Kesimpulan K Transfer Teknologi

untuk mengurai dan sekaligus melepas hegemoni kekuasaan. Implikasinya, praktisi usaha kehutanan dan rimbawan pada umumnya harus keluar dari “kotak pemikirannnya” yang biasa.

C. Saran

1. Perlu agenda pembaruan dan atau perubahan kebijakan yang diorientasikan pada pelurusan aliran pemikiran; ini mencakup perbaikan kebijakan dari sisi substansi dan proses serta perbaikan kualitas diskursus sebagai konsekwensi logis dari keperluan menata aliran pemikiran. 2. Substansi kebijakan perlu diarahkan agar dapat menggambarkan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai, siapa yang diharapkan harus berubah perilaku, sebab-akibat terjadinya sesuatu atau situasi tertentu yang menjadi kepentingan dibalik kebijakan, instrumen yang akan digunakan, dan program serta kegiatan untuk memastikan kebijakan bisa berjalan efektif. Perubahan substansi semacam ini diperlukan, baik di tingkat UU, terlebih di tingkat PP dan ke hilir. 3. Pembaruan proses perlu ditekankan pada keterbukaan, termasuk proses pembuatan teksnya untuk menguatkan hubungan antara tujuan, masalah dan solusi. Artinya, proses penetapan kinerja, program dan kegiatan harus didasarkan pada masalah yang dihadapi para pemangku kepentingan, khususnya pembuat, pelaku dan pelaksana kebijakan. 4. Perbaikan kualitas diskursus perlu menyentuh ikhtiar peningkatan kualitas pengetahuan dan pengalaman para pihak pemangku kepentingan. Karenanya, perlu menyentuh sampai pada aspek-aspek pendidikan, riset dan keorganisasian kehutanan, dengan sasaran akhir ditekankan kepada memperkaya ruang diskursus sekaligus ruang kebijakan, dan memperlebar jejaring aktor, sehingga dapat membuka ruang transaksi, negosiasi dan kontestasi lebih memadai. 5. Sekalipun beberapa kelemahan riset ini diyakini juga sebagai poin kekuatan karena menunjukkan unsur kebaruan, pelurusan kelemahan ini oleh riset-riset lain yang serupa di masa datang perlu dilakukan dengan semangat “continuously improvement”. Ini mencakup antara lain tapi tidak terbatas pada: penetapan lawas, ketepatan pilihan dan keluasan nara sumber dalam melakukan wawancara mendalam dan pemanfaatan internet online polling.

C. .

Sa 1. 1. 1 1. 1. 1.

1 1

1 1

1 1

1 1. 1. 1. 1. 1.

1 1

1 1.

1. 1

1. 1

1 1. 1 1.

1 1

1 1.

1 1

1. 1

1 1

. 1

1 1

1 1

1 .

1 1

. 2. 2.

2 2

2 2

2 2

2 2.

2. 2

2 2

2 2

2 2

2. 2. 2. 2. 2 2. 2. 2.

2. 2

2 2

2 2

2. 2

2 2

2. 2

2 2

2 2.

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2.

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2

3. 3

3 3

3 3

3. 3

3 3.

3. 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3.

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3. 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3. 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3 3

4.

5. 5

5. 5.

5 5

5 5

5 5

5 5

5 5

5 5

5 5

5 5

5 5

5 5

5 6. Di atas itu semua top of the top, perlu agenda konkret mengurai sekaligus melepas dulu hegemoni kekuasaan. 6. KERANGKA PIKIR DIBALIK KEBIJAKAN USAHA KEHUTANAN INDONESIA: SEBUAH ANALISIS DISKURSUS Azis Khan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011