IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
187
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
4. Passenger Traic
Passenger traic in ports managed by the Company reached 1,245,541 persons in 2014. Compared to
2013 when passenger traic reached 1,447,013 persons, passenger traic decreased by 13.92. One
of the reasons this happened was because some passengers chose to ly airplane as transportation
means.
Arus Petikemas
Container Traic
Terminal Conventional
Coventional Terminal
Terminal Petikemas
Container Terminal
4. Arus Penumpang
Realisasi arus penumpang pada pelabuhan kelolaan Perseroan sepanjang tahun 2014 mencapai 1.245.541
orang. Dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 1.447.013 orang, berarti mengalami penurunan
sebesar 13,92. Di antara penyebab penurunan adalah adanya sebagian penumpang yang memilih
pesawat sebagai sarana transportasi.
2012 2013
2011 2014
1.45 1.46
1.64
1.25
Arus Penumpang Dalam Negeri Tahun 2011-2014
Domestic Passenger Traic During 2011-2014
dalam juta orang
in million people
Arus Penumpang
Passenger Traic
Luar Negeri
International
Dalam Negeri
Domestic
Embarkasi
Departure
Debarkasi
Arrival
Embarkasi
Departure
Debarkasi
Arrival
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
188
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
TINJAUAN KEUANGAN
Perseroan senantiasa berkomitmen dalam menyampaikan laporan keuangan secara lengkap berdasarkan standar
keuangan yang berlaku efektif. Laporan keuangan Perseroan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan
laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan
yang menyajikan dan mengungkapkan secara transparan segala informasi keuangan yang bersifat material. Laporan
keuangan tersebut telah diaudit oleh akuntan publik berdasarkan prosedur dan standar audit yang ditetapkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI guna memastikan kewajaran penyajian laporan keuangan Perseroan.
I. ASET
Hingga akhir 2014, total aset Perseroan tercatat sebesar Rp21,68 Triliun, meningkat 44,60
dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp14,99 triliun. Pertumbuhan aset tersebut, terutama dari
kontribusi aset tak berwujud intangible assets yang pada tahun 2014 mencapai Rp4,01 triliun. Sementara
tahun sebelumnya hanya Rp1,41 triliun.
Rincian komposisi aset Perseroan per 31 Desember 2013-2014 adalah sebagai berikut:
Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except
Uraian 2014
2013 diterbitkan kembali
| Reissued Perubahan |
Change Description
Aset lancar Current Asset
Kas dan Setara Kas 3.452.433.499
1.021.681.082 237,92
Cash and Cash Equivalent Investasi Jangka Pendek
90.000.000 10.000.000
800,00 Short-Term Investment
Piutang Usaha - Bersih 484.955.651
541.336.450 10,42
Trade Receivables – Net Piutang Lain-Lain
58.724.863 223.485.903
73,72 Other Receivables
Uang Muka dan Beban dibayar dimuka 115.510.302
72.521.878 59,28
Advances and Prepaid Expenses Pendapatan Masih Akan Diterima
312.916.757 316.914.969
1,26 Accrued Revenue
Persediaan 33.972.910
37.821.058 10,17
Inventory Pajak Dibayar Dimuka
231.290.725 120.644.021
91,71 Prepaid Taxes
Jumlah Aset Lancar 4.779.804.707
2.344.405.361 103,88
Total Current Assets Aset Tidak Lancar
Non-Current Asset
Investasi Pengendalian Bersama Entitas 58.706.375
335.849.185 82,52
Investment In Jointly Controlled Entity Investasi Pada Entitas Asosiasi
1.433.101.178 1.075.874.708
33,20 Investment In Associates
Properti Investasi - Bersih 455.321.632
408.880.321 11,36
Investment Property - Net Aset Tetap - Bersih
9.700.553.790 8.716.804.467
11,29 Fixed Assets – Net
Aset Pengelolaan Bersama 573.656.024
565.050.707 1,52
Jointly Controlled Assets Aset Pajak Tangguhan
14.060.246 4.848.466
189,99 Deferred Tax Assets
Aset Tidak Berwujud 4.013.356.997
1.414.195.151 183,79
Intangible Assets Taksiran Tagihan Restitusi Pajak
84.356.310 3.604.845
2.240,08 Estimated Claims for Tax Refund
Dana yang Dibatasi Pencairannya 450.881.147
- 100,00
Restricted Funds Aset Lain-Lain
119.139.623 125.414.672
5,00 Other Assets
Total Aset Tidak Lancar 16.903.133.322
12.650.522.522 33,62
Total Non-Current Assets
Jumlah Aset 21.682.938.029
14.994.927.883 44,60
Total Assets
FINANCIAL REVIEW
The Company has always committed to submit completed inancial statement based on efective inancial standard.
Company’s Financial Report consists of statement of the inancial position, comprehensive proit and loss
statement, statement of changes in equity, and statement of cash low, along with remarks upon the inancial report
which present and disclose transparently all material inancial information. The inancial statements have been
audited by public accountant in accordance with auditing standards established by Institute of Indonesia Chartered
Accountants to ensure Company’s inancial reports are reasonably presented.
I. ASSETS
Until end of 2014, Company’s total assets is Rp21.68 trillion, it grows 44.60 compared to Rp14.99 trillion
in 2013. This is due increase in intangible assets contribution in the amount of Rp4.01 trillion. While it
was only Rp1.41 trillion in 2013.
Detail of Company’s assets composition as at 31 December 2013-2014 are as follows:
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
189
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
1. Aset Lancar Saldo aset lancar hingga 31 Desember 2014
mencapai Rp4,78 triliun, mengalami kenaikan sebesar Rp2,34 triliun atau 103,88 dari posisi
2013 yang sebesar Rp2,34 triliun. Beberapa akun aset lancar yang mengalami perubahan antara
lain: a. Kas dan Setara Kas naik sebesar Rp3,45 triliun
atau naik 237,92 dari saldo kas dan setara kas tahun 2013 sebesar Rp1,02 triliun. Hal itu,
terutama terjadi di kantor pusat seiring dengan cairnya pinjaman yang dilakukan perusahaan.
b. Investasi Jangka Pendek pada tahun 2014 mengalami kenaikan 800, dari Rp10 miliar
pada tahun 2013 menjadi Rp90 miliar pada tahun 2014. Peningkatan ini karena ada
deposito yang jatuh tempo.
2. Aset Tidak Lancar Saldo aset tidak lancar per 31 Desember 2014
sebesar Rp16,90 triliun, mengalami kenaikan sebesar 33,62 dibandingkan dengan saldo aset
tidak lancar tahun 2013 yang sebesar Rp12,65 triliun. Beberapa akun aset tidak lancar yang
mengalami perubahan antara lain: a. Aset tetap bersih mengalami kenaikan
Rp983,75 miliar atau 11,29 dibandingkan periode tahun sebelumnya.
b. Investasi pada Entitas Asosiasi per 31
Desember 2014 mencapai Rp1,43 triliun atau mengalami kenaikan 33,20 dibandingkan
tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,08 triliun.
3. Liabilitas dan Ekuitas Hingga 31 Desember 2014, total liabilitas
Perseroan sebesar Rp11,80 triliun, naik 103,45 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp5,80
triliun. Penambahan tersebut berasal dari kenaikan liabilitas jangka panjang yang hingga
akhir tahun 2014 menjadi Rp8,71 triliun. Jumlah ini mengalami kenaikan 333,79 dibandingkan tahun
sebelumnya yang sebesar Rp2,01 triliun.
Kenaikan liabilitas jangka panjang ini terutama dikontribusikan oleh akun utang bank sebesar
Rp6,02 triliun. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah akun tersebut hanya sebesar Rp6,72 miliar.
Sedangkan liabilitas jangka pendek pada tahun 2014 sebesar Rp3,08 triliun, mengalami penurunan
18,74 dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp3,79 triliun.
1. Current Assets Current assets balance as at 31 December 2014
is Rp4.78 trillion, it increases by Rp2.34 trillion or 103.88 from Rp2.34 trillion in 2013. Changes in
several current assets accounts are as follows: a. Cash and cash equivalent increase in the
amount of Rp3.45 trillion or 237,92 higher than cash and cash equivalent balance of
Rp1.02 trillion in 2013. This occurs mainly at head oice in accordance with Company’s loan
disbursement.
b. Shorterm investment goes up Rp 90 billion or increase by 800 from Rp 10 billion in 2013.
The increase is because there are deposits with maturities.
2. Non-Current Assets Non-current assets balance as at 31 December
2014 is Rp16.90 trillion, it is up 33.62 compared to Rp12.65 trillion in 2013. Several non-current
assets account that undergo change are as follows: a. Net ixed assets increase in the amount of
Rp983.75 billion or 11.29 compared to last year’s.
b. Assets on Entity Associated as at 31 December 2014 is Rp1.43 trillion or grow by 33.20 from
previous year’s balance of Rp1.08 trillion.
3. Liabilities and Equity Company total liabilities as at 31 December 2014 is
Rp11.80 trillion, it increases by 103.45 compared to last year’s balance of Rp5.80 trillion. The increase
is due to expansion in long-term liabilities until year-end of 2014 to be Rp8.71 trillion. The amount
is increase of 333.79 compared to Rp2.01 trillion in 2013.
Increase in long-term liabilities is mainly contributed by bank loans amounted to Rp6.02
trillion. In year 2013 the account only amounted Rp6.72 billion.
Meanwhile short-term liabilities in 2014 amounted to Rp3.08 trillion, it decreased by 18.74 compared
to previous year Rp3.79 trillion.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
190
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Equity per December 31, 2014 was Rp9.89 trillion, an increase of 7.02 of the equity in 2013 which
amounted to Rp9,19 trillion
II. Proit and Loss
For iscal year 2014 performance, the Company consolidated proit was declined compared to iscal
year 2013. Among other reasons, restructuring of the Company’s subsidiary PT Rukindo which sufered
from Rp200 billion loss and therefore increased the Company’s expenses. Some of these expenses are
settlements on employees through employment termination and Rukindo restructuring policy.
Besides that, the Company invested in human resources development in order to achieve the
Company’s long-term vision and mission. One of HR investment was sending employees to continue their
studies in both local and overseas education.
Consolidated Proit and Loss statement for inancial year 2013-2014 is shown at the table below:
Ekuitas per 31 Desember 2014 adalah Rp9,89 triliun, mengalami kenaikan sebesar 7,02 dari
ekuitas tahun 2013 yang sebesar Rp9,19 triliun.
II. Laba Rugi
Untuk kinerja Tahun Buku 2014, laba konsolidasi yang dibukukan Perseroan mengalami penurunan
dibandingkan tahun buku 2013. Di antara penyebabnya adalah restrukturisasi pada anak perusahaan, yaitu
PT Rukindo yang mengalami kerugian sekitar Rp200 miliar, sehingga meningkatkan beban Perseroan. Di
antara beban dimaksud adalah penyelesaian terhadap sumber daya manusia yang ada melalui kebijakan
pemutusan hubungan kerja dan restrukturisasi Rukindo.
Selain itu, Perseroan juga melakukan investasi pada pengembangan sumber daya manusia demi
pencapaian visi dan misi Perseroan jangka panjang. Bentuk investasi tersebut, di antaranya melalui
pengiriman karyawan untuk melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri.
Laporan laba-rugi Perseroan secara konsolidasian untuk tahun buku 2013-2014 ada pada tabel berikut:
Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except
Uraian 2014
2013 diterbitkan kembali
| Reissued Perubahan |
Change Description
Pendapatan Operasi 6.406.942.104
6.078.937.189 5.40
Operating Revenues Pendapatan Konstruksi
2.355.878.115 1.291.624.557
82,40 Construction Revenue
Beban Operasi 5.364.511.554
4.829.538.715 11,08
Operating Expenses Beban Konstruksi
2.355.878.115 1.291.624.557
82,40 Construction Expenses
Pendapatan Operasi Lainnya 496.913.302
491.147.674 1,17
Other Operating Income Beban Operasi Lainnya
218.607.038 126.099.689
73,36 Other Operating Expenses
Laba Usaha 1.320.736.814
1.614.446.459 18,19
Operating Income Pendapatan Keuangan
56.448.111 23.423.930
140,98 Financial Income
Beban Keuangan 101.815.519
12.280.704 729,07
Financial Expenses Bagian Laba Bersih Entitas Asosiasi dan
Pengendalian Entitas Bersama 766.373.134
717.243.112 6,85
Equity in Net Income of Associates and Joint Control Entity
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 2.041.742.540
2.342.832.797 12,85
Income Before Income Tax Beban Pajak Penghasilan
Income Tax Expenses Kini
379.611.943 442.706.258
14,25 Current
Tangguhan 86.141.794
82.094.589 4,93
Deferred Laba Tahun Berjalan
1.575.988.803 1.818.031.950
13,31 Income For The Year
Pendapatan Beban Komprehensif Lainnya
Other Comprehensive Income Loss
Selisih Kurs penjabaran laporan keuangan
64.921.368 284.010.233
122,86 Exchange Diference due to inancial
statements translation Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan
1.511.067.435 2.102.042.183
28,11 Total Comprehensive Income
For The Year
Laba Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada:
Income For The Year Attributable to:
Pemilik Entitas Induk 1.548.705.676
1.804.905.893 14,19
Owner of The Parent Entity Kepentingan Non Pengendali
27.283.127 13.126.057
107,85 Non-Controlling Interest
Laba Tahun Berjalan 1.575.988.803
1.818.031.950 13,31
Income For The Year
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
191
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
1. Revenue As mentioned earlier in the previous review, the
Company book net operating revenue during 2014 is Rp6.41 trillion, an increase of 5.40 compare to
previous year. However, it is still lower than budgeted target of Rp9.48 trillion. This is due to unrealized
elements of revenue.
Revenues realization that are below budget, such as: cargo services revenue, other operating revenue, and
terminal services revenue. Other income elements are also lower than target although insigniicant, for
example are ship services, container terminal services, equipment facilities services revenue, and land,
building, water and electricity TBAL facility services revenue.
Summary in detail of realized revenues for the year 2014 are shown at table below:
Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except
Uraian 2014
2013 diterbitkan kembali
| Reissued Perubahan |
Change Description
Total Laba Komprehensif yang Dapat didistribusikan Kepada:
Total Comprehensive Income For The Year Attributable To:
Pemilik Entitas Induk 1.483.739.908
2.088.916.126 28,97
Owner of The Parent Entity Kepentingan Non Pengendali
27.327.527 13.126.057
108,19 Non-Controlling Interest
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan
1.511.067.435 2.102.042.183
28,11 Total Comprehensive Income
For The Year Laba Per Saham Dasar
1.072.489 1.511.008
29,02 Basic Earnings Per Share
1. Pendapatan Usaha Seperti disampaikan pada paparan sebelumnya,
pendapatan usaha bersih selama tahun 2014 terealisasi sebesar Rp6,41 triliun, naik 5,40
dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pendapatan tersebut masih di bawah target
anggaran yang Rp9,48 triliun. Hal ini disebabkan oleh tidak tercapainya realisasi dari elemen-
elemen pendapatan.
Pendapatan yang realisasinya di bawah anggaran, misalnya pendapatan jasa barang, pendapatan
rupa-rupa usaha, dan pendapatan pelayanan terminal. Elemen pendapatan lain yaitu pelayanan
jasa kapal, dan pelayanan terminal petikemas, pendapatan pengusahaan alat, pendapatan
pengusahaan alat, pendapatan pengusahaan TBAL juga berada di bawah target meskipun tidak
signiikan.
Secara rinci realisasi pendapatan pada tahun 2014 tampak pada tabel di bawah ini:
Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except
Uraian 2014
2013 diterbitkan kembali
| Reissued Perubahan |
Change Description
Pelayanan Jasa Terminal 2.070.317.743
1.961.834.964 5,53
Terminal Services Pelayanan Jasa Kapal
1.324.404.503 979.081.512
35,27 Vessel Services
Pelayanan Terminal Petikemas 990.377.886
924.047.439 7,18
Container Services Pelayanan Jasa Barang
599.454.624 764.417.088
21,58 Cargo Services
Pengusahaan Tanah, Bangunan, Air, Listrik TBAL
496.381.538 564.631.113
12,09 Land Building Water
Electricity Services Pendapatan Rumah Sakit
219.271.198 171.880.079
27,57 Hospital Revenue
Jasa Logistik 201.525.100
216.210.972 6,79
Logistic Services Pengusahaan Peralatan
118.984.249 105.846.502
12,41 Equipment Services
Pelayanan Jaringan dan Konsultasi Sistem Informasi
86.901.150 125.894.567
30,97 Network Services and Consultant of
Information System Pendapatan Pas
70.772.921 68.329.329
3,58 Entry Fees
Pengusahaan Perawatan 58.936.259
31.608.134 86,46
Maintenance Services Pendapatan Jasa Pengerukan
23.701.990 28.601.114
17,13 Dredging Services
Pendapatan Kebersihan 17.749.115
12.941.801 37,15
Cleaning Services Lain-lain
128.163.828 123.612.575
3,68 Other Services
Total 6.406.942.104
6.078.937.189 5,40
Total
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
192
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
a. Terminal Services Revenue Terminal services revenue realized in 2014
amounted Rp2.07 trillion or went up by 5.53 compared to Rp1.96 trillion in 2013. This is due
to increase in stevedoring activities by 10.19 in Tanjung Priok compared to in 2013.
b. Ship Services Revenue Ship services are ship operational activity
service starting from entering to leaving the port. The services include achoring service,
mooring service and pilotage service.
From revenue side generated from vessel service in 2014 amounted Rp1.32 trillion or
grew by 35.27 compared to Rp 979.08 billion in the previous year. This revenue surge was
in line with the rate increase of ship service at several port branches, such as Bengkulu and
Pangkal Balam branch.
c. Container Services Revenue The actual container services revenue reached
Rp990.38 billion in 2014. It grew by 7.18 compared to Rp924.05 billion in 2013. This
was partly driven by the use of improved stevedoring equipment at container terminal’s
Tanjung Priok and Teluk Bayur branch.
d. Cargo Services Revenue Cargo services provides a stevedoring service
of the ships to the delivery of cargo to the owners. The service provided are: public berth,
storage warehouse, storage yard, private berth.
The revenue from cargo service weakened by 21.58 to Rp599.45 billion in 2014 compared
to Rp764.42 billion in 2014. This was due to the drop in cargo service revenue at Tanjung
Priok branch, as a result of reinforcing work of docks 106-107, dock 004 North, dock 209L,
and docks 210-211 in 2014. a. Pendapatan Pelayanan Jasa Terminal
Realisasi pendapatan pelayanan terminal pada tahun 2014 adalah Rp2,07 triliun atau
mengalami kenaikan 5,53 dibandingkan tahun 2013 yang mencapai Rp1,96 triliun. Hal
ini disebabkan karena meningkatnya kegiatan stevedoring Tanjung Priok sebesar 10,19 dari
tahun 2013.
b. Pendapatan Jasa Kapal Pelayanan kapal merupakan jasa kegiatan
operasional kapal mulai dari masuk hingga keluar pelabuhan. Layanan di dalam kelompok
ini, antara lain jasa labuh, jasa tambat, dan jasa pemanduan.
Dari sisi pendapatan, yang diperoleh dari jasa kapal sepanjang tahun 2014 sebesar Rp1,32
triliun atau tumbuh 35,27 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp979,08
miliar, Kenaikan pendapatan ini seiring dengan adanya kenaikan tarif jasa kapal di beberapa
cabang pelabuhan, seperti cabang Bengkulu dan Pangkal Balam.
c. Pendapatan Pelayanan Terminal Petikemas Realisasi pendapatan pelayanan jasa terminal
petikemas pada tahun 2014 mencapai Rp990,38 miliar. Dibandingkan tahun 2013
yang sebesar Rp924,05 mengalami kenaikan sebesar 7,18. Hal ini di antaranya didorong
oleh penggunaan peralatan bongkar muat yang lebih baik di terminal petikemas cabang
Tanjung Priok dan Teluk Bayur.
d. Pendapatan Pelayanan Jasa Barang Pelayanan barang merupakan pelayanan
bongkar muat mulai dari kapal hingga penyerahan ke pemilik barang. Pelayanan
barang ini, di antaranya meliputi: dermaga umum, gudang penumpukan, lapangan
penumpukan, dan dermaga khusus.
Dari sisi pendapatan, untuk jasa barang mengalami pelemahan sebesar 21,58
dibanding tahun sebelumnya, dari Rp764,42 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp599,45
miliar pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh penuruan pendapatan jasa barang
cabang Tanjung Priok, sebagai akibat adanya pekerjaan investasi atas penguatan dermaga
106-107, dermaga 004 Utara dan dermaga 209L dan dermaga 210-211 selama tahun
2014.
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
193
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
e. Pendapatan Pengusahaan TBAL Realisasi pendapatan pengusahaan tanah,
bangunan, air, dan listrik sepanjang tahun 2014 sebesar Rp496,38 miliar atau mengalami
penurunan 12,09 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp564,63 miliar. Hal ini,
di antaranya disebabkan oleh berkurangnya permintaan air bersih untuk kapal dan
keperluan perkantoran di wilayah pelabuhan.
f. Pendapatan Pengusahaan Peralatan Pendapatan pengusahaan peralatan terealisasi
sebesar Rp118,98 miliar atau naik 12,41 dibandingkan tahun 2013 yang mencapai
Rp105,85 miliar. Hal ini disebabkan oleh rendahnya realisasi pendapatan pengusahaan
alat di cabang pelabuhan Tanjung Priok.
g. Pelayanan Jaringan dan Konsultasi sistem informasi
Sepanjang tahun 2014, pendapatan untuk layanan jaringan dan konsultasi sistem
informasi mencapai Rp86,90 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar
Rp125,89 miliar, mengalami penurunan sebesar 30,97.
h. Pendapatan Pas Sepanjang tahun 2014, pendapatan pas
mencapai Rp70,77 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp68,33 miliar,
mengalami kenaikan sebesar 3,58.
i. Pengusahaan Perawatan Sepanjang tahun 2014, pendapatan
pengusahaan perawatan mencapai Rp58,94 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang
sebesar Rp31,61 miliar, mengalami kenaikan sebesar 86,46.
j. Pendapatan Jasa Pengerukan Sepanjang tahun 2014, pendapatan jasa
pengerukan mencapai Rp23,70 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar
Rp28,60 miliar, mengalami penurunan sebesar 17,13.
k. Pendapatan kebersihan Sepanjang tahun 2014, pendapatan kebersihan
mencapai Rp17,75 miliar. Jika dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp12,94 miliar,
mengalami kenaikan sebesar 37,15. e. Land Building Water Electricity Services
Revenue he realization of TBAL facilities revenue
amounted Rp496.38 billion in 2014 or declined by 12.09 compared to Rp564.63 billion in
2013. This was partly due to lower demand of clean water for ships and oice utilities in port
area.
f. Equipment Services Revenue The revenue of equipment services was
Rp118.98 billion or up by 12.41 compared to Rp105.85 billion in 2013. This was due to low
realization of equipment service revenue at Port of Tanjung Priok.
g. Network services and information system consultating
Throughout 2014, revenues from network services and information systems consulting
reached Rp86.90 billion. When compared to 2013, which was Rp125.89 billion, decreased
by 30.97.
h. Pas revenue Throughout 2014, revenues from Pas reached
Rp70.77 billion. When compared to 2013, which amounted to Rp68,33 billion, an increase
of 3.58.
i. Maintenance Revenue Throughout 2014, revenues reached Rp58.94
billion. When compared to 2013, which was Rp31.61 billion, it was an increase of 86.46.
j. Dredging Services Revenue Throughout 2014, dredging services revenues
reached Rp23.70 billion. When compared to 2013, which was Rp28.60 billion, decreased by
17.13.
k. Cleaning services revenue In 2014, Cleaning services revenue amounted
Rp17,.75 billion. When compared to the year 2013 which amounted to Rp 12.94 billion,
there is an increase of 37.15.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
194
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
2. Beban Usaha Akumulasi beban usaha sepanjang tahun 2014
mencapai Rp5,36 triliun. Realisasi tersebut mengalami kenaikan 11,08 dibandingkan tahun
2013 yang totalnya sebesar Rp4,83 triliun.
Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except
Uraian 2014
2013 diterbitkan kembali
| Reissued Perubahan |
Change Description
Kerja Sama Mitra Usaha 1.726.664.785
1.599.216.883 7,97
Partnership Pegawai
1.174.631.499 1.069.124.002
9,87 Employee
Umum 900.372.831
843.693.787 6,72
General Bahan Bakar dan Bahan Habis Pakai
606.650.303 529.364.704
14,60 Fuel and Supplies
Penyusutan dan Amortisasi 464.228.568
411.950.728 12,69
Depreciation And Amortization Pemeliharaan
337.910.183 234.806.165
43,91 Maintenance
Administrasi Kantor 95.582.944
92.722.955 3,08
Oice Administration Asuransi
45.380.719 33.242.322
36,51 Insurance
Lain-Lain 13.089.722
15.417.169 15,10
Others
Jumlah Beban Usaha 5.364.511.554
4.829.538.715 11,08
Total Operating Expenses
a. Kerja Sama Mitra Usaha Realisasi kerja sama mitra usaha pada tahun
2014 mengalami kenaikan 7,97 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp1,60 triliun,
sehingga pada tahun 2014 menjadi Rp1,73 triliun. Dari sisi kontribusi terhadap total
beban, sumbangan dari kerja sama mitra usaha ini merupakan yang berbesar, yaitu
32,19. Kenaikan beban ini seiring dengan peningkatan stevedoring cabang Tanjung Priok
yang melibatkan perusahaan bongkar muat.
b. Pegawai Realisasi beban pegawai sepanjang tahun
2014 sebesar Rp1,17 triliun atau mengalami kenaikan 9,87 dibandingkan tahun 2013
yang sebesar Rp1,07 triliun. Kontribusi beban pegawai ini, secara proporsional merupakan
yang terbesar kedua, yaitu mencapai 21,90 dari total beban usaha Perseroan. Kenaikan ini
disebabkan oleh penambahan jumlah pegawai organik dan adanya perubahan struktur
organisasi sehubungan beroperasinya secara komersial beberapa anak perusahaan baru.
