik, dan setelah selesai dicatat oleh penyidik, kemudian dibacakan kembali oleh Penyidik atau disuruh baca kepada si
Andi Sofyan
81
pelapor, dan setelah itu si pelapor setujui dan tidak ada hal-hal yang perlu diperbaikikeberatan, maka segera ditandatangani
laporan itu oleh si pelapor dan penyelidik. Pasal 108 ayat 4 KUHAP.
3. Apabila si pelapor tidak dapat menulis, maka laporan si pelapor dicatat oleh penyidik kemudian dibacakan kembali, dan hal itu
harus disebutkan sebagai catatan dalam laporan tersebut. Pasal
103 ayat 3 KUHAP, dan proses selanjutnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 103 ayat 2 KUHAP jo. Pasal 108 ayat 6
KUHAP.
4. Dengan laporan secara tertulis Pasal 103 ayat 1 jo Pasal 108 ayat 1 dan 4 KUHAP.
5. Untuk itu Penyidik wajib memberikan surat tanda tarima penerimaan laporan kepada pelapor.
Pasal 103 ayat 2 KUHAP jo. Pasal 108 ayat 6 KUHAP
5 Proses Pelaporan
Untuk menindak lanjuti setiap laporan tentang suatu tindak pidana, maka prosesnya dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Penyelidik menerima laporan tentang terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana wajib
segera melakukan tindakan penyelidikan yang diperlukan Pasal 102 ayat 1 KUHAP.
2. Terhadap tindakan yang dilakukan tersebut pada ayat 1 penyelidik wajib membuat berita acara dan melaporkannya
kepada penyidik sedaerah hukum. Pasal 102 ayat 3 KUHAP. 3. Penyelidik dan penyidik yang telah menerima laporan tersebut
segera datang ke tempat kejadian dapat melarang setiap orang untuk meninggalkan tempat itu selama pemeriksaan di situ
belum selesai. Pasal 111 ayat 3 KUHAP
Pelanggar larangan tersebut dapat dipaksa tinggal di tempat itu sampai pemeriksaan dimaksud di atas selesai. Pasal 111 ayat
4 KUHAP Berdasarkan uraian di atas, bahwa perbedaan antara laporan
dan pengaduan sebagai berikut:
82
Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar
1. = Pengaduan berisi bukan saja laporan akan tetapi juga permintaan supaya yang melakukan tindak pidana segera
dituntut tindakan; sedangkan = Laporan hanya sekedar melaporkan tentang terjadi suatu
tindak pidana tanpa adanya permintaan agar segera dituntut atau diambil tindakan
2. = Pengaduan mempunyai batas waktu untuk dapat dilaporkan; sedangkan
= Laporan tidak ada batas waktu untuk dapat melaporkan atas sewaktu-waktu.
3. = Pengaduan hanya dapat dilakukan pelaporan oleh orang- orang tertentu yang disebut dalam undang-undang dan dalam
kejahatan tertentu; sedangkan = Laporan dapat dilakukan oleh siapa saja dapat melaporkan,
dan semua tindak kejahatan atau tindak pidana.
3. PENGADUAN CLACKDELICK 1 Pengertian