Passenger Traic Pelayanan Jasa Barang Pelayanan Terminal Pelayanan Terminal Petikemas

IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 187 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report

4. Passenger Traic

Passenger traic in ports managed by the Company reached 1,245,541 persons in 2014. Compared to 2013 when passenger traic reached 1,447,013 persons, passenger traic decreased by 13.92. One of the reasons this happened was because some passengers chose to ly airplane as transportation means. Arus Petikemas Container Traic Terminal Conventional Coventional Terminal Terminal Petikemas Container Terminal

4. Arus Penumpang

Realisasi arus penumpang pada pelabuhan kelolaan Perseroan sepanjang tahun 2014 mencapai 1.245.541 orang. Dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 1.447.013 orang, berarti mengalami penurunan sebesar 13,92. Di antara penyebab penurunan adalah adanya sebagian penumpang yang memilih pesawat sebagai sarana transportasi. 2012 2013 2011 2014 1.45 1.46 1.64 1.25 Arus Penumpang Dalam Negeri Tahun 2011-2014 Domestic Passenger Traic During 2011-2014 dalam juta orang in million people Arus Penumpang Passenger Traic Luar Negeri International Dalam Negeri Domestic Embarkasi Departure Debarkasi Arrival Embarkasi Departure Debarkasi Arrival Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 188 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report TINJAUAN KEUANGAN Perseroan senantiasa berkomitmen dalam menyampaikan laporan keuangan secara lengkap berdasarkan standar keuangan yang berlaku efektif. Laporan keuangan Perseroan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan yang menyajikan dan mengungkapkan secara transparan segala informasi keuangan yang bersifat material. Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh akuntan publik berdasarkan prosedur dan standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI guna memastikan kewajaran penyajian laporan keuangan Perseroan.

I. ASET

Hingga akhir 2014, total aset Perseroan tercatat sebesar Rp21,68 Triliun, meningkat 44,60 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp14,99 triliun. Pertumbuhan aset tersebut, terutama dari kontribusi aset tak berwujud intangible assets yang pada tahun 2014 mencapai Rp4,01 triliun. Sementara tahun sebelumnya hanya Rp1,41 triliun. Rincian komposisi aset Perseroan per 31 Desember 2013-2014 adalah sebagai berikut: Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except Uraian 2014 2013 diterbitkan kembali | Reissued Perubahan | Change Description Aset lancar Current Asset Kas dan Setara Kas 3.452.433.499 1.021.681.082 237,92 Cash and Cash Equivalent Investasi Jangka Pendek 90.000.000 10.000.000 800,00 Short-Term Investment Piutang Usaha - Bersih 484.955.651 541.336.450 10,42 Trade Receivables – Net Piutang Lain-Lain 58.724.863 223.485.903 73,72 Other Receivables Uang Muka dan Beban dibayar dimuka 115.510.302 72.521.878 59,28 Advances and Prepaid Expenses Pendapatan Masih Akan Diterima 312.916.757 316.914.969 1,26 Accrued Revenue Persediaan 33.972.910 37.821.058 10,17 Inventory Pajak Dibayar Dimuka 231.290.725 120.644.021 91,71 Prepaid Taxes Jumlah Aset Lancar 4.779.804.707 2.344.405.361 103,88 Total Current Assets Aset Tidak Lancar Non-Current Asset Investasi Pengendalian Bersama Entitas 58.706.375 335.849.185 82,52 Investment In Jointly Controlled Entity Investasi Pada Entitas Asosiasi 1.433.101.178 1.075.874.708 33,20 Investment In Associates Properti Investasi - Bersih 455.321.632 408.880.321 11,36 Investment Property - Net Aset Tetap - Bersih 9.700.553.790 8.716.804.467 11,29 Fixed Assets – Net Aset Pengelolaan Bersama 573.656.024 565.050.707 1,52 Jointly Controlled Assets Aset Pajak Tangguhan 14.060.246 4.848.466 189,99 Deferred Tax Assets Aset Tidak Berwujud 4.013.356.997 1.414.195.151 183,79 Intangible Assets Taksiran Tagihan Restitusi Pajak 84.356.310 3.604.845 2.240,08 Estimated Claims for Tax Refund Dana yang Dibatasi Pencairannya 450.881.147 - 100,00 Restricted Funds Aset Lain-Lain 119.139.623 125.414.672 5,00 Other Assets Total Aset Tidak Lancar 16.903.133.322 12.650.522.522 33,62 Total Non-Current Assets Jumlah Aset 21.682.938.029 14.994.927.883 44,60 Total Assets FINANCIAL REVIEW The Company has always committed to submit completed inancial statement based on efective inancial standard. Company’s Financial Report consists of statement of the inancial position, comprehensive proit and loss statement, statement of changes in equity, and statement of cash low, along with remarks upon the inancial report which present and disclose transparently all material inancial information. The inancial statements have been audited by public accountant in accordance with auditing standards established by Institute of Indonesia Chartered Accountants to ensure Company’s inancial reports are reasonably presented.

I. ASSETS

Until end of 2014, Company’s total assets is Rp21.68 trillion, it grows 44.60 compared to Rp14.99 trillion in 2013. This is due increase in intangible assets contribution in the amount of Rp4.01 trillion. While it was only Rp1.41 trillion in 2013. Detail of Company’s assets composition as at 31 December 2013-2014 are as follows: IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 189 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 1. Aset Lancar Saldo aset lancar hingga 31 Desember 2014 mencapai Rp4,78 triliun, mengalami kenaikan sebesar Rp2,34 triliun atau 103,88 dari posisi 2013 yang sebesar Rp2,34 triliun. Beberapa akun aset lancar yang mengalami perubahan antara lain: a. Kas dan Setara Kas naik sebesar Rp3,45 triliun atau naik 237,92 dari saldo kas dan setara kas tahun 2013 sebesar Rp1,02 triliun. Hal itu, terutama terjadi di kantor pusat seiring dengan cairnya pinjaman yang dilakukan perusahaan. b. Investasi Jangka Pendek pada tahun 2014 mengalami kenaikan 800, dari Rp10 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp90 miliar pada tahun 2014. Peningkatan ini karena ada deposito yang jatuh tempo. 2. Aset Tidak Lancar Saldo aset tidak lancar per 31 Desember 2014 sebesar Rp16,90 triliun, mengalami kenaikan sebesar 33,62 dibandingkan dengan saldo aset tidak lancar tahun 2013 yang sebesar Rp12,65 triliun. Beberapa akun aset tidak lancar yang mengalami perubahan antara lain: a. Aset tetap bersih mengalami kenaikan Rp983,75 miliar atau 11,29 dibandingkan periode tahun sebelumnya. b. Investasi pada Entitas Asosiasi per 31 Desember 2014 mencapai Rp1,43 triliun atau mengalami kenaikan 33,20 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,08 triliun. 3. Liabilitas dan Ekuitas Hingga 31 Desember 2014, total liabilitas Perseroan sebesar Rp11,80 triliun, naik 103,45 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp5,80 triliun. Penambahan tersebut berasal dari kenaikan liabilitas jangka panjang yang hingga akhir tahun 2014 menjadi Rp8,71 triliun. Jumlah ini mengalami kenaikan 333,79 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,01 triliun. Kenaikan liabilitas jangka panjang ini terutama dikontribusikan oleh akun utang bank sebesar Rp6,02 triliun. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah akun tersebut hanya sebesar Rp6,72 miliar. Sedangkan liabilitas jangka pendek pada tahun 2014 sebesar Rp3,08 triliun, mengalami penurunan 18,74 dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp3,79 triliun. 1. Current Assets Current assets balance as at 31 December 2014 is Rp4.78 trillion, it increases by Rp2.34 trillion or 103.88 from Rp2.34 trillion in 2013. Changes in several current assets accounts are as follows: a. Cash and cash equivalent increase in the amount of Rp3.45 trillion or 237,92 higher than cash and cash equivalent balance of Rp1.02 trillion in 2013. This occurs mainly at head oice in accordance with Company’s loan disbursement. b. Shorterm investment goes up Rp 90 billion or increase by 800 from Rp 10 billion in 2013. The increase is because there are deposits with maturities. 2. Non-Current Assets Non-current assets balance as at 31 December 2014 is Rp16.90 trillion, it is up 33.62 compared to Rp12.65 trillion in 2013. Several non-current assets account that undergo change are as follows: a. Net ixed assets increase in the amount of Rp983.75 billion or 11.29 compared to last year’s. b. Assets on Entity Associated as at 31 December 2014 is Rp1.43 trillion or grow by 33.20 from previous year’s balance of Rp1.08 trillion. 3. Liabilities and Equity Company total liabilities as at 31 December 2014 is Rp11.80 trillion, it increases by 103.45 compared to last year’s balance of Rp5.80 trillion. The increase is due to expansion in long-term liabilities until year-end of 2014 to be Rp8.71 trillion. The amount is increase of 333.79 compared to Rp2.01 trillion in 2013. Increase in long-term liabilities is mainly contributed by bank loans amounted to Rp6.02 trillion. In year 2013 the account only amounted Rp6.72 billion. Meanwhile short-term liabilities in 2014 amounted to Rp3.08 trillion, it decreased by 18.74 compared to previous year Rp3.79 trillion. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 190 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Equity per December 31, 2014 was Rp9.89 trillion, an increase of 7.02 of the equity in 2013 which amounted to Rp9,19 trillion

II. Proit and Loss

For iscal year 2014 performance, the Company consolidated proit was declined compared to iscal year 2013. Among other reasons, restructuring of the Company’s subsidiary PT Rukindo which sufered from Rp200 billion loss and therefore increased the Company’s expenses. Some of these expenses are settlements on employees through employment termination and Rukindo restructuring policy. Besides that, the Company invested in human resources development in order to achieve the Company’s long-term vision and mission. One of HR investment was sending employees to continue their studies in both local and overseas education. Consolidated Proit and Loss statement for inancial year 2013-2014 is shown at the table below: Ekuitas per 31 Desember 2014 adalah Rp9,89 triliun, mengalami kenaikan sebesar 7,02 dari ekuitas tahun 2013 yang sebesar Rp9,19 triliun.

