Djali Yusuf Wakil Ketua

272 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 3. Bekerjasama dengan Manajemen menjalankan komitmen Top Manajemen melaksanakan atau menerapkan ERM secara kontinyu dan berkelanjutan. 4. Merekomendasikan langkah yang efektif dan eisien dalam pelaksanaan pengendalian risiko yang dihadapi perusahaan. Struktur Komite Pemantau Manajemen Risiko Komite ini baru dibentuk pada April 2012 dengan nama Komite Pemantau Manajemen Risiko KPMR yang terdiri dari satu ketua yang berasal dari anggota Dewan Komisaris dengan dua anggota. Dalam perjalanannya karena adanya kebutuhan dari Dewan Komisaris, maka pada bulan Desember 2012 ditambah keanggotan yang merangkap menjadi wakil ketua bersumber dari anggota Dewan Komisaris. Sehingga sampai dengan 10 Januari 2014, adapun susunan komite adalah sebagai berikut: Nama | Name Jabatan | Position Surat Keputusan | Decree Letter Keahlian | Expertise Jimmy AB Nikijuluw Ketua Chairman 68DKPI.IIII-2013, 11 Februari 2013 Teknik Pelayaran Shipping Technique

M. Djali Yusuf Wakil Ketua

Vice Chairman Teknik Militer Military Technique Sukasno Hadipurnomo Anggota Member Akuntansi Accounting Tjahjanto Budisatrio Anggota Member Ekonomi Economics Dengan berakhirnya masa jabatan Bapak Jimmy AB Nikijuluw sebagai anggota Dewan Komisaris di awal tahun 2014, maka Dewan Komisaris memutuskan Komite Pemantau Manajemen Risiko disesuaikan namanya menjadi Komite Pemantau Manajemen Risiko KPMR dan terdiri dari satu Ketua yang berasal dari anggota Dewan Komisaris, dan 2 dua anggota. Keputusan tersebut dikeluarkan pada bulan Februari 2014. Adapun susunan organisasi KPMR adalah sebagai berikut: Nama | Name Jabatan | Position Surat Keputusan | Decree Letter Keahlian | Expertise Herman Hidayat KetuaChairman 06KEP-DKPI.IIII-2014. 26 Februari 2014 06KEP-DKPI.IIII-2014. 26 February 2014 Manajemen Management Tjahjanto Budisatrio Wakil KetuaVice Chairman Ekonomi Economics Vedi Noviana Suherman AnggotaMember Manajemen Management Pada bulan Juli 2014, terjadi perubahan susunan anggota Dewan Komisaris, di mana Bapak Herman Hidayat dialihtugaskan sehingga Ketua KPMR sesuai dengan keputusan Dewan Komisaris digantikan oleh Ibu Retno Pudji Budi Astuti. Susunannya adalah sebagai berikut: Nama | Name Jabatan | Position Surat Keputusan | Decree Letter Keahlian | Expertise Retno Pudji Budi Astuti KetuaChairman 08KEP-DKPI.II-2014 18 Juli 2014 Bisnis Business Tjahjanto Budisatrio Wakil KetuaVice Chairman Ekonomi Economics Vedi Noviana Suherman AnggotaMember Akuntansi Accounting 3. Cooperate with the Management to implement the Top Management’s commitment or to apply ERM in a continuous and sustainable manner. 4. Recommend efective and eicient measures in the implementation of controlling risks facing the company. Structure of Risk Management Monitoring Committee This committee was established in April 2012 with the name of the Risk Management Committee KMR, which consists of a chairman from the Board of Commissioners with two members. In its journey, due to the needs of the Board of Commissioners, then in December 2012 the membership was added that concurrently as vice chairman originating from the Board of Commissioner. Therefore, up to 10 January 2014, the composition of the committee is as follows: With the end of the tenure of Mr. Jimmy AB Nikijuluw as a member of the Board of Commissioners at the beginning of 2014, the Board of Commissioners decided to adjust the name Risk Management Monitoring Committee adjusted to the Risk Management Monitoring Committee KPMR consisting of a Chairman from the Board of Commissioners, and 2 two members. The decision was issued in February 2014. The organizational composition of KPMR is as follows: In July 2014, a change occured in the composition of the Board of Commissioners, in which Mr. Herman Hidayat was reassigned, therefore the Chairman of the KPMR in accordance with the decree of the Board of Commissioners was replaced by Ms. Retno Pudji Budi Astuti. Its structure is as follows: TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 273 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Biograi Komite Pemantau Manajemen Risiko Biograi singkat Komite Pemantau Manajemen Risiko dapat dilihat pada bagian riwayat hidup Komite Pemantau Manajemen Risiko di halaman 98-99. Independensi Anggota Manajemen Risiko Keanggotaan Komite Pemantau Manajemen Risiko bersifat independen. Adapun seluruh anggota tidak memiliki hubungan ailiasi dengan manajemen Perseroan termasuk menjabat salah satu jabatan dalam struktur organisasi Perseroan maupun Anak Perusahaan dilingkungan PT Pelabuhan Indonesia II Persero. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Manajemen Risiko di PT Pelabuhan Indonesia II Persero memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Memperoleh informasi tentang pemahaman atas ERM yang mencakup berbagai risiko yang dihadapi Perusahaan, strategi, sistem dan kebijakan manajemen risiko Perusahaan, pengendalian internal Perusahaan, termasuk kebijakan, metodologi dan infrastruktur. 2. Mengevaluasi rumusan sistem perencanaan, pengendalian risiko terhadap pengambilan keputusan di bidang bisnis, pengembangan usaha, pengembangan proyek baru dan skema bisnisnya, dipandang dari sisi komersial, teknis maupun legalitasnya. 3. Mengevaluasi terhadap berbagai model pengukuran risiko yang digunakan Perusahaan dan memberikan rekomendasi penyempurnaan lebih lanjut. 4. Memantau kesesuaian berbagai kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan. 5. Memantau berbagai potensi risiko yang dihadapi Perusahaan. 6. Menelaah jenis, jumlah dan kecukupan asuransi yang ditutup oleh perusahaan dalam hubungannya dengan transfer risiko. 7. Melakukan koordinasi implementasi dan pengawasan keberadaan dan tingkat efektivitas masing-masing komponen dari ERM dalam Perusahaan. 8. Mengukur efektivitas masing-masing komponen dari ERM yang telah diterapkan di Perusahaan. 9. Melaporkan hasil review dan evaluasi disertai rekomendasi kepada Dewan Komisaris. 10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Biography Risk Management Monitoring Committee A brief biography of the Risk Management Monitoring Committee can be seen on the life history of Monitoring Committee Risk Management on page 98-99. Independence of Members of the Risk Management The Risk Management Committee membership acts independently. All members are not ailiated with the Company’s management including chairing another post within the Company’s organizational structure or the Subsidiaries of PT Pelabuhan Indonesia II Persero. Duties and Responsibilities The Risk Management Monitoring Committee of PT Pelabuhan Indonesia II Persero has the following duties and responsibilities: 1. Obtain information regarding the understanding of ERM that includes a variety of risks facing the Company, strategies, systems and the Company’s risk management policy, the Company’s internal controls, including policies, methodologies and infrastructures. 2. Evaluating the formulation of the planning system, risk control on decision making in business, business development, development of new projects and their business schemes, seen from the commercial, technical and legality sides. 3. Evaluating the various risk measurement models used by the Company and provide recommendations for further reinement. 4. Monitor the suitability of policies and implementation of Enterprise Risk Management. 5. Monitor the various potential risks faced by the Company. 6. Reviewing the type, amount and adequacy of insurance that are covered by the company in connection with risk transfer. 7. To coordinate the implementation and monitoring of the presence and degree of efectiveness of each component of the ERM in the Company. 8. Measuring the efectiveness of each component of the ERM which has been applied in the Company. 9. Report the results of the review and evaluation as well as recommendations to the Board of Commissioners. 10. Perform other duties assigned by the Board of Commissioners under the provisions of the legislation. 274 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Pelaksanaan Kegiatan Komite Manajemen Risiko Realisasi RKM Manajemen Risiko sepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Sosialisasi dan Implementasi ERM Baru Telah dilakukan distribusi dokumen Kebijakan Manajemen Risiko dan Kebijakan Kerangka Kerja Manajemen Risiko kepada Cabang dan Anak Perusahaan. Sosialisasi telah dilakukan dengan mengundang personil Unit Manajemen Risiko Cabang ke Kantor Pusat. Personil Manajemen Risiko Cabang akan melaksanakan sosialisasi internal di Cabang masing-masing. 