Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
51 7. Jumlah RS Rujukan
Regional yang ditetapkan sebagai
jejaring pendidikan 2 RS
1 RS 1 RS
8. Persentase Rumah Sakit yang ikut dalam
sistem penanggulangan
kegawatdaruratan terpadu di 4 kabkota
20
9. Persentase Rumah Sakit Pemerintah
yang melaksanakan Pelayanan
Kesehatan Jiwa 50
23,53 35,2
10. Persentase Jumlah Pemohon perizinan
Rumah sakit tipe B 100
50 100
Tabel 3.12 Perbandingan Capaian Kinerja s.d Akhir Periode Renstra
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Target Akhir
2019 Realisasi
Th 2016 Tingkat
Kemajuan 1
Meningkatnya cakupan
pelayanan Puskesmas
dan
Rumah Sakit
Pemerintah maupun
Swasta 1. Jumlah Puskesmas
yang melaksanakan Akreditasi
50 6
44
2. Persentase Puskesmas dengan
Program Pengembangan
80 52
28
3. Persentase Puskesmas Rawat
Inap dengan pelayanan PONED
100 82
18
4. Persentase Puskesmas yang
melaksanakan IGD 24 Jam
100 53
47
5. Jumlah Puskesmas sesuai standar
48 PKM 28 PKM
20 PKM 6. Persentase Rumah
sakit Pemerintah dan swasta yang
terakreditasi versi 2012
75 20,63
54,37
7. Jumlah RS Rujukan Regional yang
4 RS 1 RS
3 RS
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
52 ditetapkan sebagai
jejaring pendidikan 8. Persentase Rumah
Sakit yang ikut dalam sistem
penanggulangan kegawatdaruratan
terpadu di 4 kabkota 50
50
9. Persentase Rumah Sakit Pemerintah
yang melaksanakan Pelayanan
Kesehatan Jiwa 75
35,2 39,8
10. Persentase Jumlah Pemohon perizinan
Rumah sakit tipe B 100
100
Analisis Penyebab Keberhasilan Kegagalan atau Peningkatan Penurunan Kinerja serta Alternatif Solusi Yang Dilakukan
1. Persentase RS Pemerintah dan Swasta yang terakreditasi versi 2012
Dari tabel diatas terlihat peningkatan persentasi RS yang terakreditasi versi 2012. Yakni dari 8,06 di tahun 2015 meningkat menjadi 20,63 di
tahun 2016. Target akreditasi di tahun 2019 menjadi 75 Menurut hasil pemikiran hal tersebut bisa tercapai karena adanya UU tahun 44 tahun 2009
yang menyatakan semua RS yang sudah operasional selama 3 tahun wajib melakukan akreditasi versi 2012. Dan Permenkes No 99 tahun 2015 yang
menyatakan bahwa semua Rumah Sakit yang ingin bekerja sama dengan BPJS wajib terakreditasi RS versi 2012. Peiburmenkes ini mulai berlaku
tahun 2019.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
53
Tabel 3.13 Tahapan Pelaksanaan Akreditasi RS Pemerintah s.d 31 Desember 2016
No Nama RS
Workshop Bimbi
ngan Survei
Simulasi Survei
Akreditasi Ket
1 RSUD Arifin Achmad
v v
2 RSJ Tampan
v v
v v
Paripurna 3
RSUD Petala Bumi v
v v
v Perdana
4 RSUD Siak
v v
5 RSUD Kec. Mandau
v v
v v
Utama 6
RSUD Dumai v
v 7
RSUD Meranti v
v v
v Perdana
8 RSUD Puri Husada
v v
9 RSUD DR. RM.
Pratomo v
v 10 RSUD Selasih
v v
11 RSUD Bangkinang v
v 12 RSUD Rokan Hulu
v v
13 RSUD Indrasari v
v 14 RSUD Teluk Kuantan
v v
15 RSUD Bengkalis v
v 16 RSUD Raja Musa
v 17 RSUD Tengku Sulung
v 18 RS Rumkit TK IV
v v
v v
Perdana 19 RS TNI.AU Roesmin N
v v
20 RS Bhayangkara -
- -
- Dari tabel diatas terlihat bahwa hampir seluruh RS kecuali RS
Bhayangkara sudah melakukan bimbingan akreditasi. Bahkan RSUD Arifin Achmad sudah melakukan survei simulasi. Dari hasil monev dan bimtek
seksi rujukan ke RSUD kabkota diketahui hampir semua RSUD KabKota berencana melakukan penilaian akreditasi RS di tahun 2017.
2. Jumlah RS Rujukan Regional yang Ditetapkan Sebagai Jejaring Pendidikan
Pada tahun 2015 ada satu RS Pendidikan yaitu RSUD Arifin Achmad. Target akhir tahun 2019 jumlah RS Rujukan Regional sebagai rumah sakit
pendidikan meningkat menjadi 4 RS. Target bisa dicapai dengan pemikiran bahwa semua RS Rujukan regional wajib naik kelas minimal kelas B.
Selanjutnya RS tersebut dapat melakukan akreditasi khusus untuk RS kelas
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
54 B Pendidikan dengan memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku
sebelum akhirnya di tetapkan sebagai RS Pendidikan.
3. Persentase Rumah Sakit yang ikut dalam sistem penanggulangan kegawatdaruratan terpadu di 4 kabkota
Tahun 2015 – 2016 belum ada RS yang melaksanakan program sistem penanggulangan kegawatdaruratan terpadu. Akhir tahun 2019 ditargetkan
50 pelaksanaan sistem penanggulangan kegawatdaruratan terpadu di 4 kabkota dapat dilaksanakan. Hal ini dapat dicapai dengan pemikiran, telah
terbitnya instruksi Gubernur Provinsi Riau No 02INT-HKXII2016, tentang pembentukan PSC Public Safety Center 119 di setiap KabKota, dimana
Dinas Kesehatan KabKota sebagai koordinator untuk pembentukan PSC dan penganggaran dibebankan pada APBD masing-masing. Menu untuk
usulan pengadaan Ambulance PCS 119 sudah ada di Dana Alokasi Khusus DAK tahun anggaran 2017.
Bulan Januari 2017 PSC 119 Dinkes Kota Dumai sudah mulai beroperasi. PCS 119 Dinkes Kota Dumai bernama Ambulance Sahabat
dengan nomor telp yang bisa dihubungi yakni 0813-7474-3131. Jumlah ambulance yang beroperasi saat ini masih 1 ambulance, tetapi akan
bertambah satu ambulance lagi yang bersumber dari dana DAK TA. 2017. Jumlah SDM saat ini sebanyak 10 orang tenaga terlatih dengan rincian 4
orang tenaga sopir dan 6 orang tenaga perawat. Sumber dana operasional PSC 119 Dinkes Kota Dumai sepenuhnya berasal dari APBD Dinas
Kesehatan Kota Dumai. Di tahun 2017 ini Dinkes Kab Rokan Hulu juga berencana akan membuat PSC 119.
4. Persentase Rumah
Sakit Pemerintah
yang melaksanakan
Pelayanan Kesehatan Jiwa
Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa tahun 2015 meningkat jumlahnya di tahun 2016. Realisasinya dari 23,53 meningkat
menjadi 35,2. Tahun 2019 target yang ditetapkan 75. Menurut pemikiran target tersebut agak sulit untuk dicapai karena tidak semua RSUD
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Napza.