II. Laba Rugi

Untuk kinerja Tahun Buku 2014, laba konsolidasi yang dibukukan Perseroan mengalami penurunan dibandingkan tahun buku 2013. Di antara penyebabnya adalah restrukturisasi pada anak perusahaan, yaitu PT Rukindo yang mengalami kerugian sekitar Rp200 miliar, sehingga meningkatkan beban Perseroan. Di antara beban dimaksud adalah penyelesaian terhadap sumber daya manusia yang ada melalui kebijakan pemutusan hubungan kerja dan restrukturisasi Rukindo. Selain itu, Perseroan juga melakukan investasi pada pengembangan sumber daya manusia demi pencapaian visi dan misi Perseroan jangka panjang. Bentuk investasi tersebut, di antaranya melalui pengiriman karyawan untuk melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri. Laporan laba-rugi Perseroan secara konsolidasian untuk tahun buku 2013-2014 ada pada tabel berikut: Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except Uraian 2014 2013 diterbitkan kembali | Reissued Perubahan | Change Description Pendapatan Operasi 6.406.942.104 6.078.937.189 5.40 Operating Revenues Pendapatan Konstruksi 2.355.878.115 1.291.624.557 82,40 Construction Revenue Beban Operasi 5.364.511.554 4.829.538.715 11,08 Operating Expenses Beban Konstruksi 2.355.878.115 1.291.624.557 82,40 Construction Expenses Pendapatan Operasi Lainnya 496.913.302 491.147.674 1,17 Other Operating Income Beban Operasi Lainnya 218.607.038 126.099.689 73,36 Other Operating Expenses Laba Usaha 1.320.736.814 1.614.446.459 18,19 Operating Income Pendapatan Keuangan 56.448.111 23.423.930 140,98 Financial Income Beban Keuangan 101.815.519 12.280.704 729,07 Financial Expenses Bagian Laba Bersih Entitas Asosiasi dan Pengendalian Entitas Bersama 766.373.134 717.243.112 6,85 Equity in Net Income of Associates and Joint Control Entity Laba Sebelum Pajak Penghasilan 2.041.742.540 2.342.832.797 12,85 Income Before Income Tax Beban Pajak Penghasilan Income Tax Expenses Kini 379.611.943 442.706.258 14,25 Current Tangguhan 86.141.794 82.094.589 4,93 Deferred Laba Tahun Berjalan 1.575.988.803 1.818.031.950 13,31 Income For The Year Pendapatan Beban Komprehensif Lainnya Other Comprehensive Income Loss Selisih Kurs penjabaran laporan keuangan 64.921.368 284.010.233 122,86 Exchange Diference due to inancial statements translation Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan 1.511.067.435 2.102.042.183 28,11 Total Comprehensive Income For The Year Laba Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Income For The Year Attributable to: Pemilik Entitas Induk 1.548.705.676 1.804.905.893 14,19 Owner of The Parent Entity Kepentingan Non Pengendali 27.283.127 13.126.057 107,85 Non-Controlling Interest Laba Tahun Berjalan 1.575.988.803 1.818.031.950 13,31 Income For The Year IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 191 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 1. Revenue As mentioned earlier in the previous review, the Company book net operating revenue during 2014 is Rp6.41 trillion, an increase of 5.40 compare to previous year. However, it is still lower than budgeted target of Rp9.48 trillion. This is due to unrealized elements of revenue. Revenues realization that are below budget, such as: cargo services revenue, other operating revenue, and terminal services revenue. Other income elements are also lower than target although insigniicant, for example are ship services, container terminal services, equipment facilities services revenue, and land, building, water and electricity TBAL facility services revenue. Summary in detail of realized revenues for the year 2014 are shown at table below: Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except Uraian 2014 2013 diterbitkan kembali | Reissued Perubahan | Change Description Total Laba Komprehensif yang Dapat didistribusikan Kepada: Total Comprehensive Income For The Year Attributable To: Pemilik Entitas Induk 1.483.739.908 2.088.916.126 28,97 Owner of The Parent Entity Kepentingan Non Pengendali 27.327.527 13.126.057 108,19 Non-Controlling Interest Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan 1.511.067.435 2.102.042.183 28,11 Total Comprehensive Income For The Year Laba Per Saham Dasar 1.072.489 1.511.008 29,02 Basic Earnings Per Share 1. Pendapatan Usaha Seperti disampaikan pada paparan sebelumnya, pendapatan usaha bersih selama tahun 2014 terealisasi sebesar Rp6,41 triliun, naik 5,40 dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pendapatan tersebut masih di bawah target anggaran yang Rp9,48 triliun. Hal ini disebabkan oleh tidak tercapainya realisasi dari elemen- elemen pendapatan. Pendapatan yang realisasinya di bawah anggaran, misalnya pendapatan jasa barang, pendapatan rupa-rupa usaha, dan pendapatan pelayanan terminal. Elemen pendapatan lain yaitu pelayanan jasa kapal, dan pelayanan terminal petikemas, pendapatan pengusahaan alat, pendapatan pengusahaan alat, pendapatan pengusahaan TBAL juga berada di bawah target meskipun tidak signiikan. Secara rinci realisasi pendapatan pada tahun 2014 tampak pada tabel di bawah ini: Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except Uraian 2014 2013 diterbitkan kembali | Reissued Perubahan | Change Description Pelayanan Jasa Terminal 2.070.317.743 1.961.834.964 5,53 Terminal Services Pelayanan Jasa Kapal 1.324.404.503 979.081.512 35,27 Vessel Services Pelayanan Terminal Petikemas 990.377.886 924.047.439 7,18 Container Services Pelayanan Jasa Barang 599.454.624 764.417.088 21,58 Cargo Services Pengusahaan Tanah, Bangunan, Air, Listrik TBAL 496.381.538 564.631.113 12,09 Land Building Water Electricity Services Pendapatan Rumah Sakit 219.271.198 171.880.079 27,57 Hospital Revenue Jasa Logistik 201.525.100 216.210.972 6,79 Logistic Services Pengusahaan Peralatan 118.984.249 105.846.502 12,41 Equipment Services Pelayanan Jaringan dan Konsultasi Sistem Informasi 86.901.150 125.894.567 30,97 Network Services and Consultant of Information System Pendapatan Pas 70.772.921 68.329.329 3,58 Entry Fees Pengusahaan Perawatan 58.936.259 31.608.134 86,46 Maintenance Services Pendapatan Jasa Pengerukan 23.701.990 28.601.114 17,13 Dredging Services Pendapatan Kebersihan 17.749.115 12.941.801 37,15 Cleaning Services Lain-lain 128.163.828 123.612.575 3,68 Other Services Total 6.406.942.104 6.078.937.189 5,40 Total Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 192 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report a. Terminal Services Revenue Terminal services revenue realized in 2014 amounted Rp2.07 trillion or went up by 5.53 compared to Rp1.96 trillion in 2013. This is due to increase in stevedoring activities by 10.19 in Tanjung Priok compared to in 2013. b. Ship Services Revenue Ship services are ship operational activity service starting from entering to leaving the port. The services include achoring service, mooring service and pilotage service. From revenue side generated from vessel service in 2014 amounted Rp1.32 trillion or grew by 35.27 compared to Rp 979.08 billion in the previous year. This revenue surge was in line with the rate increase of ship service at several port branches, such as Bengkulu and Pangkal Balam branch. c. Container Services Revenue The actual container services revenue reached Rp990.38 billion in 2014. It grew by 7.18 compared to Rp924.05 billion in 2013. This was partly driven by the use of improved stevedoring equipment at container terminal’s Tanjung Priok and Teluk Bayur branch. d. Cargo Services Revenue Cargo services provides a stevedoring service of the ships to the delivery of cargo to the owners. The service provided are: public berth, storage warehouse, storage yard, private berth. The revenue from cargo service weakened by 21.58 to Rp599.45 billion in 2014 compared to Rp764.42 billion in 2014. This was due to the drop in cargo service revenue at Tanjung Priok branch, as a result of reinforcing work of docks 106-107, dock 004 North, dock 209L, and docks 210-211 in 2014. a. Pendapatan Pelayanan Jasa Terminal Realisasi pendapatan pelayanan terminal pada tahun 2014 adalah Rp2,07 triliun atau mengalami kenaikan 5,53 dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp1,96 triliun. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kegiatan stevedoring Tanjung Priok sebesar 10,19 dari tahun 2013. b. Pendapatan Jasa Kapal Pelayanan kapal merupakan jasa kegiatan operasional kapal mulai dari masuk hingga keluar pelabuhan. Layanan di dalam kelompok ini, antara lain jasa labuh, jasa tambat, dan jasa pemanduan. Dari sisi pendapatan, yang diperoleh dari jasa kapal sepanjang tahun 2014 sebesar Rp1,32 triliun atau tumbuh 35,27 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp979,08 miliar, Kenaikan pendapatan ini seiring dengan adanya kenaikan tarif jasa kapal di beberapa cabang pelabuhan, seperti cabang Bengkulu dan Pangkal Balam. c. Pendapatan Pelayanan Terminal Petikemas Realisasi pendapatan pelayanan jasa terminal petikemas pada tahun 2014 mencapai Rp990,38 miliar. Dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp924,05 mengalami kenaikan sebesar 7,18. Hal ini di antaranya didorong oleh penggunaan peralatan bongkar muat yang lebih baik di terminal petikemas cabang Tanjung Priok dan Teluk Bayur. d. Pendapatan Pelayanan Jasa Barang Pelayanan barang merupakan pelayanan bongkar muat mulai dari kapal hingga penyerahan ke pemilik barang. Pelayanan barang ini, di antaranya meliputi: dermaga umum, gudang penumpukan, lapangan penumpukan, dan dermaga khusus. Dari sisi pendapatan, untuk jasa barang mengalami pelemahan sebesar 21,58 dibanding tahun sebelumnya, dari Rp764,42 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp599,45 miliar pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh penuruan pendapatan jasa barang cabang Tanjung Priok, sebagai akibat adanya pekerjaan investasi atas penguatan dermaga 106-107, dermaga 004 Utara dan dermaga 209L dan dermaga 210-211 selama tahun 2014. IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 193 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report e. Pendapatan Pengusahaan TBAL Realisasi pendapatan pengusahaan tanah, bangunan, air, dan listrik sepanjang tahun 2014 sebesar Rp496,38 miliar atau mengalami penurunan 12,09 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp564,63 miliar. Hal ini, di antaranya disebabkan oleh berkurangnya permintaan air bersih untuk kapal dan keperluan perkantoran di wilayah pelabuhan. f. Pendapatan Pengusahaan Peralatan Pendapatan pengusahaan peralatan terealisasi sebesar Rp118,98 miliar atau naik 12,41 dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp105,85 miliar. Hal ini disebabkan oleh rendahnya realisasi pendapatan pengusahaan alat di cabang pelabuhan Tanjung Priok. g. Pelayanan Jaringan dan Konsultasi sistem informasi Sepanjang tahun 2014, pendapatan untuk layanan jaringan dan konsultasi sistem informasi mencapai Rp86,90 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp125,89 miliar, mengalami penurunan sebesar 30,97. h. Pendapatan Pas Sepanjang tahun 2014, pendapatan pas mencapai Rp70,77 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp68,33 miliar, mengalami kenaikan sebesar 3,58. i. Pengusahaan Perawatan Sepanjang tahun 2014, pendapatan pengusahaan perawatan mencapai Rp58,94 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp31,61 miliar, mengalami kenaikan sebesar 86,46. j. Pendapatan Jasa Pengerukan Sepanjang tahun 2014, pendapatan jasa pengerukan mencapai Rp23,70 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp28,60 miliar, mengalami penurunan sebesar 17,13. k. Pendapatan kebersihan Sepanjang tahun 2014, pendapatan kebersihan mencapai Rp17,75 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp12,94 miliar, mengalami kenaikan sebesar 37,15. e. Land Building Water Electricity Services Revenue he realization of TBAL facilities revenue amounted Rp496.38 billion in 2014 or declined by 12.09 compared to Rp564.63 billion in 2013. This was partly due to lower demand of clean water for ships and oice utilities in port area. f. Equipment Services Revenue The revenue of equipment services was Rp118.98 billion or up by 12.41 compared to Rp105.85 billion in 2013. This was due to low realization of equipment service revenue at Port of Tanjung Priok. g. Network services and information system consultating Throughout 2014, revenues from network services and information systems consulting reached Rp86.90 billion. When compared to 2013, which was Rp125.89 billion, decreased by 30.97. h. Pas revenue Throughout 2014, revenues from Pas reached Rp70.77 billion. When compared to 2013, which amounted to Rp68,33 billion, an increase of 3.58. i. Maintenance Revenue Throughout 2014, revenues reached Rp58.94 billion. When compared to 2013, which was Rp31.61 billion, it was an increase of 86.46. j. Dredging Services Revenue Throughout 2014, dredging services revenues reached Rp23.70 billion. When compared to 2013, which was Rp28.60 billion, decreased by 17.13. k. Cleaning services revenue In 2014, Cleaning services revenue amounted Rp17,.75 billion. When compared to the year 2013 which amounted to Rp 12.94 billion, there is an increase of 37.15. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 194 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 2. Beban Usaha Akumulasi beban usaha sepanjang tahun 2014 mencapai Rp5,36 triliun. Realisasi tersebut mengalami kenaikan 11,08 dibandingkan tahun 2013 yang totalnya sebesar Rp4,83 triliun. Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except Uraian 2014 2013 diterbitkan kembali | Reissued Perubahan | Change Description Kerja Sama Mitra Usaha 1.726.664.785 1.599.216.883 7,97 Partnership Pegawai 1.174.631.499 1.069.124.002 9,87 Employee Umum 900.372.831 843.693.787 6,72 General Bahan Bakar dan Bahan Habis Pakai 606.650.303 529.364.704 14,60 Fuel and Supplies Penyusutan dan Amortisasi 464.228.568 411.950.728 12,69 Depreciation And Amortization Pemeliharaan 337.910.183 234.806.165 43,91 Maintenance Administrasi Kantor 95.582.944 92.722.955 3,08 Oice Administration Asuransi 45.380.719 33.242.322 36,51 Insurance Lain-Lain 13.089.722 15.417.169 15,10 Others Jumlah Beban Usaha 5.364.511.554 4.829.538.715 11,08 Total Operating Expenses a. Kerja Sama Mitra Usaha Realisasi kerja sama mitra usaha pada tahun 2014 mengalami kenaikan 7,97 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp1,60 triliun, sehingga pada tahun 2014 menjadi Rp1,73 triliun. Dari sisi kontribusi terhadap total beban, sumbangan dari kerja sama mitra usaha ini merupakan yang berbesar, yaitu 32,19. Kenaikan beban ini seiring dengan peningkatan stevedoring cabang Tanjung Priok yang melibatkan perusahaan bongkar muat. b. Pegawai Realisasi beban pegawai sepanjang tahun 2014 sebesar Rp1,17 triliun atau mengalami kenaikan 9,87 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp1,07 triliun. Kontribusi beban pegawai ini, secara proporsional merupakan yang terbesar kedua, yaitu mencapai 21,90 dari total beban usaha Perseroan. Kenaikan ini disebabkan oleh penambahan jumlah pegawai organik dan adanya perubahan struktur organisasi sehubungan beroperasinya secara komersial beberapa anak perusahaan baru. c. Umum Realisasi beban tahun 2014 sebesar Rp900,37 miliar atau nail 6,72 dibandingkan tahun 2. Operating Expense Accumulated operating expense in year 2014 is Rp5.36 trillion. This result is 11.08 higher than was in year 2013 with total expense Rp 4.83 trillion. a. Partnership Actual cooperation partnership for year 2014 is Rp1.73 trillion or up by 7.97 from previous year of Rp 1.60 trillion. This cooperation partners expenses proportionally the largest expense for 32.19 of Company’s total operating expenses. The increase of this expense was in line with increase of stevedoring activities in Tanjung Priok which involved stevedoring companies. b. Employee The actual employee expense in 2014 amounted Rp1.17 trillion or grew by 9.87 compared to Rp1.07 trillion in 2013. The contribution of employee expense, the second largest in proportion, reached 21.90 of total Company’s operating expense. This growth was caused by the addition of organic employees and the change in organizational structure in relation to the commercial operation of several new subsidiary companies. c. General Actual general is Rp900.37 billion in year 2014 or increase by 6.72 compared to Rp843.69 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 195 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report sebelumnya yang Rp843,69 miliar. Sumbangan anggaran umum terhadap total beban usaha mencapai 16,78. Penambahan ini, terutama disebabkan oleh kenaikan beban konsultan. d. Bahan Bakar dan Bahan Habis Pakai Realisasi beban bahan bakar dan bahan habis pakai juga mengalami peningkatan 14,60 dibandingkan tahun 2013 yang Rp529,36 miliar, menjadi Rp606,65 miliar pada tahun 2014. Terhadap keseluruhan beban usaha, proporsi sumbangan beban bahan ini mencapai 11,31. Penambahan beban ini disebabkan adanya kenaikan operasional pelayanan terminal dan pelayanan jasa kapal. e. Penyusutan dan Amortisasi Realisasi penyusutan dan amortisasi sebesar Rp464,23 miliar, lebih besar 12,69 dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp411,95 miliar. Kontribusi anggaran penyusutan terhadap total beban usaha mencapai 8,56. f. Pemeliharaan Realisasi beban pemeliharaan sepanjang tahun 2014 sebesar Rp337,91 miliar atau naik 43,91 dibandingkan tahun 2013 yang Rp234,81 miliar. Sumbangan anggaran pemeliharaan terhadap total beban usaha mencapai 6,30. Kenaikan ini disebabkan terjadinya peningkatan realisasi investasi tahun 2014. g. Administrasi Kantor Realisasi administrasi kantor sebesar Rp95,58 miliar atau naik 3,08 dibandingkan tahun 2013 yang Rp92,72 miliar. Sumbangan anggaran administrasi kantor terhadap total beban usaha mencapai 1,78. h. Asuransi Realisasi asuransi sebesar Rp45,38 miliar atau naik 36,52 dibandingkan tahun 2013 yang Rp33,24 miliar. Sumbangan anggaran penyelenggaraan asuransi terhadap total beban usaha mencapai 8,30. 3. Laba Sebelum Pajak Penghasilan Untuk tahun buku 2014, Perseroan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp2,04 triliun, menurun 12,85 dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,34 triliun. Selain akibat terjadi penurunan pada laba usaha, beban Perseroan juga mengalami peningkatan 10,99 pada tahun 2014. billion in the previous year. It accounts for 16.78 of total operating expenses. This addition was mainly due to a rise of consultants’ expenses. d. Fuels and Supplies Actual fuels and supplies for year 2014 is Rp606,65 billion or up by 14.60 from previous year of Rp529.36 billion. This Fuel and Consumables account contributes 11.31 of total operating expenses. The expense increase was due to intensiied operations in terminal and ship services. e. Depreciation and Amortization Actual depreciation and amortization is Rp464.23 billion, 12.69 higher than Rp411.95 billion in year 2013. It contributes 8.56 to total operating expenses. f. Maintenance Realization of maintenance in year 2014 is Rp337.91 billion or increase 43.91 compared to Rp234.81 billion in the previous year. It accounts for 6.30 of total operating expenses. This increase occurred because of increase of investment realization in 2014. g. Oice Administration Realization of oice administration cost is Rp95.58 billion or grow by 3.08 from Rp92.72 billion in year 2013. This expense contributes 1.78 to total operating expenses. h. Insurance Actual insurance is Rp45.38 billion or increase by 36.52 from Rp33.24 billion in year 2013. Insurance expenses account for 8.30 of total operating expenses. 3. Proit Before Income Tax For the iscal year 2014, the Company has posted proit befor tax Rp2.04 trillion, decline by 12.85 from Rp2.34 trillion in the previous year. Besides due to decrease in operating proit, Company’s expenses has also risen by 10.99 from previous year’s. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 196 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 4. Laba Usaha Tahun Berjalan Untuk Laba Usaha di tahun berjalan, pada 2014 yang dapat dicatat oleh Perseroan sebesar Rp1,32 triliun. Jika dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp1,61 triliun, berarti ada penurunan sebesar 18,19. ARUS KAS KONSOLIDASIAN Laporan arus kas merupakan laporan pencapaian kinerja keuangan Perseroan dalam bentuk realisasi secara tunai cash basis dalam suatu periode. Pencapaian kinerja dilihat dari kategori aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Saldo akhir kas dan setara kas tahun 2014 adalah Rp3,45 triliun, yang merupakan gabungan dari induk perusahaan dan anak perusahaan. Untuk saldo di awal tahun, realisasinya ada sebesar Rp1,02 triliun. Berikut ini rincian arus kas tahun 2013-2014: Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except Uraian 2014 2013 diterbitkan kembali | Reissued Perubahan | Change Description ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES Penerimaan Kas dari Pelanggan 7.580.385.571 6.848.660.075 10,68 Cash Receipt from Customers Pembayaran kepada Karyawan 1.319.108.092 1.080.663.751 22,06 Payment to Employees Pembayaran Pajak Penghasilan 1.152.927.767 1.221.760.120 5,63 Payment For Income Taxes Pembayaran kepada Kontraktor, Pemasok dan lainnya 3.433.528.060 2.804.421.538 22,43 Payment to Contractors, Suppliers and Others Penghasilan Bunga 56.448.111 23.423.930 140,98 Interest Received Pembayaran Beban Bunga dan Keuangan Lainnya 274.991.214 72.576.564 278,90 Payment of Interest and Other Financial Charges Kas Bersih Diperoleh dari Digunakan untuk Aktivitas Operasi 1.456.278.549 1.692.662.032 13,97 Net Cash Provided by Operating Activities ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES Penerimaan Dividen 461.284.338 352.109.340 31,01 Receipt of Dividend Penerimaan Hasil Investasi 499.663.741 222.569.247 124,50 Receipt Gain of Investment Perolehan Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud 3.905.148.620 2.701.973.824 44,53 Acquisition of Fixed Asset and Intangible Asset Penempatan Investasi Jangka Pendek 80.000.000 10.000.000 700,00 Placement of Short Term Investment Penempatan Dana yang Dibatasi Pencairannya 450.881.147 - - Placement of Restricted Funds Kas Bersih Diperoleh dari Digunakan untuk Aktivitas Investasi 3.475.081.688 2.137.295.237 62,59 Net Cash Provided by Investing Activities ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES Penerimaan dari Pinjaman Bank 9.395.173.100 1.000.000.000 839,52 Proceeds from Bank Loans Pembayaran Pinjaman Bank 4.133.287.417 74.612.387 5.439,68 Payment of Bank Loans Pembayaran Deviden 817.364.291 603.206.364 35,50 Payment of Dividend Kas Bersih Diperoleh dari Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan 4.444.521.392 322.181.249 1.279,51 Net Cash Provided by Financing Activities Dampak Perubahan selisih Kurs terhadap Kas dan setara Kas 5.034.164 35.884.237 85,97 Efect of Exchange Rate changes on Cash and Cash Equivalent 4. Operating Income for the Year As for Operating Income for the year, the Company has recorded Rp1.32 trillion. It has drop by 18,19 from Rp1,61 trillion in year 2013. CONSOLIDATED CASH FLOW The statement of cash low is a report of the Company’s inancial performance in terms of realization in cash cash basis in a particular period of time. The category of operating activity, investing activity and inancing activity have shown the performance achievement. Cash and Cash equivalent for the year 2014 is Rp3.45 trillion, which is consolidated of the Company and subsidiaries. While the realization of the opening balance for the year is Rp1.02 trillion. Following are details of cash low for the period of 2013- 2014: IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 197 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except Uraian 2014 2013 diterbitkan kembali | Reissued Perubahan | Change Description KENAIKAN PENURUNAN NETO KAS DAN SETARA KAS NET INCREASE DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENT Kas dan Setara Kas 2.430.752.417 86.567.719 2.907,92 Cash and Cash Equivalent Kas dan Setara Kas Awal Tahun 1.021.681.082 1.108.248.801 7,81 Cash and Cash Equivalent At the Beginning of The Year Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 3.452.433.499 1.021.681.082 237,92 Cash and Cash Equivalent At The End of The Year 1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi bersih sepanjang tahun 2014 terealisasi sebesar Rp1,46 triliun. Dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp1,69 triliun, berarti mengalami penurunan sebesar 13,97. Penurunan tersebut, di antaranya disebabkan adanya peningkatan pada pembayaran kepada pihak ketiga dan kepada karyawan. Karena itu, walaupun penerimaan kas mengalami kenaikan, kas bersih dari aktivitas operasi menjadi lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. 2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas bersih dari aktivitas investasi sepanjang tahun 2014 sebesar minus Rp3,47 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp2,14 triliun, jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 62,59. Kontribusi penerimaan hasil investasi terhadap arus kas bersih dari investasi mengalami kenaikan sebesar 124,50, dari Rp222,57 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp499,66 miliar di tahun 2014. 3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Realisasi arus kas Perseroan dari pendanaan untuk tahun buku 2014 mengalami kenaikan sangat besar, yaitu dari Rp322,18 miliar menjadi Rp4,44 triliun. Kenaikan ini, terutama dipicu dari akun penerimaan dari pinjaman bank yang mencapai Rp9,40 triliun. Sedangkan pada tahun 2013, penerimaan dari bank sebesar Rp1 triliun. 1. Cash Flows from Operating Activities Net cash low from operating activities during year 2014 is Rp1.46 trillion. It decrease by 13.97 from Rp1.69 trillion in year 2013. One of the drivers of Increasing in cash from operating activities is the uplift of payment to third party and employees. Because that, albeit there is growing on cash receipt, net cash from operating activities is lower compared to previous year. 2. Cash Flows from Investing Activities Net cash low from investing activities is negative Rp3.47 trillion in the period of 2014. It has decreased 62.59 compared to Rp2.14 trillion in period of 2013. Receipt gain of contribution to cash low from investing activities is increase 124.50 from Rp222.57 billion in 2013 to Rp499.66 billion in 2014. 3. Cash Flows from Financing Activities Actual Company’s cash lows from inancing for iscal year 2014 undergo sizeable increase from Rp322.18 billion become Rp4.44 trillion. The growth is triggered from cash from bank loan amounted Rp9.40 trillion. Whereas cash received from bank was Rp1 trillion in year 2013. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 198 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG Hingga 31 Desember 2014, total liabilitas Perseroan mencapai Rp11,80 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar Rp5,80 triliun nilainya mengalami peningkatan sebesar 103,10. Berikut ini rasio terkait dengan kemampuan Perseroan membayar utang untuk periode 2013-2014. No. RASIO Satuan Unit 31 Desember 2014 Audited 31 Desember 2013 Audited RATIO I LIKUIDITAS LIQUIDITY Rasio Lancar 155,10 61,82 Current Ratio Rasio Kas 114,95 27,20 Cash Ratio II SOLVABILITAS SOLVABILITY Rasio Aset terhadap Pinjaman X 3,15 10,65 Total Assets to Total Debt Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas X 0,70 0,153 Total Debt to Equity Rasio Pinjaman terhadap Aset Tetap X 0,64 0,145 Total Debt to Total Fixed Assets Rasio Liabilitas Jangka Panjang terhadap Ekuitas X 0,61 0,00073 Longterm Debt to Equity III KOLEKTABILITAS COLLECTABILITY Rasio Rata-rata Periode Pembayaran hariday 66 65 Average Payment Period Rasio Rata-rata Periode Penagihan hariday 29 28 Average Collection Period IV PROFITABILITAS PROFITABILITAS Marjin Operasional 80,87 75,43 Operating Margin Perputaran Modal Kerja 9,32 14,46 Return on Capital Employed TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN 2014 Proyeksi tingkat kesehatan Tahun 2014 yang dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2002 tanggal 4 Juni 2002 adalah sebagai berikut: Uraian Jumlah Description Skor Aspek Keuangan 46,00 Financial Aspects Score Skor Aspek Operasional 27,40 Operational Aspects Score Skor Aspek Administrasi 13,00 Administration Aspects Score Total Skor 86,40 Total Score Tingkat Kesehatan Sehat AAHealthy AA Level of Soundness Perseroan memiliki kinerja keuangan yang sehat dengan tingkat pengembalian investasi yang efektif serta periode kolektabilitas yang singkat sehingga melunasi kewajibannya. Di samping itu, sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara BUMN, kinerja Perseroan dalam aspek keuangan, operasional dan administrasi juga diukur berdasarkan pada kriteria yang berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-100 MBU2002 tertanggal 4 Juni 2002. Pada tahun 2014, hasil evaluasi atas tingkat kesehatan Perseroan menunjukkan skor 84,90 sehingga dinilai sebagai Perseroan “SEHAT” dalam kategori “AA”. LEVEL OF SOLVENCY Until 31 December 2014, Company’s total liabilities is Rp11.80 trillion. The value goes up 103.10 compared to Rp5.80 trillion in year 2013. Following are Company’s solvency ratios for the period of 2013-2014. SOUNDNESS LEVEL OF THE COMPANY 2014 2014 Soundness level of the company projection measured based on Government-owned Private Companies Minister Decree number: KEP-100MBU2002 dated 4 June 2002 are as follows: The Company has sound inancial performance with efective investment rate of return and brief collectibility period to fulill its obligations. Besides that, as a Government-owned Private Company, the Company’s performance in inancial, operational and administration factors are also measured based on criteria referred to Minister of Government-owned Private Companies BUMN Decree No. Kep-100MBU2002 dated 4 June 2002. In 2014, an evaluation of level of soundness of the Company showed a score of 84.90 and the Company is rate “HEALTHY” in the category of “AA”. IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 199 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report CAPITAL STRUCTURE 1. Liabilities Current liabilities as at 31 December 2014 is Rp3.08 trillion, a decrease of 18.74 from Rp3.79 trillion in 2013. Several current liabilities accounts underwent changes, such as short term bank loans which decreases in considerable amounts. Long-term liabilities at year end of 2014 is Rp8.71 trillion, an increse of 333.79 compared to Rp2.01 trillion in year 2013. This is partly due to increase in long-term liabilities balance, considering the Company just completed USD550 million bank loan. Tabel Tingkat Kesehatan Perseroan | Company’s Level of Soundness Table Indikator Bobot Point Capaian 2014 Achievement 2014 Skor 2014 Score 2014 Indicator RKAP Realisasi Realization RKAP Realisasi Realization