2. Study Key Risk Indicators dan Early Warning System EWS Sedang dilaksanakan penyusunan konsep implementasi KRI dan EWS terkait 2 dua indikator yaitu laba usaha dan ETBT untuk diterapkan di Terminal Operasi III tiga PT Pelabuhan Tanjung Priok. Dalam pelaksanaan program kerja KPMR bersama dengan Manajemen Risiko Perseroan menggunakan pendekatan ISO 31000, yang memiliki tiga pilar dalam menjalankan ERM di perusahaan, yaitu Prinsip-Prinsip, Kerangka Kerja dan Proses Kerja dari Manajemen Risiko. Pilar ISO 31000 | ISO 31000 Pillar Prinsip-Prinsip | Principles Kerangka Kerja | Framework Proses | Process Tugas | Duty KPMR mengevaluasi manfaat dari aktivitas ERM yang: memberikan nilai tambah bagi perseroan, identiikasi dan mitigasi risiko sebuah kegiatan yang terpadu dalam proses organisasi, membantu proses pengambilan keputusan, fokus pada ketidakpastian, dan melakukan penyesuaian ERM dengan perkembangan bisnis. KPMR evaluates the beneits of ERM activities: providing added value to the company, the identiication and mitigation of risk of an activity that is integrated in organizational processes, assist decision-making process, focusing on uncertainty, and adjusts ERM with business development. KPMR memantau seberapa besar komitmen manajemen dalam melaksanakan ERM di lingkungan Perseroan. KPMR memantau penerapan dan proses indentiikasi ERM di Perseroan. KPMR monitor how committed is the management in implementing ERM within the Company. KPMR monitors the application and identiication process of ERM in the Company. KPMR bersama dengan pihak manajemen di bidang risiko aktif melakukan komunikasi dan tukar pikiran atas perkembangan ERM Laporan ERM disampaikan secara berkala dengan dilakukan proses review dan penelaahan. KPMR along with the management in the ield of risk actively communicates and exchange ideas on the development of ERM. ERM reports are submitted periodically by performing analysis and review process. Implementasi | Implementation • Pada awal tahun 2014 KPMR memberikan masukan program pelatihan bagi pemilik risiko yang sesuai dengan bisnis Perseroan. In early 2014, KPMR provided training program input for risk owners that are in accordance with the Company’s business. • Identiikasi dan mitigasi yang dilakukan menjadi dasar untuk perbaikan KPI dan penyusunan RKAP. Identiication and mitigation undertaken became the basis for KPI improvement and RKAP preparation. • Penyesuaian laporan ERM yang sesuai dengan kebutuhan bisnis, Adjustment of ERM report in accordance with business needs • Pemantauan pelaksananaan dan perbaikan pedoman ERM. Monitoring the implementation and improvement of ERM guidelines. • Kunjungan baik di kantor pusat maupun cabang pelabuhan. Visits headquarters and harbor branches. • Pelatihan di lapangan proses indentiikasi dan mitigasi risiko Training in the ield of identiication and risk mitigation processes • Pembahasan atas materi yang akan dikembangan pada tahun 2014 seperti EWS, Pelatihan dan pelaporan secara berkala. Discussion on materials which will be expanded in 2014, such as EWS, periodic training and reporting. • Pembahasan hasil Laporan ERM secara berkala dan implikasi pada KPI Perseroan. Periodical Discussion of ERM report results and implications on the Company KPIs Activities of the Risk Management Committee RKM realization of the Risk Management throughout 2014 are as follows: 1. The Dissemination and Implementation of New ERM The distribution of Risk Management Policy and Risk Management Framework Policy documents to the Branch and Subsidiaries has been conducted. Socialization has been performed by inviting personnels of Risk Management Unit of Branches to the Head Oice. Personnel of Branches’ Risk Management will perform internal socialization in each branch. 2. Studi Key Risk Indicators and Early Warning System EWS The drafting of KRI and EWS in relations to 2 two indicators, namely operating income and ET BT to be implemented at Terminal Operasi III Three of PT Pelabuhan Tanjung Priok are currently being performed. In the implementation of the work program, KPMR along with the Company’s Risk Management use ISO 31000, which has three pillars in implementing ERM in the company, namely the Principles, Framework and Work Process of Risk Management. TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 275 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Frekuensi Rapat Pertemuan kegiatan KPMR didasarkan pada program kerja KPMR yang mengacu pada prespektif balanced scorecard yang telah disesuaikan sebagai berikut: Prespektif | Perspective Pembahasan Frekuensi Frequency Subject Keuangan dan Pemasaran Financial and Marketing Revisi RKAP 2014 2 2014 RKAP Revision RKAP 2015 RJPP 2015-2019 2 RKAP 2015 RJPP 2015-2019 Kerjasama PT JICT KSO Koja Kerjasama PT JICT KSO Koja 3 Cooperation of PT JICT KSO Koja Kerjasama pemanfaatan HPL 3 HPL Utilization Cooperation Pendirian anak perusahaan 2 Establishment of subsidiaries Kepuasan Pemangku Kepentingan Stakeholders’ Satisfaction Evaluasi kinerja Perusahaan 3 The Company’s performance evaluating Evaluasi laporan ERM 3 ERM reports evaluation Internal Bisnis Internal Business Evaluasi pelaksanaan ERM 4 ERM implementation evaluation Pembahasan struktur organisasi induk 1 Discussion on main structural organization Pembahasasn dengan SPPI II 1 Discussion with SPPI II Implikasi anak perusahaan di cabang 2 Implication of subsidiaries at branches Pembelajaran Pertumbuhan Learning Growth Peningkatan kompetensi anggota di bidang: • Key Risk Indicator • Good Corporate Governance di lingkungan perusahaan BUMN • Proses pengadaan barang dalam ERM Competence improvement of members in the ield of: • Key Risk Indicator • Good Corporate Governance in State • Owned Enterprises Procurement process in ERM Kepemimpinan Evaluasi atas komitmen melaksanakan ERM 1 Evaluation on the commitment to implement ERM Evaluasi implementasi Pedomana ERM 1 Implementation evaluation of ERM Guidelines Adapun jumlah frekuensi kehadiran dalam rapat adalah: Struktur di KPMR Kehadiran Attendance Structure in the KPMR Ketua mewakili 3 ketua: Bapak Jimmy AB Nikijuluw, Bapak Herman Hidayat dan Ibu Retno Pudji Budi Astuti 93 Chairman representing 3 chairmen: Mr. Jimmy AB Nikijuluw, Mr. Herman Hidayat and Ms. Retno Pudji Budi Astuti Tjahjanto Budisatrio 96 Tjahjanto Budisatrio Vedi Noviana Suherman 96 Vedi Noviana Suherman Sistem Pengendalian Internal Pengendalian internal mencakup semua hal yang berkaitan dengan kontrol, termasuk kontrol keuangan, operasional dan kepatuhan. Adapun sistem pengendalian internal dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai kepada manajemen bahwa Direksi telah melakukan penelaahan atas efektivitas sistem pengendalian internal. Kerangka acuan Sistem Pengendalian Internal Perseroan adalah Pasal 26 Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER- 012011 sebagai pengganti Keputusan Menteri BUMN No. KEP-11M-MBU2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada BUMN. Meeting Frequency Meeting of KPMR activities are based on the work program of KPMR which refers to balanced scorecard perspectives which have been adjusted as follows: The Committee’s meeting attendace is: Internal Control System Internal control system handles all matters in relevance with control, including inancial, operational, and compliance control. The internal control system is designed to provide the necessary assurance to the management that the Board of Directors has assessed the efectiveness of the internal control system. Terms of reference of the Company’s Internal Control System is Article 26 of the Regulation of the Minister of SOE No.PER-012011 as a substitute to the Decree of the Minister of SOE No. KEP-11M-MBU2002 on the Implementation of Good Corporate Governance in SOEs. 276 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Sistem Pengendalian Internal Perusahaan telah disahkan oleh Direksi melalui SK Direksi No. HK.56619PI.II-13 tanggal 10 Desember 2013 tentang Sistem Pengendalian Internal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II Persero. Perseroan terus berupaya memperkuat sistem pengendalian internal melalui: 1. Menciptakan lingkungan dan aktivitas pengendalian melalui penyempurnaan struktur organisasi, yang mencakup pemisahan tugas dan kewenangan, kebijakan, penerapan sistem dan prosedur operasi. Aturan pada tingkat manajemen mengharuskan adanya aktivitas pengendalian sebagai irst line of defense pada semua proses bisnis. 2. Penerapan enterprise risk management, risiko-risiko utama dan strategis telah diidentiikasi, dipetakan, dan dikelola secara memadai. 3. Implementasi Information and Communication Technology ICT, yang mencakup seluruh aktivitas perusahaan hingga pelaporan. 4. Proses monitoring dan evaluasi dilakukan oleh atasan langsung sebagai second line of defense. Evaluasi Efektiitas Sistem Pengendalian Internal Proses evaluasi terhadap efektivitas sistem Pengendalian Internal Perseroan bertujuan untuk menilai sejauh mana sistem pengendalian internal Perseroan masih andal dan efektif serta ditaati secara konsisten. Jika ditemukan adanya prosedur yang sifatnya dapat menghambat kelancaran kualitas pelayanan, sistem ini akan diperbaiki. Selain itu, pemeriksaan khusus juga dilakukan pada sejumlah cabang. Sedangkan dalam rangka tindak lanjut temuan dari sejumlah auditor seperti BPKP, KAP, dan SPI, telah dilakukan monitoring tindak lanjut pelaksanaan rekomendasinya, baik di tingkat pusat, cabang, maupun anak perusahaan. Dalam penerapan sepanjang tahun buku, sistem Pengendalian Internal Perseroan terbukti dapat berjalan cukup efektif. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal perusahaan dengan persetujuan Dewan KomisarisDewan Pengawas. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01MBU2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. The Company’s Internal Control System has been ratiied by the Board of Director’s Decree No. HK. 56619PI.II-13 date 10 December 2013 on the internal control system in PT Pelabuhan Indonesia II Persero. The Company continuously strengthen its internal control system through: 1. Creating a controlling environment and activities through improvements in the organizational structure, including the division of duties and authorities, policies, implementation of operational system and procedures. Policies in the managerial level requires the presence of control activities as the irst line of defense in all business processes. 2. The implementation of enterprise risk management, main risks and strategies have been identiied, mapped, and managed appropriately. 3. The implementation of Information and Communication Technology ICT, which include all activities of the company up to the reporting. 