Jumlah Puskesmas Sesuai Standar

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 44 2. Proses administrasi, biaya serta penggunaan sumber daya akan menjadi lebih efisien 3. Menciptakan lingkungan eksternal RS yang lebih kondusif untuk penyembuhan, pengobatan dan perawatan pasien 4. Mendengarkan hak pasien dan keluarga 5. Memberikan jaminan, kepuasan serta perlindungan kepada masyarakat atas pemberian pelayanan kesehatan. Capaian indikator persentase rumah sakit pemerintah dan swasta yang terakreditasi versi 2012 dinilai Kurang karena capaian sebesar 41,27 yaitu terealisasi 20,63 dari target 50. Dari 63 RS Pemerintah dan RS swasta yang telah beroperasi tiga tahun keatas sesuai dengan Permenkes No 12 tahun 2012 tentang Akreditasi yang ada di Provinsi Riau baru 6 RS Pemerintah 46,16 dan 7 RS Swasta 53,84 yang terakreditasi versi 2012 sesuai daftar terlampir. Masih sedikitnya RS Pemerintah yang terakreditasi versi 2012 disebabkan karena masalah anggaran, dimana biaya untuk bimbingan dan penilaian akreditasi yang mahal, sarana prasarana dan SDM yang dimiliki rumah sakit belum sesuai dengan Permenkes nomor 56 tahun 2014, dan ada beberapa rumah sakit yang sudah mendaftar untuk penilaian tetapi masih menunggu antrian dari KARS karena keterbatasan SDM KARS. Selain itu kurangnya dukungan dari Pemda terkait UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan advokasi dari Manajemen RS ke Pemda masing-masing masih perlu ditingkatkan. Masih sangat sedikitnya persentasi RS Swasta yang terakreditasi yaitu 7 RS dari 41 RS Swasta yang ada di Provinsi Riau disebabkan oleh keterbatasan Sarana, Prasarana dan SDM yang tersedia di RS tersebut. Khusus untuk RS BUMN, status RS BUMN belum jelas, karena berdasarkan UU mengenai perusahaan RS tidak boleh dibawah langsung dari perusahaan induk, harus membuat PT baru, sebagai anak perusahaan. Untuk RS TNI, POLRI, sistem berdasarkan komando, yaitu harus berdasarkan persetujuan dari Panglima Mabes yang bersangkutan. Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 45 Tabel 3.7 Daftar Rumah Sakit Yang Lulus Akreditasi Versi 2012 di Provinsi Riau NO NAMA RUMAH SAKIT STATUS AKREDITASI KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Rs Santa Maria Pekanbaru RS Awal Bros Pekanbaru RS Eka Hospital RS Awal Bros Panam RSj Tampan RS Syafira Pekanbaru RSUD Kec. Mandau Duri RS Chevron Duri RSUD Selasih RSUD Kab. Kep. Meranti RSUD Petala Bumi RS Bina Kasih RS Rumkit TK IV Pekanbaru Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Utama Madya Pertama Perdana Perdana Perdana Perdana Bintang Lima Bintang Lima Bintang Lima Bintang Lima Bintang Lima Bintang Lima Bintang Empat Bintang Tiga Bintang Dua Bintang Satu Bintang Satu Bintang Satu Bintang Satu