c. Umum Realisasi beban tahun 2014 sebesar Rp900,37
miliar atau nail 6,72 dibandingkan tahun 2. Operating Expense
Accumulated operating expense in year 2014 is Rp5.36 trillion. This result is 11.08 higher than
was in year 2013 with total expense Rp 4.83 trillion.
a. Partnership Actual cooperation partnership for year
2014 is Rp1.73 trillion or up by 7.97 from previous year of Rp 1.60 trillion. This
cooperation partners expenses proportionally the largest expense for 32.19 of Company’s
total operating expenses. The increase of this expense was in line with increase of
stevedoring activities in Tanjung Priok which involved stevedoring companies.
b. Employee The actual employee expense in 2014
amounted Rp1.17 trillion or grew by 9.87 compared to Rp1.07 trillion in 2013. The
contribution of employee expense, the second largest in proportion, reached 21.90 of total
Company’s operating expense. This growth was caused by the addition of organic employees
and the change in organizational structure in relation to the commercial operation of several
new subsidiary companies.
c. General Actual general is Rp900.37 billion in year 2014
or increase by 6.72 compared to Rp843.69
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
195
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
sebelumnya yang Rp843,69 miliar. Sumbangan anggaran umum terhadap total beban usaha
mencapai 16,78. Penambahan ini, terutama disebabkan oleh kenaikan beban konsultan.
d. Bahan Bakar dan Bahan Habis Pakai Realisasi beban bahan bakar dan bahan habis
pakai juga mengalami peningkatan 14,60 dibandingkan tahun 2013 yang Rp529,36
miliar, menjadi Rp606,65 miliar pada tahun 2014. Terhadap keseluruhan beban usaha,
proporsi sumbangan beban bahan ini mencapai 11,31. Penambahan beban ini
disebabkan adanya kenaikan operasional pelayanan terminal dan pelayanan jasa kapal.
e. Penyusutan dan Amortisasi Realisasi penyusutan dan amortisasi
sebesar Rp464,23 miliar, lebih besar 12,69 dibandingkan tahun 2013 yang mencapai
Rp411,95 miliar. Kontribusi anggaran penyusutan terhadap total beban usaha
mencapai 8,56.
f. Pemeliharaan Realisasi beban pemeliharaan sepanjang tahun
2014 sebesar Rp337,91 miliar atau naik 43,91 dibandingkan tahun 2013 yang Rp234,81 miliar.
Sumbangan anggaran pemeliharaan terhadap total beban usaha mencapai 6,30. Kenaikan
ini disebabkan terjadinya peningkatan realisasi investasi tahun 2014.
g. Administrasi Kantor Realisasi administrasi kantor sebesar Rp95,58
miliar atau naik 3,08 dibandingkan tahun 2013 yang Rp92,72 miliar. Sumbangan
anggaran administrasi kantor terhadap total beban usaha mencapai 1,78.
h. Asuransi Realisasi asuransi sebesar Rp45,38 miliar
atau naik 36,52 dibandingkan tahun 2013 yang Rp33,24 miliar. Sumbangan anggaran
penyelenggaraan asuransi terhadap total beban usaha mencapai 8,30.
3. Laba Sebelum Pajak Penghasilan Untuk tahun buku 2014, Perseroan membukukan
laba sebelum pajak sebesar Rp2,04 triliun, menurun 12,85 dibandingkan tahun sebelumnya
yang mencapai Rp2,34 triliun. Selain akibat terjadi penurunan pada laba usaha, beban Perseroan
juga mengalami peningkatan 10,99 pada tahun 2014.
billion in the previous year. It accounts for 16.78 of total operating expenses.
This addition was mainly due to a rise of consultants’
expenses. d. Fuels and Supplies
Actual fuels and supplies for year 2014 is Rp606,65 billion or up by 14.60 from
previous year of Rp529.36 billion. This Fuel and Consumables account contributes 11.31
of total operating expenses. The expense increase was due to intensiied operations in
terminal and ship services.
e. Depreciation and Amortization Actual depreciation and amortization is
Rp464.23 billion, 12.69 higher than Rp411.95 billion in year 2013. It contributes 8.56 to
total operating expenses.
f. Maintenance Realization of maintenance in year 2014 is
Rp337.91 billion or increase 43.91 compared to Rp234.81 billion in the previous year. It
accounts for 6.30 of total operating expenses. This increase occurred because of increase of
investment realization in 2014.
g. Oice Administration Realization of oice administration cost is
Rp95.58 billion or grow by 3.08 from Rp92.72 billion in year 2013. This expense contributes
1.78 to total operating expenses.
h. Insurance Actual insurance is Rp45.38 billion or increase
by 36.52 from Rp33.24 billion in year 2013. Insurance expenses account for 8.30 of total
operating expenses.
3. Proit Before Income Tax For the iscal year 2014, the Company has posted
proit befor tax Rp2.04 trillion, decline by 12.85 from Rp2.34 trillion in the previous year. Besides
due to decrease in operating proit, Company’s expenses has also risen by 10.99 from previous
year’s.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
196
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
4. Laba Usaha Tahun Berjalan Untuk Laba Usaha di tahun berjalan, pada 2014
yang dapat dicatat oleh Perseroan sebesar Rp1,32 triliun. Jika dibandingkan tahun 2013 yang
mencapai Rp1,61 triliun, berarti ada penurunan sebesar 18,19.
ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Laporan arus kas merupakan laporan pencapaian kinerja keuangan Perseroan dalam bentuk realisasi secara tunai
cash basis dalam suatu periode. Pencapaian kinerja dilihat dari kategori aktivitas operasional, aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan. Saldo akhir kas dan setara kas tahun 2014 adalah Rp3,45
triliun, yang merupakan gabungan dari induk perusahaan dan anak perusahaan. Untuk saldo di awal tahun,
realisasinya ada sebesar Rp1,02 triliun.
Berikut ini rincian arus kas tahun 2013-2014:
Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except
Uraian 2014
2013 diterbitkan kembali
| Reissued Perubahan |
Change Description
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan Kas dari Pelanggan 7.580.385.571
6.848.660.075 10,68
Cash Receipt from Customers Pembayaran kepada Karyawan
1.319.108.092 1.080.663.751
22,06 Payment to Employees
Pembayaran Pajak Penghasilan 1.152.927.767
1.221.760.120 5,63
Payment For Income Taxes Pembayaran kepada Kontraktor, Pemasok
dan lainnya
3.433.528.060 2.804.421.538
22,43 Payment to Contractors, Suppliers and
Others Penghasilan Bunga
56.448.111 23.423.930
140,98 Interest Received
Pembayaran Beban Bunga dan Keuangan Lainnya
274.991.214 72.576.564
278,90 Payment of Interest and Other Financial
Charges Kas Bersih Diperoleh dari Digunakan untuk
Aktivitas Operasi 1.456.278.549
1.692.662.032 13,97
Net Cash Provided by Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES
Penerimaan Dividen 461.284.338
352.109.340 31,01
Receipt of Dividend Penerimaan Hasil Investasi
499.663.741 222.569.247
124,50 Receipt Gain of Investment
Perolehan Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud
3.905.148.620 2.701.973.824
44,53 Acquisition of Fixed Asset and Intangible
Asset Penempatan Investasi Jangka Pendek
80.000.000 10.000.000
700,00 Placement of Short Term Investment
Penempatan Dana yang Dibatasi Pencairannya
450.881.147 -
- Placement of Restricted Funds
Kas Bersih Diperoleh dari Digunakan untuk Aktivitas Investasi
3.475.081.688 2.137.295.237
62,59 Net Cash Provided by Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES
Penerimaan dari Pinjaman Bank 9.395.173.100
1.000.000.000 839,52
Proceeds from Bank Loans Pembayaran Pinjaman Bank
4.133.287.417 74.612.387
5.439,68 Payment of Bank Loans
Pembayaran Deviden 817.364.291
603.206.364 35,50
Payment of Dividend Kas Bersih Diperoleh dari Digunakan Untuk
Aktivitas Pendanaan 4.444.521.392
322.181.249 1.279,51
Net Cash Provided by Financing Activities Dampak Perubahan selisih Kurs terhadap
Kas dan setara Kas 5.034.164
35.884.237 85,97
Efect of Exchange Rate changes on Cash and Cash Equivalent
4. Operating Income for the Year As for Operating Income for the year, the Company
has recorded Rp1.32 trillion. It has drop by 18,19 from Rp1,61 trillion in year 2013.
CONSOLIDATED CASH FLOW
The statement of cash low is a report of the Company’s inancial performance in terms of realization in cash
cash basis in a particular period of time. The category of operating activity, investing activity and inancing activity
have shown the performance achievement. Cash and Cash equivalent for the year 2014 is Rp3.45
trillion, which is consolidated of the Company and subsidiaries. While the realization of the opening balance
for the year is Rp1.02 trillion.