4. The monitoring and evaluation process are conducted by the direct supervisor as the second line of defense. Evaluation of Internal Control System Efectiveness The evaluation of internal control system efectiveness process aims to assess the reliability of such internal control system and see if it is consistently being adhered. If any procedure is found to have any weakness, which may be detrimental to the quality of service, such system will be reined. In addition, special examinations are also performed on a number of branches. Meanwhile, in order to follow up on the indings of a number of auditors such as the BPKP, KAP, and SPI, follow-up monitoring of the implementation of its recommendations have been conducted, both at the central level, branches, and subsidiaries. In its application throughout the iscal year, the Company’s internal control system proved to be able to run quite efectively. Corporate Secretary The Corporate Secretary of the Company is appointed and dismissed by the President Director based on the internal mechanism of the company with the approval of the Board of Commissionersthe Board of Supervisor. This is in accordance with the Regulation of the Minister of SOE No. PER-01MBU2011 on the Implementation of Good Corporate Governance GCG at State-Owned Enterprises. TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 277 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Sekretaris Perusahaan ditetapkan melalui surat Keputusan Direksi No HK.56128PI.II-13 tanggal 1 Maret 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Manajemen PT Pelabuhan Indonesia II Persero. Sekretaris Perusahaan merupakan organ tata kelola perusahaan yang memegang peran signiikan sebagai Compliance Ofcer yang membantu Direksi dalam penerapan prinsip-prinsip GCG serta memenuhi ketentuan terhadap praktik GCG. Biograi Sekretaris Perusahaan Biograi singkat Sekretaris Perusahaan dapat dilihat pada bagian riwayat hidup Sekretaris Perusahaan di halaman 101. Tugas dan Tanggung Jawab Secara umum, Sekretaris Perusahaan memiliki fungsi membantu Direksi dalam pengelolaan program kerja hubungan masyarakat, hubungan luar negeri dan antar lembaga, tata usaha dan kesekretariatan Direksi yang dijabarkan dari strategi dan kebijakan Perseroan. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direksi, dengan tugas dan tanggung jawab secara khusus dijabarkan sebagai berikut: 1. Membina Hubungan Masyarakat a. Sekretaris Perusahaan bertugas merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang hubungan masyarakat. b. Menyeleksi dan merekomendasikan informasi relevan untuk dipublikasikan serta diedarkan di kalangan internal Perseroan. c. Merencanakan, melaksanakan serta membina hubungan dengan media massa. 2. Hubungan Antar Lembaga Bertugas merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang hubungan antar lembaga. 3. Tata Usaha Direksi Bertugas merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang tata usaha Perseroan. 4. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan: a. Pengelolaan promosi dan publikasi untuk pembentukan, menjaga, dan meningkatkan citra perusahaan The Corporate Secretary is governed by the Decree of the Board of Directors No. HK.56128PI.II-13 dated 1 March 2013 on the Organization and Management Procedure of PT Pelabuhan Indonesia II Persero. Corporate Secretary is an instrument of the Company’s governance that has signiicant roles as the Compliance Oicer which assists the Board of Directors in the implementation of GCG principles as well as complying with the regulations of GCG practices. Biography Corporate Secretary A brief biography of the Corporate Secretary can be seen on page 101. Duties and Responsibilities In general, Corporate Secretary holds the function to support the Board of Directors in managing public relations work program, international and inter institutional departments, business management and secretarial administration for the Board of Directors in elaboration from the Company’s strategies and policies. The Corporate Secretary is directly responsible to the Board of Directors with speciic duties and responsibilities described as follows: 1. Foster Relationship with the Public a. The Corporate Secretary is tasked to conduct planning, coordination, and supervisory towards work program implementation in public relations. b. Select and recommend relevant types of information to be published as well as circulated internally within the Company. c. Planning, implementing, as well as fostering relationship with the press. 2. Inter Institutional Department Tasked to conduct planning, coordinating, and supervising the implementation of work programs in inter institutional department. 3. Administration Management Department tasked to conduct planning, coordinating, and supervising the implementation of work programs in the Company’s business management. 4. Conduct planning, coordination, and monitor the implementation of: a. Promotion and publication management for creating, maintaining, and improving the corporate image; 278 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report b. Pelaksanaan pengelolaan Good Corporate Governance c. Pengelolaan isi web dan media internal perusahaan. 5. Tugas Lainnya yang terkait: a. Bertugas merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan penyusunan RKARKM dan pelaporan bidangnya, penerapan prosedur kerja dan sistem informasi manajemen yang terkait dengan bidangnya b. Memelihara dan mengawasi aset-aset danatau inventaris yang menjadi tanggung jawabnya c. Menyediakan data yang terkait dengan bidangnya d. Mengidentiikasi dan mengelola risiko sesuai bidangnya e. Melaksanakan tata kelola perusahaan secara taat asas GCG dan best practices sesuai dengan bidangnya, serta melaksanakan perbaikan serta peningkatan sistem dan prosedur kerja secara berkesinambungan continous improvement f. Menindaklanjuti danatau memberikan arahan hasil temuan auditor sesuai bidangnya g. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pembinaan cabangunit pelabuhan sesuai bidangnya h. Membina, mengarahkan, dan menilai kinerja bawahan i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang terkait yang diberikan oleh atasan j. Bertugas mengatur, menghadiri, dan membuat risalah rapat Direksi k. Bertugas mewakili Perseroan untuk menjalin hubungan dengan regulator, lembaga, atau asosiasi lain yang berkaitan dengan kegiatan Perseroan l. Melaksanakan tugas kesekretariatan bagi Direksi m. Mengkoordinasi dan mendokumentasikan pelaksanaan sosialisasi dan penilaian praktik GCG di lingkungan Perseroan; n. Sekretaris Perusahaan juga menyusun materi promosi dan publikasi tentang Perseroan, yang meliputi pembuatan laporan tahunan, proil Perseroan, pameran, sponsorship, jumpa pers, dan informasi lainnya. Pelatihan Sekretaris Perusahaan Sepanjang tahun 2014, Sekretaris Perusahaan telah mengikuti sejumlah pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas. Pelatihan dimaksud adalah: b. Good Corporate Governance management implementation; c. Corporate website and internal media management. 5. Other related duties: a. Tasked to plan, coordinate, and control the composition of RKA RKM and its reporting, work procedure implementation and management information system related to its ield; b. Maintain and monitor assets and or inventory under its responsibilities; c. Providing data related to its ield; d. Identify and manage risk according to its ield; e. Conduct corporate governance and its best practices according to its ield, as well as conduct continuous development and improvement of system and work procedures; f. Follow up and or provide directives of auditor indings according to its ield; g. Planning, coordinating, and supervising the development of port branches units according to its ield; h. Guide, direct, and assess work performance of subordinates; i. Perform other related tasks assigned by its supervisor; j. Organize, attend, and making the minutes of the Board of Directors meetings; k. To act as the Company’s representative in fostering relationship with the regulators, institutions, or other associations related to the Company’s activities; l. Conduct secretarial duties for the Board of Directors; m. Coordinate and document the implementation of GCG dissemination and practices within the Company; n. Corporate Secretary also organizes the Company’s publication and promotion materials, such as the annual report, Company Proile, public expose, sponsorship, press releases, and other information. Corporate Secretary Training Throughout 2014, the Corporate Secretary has participated in a number of trainings to increase capacity. The trainings are: TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 279 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report No. Materi PelatihanTraining Subject PelaksanaanImplementation 1 Modul 1 Executive Development Program IMD Swiss 18-26 Maret 2014 2 Pelatihan Capacity Building John Robert Powers 21-23 April 2014 3 Konferensi 12th ASEAN Ports and Shipping 2014 11-12 Juni 2014 4 APEC Seminar on Port Logistics 1-12 September 2014 Pelaksanaan Kegiatan Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan di bidang pembinaan hubungan masyarakat, di antaranya terkait dengan pengungkapan informasi melalui media massa. Berikut adalah daftar Siaran Pers yang dipublikasikan selama tahun 2014: No Tanggal | Date Judul | Subject Cabang | Branches 1 13 January Peninjauan Proyek Pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok Visit to Port of Tanjung Priok Development Project Tanjung Priok 2 14 January Pernyataan Bersama: Tenggelamnya KM BJL-I di sisi Dermaga 107 Pelabuhan Tanjung Priok Joint Statement on The Sinking of KM BJL-I on Dermaga 107 of Port of Tanjung Priok Tanjung Priok 3 16 January Pernyataan Bersama: Pelabuhan Tanjung Priok berkomitmen untuk beroperasi memberikan pelayanan jasa kepelabuhanan 247 | Joint Statement on Port of Tanjung Priok Commitment to Provide Full Time 247 Port Services Tanjung Priok 4 21 January Bantuan Sembako untuk Korban Bencana Banjir Tanjung Priok Staple Food Aid for Flood Victim in Tanjung Priok Area Tanjung Priok 5 22 January Inaportnet Layanan Tunggal Elektronik Berbasis Internet Hadir di Pelabuhan Tanjung Priok Inaportnet, an Internet-based One Stop e-Service is Now Operational in Port of Tanjung Priok Tanjung Priok 6 23 January IPC Appreciation Night: Mendorong Sinergi bagi Pelaku Usaha dan Pengguna Jasa Pelabuhan IPC Appreciation Night: Fostering Synergy for Businesses and Port Customer Panjang 7 24 January Modernisasi Pelabuhan