7. Jumlah Rumah Sakit Rujukan Regional yang ditetapkan sebagai

jejaring Pendidikan Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran dan atau kedokteran gigi, pendidikan berkelanjutan dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi. Klasifikasi RS Pendidikan sesuai KMK 10692008 terdiri dari: 1. RS Pendidikan Utama Yaitu: RS jejaring institusi pendidikan kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan. 2. RS Pendidikan Afiliasi eksilensi Yaitu: RS Khusus atau RSU dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat rujukan pelayanan medik tertentu yang merupakan jejaring institusi Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 46 pendidikan kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan tertentu secara utuh 3. RS Pendidikan Satelit Yaitu: RS jejaring institusi pendidikan kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian mutu pendidikan. Pengaturan mengenai rumah sakit pendidikan bertujuan: a. Menjamin terselenggaranya pendidikan kesehatan yang dapat digunakan untuk pendidikan dan penelitian bidang kedokteran, kedokteran gigi dan kesehatan lain dengan mengutamankan kepentingan dan keselamatan pasien b. Memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi pasien, pemberi pelayanan, mahasiswa, dosen, subjek peneliti bidang kedokteran, kedokteran gigi dan kesehatan lain serta institusi pendidikan c. Menjamin terselenggaranya pelayanan, pendidikan, dan penelitian bidang kedokteran, kedokteran gigi dan kesehatan lain yang bermutu Capaian indikator Rumah Sakit rujukan regional yang mampu menjadi sarana pendidikan dinilai kurang karena capaian sebesar 50 yaitu terealisasi 1 RS dari target 2 Rumah Sakit. Tabel 3.8 Rumah Sakit Rujukan Regional Yang Mampu Menjadi Sarana Pendidikan Di Provinsi Riau Tahun 2016 NO NAMA RUMAH SAKIT KELAS RUMAH SAKIT 1 RSUD Arifin Achmad B Pendidikan 2 RSUD Bengkalis B 3 RSUD Dumai C 4 RSUD Selasih Pelalawan C 5 RSUD Bangkinang C Di Provinsi Riau ada empat RS Rujukan Regional yaitu: RSUD Kota Dumai, RSUD Bengkalis, RSUD Bangkinang dan RSUD Selasih Pelalawan. RSUD Arifin Achmad sebagai RS Pusat Rujukan Regional. Tahun 2016 ini Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 47 baru RSUD Arifin Achmad yang menjadi RS pendidikan. Syarat untuk menjadi RS Pendidikan diantaranya RS harus kelas B dengan kondisi sarana, prasarana, alat dan SDM sesuai dengan Permenkes No 56 tahun 2014. Hal ini merupakan hal yang wajib dipenuhi karena fungsi RS Pendidikan sebagai pemberi pelayanan, pendidikan, dan penelitian dibidang kedokteran, kedokteran gigi dan kesehatan lain. RSUD Selasih, RSUD Bangkinang dan RSUD Dumai belum bisa dijadikan RS pendidikan karena kelas rumah sakit masih kelas C. Sedangkan RSUD Bengkalis belum bisa dijadikan RS Pendidikan karena kurangnya SDM. Berikut daftar ketenagaan SDM RSUD Bengkalis. Tabel 3.9 Data SDM RSUD Bengkalis Tahun 2016 NO SDM STANDAR KONDISI DI RS 1 dr Umum 12 dr 14 2 dr gigi 3 drg 5 3 Spesialis 4 dasar 3 dr spesialist untuk setiap jenis pelayanan medik spesialist dasar Sp.OG 4 , Sp.Pd 3, Sp.B 3, Sp.A 3 4 Spesialist Penunjang 2 dr spesialist untuk setiap jenis pel. Medik spesialist penunjang Sp.An 1, Sp. Rad 1 Sp.PK -, Sp.RM -, Sp.PA - 5 Spesialist lainnya 8 pelayanan dari 13 pelayanan yang disyaratkan, 1 dr spesialist untuk setiap jenis pelayanan 6 pelayanan 6 Sub spesialist 2 pel. Sub spesialis dari 4 sub spesialis 1 dr subspesialist untuk setiap jenis pelayanan - 7 Drg spesialist 1 dr gigi spesialist unt setiap jenis pel. Medik spesialist gigi dan mulut - 8 Apoteker 13 tenaga apoteker untuk semua jenis pelayanan 15

8. Persentase rumah sakit yang ikut dalam sistem penanggulangan

kegawatdaruratan terpadu di 4 kabkota Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu SPGDT adalah suatu mekanisme pelayanan korbanpasien gawat darurat yang terintegrasi dan berbasis call center dengan menggunakan kode akses telekomunikasi 119 Tujuan: a. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan