Persentase Balita Yang Naik Berat Badannya

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 238 ditemukan 4.497 balita dibawah garis merah 1,24 dari 361.683 balita yang datang ditimbang di Posyandu. Tahun 2009 ditemukan 6.342 balita yang berada dibawah garis merah 1,7 dari 382.159 Balita yang datang ditimbang di Posyandu. Tahun 2008 ditemukan 5.713 balita dibawah garis merah 1,5 dari 379.204 balita yang datang ditimbang di Posyandu. Tahun 2011 Capaian Indikator kinerja sasaran berupa persentase balita dibawah garis dinilai sangat berhasil , karena terealisir sebesar 1,08 atau dengan capaian 178 dari target 5. Persentase balita. Persentase balita dibawah garis merah diperoleh dari pekan penimbangan balita di posyandu. Tahun 2011 ditemukan 3.137 Balita dibawah garis merah 1,08 dari 291.236 balita yang datang ditimbang di Posyandu. Tahun 2012 capaian Balita dibawah garis merah dinilai sangat berhasil, karena terealisir sebesar 0,85 atau dengan capaian 183, berarti kegiatan ini sangat berhasil. Dari target 5 yang telah ditetapkan untuk Balita di bawah Garis Merah. Untuk tahun 2013 capaian Balita dibawah garis merah sangat berhasil karena terealisir sebesar 1,8 dengan capaian 165 dari target 5, berarti kegiatan ini sangat berhasil dari target 5 yang telah ditetapkan untuk Balita dibawah Garis Merah. Tahun 2014 capaian Balita dibawah Garis Merah menurun dari sebelumnya menjadi 0,5 dengan capaian 190 dari target 5, berarti kegiatan ini sangat berhasil dari target 5 yang telah ditetapkan untuk Balita dibawah Garis Merah. Tahun 2015 capaian Balita dibawah Garis Merah turun menjadi 0,44 dengan capaian 169 dari target 1,4, berarti kegiatan ini sangat baik dari target 1,4 yang telah ditetapkan untuk Balita dibawah Garis Merah. Persentase balita dibawah garis merah di KabKota Tahun 2016 Provinsi Riau masing – masing adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 239 Tabel 3.83 Persentase Balita Dibawah Garis Merah BGM Menurut KabKota di Provinsi Riau Tahun 2016 No KabKota Balita yg ditimbang D BGM cakupan BGMD 1 Kuantan Singingi 21.679 88 0,41 2 Indragiri Hulu 24.746 142 0,57 3 Indragiri Hilir 31.808 347 1,09 4 Pelalawan 35.014 107 0,31 5 Siak 24.831 99 0,40 6 Kampar 56.578 424 0,75 7 Rokan Hulu 54.492 220 0,40 8 Bengkalis 47.659 166 0,35 9 Rokan Hilir 32.833 329 1,00 10 Pekanbaru 92.308 364 0,39 11 Dumai 37.246 69 0,19 12 Meranti 12.798 94 0,73 Jumlah 471.992 2.449 0,52 Dari tabel diatas persentase BGM terbesar di Kabupaten Rokan Hilir 1, ada 329 balita dibawah garis merah ada 32.833 balita yang ditimbang dan persentase terkecil di Kota Dumai 0,19 , dari 37,246 balita yang ditimbang terdapat 69 balita dibawah garis merah. Untuk tahun 2016 cakupan balita dibawah garis merah turun menjadi 0,52, dengan persen capaian sebesar 190, dari target 1,3 berarti kegiatan ini masuk dalam katagori Sangat Baik. Tabel 3.84 Persentase Balita Bawah Garis Merah Tahun 2010 sd 2016 di Provinsi Riau Tahun Target Realisasi 2010 5 1,24 2011 5 1.08 2012 5 0,85 2013 5 1,85 2014 5 0,48 2015 1,4 0,44 2016 1,3 0,52 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 240 Dari tabel diatas terlihat bahwa secara umum dari tahun 2010 sampai dengan 2016 terjadi penurunan sedikit kasus balita yang berada di Bawah Garis Merah, namun masih dibawah target yang telah ditentukan.

10. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Semua kasus yang dilaporkan ke Provinsi mendapat perawatan dari tenaga kesehatan dan mendapatkan perawatan serta pelayanan kesehatan 100 Pada tahun 2011dasarkan laporan W 1 KLB Gizi Buruk yang dilaporkan oleh KabKota dan temuan dilapangan sampai dengan bulan Desember 2011 terdapar 37 kasus Gizi Buruk yang dapat dirinci sbb : Kota Pekanbaru 4 kasus, Kampar 5 kasus, Pelalawan 3 kasus, Indragiri Hilir 9 kasus, Kuansing 3 kasus, Rokan Hulu 2 kasus, Siak 9 kasus, dan yang tidak ada laporan kasusnya adalah Inhu, Dumai, Bengkalis, Meranti. Pada tahun 2011 temuan kasus terbesar adalah pada Kabupaten Siak ini terjadi didaerah Lubuk dalam wilayah PTP Lubuk Dalam. dan Indragiri Hilir yaitu 9 kasus, selanjutnya Kampar 5 kasus, berikutnya 4 kasus Pekanbaru, 3 kasus diantaranya meninggal karena kasus menderita Gizi buruk disertai dengan penyakit yang berat. Untuk tahun 2012 terdapat 49 kasus yang dilaporkan Gizi Buruk melalui W 1 dari Kabupaten ke Dinas Kesehatan Provinsi Riau , dengan rincian Kasus sebagai berikut : Pekanbaru 10 kasus, Kampar 3 kasus, Pelalawan 19 kasus, Inhil 11 Kasus, Kuansing 2 kasus, Rohil 1 Kasus, Bengkalis 1 kasus, ada 11 Kabupaten yang melaporkan ada kasus gizi buruk diwilayahnya,dan kasus yang dilaporkan ke Provinsi ini sudah mendapat penanganan ataupun perawatan.Sedangkan 4 kabupaten lagi tidak terdapat kasus gizi buruk atau tidak ada melaporkan W 1 nya ke Dinkes Provinsi Riau yaitu : Inhu, Siak, Dumai, Meranti. Pada Tahun 2013 terdapat 56 kasus Gizi Buruk yang dilaporkan melalui W1 dari Dinas Kesehatan Kabupaten ke Dinas Kesehatan Provinsi Riau, dengan rincian kasus sebagai berikut : Pekanbaru 8 kasus, Kampar 6 kasus, Indragiri Hulu 10 kasus, Pelalawan 5 kasus, Inhil 3 kasus, Rokan Hulu 3 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 241 kasus, Rokan Hilir 3 kasus, Siak 10 kasus, Bengkalis 2 kasus dan Meranti 6 kasus. Pada tahun 2014 terdapat 123 kasus, dengan rincian : Pekanbaru 13 kasusm Kampar 4 kasus, Inhu 25 kasus, Pelalawan 21 kasus, Inhil 27 kasus, Kuansing 10 kasus, Rohil 4 kasus, Dumai 3 kasus, Siak 14 kasus, Meranti 2 kasus. Tahun 2015 terdapat 91 kasus Gizi Buruk yang dilaporkan melalui W1 dari Dinas Kesehatan KabupatenKota ke Dinas Kesehatan Provinsi Riau, dengan rincian sebagai berikut : Pekanbaru 12 Kasus, Kampar tidak ada dilaporkan, Indragiri Hilir 11 kasus, Kuantan Singingi 8 kasus, Rokan Hulu 12 kasus, Rokan Hilir 2 kasus, Dumai 4 kasus, Siak 6 kasus, Meranti 3 kasus, yang paling banyak terjadi kasus di Kabupaten Pelalawan 18 kasus dan Indragiri Hulu 13 kasus. Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 242 Tabel 3.85 Laporan Kasus Gizi Buruk Berdasarkan W1 KabupatenKota Yang Mendapat Perawatan Di Provinsi Riau Periode 1 Januari - 31 Desember 2016 No KabKota Total Laporan Kasus Gizi Buruk Lk Pr Kasus Gizi Buruk Perawatan Tata laksana Gizi Buruk Tidak Dirawat Pulang Paksa APS Membaik Memburuk Meninggal KETERANGAN 1 2 3 4 8 9 10 11 12 9 1 Kuantan Singingi 1 1 1 1 1 Kasus dirawat jalan , diberikan PMT Pemulihan 2 Indragiri Hulu 18 8 10 18 18 10 8 Kasus dirawat jalan dan rawat inap, diberikan PMT Pemulihan, kelainan bawaan. Batuk, demam, pilek, diare, sesak, Bronco Pneumonianafas yg meninggal 3 Indragiri Hilir 38 19 19 38 38 38 31 7 1 Kasus dirawat jalan dan rawat inap, diberikan PMT Pemulihan, kelainan bawaan. Batuk, demam, pilek, diare, sesak nafas, suspect TB, 4 Kampar 12 7 5 12 12 10 1 1 Kasus dirawat jalan dan rawat inap, diberikan PMT Pemulihan, kelainan bawaan. Batuk, demam, pilek, diare, sesak, Bronco Pneumonianafas yg meninggal 5 Pelalawan 24 13 11 24 24 23 1 Kasus dirawat jalan dan rawat inap, diberikan PMT Pemulihan, HIV , Batuk, pilek, demam, kelainan tumbuh kembang, pilek Pneumonia 6 Siak 29 16 13 29 29 28 1 Kasus dirawat inap dan rawat jalan , diberikan PMT Pemulihan, Diare, gangguan tumbang, bisu, tuli, Demam 7 Dumai 1 1 1 1 1 Kasus dirawat jalan, diberikan PMT Pemulihan, Batuk, Pneumonia 8 Bengkalis 6 6 6 6 6 kasus dirawat inap dan rawat jalan, diberikan PMT Pemulihan, Penyakit Kulit, Epilepsi, diare 9 Rokan Hulu 1 1 1 1 1 kasus dirawat inap dan rawat jalan , diberikan PMT Pemulihan, Penyakit Kulit, Epilepsi, diare