Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
214
a. Faktor Penghambat
- Masih banyak akseptor yang belum terdata terutama pengguna pil
dan kondom yang mana masyarakat bisa beli bebas di apotiktoko obat
- Sistem pencatatan dan pelaporan KB masih belum optimal dimana
belum semua Puskesmas belum mengisi Register Kohort KB -
Belum semua petugas yang melakukan sweeping kunjungan rumah untuk pendataan akseptor
- Belum sinkronnya pendataan oleh BKKBN dengan Puskesmas
tentang akseptor KB
b. Faktor Pendukung
- Permenkes No. 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa hamil, Persalinan dan masa sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual -
Permenkes No. 43 Tahun 2016 tentang SPM Bidang Kesehatan -
Adanya dana DAK Nonfisik BOK untuk kegiatan meningktkan capaian di Puskesmas
- Adanya bulan bakti pelayanan KB yang dilakukan oleh BKKBN
bekerja sama dengan IBI dan Manunggal KB Kes oleh TNI bekerja sama dengan BKKBN
- Adanya pelatihan ABPK Alat bantu Pengambil Keputusan ber KB
yang dilakukan oleh BKKBN kepada bidan yang memberikan pelayanan KB baik di Puskesmas, Rumah Sakit Swasta, Pemerintah
maupun praktek mandiri
c. Upaya yang telah dilakukan
- Kunjungan rumah kepada ibu bersalin melalui dana BOK di
Puskesmas untuk KIE KB Pasca salin -
Pelayanan KB di Posyandu -
Peningkatan kapasitas petugas dalam pelayanan KB seperti pelatihan KB Pasca Salin, Contreseptive Tekhnologi Update Keluarga
Berencana
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
215
14. Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi Yang Dirujuk BUMIL RESTI DIRUJUK : Cakupan dari ibu hamil resiko tinggi yang
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan dibandingkan dengan jumlah ibu hamil resiko tinggi di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu Grafik 3.61
Persentase Ibu Hamil Resiko Tinggi Yang Dirujuk Di Provinsi Riau Tahun 2016
Capaian indikator ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk di Provinsi Riau masih dibawah target dimana dari target 77 capaian baru 21,11. Belum
satupun KabupatenKota yang mencapai target. Apabila dibandingkan dengan data capaian tahun 2015 terjadi penurunan dimana capaian Bumil
Resti yang dirujuk tahun 2015 adalah 26,17. Dari 12 KabupatenKota di Provinsi Riau hanya kabupaten Siak yang telah mencapai target.
a. Faktor Penghambat
- Sistem pencatatan dan pelaporan yang belum maksimal dimana
masih banyak petugas yang belum memahami defenisi operasional bumil resti yang dirujuk
- Kurangnya ketaatan petugas dalam pengisian register kohort ibu
sehingga tidak terdata untuk kasus rujukan
Siak Mer Kuans Rohil
Plw Rohul Duma
i Inhil
Inhu Bkls
Kpr Pku
Prov Series1 95,61 54,77 40,2 26,94 22,68 19,18 18,99 16,23 12,65 10,46 5,01
0,46 21,11 20
40 60
80 100
120
Target 77
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
216 -
Belum semua fasilitas menerapkan Standar Operasional Prosedur SOP
- Belum terjaringnya ibu hamil resiko tinggi dimana masih banyak
petugas yang belum memahami penjaringan ibu hamil resiko tinggi -
Belum semua bidan di desa memahami bumil resiko tinggi -
Masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang tanda- tanda bahaya pada ibu hamil, bersalin dan nifas
b. Faktor Pendukung
- Permenkes No. 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa hamil, Persalinan dan masa sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual -
Permenkes No. 43 Tahun 2016 tentang SPM Bidang Kesehatan -
Adanya dana DAK Nonfisik BOK untuk kegiatan meningktkan capaian di Puskesmas
- Adanya Program Jampersal
c. Upaya yang telah dilakukan
- Peningkatan kapasitas petugas mengenai tanda-tanda bahaya pada
ibu hamil, bersalin dan nifas
- Pembinaan kepada petugas KabupatenKota dan Puskesmas
- Sosialisasi kepada masyarakat tentang tanda-tanda bahaya pada
ibu hamil, bersalin dan nifas Tabel 3.72
Perbandingan Kinerja Sasaran No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
2016 Realisasi
Th. 2015 Th. 2016
1 2
3 4
5 6
1
Menurunnya angka kematian
ibu melahirkan, bayi dan anak
1. Angka kematian Ibu 102 per
100.000 KLH
135 per 100.000
KLH 130 per
100.000 KLH
2.Angka kematian bayi 23 per
1.000 KLH -
-
3. Angka kematian balita
32 per 1.000 KLH
- -