Case Notification Rate CNR semua kasus TB per 100.000 penduduk Case Detection Rate CDR kasus TB Grafik 3.19

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 108

14. Angka keberhasilan pengobatan Success Rate kasus TB Grafik 3.20

Persentase Keberhasilan Pengobatan u.d TW 1-3 Di Provinsi Riau Tahun 2016 Angka keberhasilan pengobatan adalah angka yang menunjukkan persentase pasien baru dan kambuh TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang tercatat dan pengobatan lengkap. Dari data sementara dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pengobatan kasus TB baru dan kambuh Provinsi Riau 54, sedangkan target di Renstra 90. Capaian yang diperoleh sekitar 60 dengan skor 2 “cukup” - + , Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 109

15. Persentase hasil pemeriksaan kesehatan jemaah haji 3 bulan sebelum operasional

Tabel 3.40 Cakupan Hasil Entry Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji Di Provinsi Riau Tahun 2016 Grafik 3.21 Cakupan Indikator Kesehatan Haji Menurut KabKota Di Provinsi Riau Tahun 2016 RIKKES AWAL 9 MEI RIKKES LANJUTAN 1 SPET VAKSINASI MM PEMANTAUAN K3JH CAKUPAN PEMBINAAN 1 SEPT Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 110 Dari data diatas pada tahun 2016 dapat dilihat bahwa cakupan hasil pemeriksaan awal yang dientry kedalam SISKOHATKES 3 bulan sebelum operasional yang tertinggi adalah Kabupaten Siak dan rata-rata cakupan sudah diatas target yaitu 65, jika dibandingkan dengan tahun 2015 masih ada 2 KabupatenKota dibawah target 60 yaitu Kabupaten Bengkalis dan Kota Pekanbaru. - Permasalahan Dari hasil pelaksanaan kegiatan program kesehatan haji, masih ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan sbb: 1 Pemeriksaan kesehatan pertama yang dilakukan oleh Puskesmas terhadap calon jemaah haji belum memadai. Hal ini disebabkan karena: a. Sebagian besar KabupatenKota, Pemeriksaan kesehatan belum dilakukan minimal 6 bulan sebelum keberangkatan ke Arab Saudi sehingga perawatan, pengobatan, pembinaan dan pemeliharaan kesehatan jemaah haji belum optimal dilakukan karena terbatasnya waktu antara pemeriksaan kesehatan dengan kebrangkatan jemaah haji. b. Belum semua puskesmas dokternya dilatih sebagai Petugas Pemeriksa Kesehatan jemaah Haji PPKJH sesuai Kepmenkes 442 th 2009, baru sekitar 107 Pukesmas 49,31 dokternya dilatih PPKJH dari 217 puslesmas yang ada. c. Belum ada standarisasi atas fasilitas kesehatan di Puskesmas sehingga belum semua puskesmas dapat melaksanakan pemeriksaan kesehatan jemaah haji sesuai standar terutama pemeriksaan pendukung seperti pemeriksaan laboratorium untuk darah rutin seperti : Hb, Laju Endap Darah LED, Jumlah lekosit, Golongan Darah, Gula Darah, Kholesterol dan urin rutin seperti : Makroskopis, Mikroskopis, Glukosa Urin, Protein Urin. 2 SISKOHATKES belum efektif, Implementasi aplikasi belum optimal hal ini disebabkan karena : a. Belum semua petugas SISKOHTKES KabupatenKota melakukan input data kesehatan jemaah haji mencapai 100