Panjang Sebagai Bentuk Kesiapan Mendukung Program Nasional MP3EI Koridor Sumatera | Port of Panjang Modernization as Concrete Evidence to Support National Program of MP3EI Sumatra Corridor Panjang 8 8 February Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Port of Pulau Baai Development to Support Economic Development of Bengkulu Province Bengkulu 9 19 February IPC dan Jamintel Bekerjasama Tingkatkan Kualitas Pengetahuan dan Kesadaran Hukum Pengamanan Aset dan Usaha | IPC and Solicitor General Cooperation to Improve Knowledge and Legal Awareness for Assets and Business Safeguarding Tanjung Priok 10 25 February Pernyataan Bersama: IPC and Pemerintah Indonesia Mendorong Pemangku Kepentingan untuk Meningkatkan Kerja Sama Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia | Join Statement: IPC and Government of Indonesia Encourage Stakeholders to Cooperate in Driving Indonesia’s Economic Growth Tanjung Priok 11 5 March Ledakan di Gudang Amunisi Tanjung Priok | Explosion at Tanjung Priok Ammunition Depot Tanjung Priok 12 27 March IPC Bekerja Sama dengan Pemerintah DKI Jakarta Dukung Turnamen Golf Internasional “ Indonesia PGA Championship 2014” | Cooperation between IPC and the Jakarta Administration to Support the international golf tournament “Indonesia PGA Championship 2014” Tanjung Priok 13 19 April IPC dan Mitsui Co, Ltd. Tandatangani Shareholder Agreement untuk Pengoperasian NewPriok Container Terminal 1 | IPC dan Mitsui Co. Ltd. Signed the Shareholder Agreement for Operation of NewPriok Container Terminal 1 Tanjung Priok 14 2 May IPC dan Jamdatun Bekerjasama Tingkatkan Efektiitas Penanganan Masalah Hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara | IPC and Solicitor General Cooperation to Increase the Efectiveness of Handling on Civil and State Administrative Legal Issues Tanjung Priok 15 7 May IPC Cabang Cirebon Lakukan Penegakkan ISPS Code untuk Menertibkan Penggorek Batubara Cirebon Branch of IPC to Enforce ISPS Code to Curb Coal Chipper Cirebon Activity Implementation As part of Corporate Secretary’s execution of tasks in public relation’s development sector, among them is information disclosure through mass media. The following is a list of press releases published throughout the year of 2014: 280 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report No Tanggal | Date Judul | Subject Cabang | Branches 16 1 June Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai untuk Menunjang Kegiatan Ekspor Bengkulu Port of Pulau Baai Development to Support Economic Development of Bengkulu Province Bengkulu 17 24 June Dampak Ekonomi PT Pelabuhan Indonesia II Terhadap Perekonomian Nasional Economic Impat of PT Pelabuhan Indonesia II to National Economy Tanjung Priok 18 14 July PT Pelabuhan Indonesia II Persero Bukukan Total Pendapatan Rp1,77 Triliun pada Triwulan I 2014 PT Pelabuhan Indonesia II Persero Posted Total Revenue of Rp1,77 Trillion of 2014 1st Quarter Tanjung Priok 19 25 July Mudik Gratis Bersama PT Pelabuhan Indonesia II Persero Free Homecoming Transportation from PT Pelabuhan Indonesia II Persero Tanjung Priok 20 5 August IPC Tandatangani Facility Agreement Terkait Penarikan Pinjaman Komersial Luar Negeri IPC Signed Facility Agreement to Foreign Commercial Loan Withdrawals Tanjung Priok 21 5 August PT Pelabuhan Indonesia II Persero dan Hutchison Port Holdings Sepakati Amandemen Kerja Sama Usaha PT Jakarta International Container Terminal dan KSO TPK Koja PT Pelabuhan Indonesia II Persero and Hutchison Port Holdings Agreement on Contract Amendment on management of PT Jakarta International Container Terminal and TPK Koja Tanjung Priok 22 13 August Photo Release: Pengangkatan 226 Pegawai Outsourcing PT JICT Menjadi Pegawai PT Pelabuhan Indonesia II Persero | Photo Release: Induction of 226 Outsourcing Employee of PT JICT to Employee of PT Pelabuhan Indonesia II Persero. Tanjung Priok 23 2 September PT Jababeka Tbk dan PT Pelabuhan Indonesia II Persero Sepakati Kerjasama Pengembangan Cruise Terminal dan Kawasan Marina di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung Banten | PT Jababeka Tbk and PT Pelabuhan Indonesia II Persero Signed Agreement of Development of Cruise Terminal and Marina in Tanjung Lesung Banten Special Economic Region Banten 24 23 September Photo Release: Presiden Terpilih Joko Widodo Tinjau Proyek NewPriok Photo Release: President-elect Joko Widodo Visits NewPriok Project Tanjung Priok 25 25 September Menimbang Dampak dan Peluang Sistem Logistik Nasional Era AEC 2015 Considering Impact and Opportunities of National Logistics System in AEC 2015 Era Tanjung Priok 26 2 October IPC Media Gathering | IPC Media Gathering Tanjung Priok 27 22 October IPC Umumkan Pemenang “Pelabuhan Indonesia Award 2014” IPC Announces the Winner of “Pelabuhan Indonesia Award 2014” Tanjung Priok 28 28 October Photo Release: Menteri BUMN Kabinet Kerja Rini M Sumarno Tinjau Pelabuhan Tanjung Priok Photo Release: SOE Minister of New Cabinet Mrs. Rini M Sumarno Visits Port of Tanjung Priok Tanjung Priok 29 29 December Diskusi Akhir Tahun Kepelabuhanan Bersama IPC | Year End Discussion about Sea Port with IPC Tanjung Priok Satuan Pengawas Internal Satuan Pengawasan Internal SPI merupakan organ tata kelola perusahaan yang menjalankan fungsi audit internal dalam tubuh Perseroan. SPI merupakan organ Direksi yang bersifat independen, yang membantu Direksi dalam mengevaluasi aktivitas operasional, keuangan, dan investasi secara efektif dan eisien. Sesuai dengan Piagam Satuan Pengawasan Internal, SPI merupakan mitra strategis yang tanggap dan dapat dipercaya bagi Direksi dan Manajemen Perseroan. SPI memberikan assurance atas penerapan manajemen risiko, pengendalian internal, dan tata kelola perusahaan yang baik di lingkungan Perseroan. Pihak yang Mengangkat dan Memberhentikan Kepala SPI Satuan Pengawas Internal dipimpin seorang Kepala Satuan Pengawas Internal yang melapor langsung kepada TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE Internal Audit Unit Internal Audit Unit SPI is an organ of corporate governance that carries out the internal audit function in the Company. SPI is an organ of the Board of Directors that is independent, which assists the board of directors in evaluating operational, inancial, and investment activities efectively and eiciently. In accordance with the Charter of the Internal Audit Unit of PT Pelabuhan Indonesia II Persero, the SPI is a strategic partner that is responsive and reliable for the Company’s Board of Directors and Management. SPI provides assurance for the implementation of risk management, internal control, and good corporate governance within the Company. Parties that Appoint and Dismiss the Head of SPI The Internal Audit Unit is chaired by a Head of Internal Audit Unit who reports directly to the President Director. Head 281 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Direktur Utama. Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris. Pernyataan Independensi Kepala SPI dan seluruh staf SPI dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan dan kegiatan operasional Perseroan, anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan kerja sama operasi yang dapat mengganggu independensi Satuan Pengawas Internal. Biograi Satuan Pengawas Internal Biograi singkat Satuan Pengawas Internal dapat dilihat pada bagian riwayat hidup Satuan Pengawas Internal di halaman 101. Tugas dan Tanggung Jawab 1. Menyusun program, kerja pengawasan tahunan yang leksibel dengan menggunakan metodologi berbasis risiko risk based. 2. Melaksanakan program yang sudah disahkan oleh Direktur Utama dan melaksanakan pemeriksaan khusus sesuai dengan permintaan Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit. 3. Memberikan jasa konsultasi kepada manajemen, di mana auditor internal tidak menjalankan tanggung jawab manajemen, misalnya menilai kecukupan pengendalian internal dari suatu sistem dan proses yang akan diimplementasikan. 4. Evaluasi sistem pengendalian intern 5. Berkoordinasi dengan dan mengawasi fungsi control dan pengawasan lainnya. 6. Melakukan audit investigasi atas aktivitas yang berindikasi fraud dan melaporkan hasilnya kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit. Pedoman Umum Sistem Pengendalian Internal Pedoman umum sistem internal ini disusun dengan mengacu pada COSO framework principles dan telah ditetapkan dengan surat keputusan Direksi No. 56619 PI.II-2013 Tanggal 10 Desember 2013. Hasil evaluasi atas sistem pengendalian intern perusahaan menunjukkan tingkat penerapan 17 prinsip COSO pada masing-masing komponen sebagai berikut : 1. Pedoman perilaku Code of Conduct telah disampaikan ke setiap insan Perseroan. Di samping itu, dapat pula diakses melalui website Perseroan, sehingga tidak hanya insan Perseroan tetapi stakeholder lainnya of the SPI is appointed and dismissed by the President Director with the approval of the Board of Commissioners. Statement of Independence The Head of the SPI and the entire staf of SPI are forbidden to engage in the decision-making and operational activities of PT Pelabuhan Indonesia II Persero, subsidiaries, associated companies and joint operations which may interfere with the independence of the Internal Audit Unit. Biography Internal Audit Unit A brief biography of the internal audit unit can be seen 101. Duties and Responsibilities 1. Formulates a lexible annual monitoring work program by utilizing risk based methodology. 2. Implement programs which have been ratiied by the President Director and carry out special examinations based on the request of the President Director and the Board of Commissioners through the Audit Committee. 3. Provide consultation services to the management, in the event the internal auditors are not able to implement the responsibility of the management, such as: assess internal control’s adequacy of a system process which will be implemented. 4. Evaluation of internal control system 5. Coordinate with and oversee control and other monitoring activities. 