Persentase Puskesmas yang melaksanakan IGD 24 jam
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
43 Pengelolaan Manajemen Puskesmas di Tingkat Pelayanan Kesehatan dasar
alokasi sebesar Rp. 160.004.000 terealisasi Rp. 140.392.000,-. Capaian kinerja “jumlah Puskesmas sesuai standar “berdasarkan hasil
pemantauan dari Kementerian Kesehatan, Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai standar di Provinsi Riau antara lain:
a. Kab. Indragiri Hilir Pusk.gajah Mada, Tembilahan Kota, Tembilahan Hulu
b. Kab.Pelalawan Pangkalan Kerinci, Ukui c. Kab. Siak Siak, Perawang, Sungai Apit, Sabak Auh, Pusako
d. Kab.Rokan Hulu Rokan IV Koto I, Rokan IV Koto II, Kabun, Ujung Batu, Rambah Samo II, Rambah Samo I, Rambah, Rambah Hilir I, Rambah
hilir II, Bangun Purba, Tambusai, Tambusai Utara I, Tambusai Utara II, Kepenuhan, Kepenuhan Hulu, Kunto Darusalam, Pangaran Tapai
Darussalam, Bonai darusalam e. Kota Dumai Bukit Kapur, Bukit Kayu Kap[ur, Medang Kampai, Sungai
Sembilan, Dumai Barat, Purnama, Bukit Timah, Bumi Ayu
Pencapaian indikator Jumlah Puskesmas Sesuai Standar sampai akhir Renstra masih ada 20 lagi karena target 48 di tahun 2019
terealisasi 28 di tahun 2016. 6.
Persentase Rumah Sakit Pemerintah yang terakreditasi versi 2012
Akreditasi RS adalah suatu pengakuan publik melalui suatu badan nasional akreditasi rumah sakit atas prestasi rumah sakit dalam memenuhi
standar akreditasi yang diakui melalui assesmen pakar dan eksternal yang independen. Dengan demikian rumah sakit yang terakreditasi telah
mendapat pengakuan dari Pemerintah bahwa semua yang ada di dalam rumah sakit termasuk sarana, prasarana serta prosedur yang telah
ditentukan telah sesuai standar yang berlaku. Tujuan Akreditasi rumah sakit diantaranya:
1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit yang bersangkutan karena berorientasi pada peningkatan mutu dan
keselamantan pasien.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
44 2. Proses administrasi, biaya serta penggunaan sumber daya akan
menjadi lebih efisien 3. Menciptakan lingkungan eksternal RS yang lebih kondusif untuk
penyembuhan, pengobatan dan perawatan pasien 4. Mendengarkan hak pasien dan keluarga
5. Memberikan jaminan, kepuasan serta perlindungan kepada masyarakat atas pemberian pelayanan kesehatan.
Capaian indikator persentase rumah sakit pemerintah dan swasta yang
terakreditasi versi 2012 dinilai Kurang karena capaian sebesar 41,27 yaitu
terealisasi 20,63 dari target 50. Dari 63 RS Pemerintah dan RS swasta yang telah beroperasi tiga tahun keatas sesuai dengan Permenkes No 12
tahun 2012 tentang Akreditasi yang ada di Provinsi Riau baru 6 RS Pemerintah 46,16 dan 7 RS Swasta 53,84 yang terakreditasi versi
2012 sesuai daftar terlampir. Masih sedikitnya RS Pemerintah yang terakreditasi versi 2012
disebabkan karena masalah anggaran, dimana biaya untuk bimbingan dan penilaian akreditasi yang mahal, sarana prasarana dan SDM yang dimiliki
rumah sakit belum sesuai dengan Permenkes nomor 56 tahun 2014, dan ada beberapa rumah sakit yang sudah mendaftar untuk penilaian tetapi masih
menunggu antrian dari KARS karena keterbatasan SDM KARS. Selain itu kurangnya dukungan dari Pemda terkait UU No 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dan advokasi dari Manajemen RS ke Pemda masing-masing masih perlu ditingkatkan.
Masih sangat sedikitnya persentasi RS Swasta yang terakreditasi yaitu 7 RS dari 41 RS Swasta yang ada di Provinsi Riau disebabkan oleh
keterbatasan Sarana, Prasarana dan SDM yang tersedia di RS tersebut. Khusus untuk RS BUMN, status RS BUMN belum jelas, karena
berdasarkan UU mengenai perusahaan RS tidak boleh dibawah langsung dari perusahaan induk, harus membuat PT baru, sebagai anak perusahaan.
Untuk RS TNI, POLRI, sistem berdasarkan komando, yaitu harus berdasarkan persetujuan dari Panglima Mabes yang bersangkutan.