A. Aspek Keuangan Financial Aspects

1. Imbalan kepada Pemegang Saham 15,00 28,72 18,93 15 15 Return to Equity 2. Imbalan Investasi ROI 10,00 31,85 15,35 10 9 Return on Investment ROI 3. Rasio Kas 3,00 47,98 114,95 3 3 Cash Ratio 4. Rasio Lancar 4,00 163,48 155,10 3 3 Current Ratio 5. Collection Period hari 4,00 32 Hari Day 28 Hari Day 4 4 Collection Period day 6. Perputaran Persediaan hari 4,00 2 Hari Day 2 Hari Day 4 4 Inventory turnover day 7. Perputaran Total Aset 4,00 76,02 45,51 2,5 1,5 Total Asset Turnover 8. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset 6,00 62 45,60 4,5 5,5 Equity to total asset ratio Jumlah Aspek Keuangan 50,00 46,00 45,00 Total Financial Aspects B. Aspek Operasional Operational Aspects 1. Pelayanan Jasa Kapal Ship Services a. Waiting Time for Pilot WT 8,00 B BS 6,40 8,00 Waiting Time for Pilot WT b. ETBT 7,00 C B 3,50 5,60 ETBT 2. Pelayanan Jasa Barang Goods Services a. BSH 5,00 C BS 2,50 5,00 BSH b. TGH 5,00 BS BS 5,00 4,50 TGH 3. Peningkatan Kualitas SDM HR Quality Improvement a. Pendapatan Usaha per Total Pegawai 6,00 BS B 6,00 4,80 Operating Revenue per Total Employees b. Laba Bersih per Total Pegawai 4,00 BS C 4,00 2,00 Net Proit per Total Employees Jumlah Aspek Operasional 35,00 27,40 29,90 Total Operational Aspects C. Aspek Administrasi Administration Aspects 1. Laporan Perhitungan Tahunan 3,00 bulan ke 4 bulan ke 4 3,00 3,00 Annual Calculation Report 2. Rancangan RKAP 3,00 2 bulan 2 bulan 3,00 3,00 RKAP Draft 3. Laporan Periodik 3,00 0x30 hari 0x30 hari 3,00 3,00 Periodical Report 4. Kinerja PKBL 3,00 Performance of PUKK a. Efektivitas Penyaluran Dana 3,00 88,04 10,58 2,00 - Efectiveness of Fund Disbursement b. Tingkat Kolektibilitas Pengembalian 3,00 60,30 20,00 2,00 1,00 Receivables Collectibility Level Jumlah Aspek Administrasi 15,00 13,00 10,00 Total Administration Aspects Jumlah A+B+C 100,00 86,40 84,90 Total A+B+C STRUKTUR MODAL 1. Liabilitas Liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2014 adalah Rp3,08 triliun, atau menurun 18,74 dari Rp3,79 triliun pada tahun 2013. Akun liabilitas jangka pendek yang mengalami perubahan antara lain utang bank jangka pendek yang menurun dalam jumlah cukup besar. Liabilitas jangka panjang akhir 2014 adalah Rp8,71 triliun, meningkat 333,79 dibandingkan tahun 2013 yang Rp2,01 triliun. Hal ini sebagian disebabkan naiknya saldo liabilitas jangka panjang, mengingat Perseroan merealisasikan pinjaman sindikasi USD550 juta. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 200 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 2. Ekuitas Ekuitas per 31 Desember 2104 mencapai Rp9,89 triliun. Dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp9,19 triliun, berarti mengalami kenaikan 7,55. Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except Uraian 2014 2013 Perubahan | Change Description Liabilitas Jangka Pendek 3.081.801.025 3.792.529.463 18,74 Current Liabilities Liabilitas Jangka Panjang 8.713.798.820 2.008.763.380 333,79 Long-term Liabilities Jumlah Liabilitas 11.795.599.845 5.801.292.843 103,33 Total Liabilities Jumlah Ekuitas 9.887.338.184 9.193.635.040 7,55 Total Equity Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 21.682.938.029 14.994.927.883 44,60 Total Liabilities and Equity INVESTASI BARANG MODAL Berikut ini rincian investasi barang modal yang direalisasikan dalam dua tahun terakhir 2013-2014: Rp Juta, kecuali Rp Million, except Uraian 2014 2013 Perubahan | Change Description Investasi Induk Perusahaan Holding Company Investment Bangunan fasilitas pelabuhan 2.855.705 2.223.150 28,45 Port facilitiy building Kapal 5.193 44.142 88,24 Ship Alat fasilitas pelabuhan 141.731 247.624 42,76 Port facility equipment Instalasi fasilitas pelabuhan 149.466 91.491 63,37 Port facility installation Tanah 9.877 4.551 117,05 Land Jalan dan bangunan 353.265 205.960 71,52 Road and building Peralatan - 3.320 100 Equipment Kendaraan 510 2.050 75,13 Vehicles Emplasemen 2.139 1.097 95,07 Emplacement Investasi Non Fisik 87.309 176.832 50,63 Non Physic Investment Total Investasi Induk Perusahaan 3.605.195 3.000.216 20,16 Holding Company Total Investment Total Investasi Anak Perusahaan 236.413 153.289 54,23 Subsidiary Company Total Investment Jumlah 3.841.608 3.153.505 21,82 Total Investasi Induk Perusahaan Realisasi investasi Induk Perusahaan sepanjang tahun 2014 mencapai Rp3,61 triliun, naik 20,16 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp3,00 triliun. Untuk investasi barang modal ini, sebagian besar terserap pada pembangunan fasilitas pelabuhan yang mencapai Rp2,85 triliun atau 96,54 dari total investasi Induk Perusahaan. Realisasi investasi alat fasilitas pelabuhan mencapai Rp141,73 miliar. Penyerapan terbesarnya ada di cabang Tanjung Priok untuk pengadaan 4 unit Rubber Tired Gantry Crane RTGC dan di cabang Pontianak untuk pengadaan 4 unit Rail Mountain Gantry Crane RMGC. 2. Equity Equity as at 31 December 2014 is Rp9.89 trillion. It increases 7.55 compared to Rp9.19 trillion in 2013. INVESTMENT IN CAPITAL GOODS Following are the details of realized capital expenditure in the last two year 2013-2014: Holding Company Investment The realization of Holding Company investment reached Rp3.61 trillion in 2014, up by 20.16 from Rp3.00 trillion in 2013. This capital expenditure was mostly intended on the construction of port facilities worth Rp2.85 trillion or 96.54 of Holding Company’s total investment. The realization of investment of port facility equipment amounted Rp141.73 billion. The largest outlays were at Tanjung Priok branch to obtain 4 units Rubber Tired Gantry Crane RTGC and 4 units Rail Mountain Gantry Crane RMGC at Pontianak branch. IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 201 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Untuk instalasi fasilitas pelabuhan, sepanjang tahun 2014 yang direalisasikan sebesar Rp149,47 miliar. Dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp91,49 miliar, ada kenaikan 63,37. Pencapaian terbesarnya ada di Tanjung Priok, yaitu berupa pekerjaan pasokan daya listrik termasuk tambahan daya dan jaringan ke kapal pelanggan di Dermaga Pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai Rp102,01 miliar. Sedangkan investasi tanah yang sebesar Rp9,9 miliar pada tahun 2014, digunakan untuk cabang Teluk Bayur berupa appraisal pembebasan lahan perkantoran di area multipurpose yang dilaksanakan oleh PT Sucoindo. Untuk investasi jalan dan bangunan, sebagian besar terserap untuk pembangunan gedung Pusat Pelatihan Kepelabuhanan di Ciawi, Bogor, sebesar Rp153,07 miliar dari total investasi Rp353,26 miliar. Pelaksana kegiatan adalah PT Waskita Karya. Investasi Anak Perusahaan Realisasi investasi anak perusahaan sebesar Rp236,41 miliar, naik 54,23 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp153,19 miliar. Penyerapan investasi terbesar pada anak perusahaan ini adalah PT Multi Terminal Indonesia untuk pengadaan 13 unit RTGC terkait dengan pengoperasian lapangan lini II di cabang Tanjung Priok. PERBANDINGAN TARGET, REALISASI, DAN PROYEKSI KEUANGAN 2015 Kinerja pencapaian atas target yang telah ditetapkan oleh Perseroan pada tahun buku 2014 cukup bervariasi. Beberapa indikator ada yang berada di atas target, namun ada juga yang tidak tercapai. Pada akumulasi aset misalnya, pencapaian adalah 111,76 dari target yang telah ditetapkan. Namun pencapaian pendapatan usaha hanya 75,48. Berikut ini tabel target dan pencapaian yang telah ditetapkan, serta target yang ingin dicapai pada tahun 2015. Laporan Neraca Rp Ribu, kecuali Balance Sheet Rp thousand, except Uraian Target 2014 Realisasi | Realization 2014 Proyeksi | Projection 2015 Realisasi Target | Realization Target Description Aset Lancar 3.163.871.794 4.779.804.707 11.796.765.673 151,07 Current Assets Aset Tidak Lancar 16.237.272.870 16.903.133.322 24.943.483.580 104,10 Non-Current Assets Jumlah Aset 19.401.144.664 21.682.938.029 36.740.249.253 111,76 Total Assets Liabilitas Jangka Pendek 1.936.138.738 3.081.801.025 2.994.839.244 159,17 Current Liabilities Liabilitas Jangka Panjang 5.436.500.400 8.713.798.820 21.069.224.576 160,28 Non-Current Liabilities The realization of port facility installations was Rp149.47 billion during 2014. Compared to 2013 of Rp91.49 billion, there was an increase of 63.37. The biggest accomplishment in Tanjung Priok was a construction of electricity power supply including additional power and network to customer’s ship at Tanjung Priok Port’s dock worth Rp 102.01 billion. Whilst investment in land amounted Rp.9.9 billion in 2014 was developed for Teluk Bayur branch in the form of oice land acquisition appraisal at multipurpose area conducted by PT Sucoindo. For roads and building investment, most of the outlay were used for the construction of Port Training Center in Ciawi, Bogor, amounted Rp153.07 billion of Rp353.26 billion total investment. The main contractor of the project is PT Waskita Karya Subsidiary Company Investment The realization of subsidiary company’s investment reached Rp236.41 billion, up by 54.23 compared to Rp153.19 billion in 2013. The major outlay of the subsidiary company was at PT Multi Terminal Indonesia to obtain 13 thirteen units RTGC related to activation of line II area at Tanjung Priok branch. 2015 COMPARISON OF FINANCIAL TARGET, REALIZATION AND PROJECTION Target accomplishments performances by the Company in iscal year 2014 are varied. Some indicators reached beyond the target, however there are some which were not accomplished. On asset accumulation for example, the accomplishment reached 111.76 from the target. However, operating proit was recorded 75.48 of its target. The table below described target and achievements, along with 2015 target. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 202 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Laporan Neraca Rp Ribu, kecuali Balance Sheet Rp thousand, except Uraian Target 2014 Realisasi | Realization 2014 Proyeksi | Projection 2015 Realisasi Target | Realization Target Description Jumlah Liabilitas 7.372.639.138 11.795.599.845 24.064.063.820 159,99 Total Liabilities Jumlah Ekuitas 12.028.505.526 9.887.338.184 12.676.185.433 82,20 Total Equity Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 19.401.144.664 21.682.938.029 36.740.249.253 111,76 Total Liabilities and Equity Laporan Laba Rugi Rp Ribu, kecuali Proit and Loss Statement Rp thousand, except Uraian Target 2014 Realisasi | Realization 2014 Target | Target 2015 Realisasi Target | Realization Target Description Pendapatan Usaha 8.488.309.958 6.406.942.104 7.184.137.494 75,48 Operating Revenues Beban Usaha 5.890.621.065 5.364.511.554 5.473.946.681 91,07 Operating Expenses Laba Usaha 2.801.091.577 1.320.736.814 1.710.190.813 47,15 Operating Proit Laba sebelum Pajak 3.394.503.525 2.041.742.540 2.618.627.209 60,15 Proit and Loss before Tax Laba Tahun Berjalan 2.684.201.985 1.575..988.803 2.080.899.028 58,71 Proit Loss for the Year Laporan Arus Kas Rp Ribu, kecuali Statement of Cash Flows Rp thousand, except Uraian Target 2014 Realisasi | Realization 2014 Target | Target 2015 Realisasi Target | Realization Target Description Arus kas dari Aktivitas Operasi 1.919.898.258 1.456.278.549 1.568.961.953 75,85 Cash Flow from Operating Activities Arus kas dari Aktivitas Investasi 3.548.631.456 3.475.081.688 4.917.821.076 97,93 Cash Flow from Investing Activities Arus kas dari Aktivitas Pendanaan 1.649.628.675 4.444.521.392 11.696.095.072 269,43 Cash Flow from Financing Activities Kas Setara Kas Awal Periode 907.605.329 1.021.681.082 1.901.573.940 112,57 Cash and Cash Equivalent at the Beginning of the Year Kas Setara Kas Akhir Periode 928.500.805 3.452.433.499 10.248.809.889 371,83 Cash and Cash Equivalent at the end of the year KEWAJIBAN TERHADAP NEGARA Pemenuhan kewajiban kepada Negara selama tahun 2014 terealisasi sebesar Rp1,92 triliun dengan rincian sebagai berikut: Dalam miliar rupiah, kecuali Rp billion, except