6. Conduct investigative audits on any activities with indications of fraud and report the results to the President Director and the Board of Commissioners through the Audit Committee. General Guidelines for the Internal Audit System The general guidelines for the internal system is developed based on the COSO framework principles and have been stipulated by the decree of the Board of Directors No. 56619PI.II-2013 dated 10 December 2013. The evaluation results of the Company’s internal audit system indicate the implementation level of the 17 COSO principles on each of the following components : 1. The Code of Conduct has been delievered to every individuals of the company. In addition, it can also be accessed through the company’s website, so not only the individulas of the company, but other 282 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report seperti pelanggan, pemasok, dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan dapat mengetahui serta memahami aturan dan perilaku tersebut. Untuk mendorong ditaatinya pedoman ini, manajemen menerapkan whistleblowing system dengan menunjuk Deloitte sebagai pihak independen yang menerima dan mengelola pelaporan atas pelanggaran kode etik. 2. Independensi Dewan Komisaris terhadap manajemen ditunjukkan ketika harus memberikan rekomendasi atas usulan bisnis dan Direksi. Semua usulan tidak mendapat rekomendasi tanpa melalui kajian dari Komite Audit maupun Komite Pemantau Manajemen Risiko. Melalui rapat koordinasi rutin dengan SPI, Komisaris melalui Komite Audit meminta laporan pelaksanaan fungsi pengawasan SPI termasuk perkembangan penerapan atas pengembangan pedoman umum sistem pengendalian intern Perseroan. 3. Sejalan dengan transformasi Perseroan, struktur organisasi mengalami penyempurnaan dengan menyesuaikan terhadap kebutuhan dan strategi Perseroan dengan tetap memperhatikan prinsip pendelegasian wewenang tanggung jawab dan garis pelaporan yang jelas 4. Visi “…creating an exciting enterprises for our people…” telah menjadi daya tarik bagi para tenaga muda maupun profesional untuk bergabung dan menjadi bagian dari sumber daya Perseroan. Selain itu, manajeman memiliki kepedulian tinggi untuk memiliki SDM yang handal dan berkualitas melalui program pendidikan pasca sarjana baik di dalam maupun luar negeri, accelerated development program untuk mempersiapkan pemimpin masa depan sampai dengan perbaikan paket remunerasi untuk menjamin kesejahteraan yang lebih baik. 5. Dengan SDM yang berkualitas dan handal, manajemen lebih yakin dalam mendelegasikan wewenang dan tangungjawabnya kepada second layer. Termasuk di dalamnya adalah tanggung jawab terhadap berfungsinya sistem pengendalian internal dalam unit dan aktiitasnya. Identiikasi Risiko 6. Sebagai bagian dari transformasi Perseroan, visi dan strategi telah di identiikasikan kembali sehingga Perseroan memiliki tujuan yang lebih jelas, spesiik dan terukur. Hal ini lebih memudahkan manajamen dalam melakukan identiikasi risiko yang melekat pada pencapaian tujuan Perseroan. stakeholders such as customers, suppliers, and other parties concerned will be informed and understand such rules and behavior. To encourage compliance to the guidelines, the management applies the whistleblowing system by appointing Deloitte as an independent party that receives and manages the reporting of violations of the code of conduct. 2. Independence of the Board of Commissioners to the management is demonstrated when providing recommendations to business proposals from Board of Directors. All proposals will not have any recommendation without going through the review of the Audit Committee and the Risk Management Monitoring Committee. Through regular coordination meetings with the SPI, the Board of Commissioners through the Audit Committee requests reports on the implementation of SPI’s supervision function including implementation development of the Company’s guidelines of the internal control system. 3. In line with the transformation of the company, the organizational structure experienced improvement by adjusting to the needs and strategies of the company with due observance of the principle of delegation authorities responsibilities and clear reporting lines. 4. “... creating an exciting enterprises for our people ...” which is found in the vision has made the company to become an attraction for the young and professional workers to join and become a part of the company’s resources. In addition, the management is also very concerned to have a reliable and qualiied human resources through post-graduate education programs both at home and overseas, accelerated development program to prepare future leaders to the improvement of remuneration packages to ensure a better welfare. 5. With a qualiied and reliable human resources, the top management is more conident in delegating its authority and responsibility to the second layer. This includes the responsibility for the proper functioning of the internal control system within the unit and its activities. Risk Assessment 6. As part of the company’s transformation, the vision, mission and strategy have been redeined so that the company has a clearer, speciic and measurable objectives. This will facilitate the management in identifying risks that are inherent in achieving the corporate goals. TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 283 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 7. Berdasarkan risiko-risiko yang telah teridentiikasi kemungkinan terjadi dan dampaknya dapat dikendalikan serta dapat diterima dalam risk appetite. 8. Hasil penilaian “BUMN Bersih” yang dilakukan oleh BPKP menunjukan bahwa perusahaan berkomitmen terhadap pencegahan gratiikasi, fraud dan KKN. 9. Enterprise Risk Management yang diterapkan di IPC mengharuskan adanya prosedur pemantauan perubahan lingkungan bisnis sebagai upaya untuk pengkinian update risk register. Aktiitas Pengendalian 10. Dalam rangka mengendalikan risiko sehingga masuk ke dalam risk appetite, saat ini Direktorat Operasi sedang melakukan penyempurnaan seluruh bisnis model pelayanan kapal dan barang sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mengefektifkan pengendalian internal. Termasuk di antaranya menerapkan sistem aplikasi untuk terminal petikemas, terminal kendaraan, sistem pergudangan, pengelolaan lapangan, dermaga, armada dan sebagainya. 11. Penyempurnaan seluruh bisnis model pelayanan di atas merupakan upaya untuk menerapkan kebijakan pengendalian internal ke seluruh unit kerja dan semua aktiitas. 12. Biro Sistem Informasi IPC sedang mengembangkan IT Governance untuk meningkatkan peran IT dalam bisnis proses maupun back oice sebagai upaya mengoptimalkan Information and Technology General Control ITGC. Informasi dan Komunikasi 13. Upaya lain yang dilakukan Biro Sistem Informasi untuk meningkatkan efektiitas sistem pengendalian intern Adalah mengembangkan data acquisition system yang memungkinkan pencatatan data otomatis terhadap semua aktiitas operasi. Selanjutnya data diolah untuk menghasilkan kinerja dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan. 14. Manajemen sangat menyadari bahwa setiap permasalahan yang terjadi di perusahaan merupakan akibat dari tidak berfungsinya komunikasi secara efektif dalam organisasi. Untuk meningkatkan efektiitasnya, berbagai hal mengenai internal control dan siapa saja yang bertanggung jawab harus dikomunikasikan ke seluruh organisasi. 15. Hal-hal yang bersifat dan dapat mempengaruhi internal control dikomunikasikan kepada pihak-pihak eksternal. 7. Based on the risks that have been identiied as a risk, therefore the occurence possibilities and the efects can be controlled and accepted in the risk appetite. 8. The clean SOE assessment results which was conducted by the BPKP indicates that the company is committed to the prevention of graft, fraud and KKN. 9. Enterprise Risk Management that is being applied in IPC requires the presence of monitoring procedure changes in the business environment in an efort to update the risk register. Control Activities 10. In order to control risks to enter into risk appetite, currently the Directorate of Operations is perfecting the whole business model of vessel and goods services in an efort to improve service quality and streamline the internal control. Including the implementation of an application system for the container terminal, vehicle terminal, warehouse system, ield management, dock, leet, and others. 11. Reinement of all of the abovestated services’ business models is an efort to implement the internal control policy to the entire unit and all activities. 12. IPC’s Information System Bureau is developing IT Governance to enhance the role of IT in business and back oice processes as an efort to optimize the Information and Technology General Control ITGC. Information and Communication 13. Other eforts being conducted by the Information System Bureau to improve the efectiveness of internal control system is by developing a data acquisition system that enables automatic data recording of all operational activities. Furthermore, the data is processed to generate performance in order to improve the performance and quality of services. 14. The management is very aware that any problems occuring in the company as a result of a malfunction of efective communication within the organization. To increase its efectiveness, various issues regarding internal control and who is accountable shall be communicated throughout the organization. 15. Inluential matters in nature and may afect internal control are communicated to external parties. 284 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Monitoring dan Evaluasi 16. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara periodik maupun terus menerus dimaksudkan untuk memastikan bahwa sistem pengendalian internal berfungsi dengan baik dalam mengendalikan risiko. 