Persentase Penggunaan Obat Rasional dan Perbekalan Kesehatan Sesuai Kebutuhan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 149 Grafik 3.32 Persentase Penggunaan Obat Rasional di Provinsi Riau Menurut KabKota Tahun 2016 Kabupaten dengan persentase penggunaan obat rasional tertinggi ada di Kabupaten Pelalawan 106,9 dan Kabupaten Indragiri Hulu 106,5, sedangkan persentase terendah adalah Kabupaten Kuantan Singingi 80,5 dan Kabupaten Kampar 80,6. Sedangkan indikator peresepan di Provinsi Riau tahun 2016 adalah sebagai berikut : Grafik 3.33 Persentase Indikator Peresepan Di Provinsi Riau Tahun 2016 Dari gambar diatas menunjukkan walaupun dilihat dari persentase penggunaan obat rasional sudah tinggi 93,7 tetapi jika dilihat dari indikator peresepan masing – masing : persentase antibiotik pada ISPA Non Pnemonia KabKota di Provinsi Riau masih diatas toleransi 20 yaitu 28,05 ; persentase antibiotik pada diare non spesifik 20,14 angka toleransi 8 dan rerata item obat 3,25 toleransi 2,6 sedangkan persentase injeksi 80,5 106,5 102,0 106,9 100,5 80,6 85,4 90,1 87,3 94,2 98,1 93,5 93,7 Persentase AB ISPA Non-pneumonia KabKota Persentase AB Diare Non spesifik KabKota Persentase Injeksi KabKota Rerata Item Obat KabKota 28,05 20,14 0,66 3,25 20 8 1 2,6 Realisasi Toleransi Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 150 pada myalgia sudah berada di bawah toleransi yaitu 0,66 angka toleransi 1. Grafik 3.34 Persentase Penggunaan Antibiotik pada ISPA Non-Pneumonia Di Provinsi Riau Tahun 2016 Angka persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia di Provinsi Riau sebesar 28,05 masih diatas angka toleransi 20, tertinggi di Kabupaten Kuansing 48,92, diikuti Kab. Kampar 48,37, Kab. Meranti 41,19 artinya pemberian resep antibiotik pada ISPA non pneumonia di Kabupaten Kuansing, Kab. Kampar, Kab. Meranti masih tinggi toleransi 20, sedangkan terendah di Kab. Pelalawan 1,01 dan Kab. Indragiri Hulu 2,73 tetapi angka ini masih perlu untuk di cross cek datanya sampai ke Puskesmas, apakah memang sudah sangat kecil pemberian antibiotik pada penderita ISPA non pneumonia di Kabupaten Pelalawan dan Kab. Indragiri Hulu. 48,92 2,73 9,65 1,01 14,88 48,37 37,75 35,89 36,58 26,94 20,69 41,19 28,05 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 151 Grafik 3.35 Persentase Penggunaan Antibiotik pada Diare Non-spesifik Di Provinsi Riau Tahun 2016 menurut KabKota Persentase penggunaan antibiotik pada diare non spesifik di Provinsi Riau sebesar 20,14 diatas angka toleransi 8. KabKota yang mempunyai persentase penggunaan antibiotik pada diare non spesifik tertinggi berada di Kab. Kampar 42,97 diikuti Kab. Rokan Hulu 40,50, Kab. Kuansing 39,60, Kab. Rokan Hilir 35,42. Sedangkan KabKota yang persentase penggunaan antibiotik pada diare non spesifik sudah berada dibawah toleransi 8 adalah Kab. Indragiri Hulu 1,85, Kab. Pelalawan 3,5, Kab. Meranti 3,36. 39,60 1,85 9,33 3,50 12,51 42,97 40,50 24,67 35,42 16,10 12,86 3,36 20,14 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 152 Grafik 3.36 Persentase Penggunaan Injeksi pada Myalgia Menurut KabKota Di Provinsi Riau Tahun 2016 Dari gambar diatas menggambarkan persentase penggunaan injeksi pada myalgia sudah berada dibawah angka toleransi 1 yaitu sebesar 0,66. Tetapi masih ada beberapa KabKota yang masih diatas angka toleransi yaitu Kota Pekanbaru 4,78, Kab. Kep. Meranti 3,34, Kab. Kampar 2,92, Kab. Indragiri Hulu 1,76, Kab. Indragiri Hilir 1,52 dan Kab.Kuansing 1,44. Grafik 3.37 Rerata Item Jenis Obat Lembar Resep Menurut KabKota Di Provinsi Riau Tahun 2016 1,44 1,76 1,52 0,00 0,00 2,92 0,25 0,67 0,00 4,78 0,26 3,34 0,66 9,89 2,10 4,33 2,75 0,80 3,01 2,40 2,59 2,00 2,76 3,04 3,34 3,25 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 153 Rerata item obat lembar resep di Provinsi Riau Tahun 2016 sebesar 3,25 masih diatas angka toleransi 2,6. Tetapi sudah ada bebarapa KabKota yang berada dibawah angka toleransi yaitu Kab. Pelalawan 0,80, Kab. Rokan Hilir 2, Kab. Indragiri Hulu 2,10.