1. Kontribusi Dividen tahun 2014 796,31

2014 Dividend Contributions 2. Kontribusi Pajak: Contributions Tax: Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 322,90 Deposit Income Tax Article 25 and Article 29 Penyetoran PPN Jasa Net 529,34 VAT Deposit Services Net Penyetoran PPh 21 dan 23 166,57 Penyetoran PPh 21 dan 23 Penyetoran Pajak Lainnya 131,91 Other Tax Deposit Jumlah 1+2 1.947,03 Total 1+2 1. Kebijakan Dividen Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. RIS-35D3.MBU2013 tertanggal 2 Mei 2013, pemegang saham menyetujui pembagian dividen sebesar 30 dari laba dibagi tahun buku 2012 LIABILITY OF STATE The fulillment of the Company’s obligation to the state in 2014 was realized in the amount of Rp1.92 trillion with details as follows: 1. Dividend Policy Based on the Minutes of Meeting of Annual General shareholder Meeting No. RIS-35D3.MBU2013 dated 2 May 2013, the shareholders agreed on dividend contribution of 30 from distributed proit in iscal IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 203 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report atau sebesar 589,72 juta. Pada tanggal 20 Desember 2013 Menteri BUMN menerbitkan surat No. S-760 MBU2013 perihal tambahan setoran dividen BUMN Tahun 2012 PT Pelabuhan Indonesia II Persero, ditetapkan penambahan dividen atas laba tahun 2012 sebesar Rp10 juta Perseroan telah menyetor sebanyak Rp579,72 juta dan sisanya sebesar Rp10 juta telah disetorkan tanggal 27 Desember 2013. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. RIS-23D3.MBU2012 tanggal 13 Juni 2012, pemegang saham menyetujui pembagian dividen sebesar 27,6 dari laba dibagi tahun buku 2011 atau sebesar Rp408.655.000 pada tanggal 26 Desember 2012 Menteri BUMN menerbitkan surat No. S-757MBU2012 perihal tambahan setoran dividen BUMN tahun 2012 PT Pelabuhan Indonesia II Persero, ditetapkan penambahan dividen atas laba tahun 2011 sebesar Rp75.000.000. Terhadap jumlah penambahan dividen tersebut Perseroan telah menyetor Rp40.000.000 dan sisanya sebesar Rp35.000.000, telah disetorkan pada tanggal 3 Januari 2013. Periode | Period Laba Bersih | Net Proit Total Dividen yang Dibagikan Amount of Distributed Dividend Payout Ratio | Payout Ratio 2014 Rp1,58 triliun Rp796,31 miliar 51 2013 Rp1,82 triliun Rp589,72 juta 30 Pembayaran Dividen Tahun 2014 | Dividend Payment in 2014 Tahap | Stage Tanggal Jatuh Tempo Maturity Date Jumlah Dividen Rp Total Tanggal Pembayaran Date of Payment Jumlah Pembayaran Total Payment Tahap I Stage I 9 Juli 2014 July 9, 2014 209.032.526.950 4 Juli 2014 July 4, 2014 209.032.526.950 Tahap II Stage II 8 Agustus 2014 August 8, 2014 174.193.772.450 6 Agustus 2014 August 6, 2014 174.193.772.450 Tahap III Stage III 9 September 2014 September 9, 2014 174.193.772.450 8 September 2014 September 8, 2014 174.193.772.450 Tahap IV Stage IV 9 Oktober 2014 October 9, 2014 139.355.017.963 9 Oktober 2014 October 9, 2014 139.355.017.963 Tambahan Dividen Supplementary Dividend 29 Desember 2014 December 29, 2014 99.539.000.000 29 Desember 2014 December 29, 2014 99.539.000.000 Pembayaran Dividen Tahun 2013 | Dividend Payment in 2013 Tahap | Stage Tanggal Jatuh Tempo | Maturity Date Jumlah Dividen Rp | Total Tanggal Pembayaran | Date of Payment Jumlah Pembayaran | Total Payment Tahap I Stage I 2 Juni 2013 June 2, 2013 145.000.000.000 30 Mei 2013 May 30, 2013 80.000.000.000 65.000.000.000 Tahap II Stage II 2 Juli 2013 July 2, 2013 125.000.000.000 1 Juli 2013 July 1, 2013 10.000.000.000 40.000.000.000 25.000.000.000 50.000.000.000 Tahap III Stage III 1 Agustus 2013 August 1, 2013 115.000.000.000 2 Agustus 2013 August 2, 2013 115.000.000.000 Tahap IV Stage IV 2 September2013 September 2, 2013 110.000.000.000 2 September 2013 September 2, 2013 110.000.000.000 Tahap V Stage V 2 Oktober 2013 October 2, 2013 84.723.070.000 2 Oktober 2013 October 2, 2013 84.723.070.000 Interim 26 Desember 2013 December 26, 2013 10.000.000.000 26 Desember 2013 December 26, 2013 10.000.000.000.00 year 2012 or amounting to 589.72 million. On December 20, 2013, Ministry of SOE published a letter No. S-760MBU2013 with regards to the additional subscription of SOE dividend in 2012 PT Pelabuhan Indonesia II Persero, stipulated that the additional dividend upon proit in 2012 is Rp10 million The Company has subscribed Rp579,72 million and the rest of Rp10 million has been subscribed on December 27, 2013. Based on the Minutes of Meeting of AGM No.RIS-23 D3.MBU2012 dated June 13 2012, the shareholders agreed on dividend distribution of 27,6 from distributed proit in iscal year of 2011 or amounting to Rp408.655.000. On December 26, 2012, the Ministry of SOE issued a letter No. S-757MBU2012 on the additional subscription of SOE dividend in 2012 of PT Pelabuhan Indonesia II Persero, stipulated that the additional dividend upon proit in 2011 is Rp75.000.000. The Company has subscribed Rp40.000.000 and the rest of Rp35.000.000, has been subscribed on January 3, 2013. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 204 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 2. Pajak Perseroan tidak memiliki kasus perpajakan yang berpengaruh signiikan terhadap kinerja keuangan selama tahun 2014 dan 2013. Di samping itu, selama tahun 2014 dan 2013, Perseroan telah melakukan pembayaran dan pelaporan pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku efektif. ASPEK PEMASARAN Saat ini Perseroan melayani 15 petikemas direct shipment dan 5 cargo non-petikemas di ASEAN. Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan perannya, sejalan dengan visi jangka panjang untuk menjadi pemain global pada industri kepelabuhanan. Namun harus diakui, saat ini terjadi perubahan penting yang dapat mempengaruhi posisi persaingan, termasuk peluang inovasi dan kolaborasi, yaitu peningkatan permintaan transportasi maritim yang didorong liberalisasi perdagangan yang menuntut operator pelabuhan melakukan peningkatan fasilitas pelabuhan dalam bentuk peningkatan kapasitas dan kinerja. Landasan Pelaksanaan Strategi Pemasaran Perseroan telah menetapkan visi untuk menjadi mitra pilihan di bidang jasa kepelabuhanan dan logistik yang andal dan terbaik di kelasnya. Hal inilah yang menjadi acuan program strategi pemasaran yang diterapkan. Untuk itu, strategi pemasaran tahun 2014 masih difokuskan pada membina hubungan efektif dengan pelanggan, peningkatkan dan membangun proses bisnis, serta standarisasi kegiatan pengelolaan pelanggan utama Perseroan. Karena itu, Perseroan selalu berupaya memenuhi kebutuhan pelanggan secara berkesinambungan. Sejak tahun 2013, Perseroan telah mengubah pola kerja sama sewa lahan menjadi pemanfaatan lahan. Kebijakan ini bertujuan agar Perseroan dapat lebih mengoptimalkan penggunaan aset di lingkungan Perseroan, meningkatkan eisiensi dan kualitas pembangunan danatau pengelolaan infrastruktur serta pengelolaan terhadap aspek lingkungan. Proses pemilihan mitra dilakukan secara profesional dan transparan sesuai dengan prinsip GCG Good Corporate Governance, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran serta asas 2. Taxes The Company did not have tax cases which would signiicantly afect inancial performance in 2014 and 2013. In addition, during 2014 and 2013, the Company had done tax payment and reporting in accordance to efective tax regulations. MARKETING ASPECT Currently, the Company served 15 containers direct shipment and 5 cargo non-kontainer in ASEAN. The Company is committed to increase its role in line with its long-term vision to become global players in ports industry. There is an important change that could afect the Company’s competitive position including innovation and collaboration opportunities. Increased demand of maritime transportation which is driven by free trade requires ports company to improve port facilities in terms of both capacity increase andor performance improvement. Foundation of Marketing Strategy Implementation The Company has set the Company’s vision to become preferred partner in the best port and logistics services in its class. The Company’s vision is the reference in implementing marketing strategic program. Therefore, marketing strategy of 2014 still focused on developing efective relation with customers, strengthening and improving business process as well as standardizing the management activities of the Company’s main customers. Hence, the Company always strived to meet the customer’s needs in a sustainable way. Since 2013, the Company has changed cooperation framework from land lease to land use. This change aims at maximizing the use of assets within the Company, improving eiciency and construction quality as well as optimizing infrastructure and environmental management. Selection process for processional and experienced partners is conducted in an open and transparent manner in line with GCG Good Corporate Governance principles, independency, accountability, fairness and utility to IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 205 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report kemanfaatan. Melalui cara ini, diharapkan mampu mendorong perkembangan iklim investasi di lingkungan Perseroan. Strategi Pemasaran di Tahun 2014 Strategi pemasaran yang dilakukan Perseroan didukung juga dengan peningkatan fungsi sosialisasi, komunikasi, dan promosi mengenai Perseroan serta 16 entitas anak. Selain itu, diperkenalkan juga jasa-jasa layanan kepelabuhanan kepada masyarakat. Terkait dengan kegiatan promosi ini, beberapa hal yang dilakukan, di antaranya melalui: A. Promosi 1. Website Perseroan memiliki website dengan alamat domain www.indonesiaport.co.id. Konten pada situs ini dilakukan pemutakhiran secara rutin, terutama terkait dengan data dan informasi terbaru jasa layanan kepelabuhanan yang disediakan Perseroan baik di cabang Pelabuhan maupun anak perusahaan. 2. Media Cetak Perseroan juga melakukan promosi melalui media cetak nasional, dengan memasang iklan di beberapa media cetak nasional seperti harian Kompas promosi tentang NewPriok, harian Bisnis Indonesia informasi tentang rencana kedatangan kapal dan kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok. B. Temu Pelanggan Perseroan senantiasa melakukan temu pelanggan sebagai upaya meningkatkan citra Perseroan dan loyalitas pelanggan dalam mempertahankan posisi dominan di pasar jasa kepelabuhanan. Oleh karena itu, Perseroan melakukan strategi pemasaran yang fokus pada pembentukan komunitas dan loyalitas pelanggan, khususnya pelanggan utama yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar. Untuk mengukur efektiitas program pemasaran yang telah dilaksanakan dan untuk mendapatkan umpan balik atau harapan pelanggan, Perseroan melakukan survei kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan yang dilakukan secara periodik agar diperoleh informasi guna menyusun program strategi pemasaran yang lebih baik. propel investment climate within the Company’s work environment. Marketing Strategy in 2014 Marketing strategy by the Company is supported by awareness building of the Company and its 16 subsidiaries through improvement of socialization, communication and promotion functions. In addition, there is also introduction to types of port services to general public. Related to increasing awareness activities, there were several things that have been done, among others are: A. Promotion 1. Website The Company’s website has the domain address of www.indonesiaport.co.id. The content on this site is updated regularly, especially those related to data and information of services provided by the Company’s port, in the Port branch or subsidiary. 2. Print Media The Company conducted promotional activities through advertisement on national print media such as Kompas newspaper promotion on NewPriok, Bisnis Indonesia newspaper information on vessel calls and loadingunloading activities in Port of Tanjung Priok. B. Customers Gathering The Company regularly conduct customer gathering to improve customer loyalty and the Company’s image in order to maintain its dominant position in port service industry. Therefore, the Company carries out marketing strategy which focuses on community building and customer loyalty, especially major customer which contribute biggest revenue. To measure efectiveness of marketing programs that have been implemented and to obtain customers’ feedbacks or inputs, the Company conducted periodic marketing survey to get information in order to prepare better marketing strategy programs. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 206 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Secara umum, kebijakan hubungan dengan pelanggan dilakukan dengan berlandaskan pada aturan Standar Kinerja sesuai SK Dirjen Perhubungan Laut No. UM.0023818DJPL-11 tahun 2011 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan. Selama tahun 2014, Perseroan telah melakukan beberapa agenda temu pelanggan baik di level cabang maupun level pusat, di antaranya adalah: 1. Gathering IPC dan shipping lines khususnya di wilayah Pelabuhan Banten yang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2014 di Putri Duyung, Ancol Jakarta. Acara ini bertujuan untuk mempertemukan pelanggan khususnya shipping lines di wilayah kerja cabang Pelabuhan Banten dengan entitas IPC yang melayani pelanggan secara langsung agar menjadi sarana komunikasi dan media sinergi yang baik dalam bisnis kepelabuhanan. 2. IPC Stakeholder Awards 2014 dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2014 di Hotel Shangrilla, Jakarta. Acara bergensi ini dilaksanakan setiap tahun sebagai sarana pemberian apresiasi kepada pelanggan yang memberikan kontribusi dan dampak positif kepada bisnis di masing-masing cabang Pelabuhan Perseroan. Penghargaan yang diberikan dalam acara ini adalah shipping lines terbaik dan cargo owner terbaik. C. Physical Outlet Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha bekerja sama dengan Direktorat Operasi dan Cabang Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pilot project dalam rangka mewujudkan pelayanan satu atap yang memuaskan bagi seluruh pelanggan Perseroan, perusahaan menyediakan tempat pelayanan dengan suasana yang nyaman, terbuka, leksibel, dan modern. Penyediaan physical outlet yang dinamai IPC Group Service Center adalah perwujudan dari strategi pemasaran Perseroan dan kolaborasi antar fungsi, yaitu Pemasaran, Operasional, Keuangan dan Cabang sebagai pengelolaannya yang bertujuan untuk: 1. Memindahkan secara isik kantor pelayanan IPC • Mengurangi beban traik pelabuhan • Memberikan alternatif tempat pelayanan bagi pelanggan • Pilot project untuk pembangunan service center di wilayah lainnya. 2. Menyediakan pelayanan online secara bertahap 3. Memfasilitasi dan edukasi penggunaan pelayanan on line In general, customer relationship policy is based on regulation on Performance Standard as stipulated on Maritime Transportation Directorate General Decree No. UM.0023818DJPL-11 year 2011 on Performance Standard of Operational Port Services.. During 2014, the Company had conducted customer gathering as follow: 1. IPC and shipping lines gathering, especially in Banten port area had been conducted on October 14, 2014 in Putri Duyung, Ancol Jakarta. The event aimed at meeting customers from shipping lines operating in Banten port areas with IPC who directly serves its customers which in turn, will become good communication channel and synergy media in port business. 2. Stakeholder Awards 2014 was held on October 22, 2014 in Shangrila Hotel, Jakarta. This prestigious event has been conducted annually as an appreciation for customers who contribute and make positive impacts to each of the Company’s port branches. The awards given in the event are best shipping lines and best cargo owner. C. Physical Outlet Directorate of Business and Commercial Development cooperates with Directorate of Operations and Port of Tanjung Priuk branch to launch a pilot project in establishing an integrated and satisfactory service to IPC customers by providing comfortable, open, lexible and modern spaces. Physical outlet provision known as IPC Group Service Center Kemayoran in Central Jakarta is an implementation of the Company’s marketing strategy and interfunction collaboration eforts comprises of marketing, operational, inance and branches that aims at: 1. Relocating IPC customer service oice • Reducing port traic burden • Providing alternative place for customer service. • As pilot project to develop service center in other areas 2. Providing online service in gradual steps 3. Facilitating and educating the use of online service IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 207 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 4. Tempat diskusisosialisasi komunitas pelabuhan 5. Tempat promosi dan customer service Physical Outlet IPC meliputi fungsi sebagai berikut: • Customer Service: Merupakan outlet layanan IPC Group yang terintegrasi secara sistem dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan pelayanan untuk pelanggan IPC Group. • Customer Education Exhibition Dalam hal customer education exhibition ini, eksistensi IPC Group diharapkan dapat tersampaikan secara langsung kepada pelanggan maupun calon pelanggan IPC Group, dengan cara demonstrasi atau penggambaran secara visual melalui tool devices yang didukung dengan teknologi terkini. • Community Center Layanan Physical Outlet IPC lebih powerful bila dilengkapi dengan lounge area yang diperuntukkan untuk berkumpulnya para komunitas bisnis logistik untuk menstimulus pengembangan bisnis di antara para pelaku bisnis logistik yang berada di area IPC Group. Jenis pelayanan yang akan diberikan untuk pelanggan Perseroan: 1. Service: • General info • Registration Transaction • Complain handling • Pelayanan jasa kapal 2. Retention Untuk program retensi pelanggan, Perseroan akan menyediakan meeting center bagi komunitas logistik. Melalui sarana tersebut, mereka dapat saling berinteraksi satu sama lain dalam rangka pengembangan bisnis ataupun hubungan bisnis yang lebih baik. Adapun beberapa komunitas logistik yang dimaksud, antara lain: Forwarder, Shipping Agent, Port Operator, serta Warehouse Operator. Sedangkan Physical Outlet juga akan diperkaya dengan fungsi penjualan dan pemasaran dengan menyediakan Customer Education and Exhibition Area yang menampilkan proil seluruh layanan yang bisa diberikan untuk pelanggan kelompok usaha 4. Providing discussionsocializing place for port communities 5. Providing promotion and customer service venue Physical Outlet IPC will ofer services such as: • Customer Service: Is a system-integrated service outlet of IPC Group to provide qualiied and comfortable customer service for IPC Group customers. • Customer Education Exhibition With customer education exhibition, IPC Group existence is expected to be directly conveyed to customers and potential customers of IPC Group by visual demonstration or description with sophisticate technology-supported tools and devices. • Community Center IPC Physical Outlet will be more powerful when equipped with area lounge designated as gathering venue for logistics business community to stimulate business development among logistic player within IPC Group. Types of services ofered to the Company’s customers: 1. Service: • General info • Registration Transaction • Complain handling • Shipping service 2. Retention For customer retention program, the Company will provide meeting center for logistics community. With the facility, they are able to interact with one another for business development or having better business relationship. Logistics community includes Forwarder, Shipping Agent, Port Operator, and Warehouse Operator. Physical outlet would also be prepared to have sales and marketing functions by providing Customer Education dan Exhibition Area which will highlight proiles of all services which the Company will be able to provide to the Company’s group customers. These two Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 208 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Perseroan. Kedua area ini dapat dimanfaatkan juga oleh IPC Group untuk mensosialisasikan kebijakan proses pengirimanpenerimaan kargo. Bahkan pelanggan Perseroan dari perusahaan-perusahaan komunitas logistik pun dapat memanfaatkan area ini untuk sharing kepada pelaku bisnis logistik lainnya yang berada pada jaringan bisnis IPC Group. Strategi Pemasaran 2015 Strategi Pemasaran perusahaan yang sedang dilakukan saat ini dan yang akan datang: 1. Customer Relationship Management Mulai Tahun 2012, Perseroan berinisiatif melakukan transformasi dengan komitmen untuk mendorong perbaikan proses logistik di Indonesia, termasuk dengan peningkatan produktivitas dan eisiensi. Dilatarbelakangi dengan pekerjaan Business Process Re-Engineering BPR untuk Customer Relationship Management CRM yang dilakukan di tahun 2012 adalah salah satu proyek yang bertujuan untuk memformulasikan strategi, proses-proses, struktur, dan blueprintroadmap untuk pembangunan sistem CRM Perseroan. Dalam jangka pendek hingga menengah, sistem CRM diproyeksikan untuk berfungsi sebagai backbone bagi inisiatif strategis seperti One-Stop-Shop dan Key Account Management. Inisiatif-inisiatif strategis ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman pelanggan dan memberikan nilai tambah bagi Perseroan maupun pelanggan. Hal ini membutuhkan dukungan sistem CRM sekaligus sebagai framework perbaikan berkelanjutan. BPR CRM mencakup inisiatif-inisiatif utama dalam roadmap 5-7 tahun yang dapat dipersingkat menjadi 3-4 tahun. Dalam penerapan CRM, aspek people, proses dan sistem teknologi dirancang untuk dapat saling bersinergi. Sistem ini diproyeksikan mampu berfungsi sebagai backbone bagi inisiatif strategis, seperti one stop shop yaitu, point of contact pelanggan Perseroan secara umum. Sedangkan Key Account Management ditujukan untuk pelanggan utama Perseroan. Penerapan CRM bersifat journey sehingga memerlukan proses pembelajaran dan pengembangan yang berkelanjutan, CRM diharapkan dapat menjadi sistem dan platform corporate end-to-end marketing strategis bagi perusahaan untuk tumbuh dan areas can also be used by IPC Group to socialize cargo deliveryreception policy. The Company’s customers from logistics community companies are welcomed to leverage the area in order to share with other logistic companies inside the IPC Group business networks. 2015 Marketing Strategy The Company’s marketing strategy which is currently and will be implemented in the future is as follows: 1. Customer Relationship Management Starting in 2012, the Company initiated to transform itself with commitment to push improvement of logistical process in Indonesia, including increasing its productivity and eiciency. As one of the project approved in 2012, Business Process Re-Engineering BPR for Customer Relationship Management CRM was intended to formulate strategies, processes, structures and blueprintroadmap in building the Company’s CRM system. In the short-medium term timeframe, CRM system is projected to function as a backbone of strategic initiatives such as One Stop-Shop and Key Account Management. These strategic initiatives aim at enriching customer experience and providing added value to the Company and customer. These will need CRM system support and also as improvement framework. BPR CRM comprises main initiatives in the roadmap for 5-7 years which can be shortened to 3-4 years. In CRM implementation; several aspects, namely human resources, technology process and system have been designed to synergize. The system is projected to function as backbone of strategic initiatives such as One-Stop-Shop, which is point of contact for the Company’s customers and Key Account Management which is intended for Company’s primary customers. CRM practice is such a journey in nature and needs to be put down in experience and continuously developed. CRM is expected to be the corporate end-to-end system and platform, as well as the strategic marketing initiative for the Company to grow and develop along IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 209 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report berkembang sejalan dengan peluang dan dinamika pasar, sebagaimana direleksikan dalam peningkatan kinerja pada pendapatan dan laba secara konsisten. Pada tahun baru 2014, penerapan CRM difokuskan kepada pemutakhiran data dan proil pelanggan agar didapatkan gambaran yang lebih akurat tentang perilaku, tren bisnis dan kebutuhan pelanggan. Hal ini menjadi dasar pengembangan pelayanan dan kerja sama bisnis dengan pelanggan secara berkesinambungan. 2. Key Account Management Key Account Management bertujuan untuk meningkatkan dan membangun proses bisnis serta standarisasi kegiatan pengelolaan pelanggan utama Perseroan dengan mempertemukanmenyesuaikan kebutuhan pelanggan dan kebutuhan perusahaan yang mencakup pelayanan, penjualan, pemasaran, dan loyalitas secara terkoneksi di 12 cabang pelabuhan di lingkungan Perseroan serta anak perusahaan untuk tumbuh bersama secara menguntungkan. Melalui organisasi khusus yang menangani pelanggan utama, perusahaan mampu meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan fungsi service maupun peningkatan pendapatan dari cross-selling atau up-selling fungsi sales serta mampu menjawab kebutuhan jasa pelanggan dan kebutuhan perusahaan untuk bermitra dan tumbuh bersama secara menguntungkan. 3. One Stop Shop One Stop Shop adalah pengembangan dari physical outlet yang sudah dioperasikan di Pelabuhan Tanjung Priok dan direncanakan akan di kembangkan di 12 cabang Pelabuhan Perseroan. REALISASI DAN RENCANA PENGEMBANGAN Realisasi Pekerjaan 2014 Sebagai tindak lanjut untuk mencapai visinya sebagai perusahaan yang dipilih oleh para pelanggan, perusahaan yang terbaik di kelasnya, menjadi perusahaan yang luar biasa bagi karyawan-karyawannya, dan dapat terus mendukung pertumbuhan nasional, IPC terus melancarkan program-program pembenahan, pengembangan dan pemberdayaan yang tertuang dalam strategi perusahaan. Program pembenahan, with market dynamics and opportunities. This initiative was relected in improved performance in the form of steady stream of revenue and proit. In the new year 2014, CRM implementation was focused on updating data and customer proile to obtain more accurate description on behavior, business trends and customers’ needs. This will be the basis for service and business development with customers in a sustainable way 2. Key Account Management Key Account Management aimed at increasing and building business process as well as standardizing activities in managing major customers of the Company by meetingadjusting customers’ and the Company’s needs include services, sales, marketing and loyalty online in 12 port branches in both the Company and its subsidiaries in order to grow together in mutual way. With this special organization to handle primary customers, the Company is expected to be able to improve customers’ satisfaction and loyalty service function as well as increasing revenue from cross- selling or up-selling sales function. In addition to that, the special unit can also address service needs from customers and partnership needs from the Company to grow together proitably. 3. One Stop Shop One Stop Shop is further development of physical outlet which has been operational in Tanjung Priok port and would plan to be developed in 12 branches of the Company. REALIZATION AND DEVELOPMENT PLAN 2014 Work Realization As a follow up to accomplish its vision to become company of choice by its customers, to be the best Company on its class, to be the most admirable company by its employees and able to support national growth, IPC continues to launch improvement, development and empowerment programs which are stipulated in the Company’s strategy. Improvement, development and empowerment program of the Company can be classiied into two: on hard side Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 210 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report such as development of NewPriok port, equipment addition and port re-layout and on soft side such as reviewassessment studies to support hard side and human resources development. At least, in 2014, IPC has completed 6 studies soft side that continued from previous year and implemented 1 new program. The details of studies and program which were carried out are as follows: Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national economy The Study was intended to analyse economic impacts resulting from IPC investments in port infrastructure development which included main infrastructures such as docks, stockpile yards, pilot buat and tug boats, ship to shore crane, yard crane and other supporting production equipments. The impact analysis was conducted for both regional and domestic economy. Study results showed that in 2013, IPC had contributed total gross value added in the amount of Rp7,2 trillion to Indonesia’s GDP or an equivalent of 0,25 of Bengkulu province’s GDP. IPC investment also generated a multiplier efect of 1,63, which means every Rp1 trilion of spending will created a value added of Rp 630 billion to the Indonesian economy. From the Study, it was also revealed that based on ive-year investment plan, IPC investment would contribute direct value-added of Rp12.5 trillions adjusted inlation in 2018. There would also be an addition of direct value-added from supply chain in the amount of Rp5.9 trillion to the GDP in 2018. In total, IPC is predicted to contribute value added in the amount of Rp20.4 trillion to Indonesia’s GDP. pengembangan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh IPC dapat diketegorikan menjadi dua yaitu secara hard side yaitu seperti pengembangan pelabuhan NewPriok, penambahan alat dan penataan ulang pelabuhan, atau pun secara soft side seperti kajian-kajian pendukung pengembangan hard side dan sumberdaya manusianya. Paling tidak, pada tahun 2014, IPC telah menyelesaikan 6 studi lanjutan soft side dari tahun sebelumnya dan menjalankan 1 program baru. Detail dari studi dan program yang dilakukan adalah sebagai berikut: Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national economy Studi ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar dampak ekonomi yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan oleh IPC dalam pengembangan infrastruktur pelabuhan yang meliputi infrastruktur utama berupa dermaga, lapangan penumpukan, kapal pandu dan tunda, alat bongkar muat di dermaga ship to shore crane, lapangan yard crane maupun alat produksi pendukung terhadap perekonomian regional dan nasional. Dari studi tersebut diketahui bahwa pada tahun 2013 IPC secara total telah menyumbangkan gross value added sebesar Rp7.2 triliun terhadap GDP Indonesia atau setara dengan ¼ GDP dari provinsi Bengkulu. Investasi IPC juga memberikan multiplier efect sebesar 1.63 yang artinya setiap pengeluaran Rp1 triliun, menciptakan nilai tambah sebesar Rp630 miliar pada perekonomian Indonesia. Dari hasil studi tersebut dapat diketahui pula bahwa pada tahun 2018, berdasarkan rencana investasi 5 tahunan, investasi IPC akan berkontribusi direct value-added senilai Rp12,5 triliun adjusted inlation. Ditambah dengan perkiraan nilai direct value-added dari rantai pasok supply chain pada tahun 2018 sebesar Rp5,9 triliun terhadap GDP, secara total IPC diperkirakan akan memberikan nilai tambah sebesar Rp20,4 triliun terhadap GDP Indonesia. IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 211 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report IPC’s Economic Contribution in 2013 Study on Indonesia maritime strategy reform Aligning and Engaging Stakeholders Maritime strategy reform: university work packages Study on Indonesia maritime strategy reform Aligning and engaging stakeholders is a continuation from previous phase in 2013. In previous phase, the Study was concentrated to address 4 main problems in Indonesia’s supply chain: how is the ideal condition of Indonesia’s maritime in 2030 and how to accomplish it? What should be done to realize the desired improvements? And what are the impacts of the new maritime strategy to Indonesia’s macroeconomic conditions. For phase two, aligning and engaging stakeholders will focus more on communicating reform information details to each stakeholder. The program will be inished on December 2014. Kontribusi Ekonomi IPC Tahun 2013 Total Ipact Induced Indirect