Following are details of cash low for the period of 2013- 2014:
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
197
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except
Uraian 2014
2013 diterbitkan kembali
| Reissued Perubahan |
Change Description
KENAIKAN PENURUNAN NETO KAS DAN SETARA KAS
NET INCREASE DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENT
Kas dan Setara Kas 2.430.752.417
86.567.719 2.907,92
Cash and Cash Equivalent Kas dan Setara Kas Awal Tahun
1.021.681.082 1.108.248.801
7,81 Cash and Cash Equivalent
At the Beginning of The Year Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
3.452.433.499 1.021.681.082
237,92 Cash and Cash Equivalent
At The End of The Year
1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi bersih sepanjang tahun
2014 terealisasi sebesar Rp1,46 triliun. Dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp1,69 triliun, berarti
mengalami penurunan sebesar 13,97.
Penurunan tersebut, di antaranya disebabkan adanya peningkatan pada pembayaran kepada pihak
ketiga dan kepada karyawan. Karena itu, walaupun penerimaan kas mengalami kenaikan, kas bersih dari
aktivitas operasi menjadi lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas bersih dari aktivitas investasi sepanjang tahun
2014 sebesar minus Rp3,47 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp2,14 triliun, jumlah
tersebut mengalami penurunan sebesar 62,59.
Kontribusi penerimaan hasil investasi terhadap arus kas bersih dari investasi mengalami kenaikan sebesar
124,50, dari Rp222,57 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp499,66 miliar di tahun 2014.
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Realisasi arus kas Perseroan dari pendanaan untuk
tahun buku 2014 mengalami kenaikan sangat besar, yaitu dari Rp322,18 miliar menjadi Rp4,44 triliun.
Kenaikan ini, terutama dipicu dari akun penerimaan dari pinjaman bank yang mencapai Rp9,40 triliun.
Sedangkan pada tahun 2013, penerimaan dari bank sebesar Rp1 triliun.
1. Cash Flows from Operating Activities Net cash low from operating activities during year
2014 is Rp1.46 trillion. It decrease by 13.97 from Rp1.69 trillion in year 2013.
One of the drivers of Increasing in cash from operating activities is the uplift of payment to third party and
employees. Because that, albeit there is growing on cash receipt, net cash from operating activities is lower
compared to previous year.
2. Cash Flows from Investing Activities Net cash low from investing activities is negative
Rp3.47 trillion in the period of 2014. It has decreased 62.59 compared to Rp2.14 trillion in period of 2013.
Receipt gain of contribution to cash low from investing activities is increase 124.50 from Rp222.57 billion in
2013 to Rp499.66 billion in 2014.
3. Cash Flows from Financing Activities Actual Company’s cash lows from inancing for iscal
year 2014 undergo sizeable increase from Rp322.18 billion become Rp4.44 trillion. The growth is triggered
from cash from bank loan amounted Rp9.40 trillion. Whereas cash received from bank was Rp1 trillion in
year 2013.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
198
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG
Hingga 31 Desember 2014, total liabilitas Perseroan mencapai Rp11,80 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun
2013 yang sebesar Rp5,80 triliun nilainya mengalami peningkatan sebesar 103,10.
Berikut ini rasio terkait dengan kemampuan Perseroan membayar utang untuk periode 2013-2014.
No. RASIO
Satuan Unit
31 Desember 2014
Audited 31 Desember
2013 Audited
RATIO I
LIKUIDITAS LIQUIDITY
Rasio Lancar 155,10
61,82 Current Ratio
Rasio Kas 114,95
27,20 Cash Ratio
II SOLVABILITAS
SOLVABILITY
Rasio Aset terhadap Pinjaman X
3,15 10,65
Total Assets to Total Debt Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas
X 0,70
0,153 Total Debt to Equity
Rasio Pinjaman terhadap Aset Tetap X
0,64 0,145
Total Debt to Total Fixed Assets Rasio Liabilitas Jangka Panjang terhadap Ekuitas
X 0,61
0,00073 Longterm Debt to Equity
III KOLEKTABILITAS
COLLECTABILITY
Rasio Rata-rata Periode Pembayaran hariday
66 65
Average Payment Period Rasio Rata-rata Periode Penagihan
hariday 29
28 Average Collection Period
IV PROFITABILITAS
PROFITABILITAS
Marjin Operasional 80,87
75,43 Operating Margin
Perputaran Modal Kerja 9,32
14,46 Return on Capital Employed
TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN 2014
Proyeksi tingkat kesehatan Tahun 2014 yang dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: KEP-100MBU2002 tanggal 4 Juni 2002 adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah
Description
Skor Aspek Keuangan 46,00
Financial Aspects Score Skor Aspek Operasional
27,40 Operational Aspects Score
Skor Aspek Administrasi 13,00
Administration Aspects Score Total Skor
86,40 Total Score
Tingkat Kesehatan Sehat AAHealthy
AA
Level of Soundness
Perseroan memiliki kinerja keuangan yang sehat dengan tingkat pengembalian investasi yang efektif serta
periode kolektabilitas yang singkat sehingga melunasi kewajibannya. Di samping itu, sebagai sebuah Badan
Usaha Milik Negara BUMN, kinerja Perseroan dalam aspek keuangan, operasional dan administrasi juga
diukur berdasarkan pada kriteria yang berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-100
MBU2002 tertanggal 4 Juni 2002.
Pada tahun 2014, hasil evaluasi atas tingkat kesehatan Perseroan menunjukkan skor 84,90 sehingga dinilai
sebagai Perseroan “SEHAT” dalam kategori “AA”.
LEVEL OF SOLVENCY
Until 31 December 2014, Company’s total liabilities is Rp11.80 trillion. The value goes up 103.10 compared to
Rp5.80 trillion in year 2013.
Following are Company’s solvency ratios for the period of 2013-2014.
SOUNDNESS LEVEL OF THE COMPANY 2014
2014 Soundness level of the company projection measured based on Government-owned Private Companies Minister
Decree number: KEP-100MBU2002 dated 4 June 2002 are as follows:
The Company has sound inancial performance with efective investment rate of return and brief collectibility
period to fulill its obligations. Besides that, as a Government-owned Private Company, the Company’s
performance in inancial, operational and administration factors are also measured based on criteria referred
to Minister of Government-owned Private Companies BUMN Decree No. Kep-100MBU2002 dated 4 June
2002.
In 2014, an evaluation of level of soundness of the Company showed a score of 84.90 and the Company is
rate “HEALTHY” in the category of “AA”.
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
199
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
CAPITAL STRUCTURE
1. Liabilities Current liabilities as at 31 December 2014 is Rp3.08
trillion, a decrease of 18.74 from Rp3.79 trillion in 2013. Several current liabilities accounts underwent
changes, such as short term bank loans which decreases in considerable amounts.
Long-term liabilities at year end of 2014 is Rp8.71 trillion, an increse of 333.79 compared to Rp2.01
trillion in year 2013. This is partly due to increase in long-term liabilities balance, considering the Company
just completed USD550 million bank loan.
Tabel Tingkat Kesehatan Perseroan | Company’s Level of Soundness Table
Indikator
Bobot Point
Capaian 2014 Achievement 2014
Skor 2014 Score 2014
Indicator
RKAP Realisasi
Realization RKAP
Realisasi Realization
A. Aspek Keuangan Financial Aspects
1. Imbalan kepada Pemegang Saham 15,00
28,72 18,93
15 15
Return to Equity 2. Imbalan Investasi ROI
10,00 31,85
15,35 10
9 Return on Investment ROI
3. Rasio Kas 3,00
47,98 114,95
3 3
Cash Ratio 4. Rasio Lancar
4,00 163,48
155,10 3
3 Current Ratio
5. Collection Period hari 4,00
32 Hari Day
28 Hari Day
4 4
Collection Period day 6. Perputaran Persediaan hari
4,00 2 Hari
Day 2 Hari
Day 4
4 Inventory turnover day
7. Perputaran Total Aset 4,00
76,02 45,51
2,5 1,5
Total Asset Turnover 8. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
6,00 62
45,60 4,5
5,5 Equity to total asset ratio
Jumlah Aspek Keuangan 50,00
46,00 45,00
Total Financial Aspects B. Aspek Operasional
Operational Aspects
1. Pelayanan Jasa Kapal Ship Services
a. Waiting Time for Pilot WT 8,00
B BS
6,40 8,00
Waiting Time for Pilot WT b. ETBT
7,00 C
B 3,50
5,60 ETBT
2. Pelayanan Jasa Barang Goods Services
a. BSH 5,00
C BS
2,50 5,00
BSH b. TGH
5,00 BS
BS 5,00
4,50 TGH
3. Peningkatan Kualitas SDM HR Quality Improvement
a. Pendapatan Usaha per Total Pegawai 6,00
BS B
6,00 4,80
Operating Revenue per Total Employees b. Laba Bersih per Total Pegawai
4,00 BS
C 4,00
2,00 Net Proit per Total Employees
Jumlah Aspek Operasional 35,00
27,40 29,90
Total Operational Aspects C. Aspek Administrasi
Administration Aspects
1. Laporan Perhitungan Tahunan 3,00
bulan ke 4
bulan ke 4
3,00 3,00
Annual Calculation Report 2. Rancangan RKAP
3,00 2 bulan
2 bulan 3,00
3,00 RKAP Draft
3. Laporan Periodik 3,00
0x30 hari
0x30 hari
3,00 3,00
Periodical Report 4. Kinerja PKBL
3,00 Performance of PUKK
a. Efektivitas Penyaluran Dana 3,00
88,04 10,58
2,00 -
Efectiveness of Fund Disbursement b. Tingkat Kolektibilitas Pengembalian
3,00 60,30
20,00 2,00
1,00 Receivables Collectibility Level
Jumlah Aspek Administrasi 15,00
13,00 10,00
Total Administration Aspects Jumlah A+B+C
100,00 86,40
84,90 Total A+B+C
STRUKTUR MODAL
1. Liabilitas Liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember
2014 adalah Rp3,08 triliun, atau menurun 18,74 dari Rp3,79 triliun pada tahun 2013. Akun liabilitas jangka
pendek yang mengalami perubahan antara lain utang bank jangka pendek yang menurun dalam jumlah
cukup besar.
