Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
155
Grafik 3.40 Persentase Kasus Penyalahgunaan Obat dan NAPZA Berdasarkan Umur
Di Provinsi Riau Tahun 2016
Dari gambar diatas menunjukkan persentase terbesar kasus penyalahgunaan obat dan NAPZA adalah berada di usia 21 – 30 tahun 30
diikuti dengan usia 31 – 40 tahun 26.Hal ini perlu mendapat perhatian karena sebagian besar yang mempunyai kasus penyalahgunaan obat dan
NAPZA berada di usia produktif.
Grafik 3.41 Persentase Kasus Penyalahgunaan Obat Dan NAPZA Berdasarkan Motivasi
di Provinsi Riau Tahun 2016
6 19
30 26
11 8
1 - 10 11-20
21-30 31-40
41-50 51
23
19 41
1 6
8 2
Bunuh diri keracunan makanan
penyalahgunaan keracunan gas
tdk sengaja stres
tidak terdata
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
156 Dari kasus yang ada persentase terbesar dilakukan oleh pelaku
penyalahgunaan obat dan NAPZA karena memang sengaja melakukan penyalagunaan 41 diikuti motivasi bunuh diri 23, keracunan makanan
19. Bahan yang digunakan untuk penyalahgunaan obat dan NAPZA persentase terbesar menggunakan psikotropik 36 dan terkecil
menggunakan minyak tanah, tiner dll 2.
Grafik 3.42 Persentase Kasus Penyalahgunaan Obat dan NAPZA
Berdasarakan Bahan Yang Digunakan Tahun 2016
5. Persentase Instalasi Farmasi KabKota IFK sesuai standar
Definisi operasional indikator ini adalah Instalasi Farmasi Kabkota IFK yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin atau manajemen
pengelolaan obat sesuai standar dengan skor minimal 70. SkoringPenilaian meliputi porsi sumber daya 60 dan porsi
manajemen Pengelolaan 40. Jumlah Instalasi Farmasi KabupatenKota sesuai standar diperoleh dengan melakukan penilaian terhadap Instalasi
Farmasi KabupatenKota yang dilihat dari 2 Dua aspek, yaitu: a. Sumber Daya A meliputi :
- Struktur Organisasi
- Sumber daya manusia
- Biaya Operasional, Pemeliharaan Distribusi lain
- Sarana dan prasarana
NARKOTIKA 9
PSIKOTROPIKA 36
ALKOHOL 4
PESTISIDA gramoxon
15 MINYAK
TANAH,tiner dll 2
PKRT 5
Obat 5
gas elpigi uap genset
makanan 24
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
157 b. Pengelolaan B meliputi :
- Perencanaan
- Penerimaan
- Penyimpanan
- Distribusi
- Pencatatan dan pelaporan
- Supervisi dan Evaluasi
- Pemusnahan
- Pengembangan Kompetensi
Data Instalasi Farmasi KabupatenKota yang mencakup kedua aspek tersebut diperoleh dari kegiatan di tahun 2016 dari dana APBD Penilaian
Instalasi Farmasi ke 12 KabKota dengan merekapitulasi perhitungan indikator persentase instalasi farmasi kabupaten yang melakukan
manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standart. Gambaran skor hasil penilaian Instalasi Farmasi KabKota yang
dilakukan tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.58 Rekapitulasi Instalasi Farmasi KabKota IFK Yang Melakukan Manajemen
Pengelolaan Obat Dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2016
No Nama KabKota
Skor Penilaian Total Skor
A+B Sesuai
StandartTidak
Sumber Daya A
Pengelolaan B
Skor 70
Skor ≥
70 1
Siak 55.26
38.70 94.01
√ 2
Dumai 47,86
34,50 82,40
√ 3
Kampar 44.61
38,38 82,98
√ 4
Rokan Hulu 47,15
34,29 81,44
√ 5
Rohil 40,20
37,50 77,70
√ 6
Pekanbaru 46,74
30,88 77,61
√ 7
Kepulauan Meranti
49.26 27,50
76,76 √
8 Bengkalis
50.05 39.50
89.55
√ 9
Indragiri Hilir 51.32
33.88 85.19
√
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
158 10 Indragiri Hulu
51.64 25.54
77.18
√ 11 Pelalawan
39.16 36.88
76.03
√ 12 Kuansing
39,49 13,83
53,33 √
Rata-Rata 44,98
29,44 74,42
1 11
Grafik 3.43 Total Skor Rata-Rata Instalasi Farmasi KabupatenKota
Di Provinsi Riau Tahun 2016
, 1 1=
1 ,,
,,