4.4 1.7

0.7 0.5

0.2 1.4

1.1 7.2

6,540 11,250 14,950 32,740 Tax Revenue Rp trillion Employment Contribution to GDP Rp trillion Direct Source: Oxford Economics Study on Indonesia maritime strategy reform Aligning and Engaging Stakeholders Maritime strategy reform: university work packages Pekerjaan Indonesia maritime strategy reform aligning and engaging stakeholders ini merupakan lanjutan dari fase sebelumnya pada tahun 2013. Pada fase sebelumnya, studi ini terkonsentrasi pada menjawab 4 pertanyaan utama yaitu apa saja yang menjadi permasalahan-permasalahan utama di rantai pasok supply chain Indonesia? Bagaimana kondisi ideal maritim Indonesia pada tahun 2030 dan bagaimana cara mencapainya? Apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan perbaikan yang diinginkan? Dan bagaimana dampak ekonomi makro Indonesia dengan adanya strategi maritim yang baru. Sedangkan untuk fase kedua aligning and engaging stakeholders lebih terkonsentrasi pada mengkomunikasikan detail reformasi yang harus dilakukan kepada masing-masing pemangku kepentingan dan diperkirakan akan selesai pada Desember 2014. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 212 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Wha t are the key issues along the Maritime supply chain , and how, i.e. through which areas of de- mand, are they afecting indonesia GDP What could be the macro-eco- nomic impact of the new strategy on the Indonesian economy? What would the ideal end-state look like at the horizon 2030 , and what are the key levers to de-bot- tleneck issues to reach this state What would it take to realize the identified improvements and new strategy, in terms of investment, operating processes, regulatory and mindsetcapabilities? During this first phase sought to answer four key questions Selain Mckinsey, pekerjaan maritime reform ini juga dibantu oleh 6 universitas negeri Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Surabaya dan Universitas Hasanudin dimana seluruh studi tersebut dimonitor oleh steering committee yang diketuai oleh Wakil Menteri Perhubungan. Pada tahun tersebut keenam universitas ternama tersebut akan memberikan masukan dalam menyelesaikan permasalahan kunci di industri maritim yang meliputi 6 aspek yaitu port, shipping, landside supporting industry, sea side supporting industry, maritime education and 2030 network. Hasil-hasil dari studi tersebut merupakan masukan-masukan bagi para pembuat peraturan policy makers terkait agar dapat membentuk industri maritim Indonesia yang ideal. Along with Mckinsey, study on maritime reform was also conducted by 6 state universities University of Sriwijaya, University of Indonesia, Institute Technology of Bandung, University of Gadjah Mada, Institute Technology of Surabaya and University of Hasanudin and was monitored directly by a steering committee which was headed by Deputy Minister of Transportation. These six universities will recommend their inputs to solve key problems in maritime industry which include six aspects, namely: port, shipping, land side supporting industry, sea side supporting industry, maritime education and 2030 network. The results of these studies will be an inputs for related policy makers in order to build an ideal maritime industry in Indonesia. IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 213 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Implementation of reducing logistic cost in Indonesia Port Development priority projects and inancing strategy Pada tahun 2014, IPC masih melanjutkan studi terkait reducing logistik cost bekerjasama dengan World Bank. Studi ini berfokus pada pengoptimasian pelayaran domestik petikemas di Indonesia untuk mengurangi biaya logistik secara agregat di Indonesia. Studi ini diperkirakan akan selesai pada Januari 2015. Selain itu, World Bank juga melakukan studi lain yang bernama port development priority projects and inancing strategy dimana fokus utama dalam studi ini adalah untuk mengidentiikasi pelabuhan-pelabuhan existing mana yang dapat dijadikan prioritas pengembangan. Studi ini dimaksudkan untuk mendukung konektivitas domestik dan menetapkan strategi pembiayaan pengembangan- pengembangan pelabuhan tersebut. Feasibility study on Bojonegoro coal blending facility development Dalam rangka mendukung program sinergi BUMN, IPC juga melakukan studi lanjutan pengembangan coal blending facility di Bojonegara bekerjasama dengan PLN. Studi ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan bahan bakar pembangkit tenaga listrik dengan melakukan proyeksi volume batu bara di Indonesia, analisa kondisi pasar batubara, peninjauan ulang supply chain batu bara dan menyajikan pola strategi bisnis untuk fasilitas coal blending. Feasibility study of Kijing deep water port in Kunyit River, Pontianak Studi ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari kajian tahun sebelumnya yaitu Pre-Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Kijing dimana dalam kajian sebelumnya diketahui bahwa dari sisi market, technical, commercial dan inancial, pembangunan Pelabuhan Kijing sudah dapat dikategorikan feasible. Implementation of reducing logistic cost in Indonesia Port Development priority projects and inancing strategy In 2014, IPC still continued the study on reducing the logistics cost in collaboration with the World Bank. This study focuses on optimizing domestic shipping of container in Indonesia to reduce the aggregate of logistics costs in Indonesia. This study is expected to be completed in January 2015. Apart of that, the World Bank also conducts a study dubbed as port development priority projects and inancing strategy, mainly focused on identifying existing ports to be prioritized. This study is intended to support domestic connectivity and to establish inancing strategy for the developments of the port. Feasibility study on Bojonegoro coal blending facility development In order to support the synergy between SOEs, IPC also undertakes further study on the development of coal blending facility in Bojonegara, in cooperation with PLN. This study was conducted to ensure the availability of fuel for the power plants by projecting the volume of coal in Indonesian, analysis of coal market conditions, review of coal supply chain and present business strategy pattern for coal blending facilities. Feasibility study of Kijing deep water port in Kunyit River, Pontianak This Study was done as a follow-up to previous study, i.e “Pre-feasibility Study of Kijing Port Development Pre-Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Kijing”. In the previous study, it was concluded that Kijing port construction was deemed feasible in terms of market, technical, commercial and inancial aspects. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 214 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Lokasi Rencana Pengembangan Pelabuhan Kijing PONTIANAK SINGKAWANG BENGKAYANG NGABANG SANGGAU SINTANG SAMBAS KETAPANG LOKASI PERENCANAAN U Rencana Pengembangan 2015 Tahun 2015 diprediksi menjadi tahun yang berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki pemerintahan baru yang mendukung pembangunan sektor maritim. Hal lain yang akan terjadi di Tahun 2015 adalah diberlakukannya pasar tunggal ASEAN atau yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015 yang akan memberikan dampak pada meningkatnya pertumbuhan arus barang dan jasa di kawasan ASEAN khususnya Indonesia. Semuanya menjadi tantangan tersendiri bagi IPC untuk mempersiapkan diri dalam meningkatkan kinerja pelayanan dan kapasitas pelabuhan untuk menunjang peningkatan perdagangan ke depannya. Dalam mempersiapkan kondisi yang dinamis seperti itu, IPC terus berusaha mencari peluang-peluang baru yang dapat memberikan beneit kepada perusahaan dan berkontribusi untuk pembangunan ekonomi dalam skala nasional. Untuk itu, IPC berencana melakukan beberapa program pengembangan bisnis pelabuhan di antaranya: Kajian Implementasi Logistik Pendulum Nusantara Dalam rangka memperkuat konektivitas dan integrasi logistik secara nasional serta upaya untuk mengurangi biaya transportasi antar pulau, IPC melakukan kajian terkait dengan jasa pelayaran pendulum di koridor Barat- Port Kijing Development Plan Location 2015 Development Plan The year 2015 is predicted to be a diferent year compared to last year. This is due to the fact that Indonesia has new administration that supports maritime sector development. Other thing that will occur in 2015 is the implementation of ASEAN single market or known as ASEAN Economic Community AEC 2015 which will afect growth of goods and services lows in ASEAN region, particularly Indonesia. These are particularly challenges for IPC to prepare itself to improve its service performance and port capacity in supporting trade increase in the near future. In preparation of such dynamic conditions, the IPC continues to seek new opportunities that can provide beneits for the company and contribute to economic development on a national scale. To that end, the IPC plans to conduct a few programs related to the development of port businesses, which include: Study on the Implementation of “Pendulum Nusantara” In order to strengthen connectivity, integrate national logistics, as well as attempt to reduce the cost of transportation between islands, the IPC conducted a IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 215 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Timur Indonesia yang menghubungkan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar dan Sorong. Kajian ini menilai kelayakan konsep pendulum koridor Barat–Timur Indonesia, mengidentiikasi pelabuhan-pelabuhan feeder yang memiliki potensi untuk mendukung Konsep Pendulum atau diperkirakan akan memerlukan pengembangan berdasarkan peningkatan volume kargo atau arus barang, menghitung kebutuhan investasi dan pengembangan operasional yang di perlukan di pelabuhan feeder domestik tersebut, serta membuat strategi pendanaan untuk pelabuhan–pelabuhan tersebut. Melakukan kajian pengembangan logistik industrial area • Pre-Feasibility study Kawasan Ekonomi Khusus Sorong dan Kijing Rencana kajian pre-feasibility ini adalah sebagai bentuk partisipasi BUMN dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Kajian bisnis pendahuluan ini terkait pengembangan daerah industri untuk daerah Sorong Papua dan Kijing Kalimantan Barat yang akan dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus. Kajian ini diperlukan untuk mendukung program pengembangan di lokasi tersebut mengingat konektivitas hinterland dengan pelabuhan merupakan permasalahan yang selalu terjadi di hampir seluruh pelabuhan, sehingga diperlukan kecermatan dalam perencanaannya. study that is related to shipping services pendulum in the East-West Corridor that connects Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, and Sorong. This study will assess the feasibility of the concept, identify the feeder ports that have the potential to support the Pendulum Concept, or estimate the requirement of development based on increased cargo volume or low of goods. In addition, the study will also calculate the investment needs and operational developments required in feeder ports domestic ports. This includes building a funding strategy for the ports. To study the development of logisticsindustrial area • Pre-Feasibility Study for Special Economic Zones in Sorong and Kijing The plan to conduct this pre-feasibility study is a form of participation of SOEs into the Masterplan for the Acceleration and Expansion of Indonesian Economic Development program MP3EI. This preliminary study is related to business development in industrial areas, such as Sorong Papua and Kijing West Kalimantan, which will be developed into special economic zones. Studies are needed in order to support development programs in these locations, considering that the hinterland connectivity to ports is a problem that occurs in almost all ports. Because of this, accuracy in planning is required. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 216 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report • Pre-Feasibility study Cikarang Bekasi Laut CBL waterways Dalam rangka meningkatkan konektivitas Pelabuhan Tanjung Priok dengan hinterland, diperlukan alternatif moda transportasi. Tidak hanya terbatas transportasi kereta api dan truk akan tetapi juga memungkinkan penggunaan tongkang. Direncanakan study ini sebagai kajian awal atas kelayakan pembangunan jalur air melalui pemanfaatan kanalsungai yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan pusat industri di Cikarang. • Pre-Feasibility study Kerjasama Pengembangan Cikarang Dry Port IPC berencana melakukan kajian bisnis terkait pengoptimalan pemanfaatan Cikarang Dry Port CDP, ini merupakan bentuk kerja sama antara PT Pelabuhan Indonesia II Persero dengan PT Cikarang Inland Port yang diharapkan dapat membantu peningkatan kelancaran arus barang dari Pelabuhan Tanjung Priok ke hinterland. Integrasi kedua bagian dari mata rantai logistik tersebut diharapkan akan menurunkan waktu tunggu dwelling time di pelabuhan dan memperkuat sistem logistik nasional. • Pre-Feasibility Study for Cikarang Bekasi Sea CBL Waterways In order to improve the connectivity of Port of Tanjung Priok with the hinterland, it requires alternative mode of transportation. Not limited to only railway and truck transportation, but also the probability of the use of barges. This study was intended as an initial study on the feasibility of the construction of a waterway using the canalriver that connect Tanjung Priok port with industrial center in Cikarang. • Pre-Feasibility Study on Development Cooperation on Cikarang Dry Port IPC plans to conduct business studies related to optimizing the utilization of Cikarang Dry Port CDP. This activity is a form of cooperation between PT Pelabuhan Indonesia II Persero and PT Cikarang Inland Port, and is expected to help increase the low of goods from Port Tanjung Priok to the hinterland. Integration of the two companies, in the logistics chain perspective, will reduce the waiting time dwelling time in ports and strengthen the national logistics system. IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 217 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Lokasi Cikarang Dry Port dan Pelabuhan Tanjung Priok Melakukan kajian peningkatkan konektivitas pelabuhan dengan hinterland seperti: • Rencana kajian bisnis jalan tol akses Cibitung- Cilincing sebagai pendukung aksesibilitas Pelabuhan NewPriok Kalibaru Sesuai dengan rencana pada Tahun 2015 Container Terminal 1 di NewPriok akan beroperasi dengan kapasitas 1.500.000 TEU’stahun. Terdapat 8 Container Terminal dan 2 Kilang Minyak pada NewPriok. Setiap Container Terminal memiliki kapasitas 1.500.000 TEU’s tahun dan 5.000.000 m 3 tahun untuk pengolahan minyak. Pembangunan keseluruhan terminal ini direncanakan selesai hingga tahun 2030. Untuk itu, IPC akan melakukan studi perkiraan traik ruas jalan tol Cibitung-Cilincing sebagai pendukung aktivitas terminal petikemas dan kilang minyak di Pelabuhan NewPriok Kalibaru. Tourism Cikarang Dry Port and Port of Tanjung Priok Conducting studiy to increase port connectivity with hinterland area: • Business Study Plan to study the Cibitung-Cilincing Access Toll Road as a supporting access to Port NewPriok Kalibaru As planned, by 2015, Container Terminal 1 will operate with a capacity of 1.5 million TEUsyear. There are currently 8 container terminals and 2 oil reineries in NewPriok. Each Container Terminal has a capacity of 1.5 million TEUsyear and 5,000,000m 3 year for oil processing. Construction for this terminal is planned to be completed by 2030. To that end, the IPC will conduct a study to estimate traic conditions on the Cibitung-Cilincing toll road to support container terminal and oil reinery activities in Port of NewPriok Kalibaru. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 218 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report • Feasibility pengembangan pelabuhan laut dalam di Tanjung Carat, Banyuasin, Sumatera Selatan Dalam mendukung strategi pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya Koridor Ekonomi Sumatera, Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi sangat besar untuk menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi. Potensi peningkatan volume logistik yang melalui Koridor Sumatera mejadi tinggi setelah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengusulkan Tanjung Api-Api sebagai Kawasan Ekonomi Khusus KEK dan telah disetujui melalui PP No.152014. Namun demikian, kondisi saat ini kurang berkembang karena belum tersedianya infrastruktur pendukung logistik yang memadai. Untuk itu, PT Pelabuhan Indonesia II Persero berencana mengembangkan pelabuhan baru Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan sebagai Pelabuhan Laut Dalam Deep Sea Port. Rencana pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas pelabuhan dengan hinterland area. • Feasibility pengembangan pelabuhan laut dalam di Tanjung Carat, Banyuasin, Sumatera Selatan To support Indonesia’s economic development strategy, particularly in Sumatera Economic Corridor, South Sumatera Province has huge potential to become one of economic growth driver. Potential increase of logistics volume through Sumatera corridor is higher when the provincial government of South Sumatera suggested Tanjung Api-Api as Special Economic Zone and has been approved by Government Regulation No. 152014. Nevertheless, it has not yet developed due to lack of adequate supporting logistics infrastructures. Therefore, PT Pelabuhan Indonesia II Persero plans to develop new port in Tanjung Carat, Banyuasin region, Province of South Sumatera as Deep Sea Port. This development plan is expected to enhance the connectivity between the port and hinterland area. IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 219 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report PROSPEK USAHA, PANGSA PASAR, DAN PROYEKSI PASAR KE DEPAN Prospek Usaha Perlambanan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun 2015. Kondisi ini akan memberikan pengaruh pada kinerja pertumbuhan ekonomi nasional, terutama terkait dengan kegiatan ekspor dan impor. Untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dalam APBN 2015 pemerintah masih menargetkan Rp11.900 per dolar. Jika dibandingkan tahun 2014, apresiasinya masih terlalu rendah, sehingga hal ini berpotensi membuat harga jual kendaraan bermotor tetap tinggi mengingat masih banyaknya bahan baku yang didatangkan dari impor. Terkait dengan suku bunga, kenaikan suku bunga acuan BI Rate di akhir tahun menjadi 7,75 akan memicu kenaikan suku bunga kredit perbankan. Kondisi ini juga akan menekan daya beli masyarakat. Situasi makro ekonomi ini berpotensi memberikan dampak kurang baik pada industri usaha. Jika hal itu terjadi, kinerja Perseroan yang bergerak di bidang transportasi laut juga akan menghadapi tantangan. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi kawasan Asia relatif tinggi dibandingkan kawasan lainnya yang berdampak pada tingginya arus perdagangan melalui pelabuhan. Dalam konteks regional, mulai tahun 2015 sudah diberlakukan Komunitas Ekonomi ASEAN yang mulai mereduksi batas-batas regulasi dalam hubungan ekonomi di Asia Tenggara. Tentu hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Perseroan. Kondisi perekonomian yang semakin stabil serta perdagangan bebas ASEAN tersebut berpotensi meningkatkan perekonomian nasional, sekaligus menurunkan biaya logistik nasional. Pertumbuhan kelas menengah ke atas juga merupakan peluang bagi peningkatan kargo. Selain itu, dukungan Pemerintah terhadap Perseroan sebagai salah satu BUMN sangat penting, termasuk peluang sebagai mitra strategis dalam pengembangan bisnis baru. Potensi bisnis juga dapat diperoleh dari layanan-layanan bernilai tambah dalam penanganan kargo di pelabuhan. BUSINESS PROSPECT, MARKET SHARE, AND FUTURE MARKET PROJECTION Business Prospects The global economic slowdown is expected to continue through 2015. As such, the performance of Indonesia’s national economic growth will be afected, especially with regards to import and export activities. The government is targeting, as stated in the State Budget 2015, the exchange rate is set to Rp 11,900 per US dollar. Compared to the 2014 exchange rate, the appreciation is still lower than hoped for. Consequently, this could potentially cause the selling price of motor vehicles to remain high, especially given the amount of raw materials that come from imports. Regarding the interest rate, the increase in the benchmark interest rate BI Rate at the end of the year to 7.75 will trigger a rise in bank lending rates. This condition will also suppress the people’s purchasing power. This macro economic situation has the potential to have a less than ideal impact on the business industry. If that happens, the performance of companies in the ield of maritime transport will also face challenges. However, economic growth in the Asian region is relatively high compared to economic growth in other regions. This is due to the high low of trade through the ports. In the regional context, starting in the year 2015, the ASEAN Economic Community will be enacted, which will start reducing the limits of regulations related to economics in Southeast Asia. This could potentially create opportunities or provide challenges to the company. More stable economic conditions and free trade in ASEAN member states could potentially improve the national economy, while simultaneously lowering the cost of national logistics. The growth of the upper middle class is also an opportunity to increase cargo. Furthermore, the Government’s support for the Company as State-Owned Enterprises is very important, including opportunities as a strategic partner in the development of new businesses. Business potential can also be obtained from value added services such as cargo handling at the ports. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 220 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Perseroan yang bergerak di bidang industri jasa kepelabuhanan memiliki keunggulan yang kompetitif dan peluang yang lebih kuat. Proses transformasi yang dilaksanakan oleh Perseroan dalam lima tahun terakhir baik dari sisi soft infrastructure dan hard infrastructure menghadirkan keunggulan dan memperkuat posisi Perseroan untuk menghadapi kompetisi, di samping keunggulan dari sisi geograis yang dekat dengan lokasi pertumbuhan ekonomi. Perubahan organisasi bisnis dengan dibentuknya anak-anak perusahaan juga dapat memberikan keunggulan dari sisi agility, spesialisasi fokus pada core business, serta pembiayaan sendiri anak perusahaan. Kondisi perekonomian yang semakin stabil serta perdagangan bebas ASEAN dapat meningkatkan perekonomian nasional khususnya dalam menurunkan biaya logistik nasional. Pertumbuhan kelas menengah ke atas juga merupakan peluang bagi peningkatan kargo, di samping dukungan pemerintah terhadap Perseroan sebagai salah satu BUMN dan peluang untuk strategic partner dalam pengembangan bisnis baru. Potensi bisnis juga dapat diperoleh dari value added services penanganan kargo di pelabuhan. Pangsa Pasar Secara keseluruhan realisasi pangsa pasar tahun 2014 dalam satuan box sebanyak 1.333.294 box atau 1,92 di bawah anggaran yang sebesar 1.359.368 box. Dalam satuan TEUs, terealisasi sebesar 1.724.264 TEUs atau 2,60 di bawah anggaran yang sebesar 1.709.261 TEUs. Dalam satuan ton, terealisasi sebesar 50.268.252 ton atau 10,01 di bawah anggaran yang sebesar 55.858.780 ton. Proyeksi Pasar Potensi pengembangan Perseroan pada masa mendatang akan didominasi oleh pertumbuhan kargo kontainer, baik domestik maupun internasional. Potensi tersebut merupakan imbas dari berbagai faktor di antaranya adalah perubahan kemasan kargo menjadi petikemas atau kontainer kontainerisasi, pertumbuhan GDP baik dunia maupun Indonesia, pertumbuhan industri, dan kenaikan daya beli masyarakat. Sebagai negara berkembang dengan populasi tertinggi nomor 4 setelah China, India, dan Amerika Serikat, dengan mayoritas penduduk merupakan usia muda dan produktif serta pertumbuhan ekonomi yang konsisten di The company that engages in the port services industry possesses a competitive advantage and stronger opportunities. The transformation processes undertaken by the Company in the last ive years, both in terms of soft infrastructure as well as hard infrastructure, presented advantages and strengthened the Company’s position when facing the competition, in addition to the advantage in terms of geographical location that is close to economically growing locations. Changes in business organization with the establishment of subsidiaries can also provide advantages in the form of agility, specializationfocus on the core business, as well as self- inancing subsidiaries. More stable economic conditions and the ASEAN free trade are foreseen to boost national economic conditions, especially in lowering the national logistic expenses. The growth of the upper-middle class is also an opportunity for cargo improvement, in addition to government support to the Company as a SOE, and the opportunities for being a strategic partner in new business development. Business potential can also be obtained from value added services of cargo handling in ports. Market Share Overall realization of market share in 2014 in box unit is 1,333,294 boxes or 1.92 below budget of 1,359,368 boxes. In TEUs unit, realization is 1,724,264 TEUs or 2.60 below budget of 1,709,261 TEUs. In tone unit, realization is 50.268.252 tonnes or 10.01 below budget of 55.858.780 tonnes. Market Projections The Company’s development potential in the future will be dominated by container growth, both domestic and international. This potential is the result of several factors, such as cargo packaging into containers containerization, GDP growth in Indonesia and worldwide, industrial growth, and rising purchasing power. As a developing country with the 4th largest population in the world after China, India, and the U.S., the majority of the population being of a young and productive age, and with a consistent economic growth of above 5 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 221 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report atas 5 selama beberapa tahun terakhir akan berdampak pada daya beli masyarakat yang diperkirakan akan terus meningkat. Berkaitan dengan fungsi hub and spoke pelabuhan di Indonesia, sampai dengan saat ini mayoritas petikemas sudah direct call ke negara tujuan, dengan pengembangan pelabuhan Tanjung Priok saat ini berupaya dapat menekan jumlah kontainer yang transhipment di Singapura. Kondisi eksternal yang memberikan dukungan atas pencapaian target dalam jangka menengah dan panjang, di antaranya proyeksi pertumbuhan kargo di Indonesia diperkirakan mencapai 6 per tahun. Dengan demikian, nilai pasar kargo Indonesia akan mencapai Rp67 triliun. Kontributor terbesar pada pasar kargo Indonesia adalah cargo handling sebesar 77, kemudian jasa perkapalan sebesar 15 dan kargo transit storage sebesar 8. Artinya, Perseroan memiliki kesempatan yang sangat besar melihat proyeksi pertumbuhan kargo tersebut. Proyeksi pertumbuhan pendapatan dari investasi yang khusus pada pasar kontainer CAGR mencapai 12 hingga tahun 2018. Dari total Rp67 triliun proyeksi potensi pasar di Indonesia dengan tidak melupakan perkembangan kargo lain, kontainerisasi menyumbangkan Rp18 triliun atau sebesar 27. Hal ini semakin menunjukan bahwa kontainerisasi bisa menjadi salah satu generator penghasil pendapatan bagi Perseroan. Dengan asumsi ini, prospek usaha Perseroan masih akan terus tumbuh. Hal ini akan sangat menunjang visi Perseroan untuk menjadi pemain pada industri kepelabuhanan kelas dunia. INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN Perseroan tidak mencatat adanya informasi dan fakta material setelah tanggal neraca 31 Desember 2014. INVESTASI BARANG MODAL YANG DIREALISASIKAN PADA TAHUN BUKU TERAKHIR Pada akhir tahun buku, Perseroan tidak memiliki informasi investasi barang modal yang direalisasikan pada akhir tahun buku. in the last few years, the people’s purchasing power is expected to continue to rise. In relation to the port hub and spoke function in Indonesia, most of the containers currently have direct calls to their designated countries. With the development of Port Tanjung Priok, the number of containers for transshipment in Singapore has been decreased. External conditions that provides support to target achievements in the medium and long term, including cargo growth projections in Indonesia estimating to about 6 per year. Hence, the value of the Indonesian cargo market will reach Rp67 trillion. The largest contributor to the cargo market in Indonesia is cargo handling 77, followed by shipping services 15, and cargo transit and storage 8. In other words, the Company has a tremendous opportunity to foresee cargo growth projections. Projected growth in earnings return from investments speciic to the container market CAGR is 12 by year 2018. Of the total Rp 67 trillion projected market potential in Indonesia, not forgetting the development of other cargo, containerization contributes to Rp 18 trillion or 27. This further indicates that containerization could be one of the revenue producing generators for the Company. With these assumptions, the outlook for the Company is that the Company’s business will continue to grow. This will support our vision to become a contender in the World-Class Port Industry. INFORMATION AND MATERIAL FACTS AFTER ACCOUNTING REPORT The Company did not record any information and material facts after balance sheet date of 31 Desember 2014. REALIZATION OF INVESTMENT IN CAPITAL GOODS IN THE LAST FISCAL YEAR. On the last iscal year, the Company did not have information on realized investment in capital goods on the last iscal year. Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan 222 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN DANATAU MANAJEMEN YANG DILAKSANAKAN PERUSAHAAN PT Pelabuhan Indonesia II Persero merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang kepemilikan sahamnya 100 dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia. Oleh karena itu, Perseroan tidak memiliki program kepemilikan saham oleh karyawan dan atau manajemen. REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM PT Pelabuhan Indonesia II Persero tidak melakukan Initial Public Ofering IPO sehingga informasi mengenai realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum tidak dapat disajikan dalam laporan tahunan ini. INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN Selama tahun 2014, Perseroan tidak memiliki informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan. a. Sifat Hubungan Ailiasi Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemegang saham utama Perseroan. Seluruh entitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia serta entitas di mana Pemerintah Republik Indonesia memiliki pengaruh signiikan. b. Transaksi Dengan Pihak Berelasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan beserta entitas anak melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi. Rincian akun signiikan dengan pihak-pihak berelasi Pemerintah, entitas Pemerintah, atau dinyatakan lain dapat dilihat pada lampiran laporan keuangan audited catatan 42 tentang Sifat Hubungan dan Transaksi dengan Pihak Berelasi. EMPLOYEE ANDOR MANAGEMENT SHARE OWNERSHIP PROGRAM CONDUCTED BY THE COMPANY PT Pelabuhan Indonesia II Persero is a state-owned enterprise in which its 100 shares are owned by the Government of Republic of Indonesia. Therefore, the Company does not own any employee andor management stock ownership program. REALIZATION OF FUND UTILIZATION FROM PUBLIC OFFERING PT Pelabuhan Indonesia II Persero does not conduct Initial Public Ofering IPO therefore the information upon the realization of fund spending from public ofering is unable to be presented in this annual report. INFORMATION OF MATERIAL TRANSACTION CONTAINING CONFLICT OF INTEREST AND TRANSACTION WITH RELATED PARTIES During 2014, the Company did not have any material information containing conlict of interests. a. Nature of Ailiation The Government of Republic of Indonesia is the major shares owner of the Company. All entities owned and controlled by the Government of Republic of Indonesia as well as the entity in which the Government of Republic of Indonesia has a signiicant impact. b. Transaction with Related Party In performing its business activities, the Company with subsidiary companies performs certain transactions with related parties. The description of signiicant account with related parties Government, Government entity or stated otherwise is presented in the audited inancial report, note number 42 of Nature of Relations and Transactions with Related Parties. IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance 223 IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report REGULATION CHANGES THAT MAY SIGNIFICANTLY IMPACT ON THE COMPANY’S PERFORMANCE During 2014, the Company did not have any change in laws and regulations that had a signiicant impact on the Company. ACCOUNTING POLICY CHANGES APPLIED IN THE LATEST FISCAL YEAR The Company consolidated inancial report has been compiled and presented in accordance with the Financial Accounting Standard SAK in Indonesia, which includes the Statement and Interpretation issued by Board of Financial Accounting Standard DSAK of Indonesian Accountant Institution. As it is disclosed in this following note, several accounting standards which have been revised and published will be efectively applied per June 1, 2012. The Company applies PSAK No 38 revision of 2012 “The Combination of A Controlling Business Entity” efectively on January 1, 2013. The combination of a controlling business entity is applied through policy of interest method. In implementing policy of interest method, the aspect of inancial report from engaged entity PT Pengerukan Indonesia is presented in such a way that the business entity has joined since the beginning of the presentation period. PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Selama tahun 2014, Perseroan tidak memiliki informasi atas perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signiikan terhadap kinerja Perseroan. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG DITERAPKAN PADA TAHUN BUKU TERAKHIR Laporan keuangan konsolidasian Perseroan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK di Indonesia, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan DSAK Ikatan Akuntan Indonesia. Seperti yang diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Juni 2012. Perseroan menerapkan PSAK No 38 revisi 2012 “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” berlaku efektif 1 Januari 2013. Kombinasi bisnis entitas sepengendali dibukukan menggunakan metode penyatuan kepemilikan policy of interest. Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur laporan keuangan dari entitas yang terlibat PT Pengerukan Indonesia disajikan sedemikian rupa sehingga seolah-olah entitas atau bisnis tersebut telah bergabung sejak awal periode penyajian. TATA KELOLA PERUSAHAAN CORPORATE GOVERNANCE 03 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa dan Pembahasan Manajemen Tata Kelola Perusahaan Perseroan menerapkan strategi Pertahanan Tiga Lapis dalam mengelola potensi risiko yang dihadapi Perseroan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya tahan Perusahaan terhadap segala risiko yang dihadapi. The Company has applied Three Layers of Defense Strategy to manage its potential risks. This is conducted to enhance Company’s ability in dealing with any risks. IPC in Brief Company Profile Managament Discussion Analysis Corporate Governance 226 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 227 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Penerapan Good Corporate Governance telah menjadi bagian integral dari kegiatan usaha Perseroan. GCG implementation is an integral part of the Company’s business processes. Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik GCG: Good Corporate Governance bagi Perseroan bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER- 01MBU2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik bagi BUMN. Lebih dari itu, penerapan GCG sudah menjadi bagian integral dari kegiatan usaha Perseroan. Penerapan GCG pada dasarnya adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang- undangan dan etika berusaha. Hal inilah yang dijaga dan terus dikembangkan oleh Perseroan, sejalan dengan upaya mengembangkan bisnis secara berkesinambungan. Manajemen berkeyakinan bahwa pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik akan mendukung pencapaian sasaran bisnis dalam jangka panjang. Bahkan ikut memberikan keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan. Karena itulah, pelaksanaan tata kelola perusahan yang baik telah menjadi komitmen dari segenap manajemen dan karyawan Perseroan untuk melaksanakan praktek penyelenggaraan bisnis yang sehat, beretika, dan bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan. Tujuan Perseroan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, antara lain untuk: 1. Memberikan nilai tambah bagi Perseroan maupun Pemegang Saham 2. Memaksimalkan nilai Perseroan agar memiliki kualitas pelayanan yang berkelas Internasional 3. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulator 4. Mendorong pengelolaan Perseroan secara profesional, transparan dan eisien serta memberdayakan fungsi The implementation of GCG Good Corporate Governance for the Company is not merely to fulill the obligations as laid out in the Regulation of the Minister of State Enterprises No. PER-01MBU2011 on the Implementation of Good Corporate Governance for SOEs. Moreover, the implementation of GCG has become an integral part of the Company’s business activities. GCG implementation is basically the principles that underlie the process and mechanism of an enterprise’s management based on the legislations and business ethics. This is maintained and further developed by the Company, in line with the eforts to develop a continuous business. The management believes that the implementation of good corporate governance will support the achievement of business objectives in the long term. Even help provide a competitive advantage in facing competition. Therefore, the implementation of good corporate governance has been the commitment of all management and employees of the Company to carry out the implementation of sound, ethical, and responsible business practices to the stakeholders. The objectives of the Company in implementing the principles of GCG are, among others, to: 1. To provide added value to the Company and Shareholders; 2. To maximize the value of the Company in order to have an International class service quality; 3. Increasing compliance to the regulators; 4. Encourage the management of the Company in a professional, transparent and eicient manner as 228 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Internal Audit dan Sekretaris Perusahaan 5. Mendorong agar setiap pengambilan keputusan atau kebijakan dilandasi dasar hukum dan standar etika yang tinggi 6. Melindungi Dewan Komisaris dan Direksi dari kemungkinan adanya tuntutan hukum Hal itu sejalan dengan prinsip-prinsip GCG yang dikeluarkan Kementerian BUMN seperti dikemukakan di atas, yang rinciannya meliputi: 1. Transparansi transparency, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material serta relevan mengenai perusahaan. Perseroan menjamin adanya keterbukaan dan objektivitas dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kegiatan usahanya. Perseroan menyediakan informasi yang bersifat material dan relevan mengenai perusahaan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh para pemangku kepentingan. Perseroan juga mengambil inisiatif untuk mengungkapkan, tidak hanya informasi yang dipersyaratkan oleh anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga hal-hal yang penting serta mempengaruhi pengambilan keputusan para pemangku kepentingan. 2. Akuntabilitas accountability, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Perseroan bekerja dengan akuntabilitas tinggi serta mempertanggungjawabkan segala tindakannya secara transparan dan wajar untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, etika perilaku bisnis dan budaya perusahaan dengan tetap memperhatikan stakeholders guna mencapai kinerja Perseroan secara berkesinambungan. 3. Pertanggungjawaban responsibility, yaitu kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; Perseroan berpegang teguh pada prinsip kehati- hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perusahaan, Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perseroan juga melaksanakan tanggung jawab sosial, antara lain well as empowering the functions of the Board of Commissioners, the Board of Directors, the Audit Committee, Internal Audit and Corporate Secretary; 5. To ensure that every decision or policy is based on a legal basis and high ethical standards; 6. To protect the Board of Commissioners and the Board of Directors from lawsuit possibilities. This is in line with the principles of GCG which was issued by the Ministry of State Enterprises as mentioned above, the details of which include: 1. Transparency, which is the transparency in the decision making process and transparency in disclosing material and relevant information about the company. The Company guarantees the presence of transparency and objectivity in the decision making process in conducting its business activities. The Company provides material and relevant information regarding the company in a manner that is easily accessible and understood by the stakeholders. The Company also took the initiatives to express, not only the information required by the applicable articles of association and regulations, but also matters that are important and inluential to the decision making of the stakeholders. 2. Accountability, which is the clarity of function, implementation and accountability of the instruments so that the management of the company is conducted in an efective manner. The Company performs with high accountability as well as accountable for all its actions in a transparent and fair manner for the interests of the Company in accordance with the provisions of the Articles of Association, the applicable legislations, business ethics and corporate culture with regard to the stakeholders in order to achieve the Company’s performance on an ongoing basis. 3. Responsibility, the conformity of the management company to the legislations and sound corporation principles; The Company adheres to the prudence principle and ensure compliance to the prevailing company’s regulations, Articles of Association and legislations. The Company also undertakes social responsibility, among others, concern for the community and the environment, especially in the surroundings of TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 229 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report kepedulian terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar Perseroan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai sehingga terpelihara kesinambungan usaha Perseroan. 4. Kemandirian independency, yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 5. Kewajaran fairness, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan. Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari Perseroan. Pemberlakuan prinsip ini diharapkan dapat melarang terjadinya praktik-praktik tercela yang dilakukan oleh orang dalam dan yang dapat merugikan pihak lain. Perseroan selalu menjaga hubungan baik dengan karyawan dan menghindari praktik diskriminasi serta menghormati hak-hak karyawan. Sebagai wujud komitmen dari pelaksanaan GCG pada tahun 2014, Dewan Komisaris, Direksi, beserta seluruh karyawan telah menandatangani pakta integritas berdasarkan pedoman GCG serta janji kode etik bisnis yang menegaskan komitmen Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan terhadap pelaksanaan bisnis yang adil, transparan dan beretika serta sebagai bentuk kepatuhan peraturan dan regulasi sesuai dalam Kode Etik Bisnis IPC. Hal ini diterapkan di seluruh tingkat organisasi dan kegiatan operasional Perseroan. Selain itu, Perseroan juga senantiasa mengadakan rangkaian kegiatan perbaikan Pedoman Tata Perusahaan Good Corporate Governance, Pedoman Tata Kelola Direksi dan Dewan Komisaris Board Manual, Pedoman Etika Kode Etik Bisnis dan Perilaku Usaha, Pedoman Pelaporan Pelanggaran serta penyempurnaan organ GCG guna menunjang implementasi GCG di masa yang akan datang. Konsistensi assessment dan audit yang komprehensif secara berkala adalah bagian dari upaya peningkatan kualitas tata kelola perusahaan. Bagi Perseroan serta seluruh jajarannya, penerapan prinsip-prinsip tersebut sudah menjadi komitmen dalam the Company by preparing adequate planning and implementation, therefore maintaining the continuity of the Company’s business. 4. Independency, which is a state in which the company is managed in a professional manner with no conlicts of interest and inluence pressure from any party that does not comply with the legislations and sound corporate principles. 5. Fairness, namely justice and equality in fulilling the rights of the stakeholders arising under agreements and legislations. All stakeholders must have the opportunity to get a fair treatment from the Company. The enforcement of this principles is expected to prohibit harmful practices done by the people from within and may be detrimental to others. The Company always maintain good relations with the employees and avoid discriminatory practices as well as respecting the rights of employees. As a form of GCG commitment in 2014, the Board of Commissioners, the Board of Directors, and all employees have signed an integrity pact based on the GCG guidelines as well as business ethics pledge which conirms the commitment of the Board of Commissioners, the Board of Directors and all employees to a fair, transparent and ethical business implementation as well as a form of laws and regulations compliance, in accordance to the IPC Codes of Conduct. This is applied at all organizational and operational levels of the Company. In addition, the Company also continuously hold a series of improvement activities on Governance Guidelines, Board Manual, Code of Conducts Business Ethics and Business Conduct, Guidelines for Reporting Violations as well as improvements of GCG instruments organs to support the implementation of GCG in the future. The consistency of assessment and periodical comprehensive audits as part of the eforts to improve the quality of corporate governance. For the Company as well as its entire staf, the application of these principles has become a commitment in each 230 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report setiap pengelolaan usaha Perseroan. Implementasi terus dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi dan internalisasi prinsip-prinsip GCG pada semua anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan, sehingga menjadi tradisi yang harus diimplementasikan dalam setiap aktivitas bisnis sehari-hari. Kebijakan lain yang dilakukan Perseroan dalam upayanya melaksanakan budaya GCG adalah membuat pengumuman larangan gratiikasi kepada seluruh karyawan untuk tidak meminta, memberikan atau menerima hadiah dalam segala bentuk, baik langsung maupun tidak langsung. Dukungan dan kerja sama para pihak tentu sangat dibutuhkan dalam mewujudkan komitmen Perseroan agar senantiasa terus meningkatkan implementasi prinsip GCG dalam berbagai program kerja. Untuk mewujudkan hal itu, antara lain dilakukan dengan meningkatkan efektivitas kerja Komite Audit dan Divisi Internal Audit. Selain itu, juga mengoptimalkan fungsi Divisi Sekretaris Perusahaan. Landasan Pelaksanaan Penerapan prinsip-prinsip GCG di lingkungan Perseroan mengacu padan sejumlah aturan yuridis. Di antaranya, mengacu pada Undang Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Selain itu, berlandaskan juga pada Peraturan Menteri BUMN No. PER-01MBU2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara, yang merupakan penyesuaian dari Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-117 MBU2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang penerapan praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. Landasan lainnya, termasuk Pedoman Umum Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG, serta memperhatikan etika dan praktik bisnis terbaik. Sedangkan indikator penilaian dan evaluasi penerapan tata kelola perusahaan yang baik dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara No. SK-16S.MBU2012 tentang Indikator Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. management of the Company’s business. Implementation continues to be conducted by improving the socialization and internalization of GCG principles to all members of the Board of Commissioners, Board of Directors and employees, so that it becomes a tradition that must be implemented in all daily business activities. Another policy conducted by the Company in its eforts to implement the GCG culture is by making gratiication prohibition announcements to all employees to not ask, give or accept gifts of any kind, either directly or indirectly. The support and cooperation of all parties are surely required in realizing the Company’s commitment to always continue to improve the implementation of the GCG principles in various work programs. for that purpose, IPC was improving the efectiveness of the Audit Committee as well as Internal Audit. In addition, it also optimizing the function of Corporate Secretary division. Implementation Foundation The implementation of GCG principles within the Company refers to a number of juridical rules. such as, refers to Law No. 19 of 2003 on State-Owned Enterprises and the Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Company. In addition, it is also based on the Regulation of the Minister of SOEs No. PER-01MBU2011 dated 1 August 2011 on the Implementation of Good Corporate Governance GCG in State-Owned Enterprises, which is the adjustment of the Decree of the Minister of State Enterprises No. Kep- 117MBU2002 dated 31 July 2002 on the implementation of Good Corporate Governance practices in State-Owned Enterprises. Another platform, including the General Guidelines of Good Corporate Governance which was issued by the National Committee on Governance NCG, and with regard to ethics and best business practices. While the indicators of assessment and evaluation of the implementation of good corporate governance are implemented based on the Decree of the Secretary of the Ministry of State Owned Enterprises No. SK-16S. MBU2012 on the Assessment and Evaluation Indicators Parameters of the Implementation of Good Corporate Governance GCG on State-Owned Enterprises. TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 231 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Adapun indikator tersebut terdiri dari: 1. Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan 2. Pemegang saham dan RUPSInvestor 3. Dewan Komisaris 4. Direksi 5. Pengungkapan informasi dan transparansi 6. Aspek lainnya Hasil Asesmen Pada tahun 2014, Perseroan melakukan penilaian terhadap implementasi GCG untuk memastikan bahwa penerapannya dijalankan secara optimal. Hasil evaluasi akan menjadi masukan yang sangat penting bagi perbaikan implementasi GCG dan pengambilan keputusan di bidang penerapan GCG pada masa datang, sehingga manfaatnya dapat diperoleh secara optimal. Metodologi evaluasi untuk Perseroan mengacu pada alat ukur scorecard yang terangkum dalam Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN SK-16S.MBU2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang IndikatorParameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara, dengan sejumlah penyesuaian. Berdasarkan hasil self assessment penerapan GCG pada PT Pelabuhan Indonesia II Persero, untuk periode tahun 2014, yang dilakukan sejak tanggal 7 Januari 2015 sampai dengan 7 Maret 2015, dapat disimpulkan bahwa kondisi penerapan GCG pada PT Pelabuhan Indonesia II Persero mencapai skor 83,48 dari skor maksimal 100,00 atau 83,48, dengan predikat “BAIK”. Jika dibandingkan dengan penilaian tahun 2013 yang menghasilkan skor 78,12, terjadi peningkatan yang cukup tinggi. Hal itu, di antaranya didorong oleh semangat penerapatan tata kelola, pengungkapan informasi dan transparansi yang meningkat. Uraian atas skor tersebut adalah sebagai berikut: NO ASPEK PENILAIAN BOBOT POINT CAPAIAN TAHUN 2013 ACHIEVEMENTS IN 2013 CAPAIAN TAHUN 2014 ACHIEVEMENTS IN 2014 KETERANGAN DESCRIPTION ASPECT GOVERNANCE SKORSCORE SKOR SCORE PERSENTASE PERCENTAGE I Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan 7,00 4,35 5,97 85,29 Sangat Baik Excellence Commitment to Continuous Corporate Governance Implementation II Pemegang Saham dan RUPSPemilik Modal 9,00 7,44 7,45 82,78 Baik Good Shareholders and GMS Investor III Dewan Komisaris Dewan Pengawas 35,00 27,45 30,77 87,91 Sangat Baik Excellence Board of Commissioners Supervisory Board The indicators consist of: 1. Commitment to the implementation of good corporate governance in a sustainable manner 2. Shareholders and GMSInvestors 3. Board of Commissioners 4. Board of Directors 5. Disclosure of information and transparency 6. Other aspects Assessment Results In 2014, the Company made an assessment on the implementation of GCG to ensure that its application is run optimally. The evaluation results will be a very important input for the improvement of GCG implementation and decision-making in the ield of GCG implementation in the future, so that the beneits can be obtained optimally. The evaluation methodology for the Company refers to the measurement tools scorecard that are summarized in the Decree of the Secretary of the Ministry of SOE Ministry SK-16S.MBU2012 dated 6 June 2012 on Indicators Parameters of Assessment and Evaluation on the Application of Good Corporate Governance GCG on State-Owned Enterprises, with a number of adjustments. Based on the self assessment results over the implementation of GCG for the period of 2014 at PT Pelabuhan Indonesia II Persero, which was conducted from January 7, 2015 to March 7, 2015, the score of GCG implementation at PT Pelabuhan Indonesia II Persero is 83,48 out of a maximum score of 100.00, or 83.48, with predicate of “GOOD”. When compared with the assessment in 2013, resulted in a score of 78.12, the result shows a signiicant increase, driven by, among others, the spirit of implementing disclosure of information and transparency. The description of the above scores are as follows: 232 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report NO ASPEK PENILAIAN BOBOT POINT CAPAIAN TAHUN 2013 ACHIEVEMENTS IN 2013 CAPAIAN TAHUN 2014 ACHIEVEMENTS IN 2014 KETERANGAN DESCRIPTION ASPECT GOVERNANCE SKORSCORE SKOR SCORE PERSENTASE PERCENTAGE IV Direksi 35,00 31,12 31,5 90,00 Sangat Baik Excellence Board of Directors V Pengungkapan Informasi dan Transparansi 9,00 7,75 7,79 85,86 Sangat Baik Excellence Disclosure of Information Transparency VI Aspek Lainnya 5,00 0,00 0,00 0,00 - Other Aspects TOTAL 100,00 78,12 83,48 83,48 Baik Good TOTAL Berdasarkan perbandingan pada tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa kenaikan yang cukup baik pada aspek Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan dan peningkatan signiikan pada aspek Dewan Komisaris. Perbaikan praktik GCG pada kedua aspek tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

