Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
47 baru RSUD Arifin Achmad yang menjadi RS pendidikan. Syarat untuk
menjadi RS Pendidikan diantaranya RS harus kelas B dengan kondisi sarana, prasarana, alat dan SDM sesuai dengan Permenkes No 56 tahun
2014. Hal ini merupakan hal yang wajib dipenuhi karena fungsi RS Pendidikan sebagai pemberi pelayanan, pendidikan, dan penelitian dibidang
kedokteran, kedokteran gigi dan kesehatan lain. RSUD Selasih, RSUD Bangkinang dan RSUD Dumai belum bisa dijadikan RS pendidikan karena
kelas rumah sakit masih kelas C. Sedangkan RSUD Bengkalis belum bisa dijadikan RS Pendidikan karena kurangnya SDM. Berikut daftar ketenagaan
SDM RSUD Bengkalis.
Tabel 3.9 Data SDM RSUD Bengkalis Tahun 2016
NO SDM
STANDAR KONDISI DI RS
1 dr Umum
12 dr 14
2 dr gigi
3 drg 5
3 Spesialis
4 dasar
3 dr spesialist untuk setiap jenis pelayanan medik spesialist dasar
Sp.OG 4 , Sp.Pd 3, Sp.B 3, Sp.A 3
4 Spesialist
Penunjang 2 dr spesialist untuk setiap jenis pel.
Medik spesialist penunjang Sp.An 1, Sp. Rad 1
Sp.PK -, Sp.RM -, Sp.PA -
5 Spesialist
lainnya 8 pelayanan dari 13 pelayanan yang
disyaratkan, 1 dr spesialist untuk setiap jenis pelayanan
6 pelayanan
6 Sub
spesialist 2 pel. Sub spesialis dari 4 sub spesialis 1
dr subspesialist untuk setiap jenis pelayanan
-
7 Drg spesialist 1 dr gigi spesialist unt setiap jenis pel.
Medik spesialist gigi dan mulut -
8 Apoteker
13 tenaga apoteker untuk semua jenis pelayanan
15
8. Persentase rumah sakit yang ikut dalam sistem penanggulangan
kegawatdaruratan terpadu di 4 kabkota
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu SPGDT adalah suatu mekanisme pelayanan korbanpasien gawat darurat yang terintegrasi
dan berbasis call center dengan menggunakan kode akses telekomunikasi 119
Tujuan: a. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
48 b. Mempercepat waktu penanganan respon time korbanpasien kegawat
daruratan dan menurunkan angka kematian serta kecacatan PSC adalah pusat pelayanan yang menjamin kebutuhan masyarakat
dalam hal-hal yang berhubungan dengan kegawatdaruratan yang berada di kabkota yang merupakan ujung tombak pelayanan untk mendapatkan
respon cepat Tugas:
a. Menerima terusan panggilan kegawatdaruratan dari Pusat Komando Nasional
b. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan dengan menggunakan algoritme kegawat daruratan
c. Memberikan layanan ambulance d. Memberikan informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan
e. Memberikan informasi tentang ketersediaan tempat tidur di RS Capaian indikator Persentase rumah sakit yang ikut dalam sistem
penanggulangan kegawatdaruratan terpadu di 4 kabkota dinilai kurang
karena capaian sebesar 0 yaitu terealisasi 0 RS dari target 20. Hal ini disebabkan karena instruksi Gubernur kepada BupatiWalikota untuk
pembentukan PSC Public Safety Center di setiap KabKota baru ditetapkan di tanggal 07 Desember 2016, dan menu untuk usulan pengadaan
Ambulance PCS 119 baru ada di menu Dana Alokasi Khusus DAK tahun anggaran 2017.
9. Persentase Rumah Sakit Pemerintah yang melaksanakan
pelayanan kesehatan jiwa
Masalah kesehatan jiwa sangat berhubungan dengan determinasi sosial ekonomi dan kualitas hidup yaitu tingginya tingkat pengangguran yang
akan berdampak pula pada tingginya tingkat kemiskinan. Beberapa gangguan jiwa dikaitkan dengan kemiskinan antara lain: bunuh diri,
penggunaan alkohol, depresi, gangguan penggunaan zat, masalah perkembangan anak dan remaja serta gangguan stress pasca trauma
kekerasan dan bencana.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 |
49 Pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa dapat
dilakukan melalui upaya kesehatan yang komprehensif mulai dari upaya promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif. Tantangan yang dihadapi adalah
bagaimanan mengembangkan sistem pelayanan kesehatan jiwa yang dapat mendukung upaya pemeliharaan dan perawatan kesehatan jiwa masyarakat
dengan melakukan redefinisi peran dan fungsi seluruh sistem pelayanan kesehatan jiwa pada semua level pelayanana kesehatan yang ada, termasuk
peran rumah sakit. Pelayanan kesehatan jiwa telah diterima secara positif oleh Rumah Sakit Umum Daerah dan Puskesmas.
Capaian indikator rumah sakit pemerintah yang melaksanakan
pelayanan kesehatan jiwa dinilai kurang karena capaian sebesar 35,2
yaitu terealisasi 17,6 dari target 50. Dari 17 RS Pemerintah yang ada di Provinsi Riau baru 3 RS yang
melaksanakan Pelayanan Kesehatan Jiwa yaitu: RSJ Tampan, RSUD Kota Dumai dan RSUD Puri Husada Tembilahan.
10. Persentase Jumlah Pemohon perizinan Rumah sakit tipe B
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, perlu dilakukan penyempurnaan sistem perizinan dan klasifikasi rumah sakit
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Rumah Sakit yang baik harus memenuhi persyaratan
yang tertuang dalam Permenkes nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Persyaratan perizinan RS tersebut terdiri dari
Pelayanan, Sumber Daya manusia, Peralatan, Sarana dan Prasarana, Administrasi dan Manajemen.
Untuk kelas B izin RS dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Terpadu BP2T Provinsi Riau berkoordinasi dan bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan Provinsi Riau untuk mengeluarkan rekomendasi izin operasional rumah sakit. Tim visitasi terdiri dari Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan KabKota.