4. Persentase Pemantauan Kasus Penyalahgunaan NAPZA di RS

Untuk memantau peredaran, penggunaan dan pemanfaatan NAPZA perlu upaya manajemen pengawasan dan pengendalian secara efektif, efisien dan berkesinambungan dengan tatanan kegiatan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan pada simpul-simpul produksi, peredaran dan pengguna serta pemanfaatannya dengan pengolahan data dilakukan pada semua jenjang administrasi kesehatan. Capaian Indikator Persentase Pemantauan Kasus Penyalahgunaan NAPZA di Rumah Sakit Tahun 2016 sebesar 88 atau dari target 75 terealisasi 66 meningkat jika dibandingtahun 2015 60 atau dari 70 terealisasi 44. Capaian indikator tersebut sudah dinilai baik, keberhasilan capaian indikator didukung dengan dana bersumber APBD di tahun 2016: Pembinaan Program Pemantauan Penggunaan Obat dan Penyalahgunaan NAPZA alokasi Rp. 118.777.339,- terealisasi Rp. 102.263.200,- Kasus Penyalagunaan NAPZA yang dilaporkan dari hasil pemantauan Rumah Sakit adalah 732 kasus dari 22 Rumah Sakit yang melaporkan. Gambaran kasus tersebut tahun 2016 adalah sebagai berikut : Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 154 Grafik 3.38 Jumlah Kasus Penyalahgunaan Obat Dan NAPZA Menurut Rumah Sakit Di Provinsi Riau Tahun 2016 Dari gambar diatas menunjukkan bahwa kasus terbanyak adalah laporan tertinggi dari Rumah Sakit jiwa 217 kasus diikuti RS Polda 135 kasus, RSUD Bangkinang 76 kasus. Grafik 3.39 Persentase Kasus Penyalahgunaan Obat dan NAPZA Berdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Riau Tahun 2016 Kasus penyalahgunaan obat dan NAPZA sebagian besar laki – laki 61 dan perempuan 39. 217 43 135 61 18 7 2 9 12 76 22 22 1 19 56 3 6 12 0 9 2 Laki2 61 Perempuan 39 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 155 Grafik 3.40 Persentase Kasus Penyalahgunaan Obat dan NAPZA Berdasarkan Umur Di Provinsi Riau Tahun 2016 Dari gambar diatas menunjukkan persentase terbesar kasus penyalahgunaan obat dan NAPZA adalah berada di usia 21 – 30 tahun 30 diikuti dengan usia 31 – 40 tahun 26.Hal ini perlu mendapat perhatian karena sebagian besar yang mempunyai kasus penyalahgunaan obat dan NAPZA berada di usia produktif. Grafik 3.41 Persentase Kasus Penyalahgunaan Obat Dan NAPZA Berdasarkan Motivasi di Provinsi Riau Tahun 2016 6 19 30 26 11 8 1 - 10 11-20 21-30 31-40 41-50 51 23 19 41 1 6 8 2 Bunuh diri keracunan makanan penyalahgunaan keracunan gas tdk sengaja stres tidak terdata