A. Aspek Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan

• Perusahaan memiliki kebijakan whistleblowing system WBS dengan media-media pelaporan yang mampu mengakomodir informasi masuk dari pelapor dengan mudah • Perusahaan melaksanakan sosialisasi program WBS • Perusahaan memiliki pedoman pengendalian gratiikasi di seluruh wilayah kerja • Program pengendalian gratiikasi disosialisasikan kepada seluruh karyawan • Perusahaan melakukan pembaharuan pada dokumen Board Manual dan Code of Conduct • Perusahaan memiliki kebijakan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara LHKPN • Perusahaan melaporkan LHKPN para pejabatnya kepada KPK.

B. Aspek Dewan Komisaris Dewan Komisaris memiliki serangkaian kebijakan

yang terangkum dalam SOP Standard Operating Procedure Dewan Komisaris yang antara lain meliputi: • Kebijakan pengenalan Komisaris baru • Kebijakan program pelatihan Dewan Komisaris • Mekanisme pengambilan keputusan Dewan Komisaris secara formal • Kebijakan Informasi yang disediakan oleh Direksi • Kebijakan pemantauan lingkungan bisnis • Kebijakan atas akuntansi dan penyusunan laporan keuangan • Kebijakan atas kepatuhan Perusahaan Based on the comparison in the table above, it can be seen that the increase is quite signiicant on the aspect of Commitment to Sustainable Governance and on the aspects of BOC. Improvements of GCG practice on both aspects include the following:

A. Aspects of Commitment to Sustainable Governance

• The Company has established a policy of whistleblowing system WBS, which uses reporting media to accommodate the incoming information from whistleblowe with ease. • The Company carries out the dissemination program of WBS • The Company has established guidelines for gratuities control in all areas of work • Gratuities control program has been disseminated to all employees • The Company reforms the dBoard Manual and Code of Conduct • The Company has establish a policy of State Oicials Wealth Report LHKPN • The Company reports LHKPN of its oicials to KPK.