Liabilitas jangka panjang akhir 2014 adalah Rp8,71 triliun, meningkat 333,79 dibandingkan tahun 2013
yang Rp2,01 triliun. Hal ini sebagian disebabkan naiknya saldo liabilitas jangka panjang, mengingat
Perseroan merealisasikan pinjaman sindikasi USD550 juta.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
200
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
2. Ekuitas Ekuitas per 31 Desember 2104 mencapai Rp9,89
triliun. Dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp9,19 triliun, berarti mengalami kenaikan 7,55.
Rp Ribu, kecuali Rp thousand, except
Uraian 2014
2013 Perubahan |
Change Description
Liabilitas Jangka Pendek 3.081.801.025
3.792.529.463 18,74
Current Liabilities Liabilitas Jangka Panjang
8.713.798.820 2.008.763.380
333,79 Long-term Liabilities
Jumlah Liabilitas 11.795.599.845
5.801.292.843 103,33
Total Liabilities
Jumlah Ekuitas 9.887.338.184
9.193.635.040 7,55
Total Equity
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 21.682.938.029
14.994.927.883 44,60
Total Liabilities and Equity
INVESTASI BARANG MODAL
Berikut ini rincian investasi barang modal yang direalisasikan dalam dua tahun terakhir 2013-2014:
Rp Juta, kecuali Rp Million, except
Uraian 2014
2013 Perubahan |
Change Description
Investasi Induk Perusahaan Holding Company Investment
Bangunan fasilitas pelabuhan 2.855.705
2.223.150 28,45
Port facilitiy building Kapal
5.193 44.142
88,24 Ship
Alat fasilitas pelabuhan 141.731
247.624 42,76
Port facility equipment Instalasi fasilitas pelabuhan
149.466 91.491
63,37 Port facility installation
Tanah 9.877
4.551 117,05
Land Jalan dan bangunan
353.265 205.960
71,52 Road and building
Peralatan -
3.320 100
Equipment Kendaraan
510 2.050
75,13 Vehicles
Emplasemen 2.139
1.097 95,07
Emplacement Investasi Non Fisik
87.309 176.832
50,63 Non Physic Investment
Total Investasi Induk Perusahaan 3.605.195
3.000.216 20,16
Holding Company Total Investment Total Investasi Anak Perusahaan
236.413 153.289
54,23 Subsidiary Company Total Investment
Jumlah 3.841.608
3.153.505 21,82
Total
Investasi Induk Perusahaan
Realisasi investasi Induk Perusahaan sepanjang tahun 2014 mencapai Rp3,61 triliun, naik 20,16 dibandingkan
tahun 2013 yang sebesar Rp3,00 triliun. Untuk investasi barang modal ini, sebagian besar terserap pada
pembangunan fasilitas pelabuhan yang mencapai Rp2,85 triliun atau 96,54 dari total investasi Induk Perusahaan.
Realisasi investasi alat fasilitas pelabuhan mencapai Rp141,73 miliar. Penyerapan terbesarnya ada di cabang
Tanjung Priok untuk pengadaan 4 unit Rubber Tired Gantry
Crane RTGC dan di cabang Pontianak untuk pengadaan 4 unit
Rail Mountain Gantry Crane RMGC. 2. Equity
Equity as at 31 December 2014 is Rp9.89 trillion. It increases 7.55 compared to Rp9.19 trillion
in 2013.
INVESTMENT IN CAPITAL GOODS
Following are the details of realized capital expenditure in the last two year 2013-2014:
Holding Company Investment
The realization of Holding Company investment reached Rp3.61 trillion in 2014, up by 20.16 from Rp3.00 trillion
in 2013. This capital expenditure was mostly intended on the construction of port facilities worth Rp2.85 trillion or
96.54 of Holding Company’s total investment.
The realization of investment of port facility equipment amounted Rp141.73 billion. The largest outlays were
at Tanjung Priok branch to obtain 4 units Rubber Tired Gantry Crane RTGC and 4 units Rail Mountain Gantry
Crane RMGC at Pontianak branch.
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
201
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Untuk instalasi fasilitas pelabuhan, sepanjang tahun 2014 yang direalisasikan sebesar Rp149,47 miliar.
Dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp91,49 miliar, ada kenaikan 63,37. Pencapaian terbesarnya ada di
Tanjung Priok, yaitu berupa pekerjaan pasokan daya listrik termasuk tambahan daya dan jaringan ke kapal pelanggan
di Dermaga Pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai Rp102,01 miliar.
Sedangkan investasi tanah yang sebesar Rp9,9 miliar pada tahun 2014, digunakan untuk cabang Teluk Bayur
berupa appraisal pembebasan lahan perkantoran di
area multipurpose
yang dilaksanakan oleh PT Sucoindo. Untuk investasi jalan dan bangunan, sebagian besar
terserap untuk pembangunan gedung Pusat Pelatihan Kepelabuhanan di Ciawi, Bogor, sebesar Rp153,07 miliar
dari total investasi Rp353,26 miliar. Pelaksana kegiatan adalah PT Waskita Karya.
Investasi Anak Perusahaan
Realisasi investasi anak perusahaan sebesar Rp236,41 miliar, naik 54,23 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar
Rp153,19 miliar. Penyerapan investasi terbesar pada anak perusahaan ini adalah PT Multi Terminal Indonesia untuk
pengadaan 13 unit RTGC terkait dengan pengoperasian lapangan lini II di cabang Tanjung Priok.
PERBANDINGAN TARGET, REALISASI, DAN PROYEKSI KEUANGAN 2015
Kinerja pencapaian atas target yang telah ditetapkan oleh Perseroan pada tahun buku 2014 cukup bervariasi.
Beberapa indikator ada yang berada di atas target, namun ada juga yang tidak tercapai.
Pada akumulasi aset misalnya, pencapaian adalah 111,76 dari target yang telah ditetapkan. Namun pencapaian
pendapatan usaha hanya 75,48. Berikut ini tabel target dan pencapaian yang telah ditetapkan, serta target yang
ingin dicapai pada tahun 2015.
Laporan Neraca
Rp Ribu, kecuali
Balance Sheet
Rp thousand, except
Uraian Target
2014 Realisasi |
Realization 2014
Proyeksi | Projection
2015 Realisasi
Target | Realization
Target Description
Aset Lancar 3.163.871.794
4.779.804.707 11.796.765.673
151,07 Current Assets
Aset Tidak Lancar 16.237.272.870
16.903.133.322 24.943.483.580
104,10 Non-Current Assets
Jumlah Aset 19.401.144.664
21.682.938.029 36.740.249.253
111,76 Total Assets
Liabilitas Jangka Pendek 1.936.138.738
3.081.801.025 2.994.839.244
159,17 Current Liabilities
Liabilitas Jangka Panjang 5.436.500.400
8.713.798.820 21.069.224.576
160,28 Non-Current Liabilities
The realization of port facility installations was Rp149.47 billion during 2014. Compared to 2013 of Rp91.49
billion, there was an increase of 63.37. The biggest accomplishment in Tanjung Priok was a construction of
electricity power supply including additional power and network to customer’s ship at Tanjung Priok Port’s dock
worth Rp 102.01 billion.
Whilst investment in land amounted Rp.9.9 billion in 2014 was developed for Teluk Bayur branch in the form of oice
land acquisition appraisal at multipurpose area conducted by PT Sucoindo. For roads and building investment, most
of the outlay were used for the construction of Port Training Center in Ciawi, Bogor, amounted Rp153.07 billion
of Rp353.26 billion total investment. The main contractor of the project is PT Waskita Karya
Subsidiary Company Investment
The realization of subsidiary company’s investment reached Rp236.41 billion, up by 54.23 compared to
Rp153.19 billion in 2013. The major outlay of the subsidiary company was at PT Multi Terminal Indonesia to obtain 13
thirteen units RTGC related to activation of line II area at Tanjung Priok branch.