17. Jika terdapat kelemahan harus segera terdeteksi dan segera dilakukan tindakan perbaikan. Hal inilah yang membuat kegiatan monitoring dan evaluasi ini menjadi sangat penting karena sentiasa dapat memperkuat pengendalian internal dari hari ke hari. Akuntan Publik Sejak tahun 2009 sampai dengan 2013 untuk 5 periode berturut-turut Perseroan menggunakan jasa Akuntan Publik HLB Hadori Sugiarto Adi Rekan member of HLB International dan tidak memberikan jasa inansial lainnya selain jasa audit. Periode tahun Year period Signing Partner Signing Partner Kantor Akuntan Publik Public Accounting Firm Kantor Akuntan Publik Asing International Public Accounting Firm Jasa Lainnya Other Services 2014 Purwantono Suherman Surja Purwantono Suherman Surja Ernst Young Tidak Ada None 2013 Abdul Khoir, CPA Hadori Sugiarto Adi Rekan HLB International Tidak Ada None 2012 Abdul Khoir, CPA Hadori Sugiarto Adi Rekan HLB International Tidak Ada None Pekerjaan jasa audit laporan keuangan tahun buku 2014 berdasarkan surat kontrak No. HK. 5661692PI.II-14 tanggal 16 September 2014. Waktu pelaksanaan terhitung sejak tanda tangan. Perkara Hukum Perkara Hukum Litigation Kasus Case Status Penyelesaian Completion Status Pengaruh Terhadap Perseroan Impact to The Company Gugatan dari Ir. Nuraini Udaya, Handara, S. Maryono, Doly Indra Nasution, yang mengklaim sebagai pemilik 118 bidang tanah yang dinyatakan tumpang tindih dengan HPL PT Pelabuhan Indonesia II Persero di Pelabuhan Bojonegara. Claims by Ir. Nuraini Udaya, Handara, S. Maryono, Doly Indra Nasution claiming as the owner of 118 land ownerships which overlaps with HPL of PT Pelabuhan Indonesia II Persero at the Port of Bojonegara Perkara ini sedang dalam proses pemeriksaan di tingkat Banding pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. This case is in the Appeal process at the High Court of DKI Jakarta Adanya potensi kehilangan bagian tanah HPL PT Pelabuhan Indonesia II Persero di Pelabuhan Bojonegara. Potentials of losing parts of HPL land of PT Pelabuhan Indonesia II Persero at the Port of Bojonegara. Gugatan dari Bakri Abdullah Kepada PT Pelabuhan Indonesia II Persero Cabang Teluk Bayur atas pemutusan kontrak penggunaan lahan Jalan By Pass Padang seluas 5.000 m2 yaitu Perjanjian No. HK.5644C.Tbs-2005 tanggal 25 Oktober 2005 dan lahan seluas 10.000 m2 berdasarkan Perjanjian Nomor HK.56515C.Tbs-2005 antara Cabang Pelabuhan Teluk Bayur dengan Puskoppolda Sumatera Selatan. Lawsuit from Bakri Abdullah to PT Pelabuhan Indonesia II Persero Teluk Bayur Branch on the termination of contract for the utilization of land in Padang By Pass Road of an area of 5,000 m2 which is Agreement No. HK. 5644C.Tbs-2005 and a land area of 10,000 m2 based on the Agreement No. HK. 56515C.Tbs-2005 between Teluk Bayur Harbor Branch and Puskoppolda South Sumatra. Perkara sedang dalam proses tingkat Kasasi di Mahkamah Agung. This is case is in the appeal to the Supreme Court process. Adanya potensi pembayaran atas ganti rugi kepada Penggugat. Potentials of compensation to the Plaintif Monitoring and Evaluation 16. Monitoring and evaluation are conducted periodically or continuously intended to ensure that the internal control system functions well in controlling risk. 17. If there is a weakness, it should be detected immediately and immediate corrective action must be carried out. This makes monitoring and evaluation activities have become very important because it always strengthen internal control from day to day. Public Accountant Since 2009 to 2013 for ive consecutive periods PT Pelabuhan Indonesia II Persero employed the services of HLB Hadori Sugiarto Adi Partners Public Accounting Firm member of HLB International and does not provide any other inancial services other than audit services. The 2014 inancial report audit job services is pursuant to contract No. HK. 5661692PI.II-14 dated 16 September 2014. The commencemet time is efective since the signing. Litigation TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 285 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Perkara Hukum Litigation Kasus Case Status Penyelesaian Completion Status Pengaruh Terhadap Perseroan Impact to The Company Gugatan Syamsul Bachri, CS 131 Orang , Eks Warga Koja Utara yang mengklaim sebagai Pemilik tanah yang dikosongkan oleh PT Pelabuhan Indonesia II Persero antara tahun 1993 – 1997 untuk pembangunan Terminal Petikemas Koja dan belum menerima ganti rugi. Lawsuit from Mr. Syamsul Bachri, CS 131 people, former North Koja resident for the claim of land ownerships which was vacated by PT Pelabuhan Indonesia II Persero between 1993-1997 for the development of Koja Container Terminal and has not received compensation. Saat ini perkara sedang dalam proses pemeriksaan di tingkat Kasasi pada Mahkamah Agung RI atas permohonan dari Sdr. Syamsul Bachri, CS. This case is in the Appeal to the Supreme Court’s examination by the request of Mr. Syamsul Bachri, CS Adanya potensi pembayaran ganti rugi oleh PT Pelabuhan Indonesia II Persero kepada Penggugat. Potentials of compensation payment by PT Pelabuhan Indonesia II Persero to the Plaintif Gugatan dari PT Gutrie Pecconina Indonesia kepada PT Pelabuhan Indonesia II Persero Cabang Palembang yang menganggap PT Pelabuhan Indonesia II Persero telah wanprestasi tidak menjamin tanah objek perjanjian dalam keadaan sengketa. Lawsuit from PT Guthrie Pecconia Indonesia to PT Pelabuhan Indonesia II Persero Palembang Branch, in accusation of defaults by PT Pelabuhan Indonesia II Persero in not assuring the land as the object in a dispute state Berdasarkan putusan Mahkamah Agung RI No. 2388KPdt.2012 yang telah berkekuatan hukum tetap inkracht van gewijsde secara hukum Cabang Pelabuhan Palembang tidak terbukti melakukan wanprestasi sebagaimana gugatan penggugat. Based on the legally binding inkracht van gewijsde decision of the Supreme Court No. 2388KPdt.2012, legally, the Palembang Harbor Branch is not guilty of breach as claimed by the plaintif PT Pelabuhan Indonesia II Persero tidak terbukti melakukan ingkar janji terhadap suatu perjanjian, sehingga Perusahaan terbebas dari kewajiban membayar tuntutan ganti rugi. PT Pelabuhan Indonesia II Persero is not proven to be default in the agreement, the company is released from the obligation to pay compensation claim. Gugatan dari Wiryanto Kong kepada PT Pelabuhan Indonesia II Persero cabang Sunda Kelapa yang menganggap PT Pelabuhan Indonesia II Persero telah wanprestasi terhadap perjanjian penggunaan lahan HPL. Lawsuit from Wiryanto Kong to PT Pelabuhan Indonesia II Persero Sunda Kelapa Harbor Branch, claiming the PT Pelabuhan Indonesia II Persero defaults to the HPL soil utilization agreement Saat ini perkara sedang dalam pemeriksaan di tingkat Banding pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta This case is in the Appeal process at the High Court of DKI Jakarta Adanya potensi lahan HPL PT Pelabuhan Indonesia II Persero yang menjadi Objek Sengketa tidak dapat digunakan oleh Pelabuhan Sunda Kelapa sampai batas waktu tertentu. Potential of HPL land of PT Pelabuhan Indonesia II Persero which became an Object of Dispute can not be utilized by the port of Sunda Kelapa until a certain time limit. Perkara KPPU No. 02KPPU-I2013 atas dugaan pelanggaran Pasal 15 ayat 2 dan Pasal 19 huruf a dan b UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, terkait pelayanan jasa bongkar muat di Pelabuhan Teluk Bayur. KPPU Lawsuit No. 02KPPU-I2013 alleged violations Article No. 15 Verse 2 and Article No. 19 Letter a and b, Laws Number 5 of 1999, in regards of the Prohibition upon Monopoly Practice and imbalanced Business Competition related to the loading and unloading services at the Teluk Bayur Harbor. Perkara ini sudah diputuskan di tingkat Kasasi pada Mahkamah Agung Inkracht van Gewisjde yang menyatakan bahwa PT Pelabuhan Indonesia II Persero tidak terbukti melakukan pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999. This case has been decided at the Cassation level of the Supreme Court inkracht van Gewisjde which states that PT Pelabuhan Indonesia II Persero is not guilty of violation of Law No. 5, 1999. PT Pelabuhan Indonesia II Persero terbebas dari potensi ancaman pembayaran denda kepada KPPU serta dapat mengatur persyaratan kepada mitra dalam melaksanakan kegiatan bongkar muat di Cabang Pelabuhan Teluk Bayur. PT Pelabuhan Indonesia II Persero is exculpated from potential payment to KPPU and able adjust to the requirements of partners to carrying out the loading and unloading activities in the Teluk Bayur Harbor Branch. Perkara KPPU No. 12KPPU-I2014 atas dugaan Pasal 17 dan Pasal 15 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, terkait kewajiban penggunaan Gantry Luing Crane di Pelabuhan Tanjung Priok. KPPU Case Number: 12KPPU-I2014 on suspicion of Article 17 and Article 15 paragraph 2 of Law No. 5 of 1999 on the Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Competition, related to the mandatory use of Gantry Luing Crane in the Port of Tanjung Priok. Saat ini perkara sedang dalam pemeriksaan perkara lanjutan di Komisi Pengawas Persaingan Usaha. This case is currently under further investigation in the Business Competition Supervisory Commission. Adanya potensi kerugian dalam optimalisasi pemanfaatan Gantry Lufting Crane di Pelabuhan Tanjung Priok. Potential loss in the utilization optimization of the Gantry Lufting Crane at the Tanjung Priok Harbor. Perkara Perselisihan Hubungan Industrial di Pengadilan Hubungan Industrial DKI Jakarta terkait Pemberian Penghargaan Masa Bakti PMB kepada pensiunan pegawai PT Pelabuhan Indonesia II Persero tahun 2012. Industrial Dispute Case at the Court of Industrial Relations of DKI Jakarta related the Provision of Tenure Award PMB to retired employees of PT Pelabuhan Indonesia II Persero in 2012. Saat ini perkara sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. This case is currently in the process of examination in the Court of Industrial Relations at the Central Jakarta District Court. Adanya proses Pengadilan