B. Aspects of the Board of Commissioners

BOC has a set of policies which are summarized in the SOP Standard Operating Procedure of BOC which include the following: • Policy on induction program for new Commissioners • Policy on BOC training program • Mechanism of formal decision-making of the Board on Commissioners • Policy on information provided by the Board of Directors • Policy on monitoring the business environment • Policy on accounting and the preparation of inancial statements • Policy on the Company’s compliance TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 233 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report • Kebijakan pelaporan terjadinya gejala menurunnya kinerja perusahaan • Kebijakan atas pengelolaan anak perusahaan perusahaan patungan • Pedoman tata tertib rapat Dewan Komisaris • Kebijakan pengukuran dan penilaian kinerja Dewan Komisaris • Kebijakan penilaian kinerja Direksi dan pelaporan kepada Pemegang Saham • Kebijakan pemantauan penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik REKOMENDASI PERBAIKAN PENERAPAN GCG TAHUN 2015 Action Plan terhadap Area of Improvement AoI bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tindak lanjut yang didasari dengan komitmen semua pihak terkait, akan meningkatkan penerapan GCG yang mengacu pada compliance pada ketentuan yang berlaku dan best practices yang standarnya senantiasa ditingkatkan. No Rencana Aksi Pihak TerkaitPelaku Related PartyParty Action Plan PSRUPS SGMS Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors 1. Adanya uraian mengenai pelanggaran dan sanksi yang dilakukan dalam Pedoman Perilaku √ Code of Conduct contains a description of the violation and the sanction imposed 2. Terdapat laporan pelaksanaan GCG kepada Direksi yang memuat Rencana kerja action plan untuk penerapan GCG dan pemantauan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada stahekolders. √ Report on the implementation of GCG submitted to the Board of Directors contains an action plan for the implementation of GCG and monitoring of compliance with applicable regulations, and commitment to stahekolders. 3. Pelaksanaan komunikasisosialisasi atas pedoman GCG, Pedoman Perilaku dan Board Manual kepada Dewan Komisaris, Direksi, organ pendukung dan pejabat setingkat di bawah Direksi. √ Implementation of the communication dissemination of corporate governance guidelines, Code of Conduct and Board Manual to the Board of Commissioners, the Board of Directors, supporting organ, and the oicial one level below the Board of Directors. 4. Ada kebijakanpanduan tambahan petunjuk teknis untuk pelaksanaan CoC misalnya SOP mekanisme penegakan CoC yang ditetapkan. √ Develop policies guidelines additional technical guidelines for the implementation of the CoC, for example SOP CoC enforcement mechanism. 5. Penambahan poin pemantauan atas pelaksanaan pada Kebijakan Pengendalian Gratiikasi √ The addition of points of monitoring the implementation of Gratuity Control Policy. 6. Pendistribusian ketentuan dan perangkat pengendalian gratiikasi di lingkungan Perusahaan. √ Distribution of provisions and devices for controlling gratuities in the corporate environment. 7. Kebijakanmekanisme tentang pengendalian gratiikasi dipublikasikan kepada stakeholders melalui media antara lain website, poster, majalah dan lain-lain. √ Policies regarding gratuities control mechanisms have been published to stakeholders through the media, among others, websites, posters, magazines and others. 8. Penulisan laporan pengendalian gratiikasi setiap tahun √ Prepare reports gratuities control every year. 9. Ada laporan pelaksanaan WBS yang memuat: kasus yang dilaporkan; pelaksanaan atas tindak lanjut dugaan penyimpangan pada perusahaan. √ WBS report contains: cases reported; follow-up of alleged irregularities in the company. 10. Adanya suratpembahasan dalam rapat Dewan Komisaris untuk meminta informasi yang dibutuhkan jika Direksi tidak memenuhi kewajiban penyediaan informasi kepada Dewan KomisarisDewan Pengawas NA bila laporan Direksi ke Dewan Komisaris tidak ada masalah. √ Letter discussion in the meeting of the Board of Commissioners to request information that is required, in the event the Board of Directors does not fulill the obligation to provide information to Board of Commissioners Supervisory Board NA if there is no issues in the the Board of Directors report to the Board of Commissioners. 11. Adanya mekanisme Dewan Komisaris untuk meyakinkan bahwa hasil telaahan atas rancangan RKAP ditindaklanjuti oleh Direksi. √ The mechanism of the Board of Commissioners to ensure that the indings on the draft of RKAP has been acted upon by the Board of Directors. 12. Telaahan Dewan Komisaris atas visi misi dilakukan setidaknya 3 tahun sekali. √ A review on the vision and mission is performed by the Board of Commissioners at least every 3 years. • Policy on reporting the occurrence of symptoms of declining performance of the Company • Policy for managing subsidiaries joint ventures • Guidelines on the rules for Board of Commissioners meetings • Policy on measurement and assessment of performance of the Board of Commissioners • Policy on performance appraisal of the Board of Directors and reporting to the Shareholders • Policy on monitoring the implementation of the principles of Good Corporate Governance RECOMMENDATIONS FOR IMPROVEMENT OF GCG APPLICATION IN 2015 Action Plan for Areas of Improvement AOI can be seen in the table below. The follow-up of this recommendation, which depends on the commitment of all parties concerned, will improve the implementation of GCG with refers to compliance to applicable regulations and best practices, the standards of which continuously improved. 234 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report No Rencana Aksi Pihak TerkaitPelaku Related PartyParty Action Plan PSRUPS SGMS Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors 13. Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap kebijakan pengadaan barang dan jasa serta pelaksanaannya. √ The Board of Commissioners reviews the procurement policy and its implementation. 14. Dewan Komisaris melakukan telaah atas kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan. √ The Board of Commissioners reviews the policy of quality and services, as well as its implementation. 15. Saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholders dibahas secara intensif oleh Dewan KomisarisDewan Pengawas dan pembahasan menghasilkan simpulan berupa saran penyelesaian kepada Direksi. √ Suggestions, expectations, concerns and complaints from stakeholders are discussed intensively by the Board of Commissioners Supervisory Board and discussions resulted in the completion of the conclusions, in the form of advice to the the Board of Directors. 16. Dewan Komisaris memberikan arahan atas aspek Teknologi Informasi TI sesuai master plan TI dan kebutuhan perkembangan TI. √ BOC provides guidance on aspects of Information Technology IT in accordance with the master plan and the needs of IT development. 17. Dewan Komisaris memiliki hasil telaah Dewan KomisarisDewan Pengawas atas kebijakan rancangan kebijakan pengelolaan sumber daya manusia, khususnya tentang manajemen karir di perusahaan, sistem dan prosedur promosi, mutasi dan demosi di perusahaan dan pelaksanaan kebijakan tersebut. √ The Board of Commissioners has the review from the Board of CommissionersSupervisory Board on policydraft policy on the management of human resources, particularly on career management, systems and procedures, promotion, transfer and demotion in the Company and the implementation of the policy. 18. Dewan KomisarisDewan Pengawas menyampaikan kepada RUPSPemilik Modal alasan pemilihan Auditor Eksternal dan besarnya honorariumimbal jasa yang diusulkan untuk eksternal auditor tersebut. √ The Board of CommissionersSupervisory Board submit reasons behind the appoinment of the External Auditor and the honorariumfee proposed for the external auditors, to the AGM shareholders. 19. Ada telaahan dan arahan Dewan Komisaris Dewan Pengawas tentang gejala menurunnya kinerja Perusahaan. √ The Board of CommissionersSupervisory Board gave a direction associated with symptoms of declining performance of the company. 20. Dewan Komisaris menyusun evaluasi terhadap kebijakan dan pengelolaan anak perusahaan. √ BOC prepares an evaluation on the policies and management of subsidiaries. 21. Dewan KomisarisDewan Pengawas menilai Direksi dan melaporkan hasil penilaian tersebut kepada Pemegang SahamPemilik Modal. √ BOCSupervisory Board assesses the performance of the Board of Directors and report the results of the assessment to the Shareholders Owner of Capital. 22. Ada uraian hasil penilaian kinerja Direksi secara kolegial dan individu dalam laporan pengawasan Komisaris ke Pemegang Saham secara berkala dan tahunan. √ Report of the supervision conducted by the Commissioner is submitted to shareholders on a regular basis and annually, contains a description of performance assessment the Board of Directors, both collegially and individually. 23. Dewan Komisaris menyampaiakan hasil penelaahan atas pelaksanaan GCG Perusahaan kepada Direksi √ The Board of Commissioners submits the review on the implementation of GCG to Board of Directors. 24. Terdapat ketentuan tentang kesegeraan untuk mengkomunikasikan kepada tingkatan organisasi di bawah direksi yang terkait dengan keputusan tersebut, maksimal 7 tujuh hari sejak disahkan ditandatangani. √ There is a provision on urgency to communicate the matters relating to those decision, to Company’s organ at levels below the Board of Directors, no later than 7 seven days from the date of approvalsigned. 25. Sosialisasi RJPP kepada seluruh karyawan perusahaan. √ Dissemination the Company’s Long Term Plan RJPP to all employees. 26. Terdapat target kinerja anggota Direksi individu. √ Performance targets are set for member of the Board of Directors of individual. 27. Pedomankebijakan pengadaaan dipublikasikan dapat diakses pemasokcalon pemasok. √ The procurement policyguideline has been published and is accessible by suppliers potential suppliers. 28. Pemakaian e-procurement pada seluruh proses pengadaan. √ The use of e-procurement in the entire procurement process. 29. Dalam pengembangan SDM, program reward and punishment disosialisasikan kepada karyawan. √ Related to human resource development, reward and punishment program has been disseminated to employees. 30. Sosialisasi kebijakan remunerasi kepada seluruh karyawan. √ Dissemination on remuneration policies to all employees. 31. Sosialisasi kebijakan manajemen risiko kepada seluruh karyawan. √ Dissemination on risk management policies to all employees. TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 235 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report No Rencana Aksi Pihak TerkaitPelaku Related PartyParty Action Plan PSRUPS SGMS Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors 32. Direksi menyusun internal control report yang memuat: Pernyataan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan memelihara suatu struktur pengendalian internal dan prosedur pelaporan keuangan yang memadai; Pernyataan atas efektivitas struktur pengendalian internal dan prosedur pelaporan keuangan. √ The Board of Directors prepares the internal control report includes: A statement that the management is responsible for establishing and maintaining an internal control structure and procedures for inancial reporting; Statement on the efectiveness of the internal control structure and procedures for inancial reporting. 33. Perusahaan melakukan survei kepuasan pemasok √ The Company conducted a survey of supplier satisfaction. 34. Perusahaan memiliki Tata Tertib Rapat Direksi yang memuat Pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya; Pembahasan telaah atas arahanusulan danatau tindak lanjut pelaksanaan atas keputusan Dewan Komisaris terkait dengan usulan Direksi. √ The Company has established the rules of the implementation of BOD Meeting which include evaluation of the follow-up on results from the previous meeting; discussions on the directive or proposal and or follow up on the decision of the Board of Commissioners, the Board of Directors related to the proposal. 35. Direksi memiliki rencana rapat dengan agenda yang terjadwal dalam rapat rutin Direksi. √ The Board of Directors has prepared meeting plan, with agenda scheduled in the regular meetings the Board of Directors. 36. Perusahaan memiliki pedoman untuk memantau tindak-lanjut hasil rekomendasi hasil pengawasan internal dan pengawasan eksternal BPK, KAP dan lain-lain. √ the Company has guidelines for monitoring the follow-up of the recommendations resulting from internal control and external control CPC, KAP and others. 37. Laporan Sekretaris Perusahaan kepada Direktur Utama memuat hasil telaah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru. √ Report from the Corporate Secretary to the President Director contains review on new legislation. 38. Perusahaan memiliki kebijakan tentang pengendalian informasi perusahaan yang memuat prosedur pengungkapan informasi kepada stakeholder. √ The Company has a policy regarding the control of the corporate information that stipulates the procedure of information disclosure to stakeholders. 39. Perusahaan memiliki kebijakan pengelolaan website. √ The Company has a policy of managing website. 40. Perusahaan memiliki mekanisme update informasi dalam website perusahaan atau website lainnya. √ the Company has mechanism for updating information in the company’s website or other websites. 41. Annual Report Perusahaan memuat Struktur Organisasi dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan. √ The Company’s Annual Report contains Organizational Structure in chart form, include the name and position. 42. Annual Report Perusahaan memuat Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi telah beroperasi atau belum beroperasi. √ The Annual Report contains information on the operating status of the Company’s subsidiaries or associated companies in operation or not in operation. 43. Annual Report memuat uraian tentang komponen-komponen dari pendapatan dan beban lainnya yang nilainya sama atau lebih dari 20 dari total nilai pendapatan dan beban lainnya. √ Annual Report contains description on the components of other incomes and expenses whose value is equal to or more than 20 of the total value of incomes and other expenses. 44. Annual Report memuat bahasan tentang peningkatanpenurunan pendapatanpenjualan dikaitkan dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru. √ Annual Report contains discussion on the increase decrease in incomes sales associated with, the amount of goods or services sold, and or any new products or services. 45. Perusahaan berpartisipasi dalam CSR Award dan sejenis. √ the Company participated in the CSR award and similar. 46. Surat penetapan daftar calon direksi dilampiri memuat data pemenuhan syarat formal yang ditetapkan. √ Letter of Appointment of Candidates for Board of Directors has been attached contained the formal requirement data. 47. Penetapan anggota Direksi yang deinitif oleh RUPSPemilik Modal selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari sejak masa jabatan tersebut berakhir. √ Determination of the deinitive members of the Board of Directors by the AGMOwner of Capital not later than 30 thirty days after the term of oice expires. 48. Pemegang SahamRUPSPemilik Modal menetapkan ketentuan mengenai jumlah maksimal jabatan rangkap anggota Direksi. √ ShareholdersAGMOwner of Capital establish provisions regarding the maximum number dual position holds by members of the Board of Directors. 49. Pemegang SahamRUPSPemilik Modal melaksanakan penilaian terhadap calon anggota Dewan Komisaris dan mendokumentasikan hasil penilaian dalam Berita Acara. √ ShareholdersAGMOwner of Capital carry out assessment on the candidates of the Board of Commissioners and ile the assessment results in the Minutes of Meeting. 236 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report No Rencana Aksi Pihak TerkaitPelaku Related PartyParty Action Plan PSRUPS SGMS Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors 50. RUPSPemilik Modal menetapkan anggota Dewan Komisaris Independen paling sedikit 20 dari anggota Dewan Komisaris secara eksplisit dalam keputusan pengangkatannya. √ AGMOwner of Capital appoint the members of the Board of of CommissionersIndependent at least 20 of the members of the Board of Commissioners explicitly in the appointment decision. 51. RUPSPemilik Modal menetapkan jabatan-jabatan yang menimbulkan benturan kepentingan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. √ AGMOwner of Capital determine positions that might give rise to a conlict of interest, in accordance with the applicable legislation. 52. Keputusan RUPS danatau Keputusan Menteri menyebutkan alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris. √ Resolutions of the AGM andor the Minister Decree stated the reason of the dismissal of members of the Board of Commissioners. 53. RUPSPemilik Modal memberikan penilaian terhadap kinerja Direksi dan kinerja Dewan KomisarisDewan Pengawas baik secara kolegial maupun individual. √ AGM Owner of Capital assess the performance of the Board of Directors and the Board of Commissioners Supervisory Board, both collegially and individually. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Rapat Umum Pemegang Saham RUPS memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang atau anggaran dasar. Wewenang tersebut, antara lain: 1. Meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi terkait dengan pengelolaan Perseroan 2. Mengubah Anggaran Dasar 3. Mengangkat dan memberhentikan Direktur dan Anggota Dewan Komisaris 4. Memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara Direktur dan lain-lain Sebagai perwujudan dari tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan menjamin untuk memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan Perseroan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan dan peraturan perundang-undangan. Selama tahun 2014, Perseroan telah melaksanakan RUPS sebanyak 2 dua kali. RUPS tanggal 22 Januari 2014 RUPS yang pertama diselenggarakan pada 22 Januari 2014 dengan agenda Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahan tahun 2014 yang melahirkan pokok- pokok kesimpulan, yaitu: 1. Menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP tahun 2014 dengan pokok-pokok berikut: General Meeting of Shareholders GMS General Meeting of Shareholders GMS has the authorities which are not granted to the the Board of Directors or the Board of Commissioners, within the limits prescribed by the legislations or the articles of association. These authorities are, among others: 1. Hold the Board of Commissioners and the Board of Directors accountable relating to the management of the Company; 2. Making ammendments to the Articles of Association; 3. To appoint Members of the Board of Directors and Members of the Board of Commissioners; 4. Determining the division of duties and authorities between the Board of Director and others. As the embodiment of good corporate governance, the Company ensures to provide any information relating to the Company to the GMS, provided they do not contradict the interests of the Company and the legislations. Throughout 2014, the Company has conducted 2 two GMS. GMS on 22 January 2014 The irst GMS was held on 22 January 2014 with the agenda of ratiication of Company Work Plan and Budget of the year 2014, which generated the following conclusions: 1. Approval of Company Work Plan and Budget RKAP of 2014 with the following subjects: TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 237 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report a. Traik Pertumbuhan arus kapal, barang, petikemas dan penumpang yang melalui pelabuhan di lingkungan kerja PT Pelabuhan Indonesia II Persero tahun 2014 dianggarkan sebagai berikut: No Uraian SatuanUnit JumlahTotal Description

1. Arus Kapal

GT 242.382.559 Current Ship Unit 56.865

2. Arus Barang

Ton 157.114.290 Goods 3. Arus Petikemas TEUs 7.001.244 Container Boks Box 5.270.186

4. Arus Penumpang

Orang People 1.481.882 Passenger Traic b. Produksi Utama Produksi Utama Perseroan tahun buku 2014 yang memberikan kontribusi dominan kepada pendapatan dianggarkan sebagai berikut: No Uraian SatuanUnit JumlahTotal Description 1. Pelayanan Jasa Kapal Ship Services a. Labuh b. Tambatan c. Pemanduan d. Penundaan GT GT etm Kpl Grk Kpl Jam 219.418.546 428.581.278 82.103 111.797 Anchorage Mooring Pilotage Towage

2. Pelayanan Jasa Barang

Cargo Services a. Dermaga b. Gudang Penumpukan c. Lapangan Penumpukan Ton Tons Ton hari Tons day Ton hari Tons day 57.833.993 11.200.183 22.534.616 Docks Warehouse Yard

3. Pelayanan Terminal

Terminal Services a. Stevedoring b. Cargodoring c. Overbrengen d. Receivingdelivery e. Pengusahaan alat Ton Ton TEUs Ton Ton 47.295.624 8.180.264 1.142.631 12.304.201 7.802.803 Stevedoring Cargodoring Overbrengen ReceivingDelivery Equipment Procurement