2015 COMPARISON OF FINANCIAL TARGET, REALIZATION AND PROJECTION
Target accomplishments performances by the Company in iscal year 2014 are varied. Some indicators reached
beyond the target, however there are some which were not accomplished.
On asset accumulation for example, the accomplishment reached 111.76 from the target. However, operating
proit was recorded 75.48 of its target. The table below described target and achievements, along with 2015
target.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
202
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Laporan Neraca
Rp Ribu, kecuali
Balance Sheet
Rp thousand, except
Uraian Target
2014 Realisasi |
Realization 2014
Proyeksi | Projection
2015 Realisasi
Target | Realization
Target Description
Jumlah Liabilitas 7.372.639.138
11.795.599.845 24.064.063.820
159,99 Total Liabilities
Jumlah Ekuitas 12.028.505.526
9.887.338.184 12.676.185.433
82,20 Total Equity
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
19.401.144.664 21.682.938.029
36.740.249.253 111,76
Total Liabilities and Equity
Laporan Laba Rugi
Rp Ribu, kecuali
Proit and Loss Statement
Rp thousand, except
Uraian Target
2014 Realisasi |
Realization 2014
Target | Target 2015
Realisasi Target
| Realization Target
Description
Pendapatan Usaha 8.488.309.958
6.406.942.104 7.184.137.494
75,48 Operating Revenues
Beban Usaha 5.890.621.065
5.364.511.554 5.473.946.681
91,07 Operating Expenses
Laba Usaha 2.801.091.577
1.320.736.814 1.710.190.813
47,15 Operating Proit
Laba sebelum Pajak 3.394.503.525
2.041.742.540 2.618.627.209
60,15 Proit and Loss before Tax
Laba Tahun Berjalan 2.684.201.985
1.575..988.803 2.080.899.028
58,71 Proit Loss for the Year
Laporan Arus Kas
Rp Ribu, kecuali
Statement of Cash Flows
Rp thousand, except
Uraian Target
2014 Realisasi |
Realization 2014
Target | Target 2015
Realisasi Target
| Realization Target
Description
Arus kas dari Aktivitas Operasi 1.919.898.258
1.456.278.549 1.568.961.953
75,85 Cash Flow from Operating
Activities Arus kas dari Aktivitas Investasi
3.548.631.456 3.475.081.688
4.917.821.076 97,93
Cash Flow from Investing Activities
Arus kas dari Aktivitas Pendanaan
1.649.628.675 4.444.521.392
11.696.095.072 269,43
Cash Flow from Financing Activities
Kas Setara Kas Awal Periode 907.605.329
1.021.681.082 1.901.573.940
112,57 Cash and Cash Equivalent at
the Beginning of the Year Kas Setara Kas Akhir Periode
928.500.805 3.452.433.499
10.248.809.889 371,83
Cash and Cash Equivalent at the end of the year
KEWAJIBAN TERHADAP NEGARA
Pemenuhan kewajiban kepada Negara selama tahun 2014 terealisasi sebesar Rp1,92 triliun dengan rincian sebagai
berikut:
Dalam miliar rupiah, kecuali Rp billion, except
1. Kontribusi Dividen tahun 2014 796,31
2014 Dividend Contributions 2. Kontribusi Pajak:
Contributions Tax: Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29
322,90 Deposit Income Tax Article 25 and Article 29
Penyetoran PPN Jasa Net 529,34
VAT Deposit Services Net Penyetoran PPh 21 dan 23
166,57 Penyetoran PPh 21 dan 23
Penyetoran Pajak Lainnya 131,91
Other Tax Deposit Jumlah 1+2
1.947,03 Total 1+2
1. Kebijakan Dividen Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan No. RIS-35D3.MBU2013 tertanggal 2 Mei 2013, pemegang saham menyetujui pembagian
dividen sebesar 30 dari laba dibagi tahun buku 2012
LIABILITY OF STATE
The fulillment of the Company’s obligation to the state in 2014 was realized in the amount of Rp1.92 trillion with
details as follows:
1. Dividend Policy Based on the Minutes of Meeting of Annual General
shareholder Meeting No. RIS-35D3.MBU2013 dated 2 May 2013, the shareholders agreed on dividend
contribution of 30 from distributed proit in iscal
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
203
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
atau sebesar 589,72 juta. Pada tanggal 20 Desember 2013 Menteri BUMN menerbitkan surat No. S-760
MBU2013 perihal tambahan setoran dividen BUMN Tahun 2012 PT Pelabuhan Indonesia II Persero,
ditetapkan penambahan dividen atas laba tahun 2012 sebesar Rp10 juta Perseroan telah menyetor
sebanyak Rp579,72 juta dan sisanya sebesar Rp10 juta telah disetorkan tanggal 27 Desember 2013.
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. RIS-23D3.MBU2012 tanggal 13 Juni
2012, pemegang saham menyetujui pembagian dividen sebesar 27,6 dari laba dibagi tahun buku
2011 atau sebesar Rp408.655.000 pada tanggal 26 Desember 2012 Menteri BUMN menerbitkan surat
No. S-757MBU2012 perihal tambahan setoran dividen BUMN tahun 2012 PT Pelabuhan Indonesia
II Persero, ditetapkan penambahan dividen atas laba tahun 2011 sebesar Rp75.000.000. Terhadap
jumlah penambahan dividen tersebut Perseroan telah menyetor Rp40.000.000 dan sisanya sebesar
Rp35.000.000, telah disetorkan pada tanggal 3 Januari 2013.
Periode | Period Laba Bersih | Net Proit
Total Dividen yang Dibagikan Amount of Distributed Dividend
Payout Ratio | Payout Ratio 2014
Rp1,58 triliun Rp796,31 miliar
51
2013 Rp1,82 triliun
Rp589,72 juta 30
Pembayaran Dividen Tahun 2014 | Dividend Payment in 2014
Tahap | Stage Tanggal Jatuh Tempo
Maturity Date Jumlah Dividen Rp
Total Tanggal Pembayaran
Date of Payment Jumlah Pembayaran
Total Payment Tahap I
Stage I 9 Juli 2014
July 9, 2014 209.032.526.950
4 Juli 2014 July 4, 2014
209.032.526.950 Tahap II
Stage II 8 Agustus 2014
August 8, 2014 174.193.772.450
6 Agustus 2014 August 6, 2014
174.193.772.450 Tahap III
Stage III 9 September 2014
September 9, 2014
174.193.772.450 8 September 2014
September 8, 2014
174.193.772.450 Tahap IV
Stage IV 9 Oktober 2014
October 9, 2014 139.355.017.963
9 Oktober 2014 October 9, 2014
139.355.017.963 Tambahan Dividen
Supplementary Dividend
29 Desember 2014 December 29, 2014
99.539.000.000 29 Desember 2014
December 29, 2014
99.539.000.000
Pembayaran Dividen Tahun 2013 | Dividend Payment in 2013
Tahap | Stage Tanggal Jatuh Tempo |
Maturity Date Jumlah Dividen Rp | Total
Tanggal Pembayaran | Date of Payment
Jumlah Pembayaran | Total Payment
Tahap I Stage I
2 Juni 2013 June 2, 2013
145.000.000.000 30 Mei 2013
May 30, 2013
80.000.000.000 65.000.000.000
Tahap II Stage II
2 Juli 2013 July 2, 2013
125.000.000.000 1 Juli 2013
July 1, 2013
10.000.000.000 40.000.000.000
25.000.000.000 50.000.000.000
Tahap III Stage III
1 Agustus 2013 August 1, 2013
115.000.000.000
2 Agustus 2013 August 2, 2013
115.000.000.000 Tahap IV
Stage IV
2 September2013 September 2, 2013
110.000.000.000
2 September 2013 September 2, 2013
110.000.000.000 Tahap V
Stage V
2 Oktober 2013 October 2, 2013
84.723.070.000
2 Oktober 2013 October 2, 2013
84.723.070.000 Interim
26 Desember 2013 December 26, 2013
10.000.000.000
26 Desember 2013 December 26, 2013
10.000.000.000.00
year 2012 or amounting to 589.72 million. On December 20, 2013, Ministry of SOE published a letter
No. S-760MBU2013 with regards to the additional subscription of SOE dividend in 2012 PT Pelabuhan
Indonesia II Persero, stipulated that the additional dividend upon proit in 2012 is Rp10 million The
Company has subscribed Rp579,72 million and the rest of Rp10 million has been subscribed on December
27, 2013.
Based on the Minutes of Meeting of AGM No.RIS-23 D3.MBU2012 dated June 13 2012, the shareholders
agreed on dividend distribution of 27,6 from distributed proit in iscal year of 2011 or amounting
to Rp408.655.000. On December 26, 2012, the Ministry of SOE issued a letter No. S-757MBU2012
on the additional subscription of SOE dividend in 2012 of PT Pelabuhan Indonesia II Persero,
stipulated that the additional dividend upon proit in 2011 is Rp75.000.000. The Company has subscribed
Rp40.000.000 and the rest of Rp35.000.000, has been subscribed on January 3, 2013.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
204
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
2. Pajak Perseroan tidak memiliki kasus perpajakan yang
berpengaruh signiikan terhadap kinerja keuangan selama tahun 2014 dan 2013. Di samping itu,
selama tahun 2014 dan 2013, Perseroan telah melakukan pembayaran dan pelaporan pajak
sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku efektif.