Hubungan Industrial. Industrial Relations Court process 286 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Perkara Hukum Litigation Kasus Case Status Penyelesaian Completion Status Pengaruh Terhadap Perseroan Impact to The Company Perkara Perselisihan Hubungan Industrial di beberapa Pengadilan Hubungan Industrial antara lain PHI DKI Jakarta, Palembang, Serang, Bandung, Jambi terkait Pengunduran Diri Pegawai PT Pelabuhan Indonesia II Persero tahun 2013 33 Orang. Industrial Dispute Case in several Court of Industrial Relations among others PHI Jakarta, Palembang, Serang, Bandung, Jambi related to the Resignation of Employees of PT Pelabuhan Indonesia II Persero in 2013 33 people. Seluruh perkara PHI ini sedang dalam proses pemeriksaan di tingkat Kasasi pada Mahkamah Agung. The whole PHI case is currently under examination at the appeal to the the Supreme Court of level Adanya proses Pengadilan Hubungan Industrial. Industrial Relations Court process Kode Etik Perseroan Kode Etik Perseroan telah ditetapkan sesuai SK Direksi No. HK.56617PI.II-13 tanggal 28 November 2013 tentang Penetapan Kode Etik Bisnis PT Pelabuhan Indonesia II Persero merupakan standar etika yang mempengaruhi seluruh aktivitas lingkungan Perseroan serta telah diterapkan pada seluruh lingkungan Perseroan. Perseroan telah menyusun Etika Perilaku, yang mana semua pihak wajib mentaati dan menjalankannya sebaik-baiknya dalam menjalankan seluruh aktivitasnya di Perseroan. Kode Etik Perseroan dijelaskan sebagai berikut: ETIKA 1. Insan IPC Kami percaya bahwa tujuan kami dapat tercapai jika Insan IPC merasa senang dan bangga akan budaya IPC Insan IPC adalah aset yang paling berharga bagi organisasi dan berkontribusi dalam menyukseskan organisasi melalui cara yang menjadi ciri khas IPC “IPC WAY”. Kompetensi profesional dan integritas menjadi unsur penting dalam membuat IPC menjadi mitra pilihan yang dapat diandalkan, terbaik dalam jasa kepelabuhan logistik. Manajemen berkomitmen untuk memelihara dan mengembangkan bakat Insan IPC dan memastikan bahwa setiap Insan IPC menerima kesempatan yang sama dalam pelatihan, pendidikan, dan pengembangan kompetensi. Manajemen juga bertekad untuk memperkuat hubungan industri dan menghargai hak asasi manusia dan kewajibannya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. The Company’s Code of Conduct The Company’s Code of Conduct has been stipulated pursuant to the Decree of the Board of Directors No. HK.56617PI.II-13 dated 28 November 2013 on the Ratiication of Business Ethics of PT Pelabuhan Indonesia II Persero and is a standard of ethics which afects all activities within the Company and has been performed in the Company’s environment. The Company has formulated the Conduct Principles, where all elements are obligated to comply and perform the ethics in the proper manner while conducting their daily work activities. The Company’s Code of Conduct is described as follows: ETHICS 1. IPC Person We believe that we would achieve our goal if IPC person feels happy and proud of IPC culture. IPC Person is the most valuable asset to the organization and is contributing to the success of the organization through IPC’ signature way “IPC WAY”. Professional competency and integrity become to be an important factor for making IPC a reliable chosen partner, the best in port logistic service. Management commits to retain and develop IPC’ person talent and ensure that every IPC individual receives equal opportunity in training, education and competency enhancement. Management is also determined to strengthen industrial relation and value human rights and its obligation according to applicable regulation and requirement. TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 287 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Insan IPC diharapkan: • Menunjukkan secara nyata kejujuran, kedisiplinan dan menerapkan keterampilan, pengetahuan, keahlian dan inovasi. • Menolak dengan tegas semua perilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN karena akan sangat merugikan pertumbuhan Perseroan. • Memberikan perhatian penuh pada Hak Asasi Manusia dan kewajiban sesuai dengan hukum yang berlaku dan melarang pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam bentuk apapun. Keragaman Manajemen menghargai masing-masing individu dan memelihara persatuan dalam keragaman dengan menunjukkan hubungan saling percaya. Karena itulah, manajemen mendorong keragaman dalam tim kerja dan menghargai pendapat, nilai-nilai, serta keyakinan dari masing-masing individu. Mereka adalah dasar untuk keberhasilan IPC. Manajemen menciptakan suasana inklusivitas yang membantu individu-individu dalam mengekspresikan ide-ide, pendapat, serta berkontribusi aktif dalam pencapaian tujuan bisnis IPC. Dalam hal ini, seluruh Insan IPC harus: • Menghormati sesama rekan kerja dan membangun ikatan saling percaya. • Menghindari percakapan dan kegiatan yang menyinggung perasaan orang lain. • Membentuk jaringan yang kolaboratif unutk mempromosikan semangat tim dan inklusivitas. Kesempatan yang Setara IPC adalah perusahaan yang menjunjung tinggi pemberian kesempatan yang setara dan secara tegas menolak segala bentuk diskriminasi dalam ras, agama, warna kulit, suku, jenis kelamin, usia, keterbatasan isik, atau politik serta kepercayaan setiap individu. Insan IPC diharapkan untuk: • Berperilaku dengan penuh rasa hormat dan tidak mendiskriminasi rekan kerja berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas. • Segera laporkan kepada atasan, atasan daripada atasan, atau SDM apabila menghadapi atau melihat adanya diskriminasi yang terjadi karena hal tersebut melanggar hukum serta aturan IPC. IPC person is expected to: • Demonstrate explicitly honesty, discipline and implement skill, knowledge, expertise and innovation. • Firmly reject all corruptive behavior, collusion and nepotism because it would harm the Company’s growth. • Provide full attention to Human Rights and obligation according to applicable law and prohibit Human Rights violation in any form. Diversity The Management appreciates each individual and preserve unity in diversity by showing trustworthy relationship. Therefore, the Management encourages diversity in work team and respect opinion, values, and beliefs of each individual. They are the foundation to IPC success. The Management creates inclusive ambience that help individuals express ideas, opinion as well as actively contribute to accomplish IPC business goal. In this term, all IPC persons must: • Respect to fellow workers and build mutual trust bond. • Avoid conversation and activities that ofend other people’s feeling. • Create collaborative network to promote team spirit and inclusion. Equal Opportunity IPC is a company that upholds equal opportunity and irmly refuse any form of discrimination like race, religion, skin color, ethnic, gender, age, physical limitation, or political as well as each individual’s belief. IPC person is expected to: • Respectfully behave and not discriminate coworkers based on such described above. • Immediately report to superior, head of the superior, or Human Resources when encounter or see discrimination exist because it violates IPC’s law and regulation. 288 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Meritrokrasi dan Kinerja Manajemen menghargai setiap individu yang berprestasi dan menyadari pentingnya memiliki sumber daya manusi yang kompeten untuk dapat berkembang serta menjadi yang terbaik dalam lingkungan bisnis yang dinamis. Manajemen menghargai kinerjaprestasi, dan alokasi pekerjaan, mutasirotasi pekerjaan, dan promosi didasarkan hanya pada meritokrasi tanpa adanya praduga, prasangka, atau favoritisme. Penugasan pekerjaan dilakukan dengan mempertimbang- kan hal-hal sebagai berikut: • Suatu fungsi akan dibuat ketika muncul kebutuhan akan suatu pekerjaan. • Setiap fungsi membutuhkan kompetensi yang tepat serta moral yang baik. • Setiap penugasan pekerjaan diberikan berdasarkan kriteria yang jelas dan dilakukan melalui prosedur yang adil dan transparan. • Setiap fungsi membutuhkan peningkatan kompetensi melalui pembelajaran serta pengembangan yang berkelanjutan. Zat-Zat, Obat-Obatan Terlarang dan Tindakan Asusila IPC berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja bebas penyalahgunaan zat-zat dan obat-obatan terlarang serta tindakan asusila. Manejemen secara tegas menentang segala bentuk penjualan, distribusi, pembuatan, kepemilikan atau penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol oleh insan IPC di lingkungan kerja atau fasilitas kerja lainnya, serta tindakan yang bertentangan dengan norma kesusilaan. Peraturan ini secara tegas berlaku baik saat rehat maupun saat periode bekerja selama insan IPC bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut. Perseroan memiliki hak untuk melakukan pencarian dan pengujian untuk membuktikan penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol dan tindak asusila sesuai dengan hukum yang berlaku kapanpun dibutuhkan. Sebagai Insan IPC yang bertanggung jawab, semua insan IPC harus mematuhi peraturan yang telah tertulis di atas. Setiap pelanggaran terhadap peraturan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan tindakan asusila akan mengarah pada tindakan tegas termasuk pemutusan hubungan kerja bagi yang bersangkutan sesuai dengan proses yang berlaku. Meritocracy and Performance The Management recognizes each accomplished individual and realizes the importance of having competent human resources to be able to grow and become the best in dynamic business environment. The Management values performanceachievement, and job allocation, work changerotation, and promotion based only on meritocracy without presumption, prejudice, or favoritism. Work assignment is conducted with following considerations: • A function will be created if there is needs for a job. • Each function requires the right competency and good morale. • Every work assignment is given based on clear criteria and conducted