4. Pelayanan Terminal Petikemas

Container Terminal Services a. Operasi Kapal b. Operasi Lapangan c. Penumpukan d. Lolo Boks Box Boks Box Boks hari Box day Boks Box 727.810 511.619 1.060.520 117.465 Ship Operationals Field Operationals Cumulation Lolo c. Laporan Laba Rugi Rp juta Rp million Uraian JumlahTotal Description Pendapatan Usaha Bersih 9.476.825 Net Operating Revenue Biaya Usaha 6.196.895 Operating Expenses Laba Rugi Operasi 3.279.930 Operating Proit Loss Pendapatan Biaya Non Operasi 114.574 Non Operating Income Expenses Laba Rugi Sebelum Pajak 3.394.504 Proit Loss Before Tax Beban Pajak 710.302 Tax Expenses Laba Sebelum Hak Minoritas 2.684.202 Proit Before Minority Interest Hak Minoritas 39.381 Minority Interest Laba Rugi Bersih 2.644.821 Net Proit Loss d. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Posisi keuangan konsolidasian per 31 Desember 2014 dianggarkan ditutup dengan jumlah Aset dan Liabilitas Ekuitas masing-masing sebesar Rp19.401,14 miliar, dengan rincian sebagai berikut: a. Traic The growth of current ship, goods, container and passenger traic through the ports of PT Pelabuhan Indonesia II Persero in 2014 are budgeted as follows: b. Main Production The growth of current ship, goods, container and passenger traic through the ports of the Company in 2014 are budgeted as follows: c. ProitLoss Report d. Statement of Financial Position Consolidated inancial position as of December 31, 2014 was closed at the amount of Rp19,401.14 billion for total assets, liabilities, and equity with details as follows: 238 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Rp juta Rp million Uraian JumlahTotal Description Aset Lancar 3.163.872 Current Assets Aset Tidak Lancar 16.237.273 Non Current Assets Total Aset 19.401.145 Total Assets Liabilitas Jangka Pendek 1.935.324 Current Liabilities Liabilitas Jangka Panjang 5.437.315 Non Current Liabilities Ekuitas 12.028.506 Equity Total Liabilitas dan Ekuitas 19.401.145 Total Liabilities Equity e. Investasi Investasi yang dianggarkan pada tahun buku 2014 adalah sebesar Rp5.492,51 miliar, dengan rincian program anggaran investasi sebagai berikut: Rp juta Rp million No Uraian OrangPerson Description I Investasi Perusahaan Induk Holding Company Investment 1. Bangunan Fasilitas Pelabuhan 2. Kapal 3. Alat Fasilitas Pelabuhan 4. Instalasi Ffasilitas Pelabuhan 5. Tanah 6. Jalan dan Bangunan 7. Peralatan 8. Kendaraan 9. Emplasemen 10. Investasi Non Fisik 11. Penyertaan Modal Perusahan Induk 2.958.032 18.233 262.579 255.068 19.633 553.672 1.000 2.700 472.610 75.000 Construction Port Facility Ships Port Facility Equipment Port Facility Instalation Land Road And Buildings Equipment Vehicle Emplacement Intagible Investment Equity Participation of Holding Company Jumlah Investasi Perusahaan Induk 4.618.527 Capital Investment of Holding Company II Investasi Anak Perusahaan Subsidiary Investments 1. PT Multi Terminal Indonesia 2. PT Rumah Sakit Pelabuhan Indonesia 3. PT Electronic Data Interchange Indonesia 4. PT Indonesia Kendaraan Terminal 5. PT Integrasi Logistik Cipta Solusi 6. PT Pendidikan Maritim Logistik Indonesia 7. PT Pengerukan Indonesia 8. PT Energi Pelabuhan Indonesia 9. PT Pengembang Pelabuhan Indonesia 10. PT IPC Terminal Petikemas Indonesia 421.856 127.650 18.049 47.962 45.940 15.000 133.874 14.103 31.520 18.025 PT Multi Terminal Indonesia PT Rumah Sakit Pelabuhan Indonesia PT Electronic Data Interchange Indonesia PT Indonesia Kendaraan Ternimal PT Integrasi Logistik Cipta Solusi PT Pendidikan Maritim Logistik Indonesia PT Pengerukan Indonesia PT Energi Pelabuhan Indonesia PT Pengembang Pelabuhan Indonesia PT IPC Terminal Petikemas Indonesia Jumlah Investasi Anak Perusahaan 873.979 Total of Subsidiary Investment Jumlah Investasi Konsolidasi 5.492.506 Total Consolidated Investment f. Sumber Daya Manusia Pada tahun 2014 jumlah sumber daya manusia direncanakan sebanyak 2.827 orang dengan rincian sebagai berikut: No Uraian OrangPerson Description 1 Pegawai Operasi Langsung 750 Direct Operations Personnel 2 Pegawai Operasi Tidak Langsung 617 Direct Operations Personnel 3 Pegawai Penunjang Operasional 755 Operational Support Personnel 4 Pegawai Pengelolaan 704 Management Personnel 5 Pegawai Non Aktif 1 Non-Active Personnel Jumlah 2.827 Total e. Investment Investments budgeted in iscal year 2014 amounted to Rp5,492.51 billion with investment budget program detailed as follows: f. Human Resources In 2014, the amount of human resources is targeted at 2.827 people with the following details: TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 239 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Tingkat Kesehatan Perusahaan Proyeksi tingkat kesehatan perusahaan tahun 2014 yang dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-100MBU2002 tanggal 4 Juni 2002 adalah sebagai berikut: No Uraian OrangPerson Description 1 Skor Aspek Keuangan 46,00 Score of Financial Aspects 2 Skor Aspek Operasional 27,40 Score of Operational Aspects 3 Skor Aspek Administratif 13,00 Score of Administrative Aspects 4 Total Skor 86,40 Total Score 5 Tingkat Kesehatan Sehat AA Health Index 2. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan Tahun 2014 sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05MBU2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, sebagaimana telah direvisi, terakhir kali melalui Peraturan Menteri BUMN No. PER-08MBU2013 tanggal 10 September 2013, sebagai berikut: a. Alokasi pendanaan untuk Program Kemitraan yang bersumber dari beban perusahaan tidak dianggarkan, sedangkan untuk Program Bina Lingkungan yang bersumber dari beban perusahaan sebesar Rp 40,45 miliar. b. Sasaran Program Kemitraan yang berasal dari revolving dan Bina Lingkungan Tahun 2014 sebagai berikut: Program Kemitraan dalam Rp juta Partnership Program in Rp Million Dana Tersedia JumlahTotal Funds Available - Saldo Awal 8.830 Begining Balance - Alokasi Laba Allocation from Net Income - Pengembalian Pokok 41.404 Repayment from Net Income - Angsuran belum teridentiikasi 90 Unidentiied Payment in Insstallment - Pendapatan Jasa 3.178 Service Income Jumlah Dana Tersedia 53.502 Total Funds Available Penggunaan Dana Fund Dibursement - Pinjaman 40.615 Loans - Hibah 6.489 Donations - Biaya Operasional 1.402 Total Dibursement Jumlah Penggunaan Dana 48.506 Total Fund Dibursement Saldo Akhir 31 Desember 2014 4.996 Ending Balance as of December 31, 2014 Program Bina Lingkungan dalam Rp Juta Community Development Program in Rp Million Dana Tersedia JumlahTotal Funds Available - Saldo Awal 315 Begining Balance - Alokasi dari anggaran perusahaan 40,448 Allocation from Net Income - Jasa Giro 80 Demand Deposits - Penerimaan Lain- lain 2 Other receipt Jumlah Dana Tersedia 40,845 Total Funds Available Company’s level of soundness Projection of company’s level of soundness for 2014 which is measured based on Decree of State-owned Enterprise Minister No. KEP-100MBU2002 dated 4th June 2002 are following: 2. Partnership and Community Development Program Ratify Work Plan and the Budget of Partnership Program State-owned Enterprise and Small Enterprise and Community Development Program in accordance with the Regulations of State-owned Enterprise Minister No. PER-05MBU2007 dated 27th April 2007 of State-owned Enterprise Partnership with Small Enterprise and Community Development Program that had been revised last time through Minister of State- owned Enterprise’ Regulation No. PER-08MBU2013 dated 10 September 2013 as follows: a. Funding allocation for Partnership Program sourced from company’s expense was not budgeted, whereas the one for Community Development Program was budgeted Rp 40.45 billion. b. The 2014 Target of Partnership based on revolving and Community Development Program are as follows: 240 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Program Bina Lingkungan dalam Rp Juta Community Development Program in Rp Million Dana Tersedia JumlahTotal Funds Available Penggunaan Dana Fund Dibursement - BUMN Pembina 38,322 SOE Developer - Biaya Operasional 1,866 Operational Cost Jumlah Penggunaan Dana 40,188 Total Fund Dibursement Saldo Akhir 31 Desember 2014 657 Ending Balance as of December 31, 2014 3. Menyetujui secara prinsip penghapusan aset tetap yang tidak produktif dengan total nilai buku sebesar Rp 11.950.964.755. Untuk pelaksanaan penghapusbukuan dan pemindahtanganan, Direksi agar mengajukan secara tertulis dengan disertai rekomendasi Dewan Komisaris, dokumen pakta integritas serta persyaratan lainnya sesuai Peraturan Menteri BUMN No. PER-06MBU2010 tanggal 27 Oktober 2010. Hal- hal yang bersifat persetujuan dalam Keputusan RUPS ini tidak mengurangi kewajiban Direksi dan Dewan Komisaris untuk melaksanakan rencana kerja secara efektif dan dengan biaya yang eisien serta selalu bersikap hati-hati, beritikad baik, kewajaran serta penuh rasa tanggung jawab untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. ARAHAN RUPS 1. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP tahun 2014 yang disahkan merupakan pedoman kerja dalam pengelolaan perusahaan oleh Direksi dan sebagai sarana pemantauan dan pengawasan bagi Dewan Komisaris. Selanjutnya Direksi dan Dewan Komisaris diminta untuk menyampaikan laporan berkala kepada Pemegang Saham secara tepat waktu atas pelaksanaan RKAP tahun 2014, termasuk laporan realisasi pencapaian Key Performance Indicators KPI, yang meliputi laporan triwulanan, laporan semesteran dan laporan berkala lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Direksi agar segera menyampaikan Rencana Jangka Panjang Perusahaan RJPP PT Pelabuhan Indonesia II Persero untuk periode 5 tahun mendatang yang disinkronkan dengan RKAP Tahun 2014. 3. Kontrak Manajemen yang di dalamnya terdapat Key Performance Indicators KPI dan telah disepakati agar diturunkan secara berjenjang pada KPI setiap tingkatan manajemen dan anak perusahaan. 4. Usulan penarikan pinjaman sebesar ± USD 2 milyar dalam rangka pembiayaan pembangunan Pelabuhan Kalibaru melalui skema project inancing dan investasi cabang-cabang pelabuhan melalui skema corporate 3. Principally approve to write of unproductive ixed assets with total book value of Rp 11,950,964,755. To implement write of and asset transfer, The Board of Directors is to submit in writing with recommendation from Board of Commissioner, integrity pact document and other requirements according to Minister of State- owned Enterprise’ Regulation No. PER.06MBU2010 dated 27th October 2010. Things that are approval on the General Meeting of Shareholders’ Decisions did not reduce Board of Directors and Board of Commissioner obligation to execute work plan efectively and cost-eicient and also always being cautious, have a goodwill, reasonable as well as fully responsible for the company’s interest according to applicable procedures and regulations. GMS GUIDANCE 1. The approved 2014 Work Plan and Company’s Budget RKAP is a work guideline for Board of Directors to managing the Company and as a means for Board of Commissioners to monitor and control. Further Board of Directors and Board of Commissioners are requested to submit periodical report to Shareholders time for the implementation of 2014 RKAP, including Key Performance Indicators KPIs achievement realization report which comprises of quarterly report, mid-year and other periodical report according to applicable regulations. 2. Board of Directors is to immediately submit PT Pelabuhan Indonesia II Persero’s Company Long term Plan RJPP for the next 5 years synchronized with 2014 RKAP 3. Management Contract with Key Performance Indicators KPI in it and has been agreed will be cascaded down to every management level and subsidiary company. 4. Proposal to withdraw loan amounted approximately US 2 billion with regards to the funding of Port Kalibaru development and the investment of port TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 241 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report inancing agar dilengkapi dengan rekomendasi Dewan Komisaris serta persyaratan lainnya peraturan perundang-undangan yang berlaku, Sedangkan usulan tambahan Penyertaan Modal Perusahaan Induk PMPI kepada anak perusahaan PT Rumah Sakit Pelabuhan agar diajukan izin secara tersendiri disertai kelengkapan kajian kelayakannya. 5. Dalam rangka eisiensi biaya serta kontribusi terhadap penghematan devisa nasional, pelaksanaan perjalanan dinas luar negeri Direksi dan Dewan Komisaris agar dilaksanakan untuk kegiatan yang bersifat urgent dan memberikan manfaat langsung bagi perusahaan, Direksi dan Dewan Komisaris agar membatasi jumlah personil yang mengikuti perjalanan dinas dan pelaksanaannya sesuai dengan Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-09MBU2010 tanggal 9 Juli 2010. 6. Direksi perlu mengupayakan realisasi Capital Expenditure melalui pelaksanaan investasi yang telah diprogramkan terutama pembangunan Pelabuhan Kalibaru yang perlu perhatian khusus dari manajemen. Pembangunan tersebut harus dapat dilaksanakan sesuai target yang telah ditetapkan dan dilaporkan secara berkala kepada Pemegang Saham. 7. Direksi harus memperhatikan proses pengadaan barang dan jasa khususnya dalam pelaksanan investasi agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance. 8. Dalam rangka meningkatkan produktiitas alat produksi dan kualitas pelayanan, maka setiap program investasi infrastruktur dan suprastruktur harus dilakukan berdasarkan kajian mendalam termasuk program pemeliharan yang dilakukan secara terintegrasi. 9. Untuk meningkatkan optimalisasi aset, Direksi diminta melakukan pendayagunaan aset dan penyelesaiaan aset yang tidak dimanfaatkan secara optimal maupun melakukan penyelesaian permasalahan-permasalahan hukum atas aset yang dikuasai, dikelola maupun dioperasikan, serta mempercepat pelaksanaan kerja sama yang menguntungkan bagi perusahaan yang dalam pelaksanaannya memperhatikan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-06MBU2011 dan peraturan lain yang berlaku. 10. Dalam rangka melengkapi laporan Kementrian BUMN, Direksi wajib secara tepat waktu melaksanakan pengisian dan pemutakhiran data berdasarkan periode pelaporannya pada portal Kementerian BUMN yaitu portal publik, portal Financial Information System FIS, portal SDM, portal PKBL, dan portal aset. branches through corporate inancing scheme is to be furnished with Board of Commissioner recommendation and other requirements according to applicable regulations. While additional Holding Company Equity Participation PMPI proposal to subsidiary company is to submit individual permit accompanied with feasibility study work. 5. In order of cost eiciency and contribution to national foreign exchange saving, the implementation of overseas business trip by Board of Directors and Board of Commissioners is to be conducted only for crucial activity and provide direct beneit to the Company, Board of Directors and Board of Commissioner would limit the number of personnel going on business trip and the implementation is in accordance with Minister of State-owned Enterprise Circular No. SE-09 MBU2010 dated 9th July 2010. 6. Board of Directors needs to undertake Capital Expenditure realization through commencing investment that has been planned especially Port Kalibaru construction which requires management’s special attention. This development should be carried out according to the set target and be reported periodically to the Shareholders. 7. Board of Directors must observe the process of goods and service procurement speciically on investment execution in accordance with the applicable regulations and good corporate governance principle. 8. In order to increase production tool productivity and service quality, then every infrastructure and supra structure investment program must be done based on in-depth study including integrated maintenance program. 9. To improve assets optimization, Board of Directors is requested to conduct assets utilization and write of that are not fully optimized and to oversee any legal matters on owned, managed, operated assets as well as accelerate implementation of beneicial cooperation for the Company in relation to its operation according to Minister of State-owned Enterprise Regulation No. PER-06MBU2011 and the existing regulations. 10. In order to fulill Ministry of State-owned Enterprise report, Board of Directors is obliged to timely ill out and to update data based on its periodic report in Ministry of State-owned Enterprise’ site, those are public site, inancial information system FIS site, Human Resources site, PKBL site and Assets site. 242 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 11. Direksi agar segera menyusun dan menyampaikan Masterplan Teknologi Informasi selaras dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan paling lambat bulan Februari 2015 sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-02MBU2013 tanggal 27 Februari 2013. 12. Direksi diminta untuk menjalankan program “BUMN Bersih” yang mengacu kepada Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-05MBU2013 tanggal 20 September 2013 tentang Roadmap Menuju BUMN Bersih dan Surat S-684MBU2013 tanggal 12 November 2013. 13. Sebagai dukungan dalam pengembangan usaha perusahaan kedepan, perlu dilakukan persiapan sumber daya manusia melalui pengembangan kompetensi dan peningkatan budaya serta etos kerja yang lebih baik. 14. Terkait dengan pengelolaan ketenagakerjaan terutama mengenai outsourcing, Direksi agar memperhatikan arahan Menteri BUMN sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-0206MBU2013 tanggal 22 November 2013. 15. Dalam rangka program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan bina lingkungan PKBL maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Direksi agar memperhatikan laporan berkala Triwulan I s.d. IV secara tepat waktu sesuai batas waktu yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05MBU2007 tentang PKBL sebagaimana telah beberapa kali berubah terakhir melalui Peraturan Menteri BUMN No. PER- 08MBU2013 tentang Perubahan Keempat PER- 05MBU2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. b. Apabila dimungkinkan penyaluran dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan agar difokuskan untuk wilayah di luar pulau Jawa khususnya Indonesia bagian tengah dan timur. c. Membantu program Pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan pada desa-desa tertinggal dengan penyaluran pinjaman Program Kemitraan dan Bina Lingkungan terhadap desa- desa yang mempunyai keunggulanpotensi untuk dikembangkan dalam bentuk desa binaan, dengan demikian dampak yang diterima masyarakat lebih efektif dan lebiih terukur. d. Melakukan sinergi antar BUMN Pembina PKBL dan berkoordinasi dengan BUMN Wilayah sehingga penyaluran lebih fokus dan terarah, dalam rangka pelaksanaan pembentukan desakota binaan tersebut dapat berjalan lebih efektif dan tepat sasaran. 11. Board of Directors is immediately to prepare and submit Information Technology Masterplan aligned with Company’s Long-term Plan at the latest in February 2015 according to Minister of State-owned Enterprise Regulation No, PER-02MBU2013 dated 27th February 2013. 12. Board of Directors is requested to execute good State- owned Enterprise program which refers to Circular of Minister of State-owned Enterprise No. SE-05 MBU2013 dated 20th September 2013 about Road Map Towards Good State-owned Enterprise and Letter of S-684MBU2013 dated 12th November 2013. 13. As a support to company’s business development in the future, it is necessary to plan Human Resources through competency enhancement and improve culture as well as better work ethics. 14. Linked to manpower management especially concerning outsourcing, Board of Directors consider Minister of State-owned Enterprise guidance as listed in Circular of Minister of State-owned Enterprise No SE-0206MBU2013 dated 22nd November 2013. 15. In order of State-owned Enterprise partnership with small enterprise and community development, then things to be noted are as follows: a. Board of Directors is to regard periodic report Quarter I to IV timely according to the deadline set in Regulation of Minister of State-owned Enterprise No. PER-05MBU2013 about PKBL as had been changed several times through Regulation of Minister of State-owned Enterprise No. PER-08MBU2013 re Fourth Amendment PER-05MBU2007on State-owned Enterprise Partnership Program with Small Enterprise and Community Development Program. b. Whenever possible, fund channeling of Partnership Program and Community Development is to be focused on area outside Java especially in Central and East Indonesia. c. Assist Government program to alleviate poverty at underdeveloped villages through channeling Partnership Program and Community Development loan to villages that have advantage potential to be developed in the form of village assistance, thus the impact on the community is more efective and measurable. d. Perform synergy amongst State-owned Enterprise mentors and coordinate with regional State-owned Enterprise so that the channeling is more focused and targeted, in order of the implementation of the villagecity establishment to run more efective and right on target. TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 243 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report e. Penyaluran dana Program Bina Lingkungan agar difokuskan untuk kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan kondisi social ekonomi masyarakat suatu wilayah tertentu, Kegiatan tersebut dapat berupa pembangunan sarana dan prasarana umum, bantuan kebutuhan pokokdasar masyarakat yang dapat berdampak langsung pada pengentasan kemiskinan. f. Direksi agar menyusun Standard Operating Procedures SOP sebagai dasar internal pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam SOP tersebut agar diakomodir pula mengenai prosedur tanggap darurat penanganan bencana yang menggunakan dana Program Bina Lingkungan. g. Untuk pendanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang bersumber dari pembebanan biaya perusahaan agar dibukukan secara terpisah dari kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebelumnya dan dimasukan dalam rekening tersendiri. 16. Buku RKAP, Key Performance Indicator KPI yang tertuang dalam Kontrak Manajemen dan KPI Dewan Komisaris merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Risalah RUPS ini. RUPS tanggal 9 Juni 2014 RUPS yang kedua dilaksanakan pada 9 Juni 2014. Setelah dilakukan pembahasan dan tanya jawab atas Laporan Tahunan tahun buku 2013 serta memperhatikan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris, maka hasil kesimpulan RUPS adalah: Agenda 1 Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2013 termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris. Keputusan: Menyetujui Laporan Tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama tahun buku 2013. Agenda 2 Pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Tahunan PKBL Tahun Buku 2013 sekaligus pemberian pelepasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya volledig acquit et decharge kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2013. e. Fund channeling of Community Development program is to focus on activities that are able to boost community’s social economy condition in a particular region, where those could constitute facilities and general infrastructures, community food aid that has direct impact on poverty alleviation. f. Board of Directors is to formulate Standard Operating Procedures SOP as an internal basis to implement Partnership Program activity and Community Development and also to accommodate disaster emergency response procedure which uses Community Development Programs’ fund. g. To fund Partnership Program and Community Development source from the Company’s charging, is to be booked individually from previous Partnership Program and Community Development activity and be put in special account. 16. RKAP Book, Key Performance Indicator KPI casted in Management Contract and Board of Directors’ KPI are integral part of General Meeting of Shareholders’ minutes. GMS on 9 June 2014 The second GMS was held on 9 June 2014. After the discussion and qustion and answer session on the annual report of 2013 and with regards to the report of the Board of Commissioners’ supervisory duties, the resolutions of the GMS are: Agenda 1 Approval of the 2013 Annual Report including the Report of the Board of Commissioners’ Supervisory Duties. Decision: Approved the Annual Report on the state nad course of Company including the Report of the Board of Commissioners’ Supervisory during 2013 iscal year. Agenda 2 Ratiication of the 2013 Company’s Financial Statements and PKBL Annual Report and simultaneously granting the full release and discharge of responsibility volledig acquit et decharge to the Board of Directors and the Board of Commissioners of the Company, on their management and supervisory actions which were implemented during the 2013 iscal year. 244 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Keputusan: 1. Menyetujui pengesahan: a. Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto Adi Rekan a member of HLB International sesuai laporannya No. 036ALAI- PKBLP1.IIIII14 tanggal 27 Maret 2014 dengan pendapat “ Wajar Tanpa Pengecualian”. b. Laporan Tahunan PKBL Tahun Buku 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto Adi Rekan a member of HLB International sesuai laporannya No. 036ALAI- PKBLP1.IIIII14 tanggal 27 Maret 2014 dengan pendapat “ Wajar Tanpa Pengecualian”. 2. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya volledig acquit et decharge kepada para anggota Direksi atas tindakan pengurusan dan anggota Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan Perseroan, serta terhadap pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang telah dijalankan selama tahun buku 2013, sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana atau tidak melanggar ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku, dan tercatat pada Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan PKBL. Agenda 3 Penetapan penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2013 Keputusan RUPS: Menetapkan penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2013 sebesar Rp 1.990.785.970.893 diperuntukkan sebagai berikut: 1. Dividen tunai sebesar 35 dari laba bersih atau sejumlah Rp 696.775.089.813 2. Cadangan sebesar 65 dari laba bersih atau sejumlah Rp 1.294.010.881.080 Agenda 4 Penetapan gajihonorarium, tunjangan, dan fasilitas tahun 2014 dan tantiem atas kinerja tahun 2013 bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Keputusan: 1. GajiHonorarium, Tunjangan, Fasilitas Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Decision: 1. Ratiication Approval: a. The Financial Statements for the 2013 Fiscal Year, which have been audited by Public Accounting Firm Hadori Sugiarto Adi Partners a member of HLB International corresponding to the report No. 036ALAI-PKBLP1.IIIII14 dated 27 March 2014 with the opinion of “unqualiied opinion”. b. The PKBL Annual Report for the 2013 Fiscal Year, which have been audited by Public Accounting Firm Hadori Sugiarto Adi Partners a member of HLB International corresponding to the report No. 036ALAI-PKBLP1.IIIII14 dated 27 March 2014 with the opinion of “unqualiied opinion”. 2. Granting the full release and discharge of responsibility volledig acquit et decharge to the members of the Board of Directors for the actions of management and the Board of Commissioners on the supervisory actions of the cmpany, as well as to the management and supervision of the Partnership and Community Development Program which has been implemented during the 2013 iscal year, as long as those actions do not constitute as criminal ofense or violate the provisions of applicable law and procedures, and recorded in the Company’s Financial Statements and PKBL Financial Statements. Agenda 3 Determination of the Company’s 2013 Net Income utilization GMS Decision: Determined the utilization of the 2013 Fiscal Year Net Income of PT Pelabuhan Indonesia II Persero in the amount of Rp 1,990,785,970,893 to be allocated as follows: 1. Cash Dividend by 35 of the net proit or in the amount of Rp 696,775,089,813 2. Reserves by 65 of the net proit or in the amount of Rp 1,294,010,881,080 Agenda 4 Determination of salaryhonorarium, allowances facilities in 2014 and annual bonus on the 2013 performance for the Board of Directors and Board of Commissioners. Decision: 1. Salary Honorarium, Allowances, and Facilities of the Board of Directors and the Board of Commissioners of PT Pelabuhan Indonesia II Persero for 2014 are as follow: TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE 245 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report Penghasilan Direksi No. Jenis Penghasilan | Type of Income Keputusan RUPS dalam rupiah | GMS Decision in rupiah 1. Gaji Salary - Gaji Direktur Utama ditetapkan sebesar Rp 100.000.000 per bulan. The salary of the President Director is set at Rp 100,000,000 per month. - Gaji Anggota Direksi ditetapkan dengan Faktor Jabatan 90 dari Direktur Utama. Salary of members of the Board of Directors is set by the position factor, 90 of the President Director - Gaji dimaksud berlaku sejak 1 Januari 2014 These salaries are efective from 1 January 2014

2. TunjanganAllowance