Faktor pendukung : Upaya yang dilakukan :

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 193 Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak Balita KabupatenKota di Provinsi Riau Tahun 2016 sebesar 57,46 dan belum mencapai target yang ditetapkan 75 dan mengalami peningkatan penurunan persentase dari tahun sebelumnya 2015 yaitu sebesar 59,88. Kesulitan mencapai indikator dirasakan oleh seluruh daerah karena faktor sifat indikator yang merupakan komposit menjadi salah satu penyebab. Selain itu tidak tercapainya indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2016 disebabkan antara lain: a. Pemahaman tenaga kesehatan tentang indikator tersebut masih rendah. Belum semua puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan secara komprehensif di wilyah kerjanya, khususnya pemantauan perkembangan. b. Berkurangnya kunjungan anak balita ke posyandu untuk melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan serta pemberian vitamin A, khususnya setelah usia 1 tahun atau setelah memperoleh imunisasi lengkap c. Belum optimalnya kerjasama sektor kesehatan dan sektor pendidikan dalam mengintegrasikan pelayanan kesehatan anak balita yang tidak berkunjung ke posyandu agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan di PAUD d. Dari hasil fasilitasi evaluasi dan pembinaan teknis, bahwa di beberapa wilayah terjadi under reporting, telah melaksanakan pelayanan kesehatan tetapi tidak melaksanakan pencatan dan pelaporan e. Kurangnya pemberdayaan keluarga dan masyarakat seprti masih banyak kelas balita yang belum terlaksana f. DDTK belum maksimal dilaksanakan g. Kunjungan balita ke posyandu belum sesuai yang diharapkan h. Jumlah kunjungan balita belum memenuhi standar untuk paripurna Adapun upaya Dinas Kesehatan Provinsi Riau untuk meningkatkan pelayanan kesehatan anak balita yaitu: a. Meningkatkan orientasi pada tenaga kesehatan tentang indicator pelayanan kesehatan anak balita dan penggunaan kohort anak balita b. Peningkatan kapasitas pengelola kelas balita Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 194 c. Mengoptimalkan kerjasama sektor kesehatan dan sektor pendidikan melalui pelaksnaan integrasi posyandu-PAUD d. Meningkatkan sosialisasi pada masyarakat tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak balita e. Menyediakan dukungan paying hukum untuk menjalankan pelayanan kesehatan anak balita melalui Permenkes NSPK dan SPM kabupatekota. f. Melakukan kunjungan rumah terhadap anak Balita yang tidak kontak dengan petugas kesehatan baik dalam pemantauan pertumbuhannya, pemberian vitamin A maupun dalam pemantauan perkembangannya.

6. Cakupan Penjaringan siswa SD 1 dan setingkat

Kegiatan penjaringan kesehatan untuk peserta didik telah lama dilaksanakan di Indonesia. Indicator ini juga telah bertransformasi seiring dengan penerapan otonomi daerah. Penjaringan kesehatan peserta didik merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap peserta didik untuk memilah siswa yang mempunyai masalah kesehatan agar segera mendapatkan penaganan sedini mungkin. Kegiatan penjaringan kesehatan siswa terdiri dari pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan kebersihan perorangan rambut, kulit, dan kuku, pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman indera penglihatan dan pendengaran, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan lanoratorium untuk anemia dan kecacingan, pengukuran kebugaran jasmani dan deteksi dini masalah mental emosional. Diawal Renstra 2015-2019, penjaringan kesehatan peserta didik baik untuk kelas 1 maupun kelas 7 dan 10 memiliki tantangan yang hampir sama, oleh karena itu dalam faktor pendukung dan faktor penghambat kami satukan.

a. Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik kelas 1

Pada capaian tahun 2016 pelaksanaan penjaringan kesehatan peserta didik kelas 1 mecapai target yang telah ditetapkan. Target provinsi di tahun 2016 adalah sebesar 55 dan sudah tercapai sebesar 95,33 dan berarti Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 195 sebanyak 213 puskesmas sudah melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 1. Tabel 3.71 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Kelas 1 dan Setingkat Di Provinsi Riau Tahun 2016 No KabKota Cakupan Penjaringan Siswa Sd Kelas 1 Dan Setingkat Jumlah Sasaran 2.442 SD Target Capaian Absolut Riau 55 1 Kuantan Singingi 69 55 35 51 2 Indragiri Hulu 316 55 311 98 3 Indragiri Hilir 411 55 409 100 4 Pelalawan 233 55 231 99 5 Siak 238 55 238 100 6 Kampar 496 55 496 100 7 Rokan Hulu 393 55 378 96 8 Bengkalis 374 55 374 100 9 Rokan Hilir 215 55 215 100 10 Kepulauan Meranti 186 55 186 100 11 Kota Pekanbaru 286 55 286 100 12 Kota Dumai 111 55 111 100 Jumlah 3328 55 3.270 95,33 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 | 196 Grafik 3.53 Puskesmas melaksanakan Penjaringan Kesehatan Peserta Didik Kelas 1 Di Provinsi Riau Tahun 2016 Gambaran pencapaian cakupan puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik kelas 1 memiliki disparitas yang cukup besar antara kabupatenkota di Provinsi Riau seperti terlihat pada grafik diatas.

b. Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik kelas 7 dan 10