thru fair and transparent procedure. • Each function demand competency enhancement through sustainable learning and development. Substances, Illegal Drugs and Immoral Conduct IPC has commitment to establish work environment that is free from substance and illegal drugs abuse as well as immoral conduct. The Management is irmly against any form of sale, distribution, production, ownership and the use of illegal drugs and alcohol by IPC personnel at work environment and other work facility as well as act against decency norms. This regulation expressly applies both during break and work period as long as IPC person is responsible for the job. The Company reserves the right to conduct search and test to prove the use of illegal drugs, alcohol, and immoral conduct whenever needed according to the applicable law. Being a responsible IPC person, every IPC individual should follow the regulation written above. Every violation to illegal drugs abuse and immoral conduct regulation will lead to decisive action including termination of employment for the related party according to the applicable process. TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 289 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Tata Cara Berpakaian Kami semua bertanggung jawab terhadap reputasi perusahaan. Karena itulah, kami perlu memperhatikan kode berpakaian serta penampilan bisnis. Lingkungan Kerja Aman dan Bebas dari Pelecehan IPC tidak mentolerir sama sekali jenis intimidasi atau pelecehan di tempat kerja. Karena itulah, manajemen mendorong Insan IPC untuk menyampaikan keluhan mereka kapan pun mereka melihat atau mengalami segala jenis pelecehan di tempat kerja. Terkait dengan hal ini: • Insan IPC tidak diperkenankan berperilaku kasar, otoriter, intimidatif, menghina, menekan, menyinggung, atau tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. • Insan IPC tidak diperkenankan menegeluarkan pernyataan dan lelucon yang mengarah pada kekerasan dan dapat melukai perasaan seseorang. • Insan IPC tidak diperkenankan membiarkan atau mentolerir segala bentuk pelecehan seperti tindakan- tindakan, komentar, kontak isik, gangguan, atau pembicaraan yang tidak pantas. Tanggung Jawab dalam Penggunaan Aset dan Waktu Perseroan Kami sebagai Insan IPC sadar bahwa efektivitas dan eisiensi dalam segala aspek dalam berkreativitas akan memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu, kami semua harus menunjukan: • Kemampuan untuk menentukan skala prioritas demi keuntungan optimal perusahaan. • Kebiasaan untuk menghindari ketidak eisienan terutama dalam hal keuangan, sumber daya dan waktu perusahaan. Kami sebagai Insan IPC turut bertanggung jawab untuk penggunaan aset Perseroan Aset IPC bukan hanya tangible assets aset berwujud tetapi juga intangible assets seperti waktu kerja Insan IPC, Hak Kekayaan Intelektual HAKI, informasi yang dilindungi oleh hak kepemilikan, desain produksi dan sejenisnya. Insan IPC bertanggung jawab dalam melindungi aset kekayaan IPC terhadap kehilangan, pencurian dan penyalahgunaan. Pada prinsipnya aset IPC tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan pihak lain. Penggunaan aset yang tidak semestinya termasuk pada penyelahgunaan aset IPC. Oleh karena itu kami, Insan IPC: Dress Code We are all responsible for company’s reputation. We, therefore, need to pay attention to dress code as well as business appearance. Safe and Free from Harassment Work Environment IPC will not tolerate at all any intimidation or harassment at work place. The Management, then, encourages IPC persons to ile their omplain whenever they see or experience any form of harassment at work place. Related to this: • IPC personnel is not allowed to behave rudely, authoritarian, intimidating, insulting, oppressive, ofensive or not appropriate according to applicable public norms. • IPC personnel is not permitted to issue statement and anecdote that leads to violence and might hurt someone feeling. • PIC personnel is not allowed to let or tolerate any form of harassment, such as inappropriate conducts, comment, physical contact, disturbance or conversation. Responsibility In Utilizing Company’s Assets and Time We, as IPC individuals, are aware that eicacy and eiciency in all aspects of creativity will lead to optimum result. All of us, therefore, must demonstrate: • Capability to determine priorities for company’s optimum beneit. • The custom to avoid ineiciency especially on company’s inancial matter, resources and time. We, as IPC personnel, are also responsible for the use of Company’s assets IPC assets are not only tangible assets but also intangible assets like IPC personnel’s work time, Intellectual Property Rights IPR, protected information by proprietary right, product design and its kind. IPC personnel is responsible in safeguarding IPC assets from lost, theft and misuse. In principle IPC assets are not permitted to be used for personal or other party’s interest. Improper use of assets is included in misuse of IPC assets. We, therefore, as IPC personnel: 290 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report • Insan IPC harus mempunyai komitmen untuk bekerja dengan menjaga aset perusahaan baik tangible maupaun itengible dan menggunakannya dengan bertanggung jawab. • Menjaga aset IPC dari situasi kemungkinan kehilangan, pencurian dan penyalahgunaan. Insan IPC tidak diperkenankan menggunakan fasilitas perusahaan seperti komputer, telepon, fax, printer, teleconference, video conference, alat komunikasi elektronik, voice mail, dan lain lain untuk kepentingan pribadi atau di luar kepentingan perusahaan. Penggunaan Komunikasi elektronik Sistem komunikasi elektronik IPC adalah aset Perseroan berupa perangkat dan prosedur penggunaan informasi elektronik. Semua penggunaan komunikasi elektronik harus sesuai dengan kebijakan IPC. Penggunaan komunikasi elektronik dan informasi akan dipantau oleh manajemen IPC. Informasi Elektronik meliputi data elektronik, seperti tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, surat elektronik electronic mail, internet, telegram, faksimili, atau sejenisnya. Insan IPC bertanggung jawab dalam penggunaan informasi elektronik yang dikomunikasikan dengan menggunakan sistem komunikasi elektronik perusahaan. Semua perangkat keras, perangkat lunak dan data harus dijaga sebagaimana mestinya agar tidak rusak, hilang, berubah atau diakses tanpa izin. Dalam menggunakan komunikasi elektronik, seluruh insan IPC harus: • Penggunaan yang masuk akal dan tidak mengakibatkan penambahan biaya maupun pemakaian waktu kerja. • Penggunaan yang tidak illegal dan tidak merusak reputasi IPC dalam segala bentuk. • Biaya untuk melakukan percakapanpenggunaan yang bersifat personal akan ditanggung oleh individu yang bersangkutan. Segala bentuk kesalahan dalam penggunaan fasilitas perusahaan adalah pelanggaran dan akan dikenakan hukuman. • Menggunakan sistem komunikasi elektronik sesuai dengan prosedur dan peruntukannya. • Menjaga sistem komunikasi elektronik dari setiap kemungkinan penyalahgunaan, penyadapan dan perusakan data oleh pihak lain. • Bersikap hati-hati dalam menyimpan, mencatat dan menggunakan password. • IPC personnel should have work commitment to safeguard company’s assets both tangible and intangible and utilize it responsibly. • Safeguard IPC assets from potential lost, theft and misuse situation. IPC personnel is not allowed to use company’s facilities such as computer, telephone, facsimile, printer, teleconference, video conference, electronic communication device, voice and others for personal interest or beyond the interest of the company. The Use of Electronic Communication IPC electronic communication system is a Company’s asset in the form of hardware and procedure to use electronic information. The use of all electronic communication must be in accordance with IPC policy. The use of electronic communication and information will be monitored by IPC management. Electronic Information included electronic data, like writing, voice, picture, map, design, photo, e-mail, internet, telegraph, facsimile or similar type. IPC personnel is responsible for operating electronic information which is transmitted by using company’s electronic communication system. All hard wares, soft wares and data should be properly kept to prevent from damage, lost, changed or unauthorized access. In operating electronic communication, every IPC personnel must: • Reasonable use and not causing additional cost or use of work time. • Legal use and not harmful in any form to IPC reputation. • The cost of the conversationpersonal use will be borne by concerned individual. All forms of fault in operating company’s facility is a violation and will be punished. • Operate electronic communication system according to its procedure and purpose • Maintain electronic communication system from any possibility of misuse, tapping and data destruction by other party. • Act cautiously to store, record and use password. TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 291 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Masyarakat IPC memiliki komitmen untuk menjalankan pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan standar keselamatan, kesehatan, lingkungan dan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengupayakan nihil kerugian pada manusia dan lingkungan zero accident. Setiap Insan IPC bertanggung jawab atas pengambilan langkah-langkah yang tepat guna mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit di tempat kerja serta terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat. Dalam rangka mewujudkan hal ini, maka setiap Insan IPC: • Mematuhi standar, kebijakan dan berbagai prosedur Health, Safety and Environment HSE di dalam lingkungan pekerjaan. • Berpartisipasi aktif dalam setiap program HSE dan pelestarian lingkungan di lingkungan kerja. • Memenuhi atau melampaui standar peraturan pemerintah mengenai lingkungan hidup.

2. Pelanggan Kami Selaras dengan focus IPC pada