ASPEK PEMASARAN
Saat ini Perseroan melayani 15 petikemas direct
shipment dan 5 cargo non-petikemas di ASEAN. Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan
perannya, sejalan dengan visi jangka panjang untuk menjadi pemain global pada industri kepelabuhanan.
Namun harus diakui, saat ini terjadi perubahan penting yang dapat mempengaruhi posisi persaingan, termasuk
peluang inovasi dan kolaborasi, yaitu peningkatan permintaan transportasi maritim yang didorong liberalisasi
perdagangan yang menuntut operator pelabuhan
melakukan peningkatan fasilitas pelabuhan dalam bentuk peningkatan kapasitas dan kinerja.
Landasan Pelaksanaan Strategi Pemasaran
Perseroan telah menetapkan visi untuk menjadi mitra pilihan di bidang jasa kepelabuhanan dan logistik yang
andal dan terbaik di kelasnya. Hal inilah yang menjadi acuan program strategi pemasaran yang diterapkan.
Untuk itu, strategi pemasaran tahun 2014 masih difokuskan pada membina hubungan efektif dengan
pelanggan, peningkatkan dan membangun proses bisnis, serta standarisasi kegiatan pengelolaan
pelanggan utama Perseroan. Karena itu, Perseroan selalu berupaya memenuhi kebutuhan pelanggan secara
berkesinambungan.
Sejak tahun 2013, Perseroan telah mengubah pola kerja sama sewa lahan menjadi pemanfaatan lahan. Kebijakan
ini bertujuan agar Perseroan dapat lebih mengoptimalkan penggunaan aset di lingkungan Perseroan, meningkatkan
eisiensi dan kualitas pembangunan danatau pengelolaan infrastruktur serta pengelolaan terhadap aspek
lingkungan.
Proses pemilihan mitra dilakukan secara profesional dan transparan sesuai dengan prinsip GCG Good
Corporate Governance, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran serta asas
2. Taxes The Company did not have tax cases which would
signiicantly afect inancial performance in 2014 and 2013. In addition, during 2014 and 2013, the
Company had done tax payment and reporting in accordance to efective tax regulations.
MARKETING ASPECT
Currently, the Company served 15 containers direct shipment and 5 cargo non-kontainer in ASEAN. The
Company is committed to increase its role in line with its long-term vision to become global players in ports
industry.
There is an important change that could afect the Company’s competitive position including innovation
and collaboration opportunities. Increased demand of maritime transportation which is driven by free trade
requires ports company to improve port facilities in terms of both capacity increase andor performance
improvement.
Foundation of Marketing Strategy Implementation
The Company has set the Company’s vision to become preferred partner in the best port and logistics services
in its class. The Company’s vision is the reference in implementing marketing strategic program.
Therefore, marketing strategy of 2014 still focused on developing efective relation with customers, strengthening
and improving business process as well as standardizing the management activities of the Company’s main
customers. Hence, the Company always strived to meet the customer’s needs in a sustainable way.
Since 2013, the Company has changed cooperation framework from land lease to land use. This change aims
at maximizing the use of assets within the Company, improving eiciency and construction quality as well as
optimizing infrastructure and environmental management.
Selection process for processional and experienced partners is conducted in an open and transparent manner
in line with GCG Good Corporate Governance principles, independency, accountability, fairness and utility to
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
205
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
kemanfaatan. Melalui cara ini, diharapkan mampu mendorong perkembangan iklim investasi di lingkungan
Perseroan.
Strategi Pemasaran di Tahun 2014
Strategi pemasaran yang dilakukan Perseroan didukung juga dengan peningkatan fungsi sosialisasi, komunikasi,
dan promosi mengenai Perseroan serta 16 entitas anak. Selain itu, diperkenalkan juga jasa-jasa layanan
kepelabuhanan kepada masyarakat.
Terkait dengan kegiatan promosi ini, beberapa hal yang dilakukan, di antaranya melalui:
A. Promosi 1. Website
Perseroan memiliki website dengan alamat domain www.indonesiaport.co.id. Konten pada situs ini
dilakukan pemutakhiran secara rutin, terutama terkait dengan data dan informasi terbaru
jasa layanan kepelabuhanan yang disediakan Perseroan baik di cabang Pelabuhan maupun anak
perusahaan.
2. Media Cetak Perseroan juga melakukan promosi melalui
media cetak nasional, dengan memasang iklan di beberapa media cetak nasional seperti harian
Kompas promosi tentang NewPriok, harian Bisnis Indonesia informasi tentang rencana kedatangan
kapal dan kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.
B. Temu Pelanggan Perseroan senantiasa melakukan temu pelanggan
sebagai upaya meningkatkan citra Perseroan dan loyalitas pelanggan dalam mempertahankan posisi
dominan di pasar jasa kepelabuhanan. Oleh karena itu, Perseroan melakukan strategi pemasaran yang
fokus pada pembentukan komunitas dan loyalitas pelanggan, khususnya pelanggan utama yang
memberikan kontribusi pendapatan terbesar.
Untuk mengukur efektiitas program pemasaran yang telah dilaksanakan dan untuk mendapatkan
umpan balik atau harapan pelanggan, Perseroan melakukan survei kepuasan pelanggan dan loyalitas
pelanggan yang dilakukan secara periodik agar diperoleh informasi guna menyusun program strategi
pemasaran yang lebih baik. propel investment climate within the Company’s work
environment.
Marketing Strategy in 2014
Marketing strategy by the Company is supported by awareness building of the Company and its 16 subsidiaries
through improvement of socialization, communication and promotion functions. In addition, there is also introduction
to types of port services to general public.
Related to increasing awareness activities, there were several things that have been done, among others are:
A. Promotion 1. Website
The Company’s website has the domain address of www.indonesiaport.co.id. The content on this site
is updated regularly, especially those related to data and information of services provided by the
Company’s port, in the Port branch or subsidiary.
2. Print Media The Company conducted promotional activities
through advertisement on national print media such as Kompas newspaper promotion
on NewPriok, Bisnis Indonesia newspaper information on vessel calls and loadingunloading
activities in Port of Tanjung Priok.
B. Customers Gathering The Company regularly conduct customer gathering
to improve customer loyalty and the Company’s image in order to maintain its dominant position in
port service industry. Therefore, the Company carries out marketing strategy which focuses on community
building and customer loyalty, especially major customer which contribute biggest revenue.
To measure efectiveness of marketing programs that have been implemented and to obtain customers’
feedbacks or inputs, the Company conducted periodic marketing survey to get information in order to
prepare better marketing strategy programs.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
206
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Secara umum, kebijakan hubungan dengan pelanggan dilakukan dengan berlandaskan pada aturan Standar
Kinerja sesuai SK Dirjen Perhubungan Laut No. UM.0023818DJPL-11 tahun 2011 tentang Standar
Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan.
Selama tahun 2014, Perseroan telah melakukan beberapa agenda temu pelanggan baik di level cabang
maupun level pusat, di antaranya adalah: 1. Gathering IPC dan
shipping lines khususnya di wilayah Pelabuhan Banten yang dilaksanakan pada
tanggal 14 Oktober 2014 di Putri Duyung, Ancol Jakarta. Acara ini bertujuan untuk mempertemukan
pelanggan khususnya shipping lines di wilayah
kerja cabang Pelabuhan Banten dengan entitas IPC yang melayani pelanggan secara langsung
agar menjadi sarana komunikasi dan media sinergi yang baik dalam bisnis kepelabuhanan.
2. IPC Stakeholder Awards 2014 dilaksanakan pada
tanggal 22 Oktober 2014 di Hotel Shangrilla, Jakarta. Acara bergensi ini dilaksanakan setiap
tahun sebagai sarana pemberian apresiasi kepada pelanggan yang memberikan kontribusi dan
dampak positif kepada bisnis di masing-masing cabang Pelabuhan Perseroan. Penghargaan yang
diberikan dalam acara ini adalah
shipping lines terbaik dan
cargo owner terbaik. C.
Physical Outlet Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha
bekerja sama dengan Direktorat Operasi dan Cabang Pelabuhan Tanjung Priok sebagai
pilot project dalam rangka mewujudkan pelayanan satu atap yang
memuaskan bagi seluruh pelanggan Perseroan, perusahaan menyediakan tempat pelayanan dengan
suasana yang nyaman, terbuka, leksibel, dan modern. Penyediaan
physical outlet yang dinamai IPC Group Service Center adalah perwujudan dari strategi
pemasaran Perseroan dan kolaborasi antar fungsi, yaitu Pemasaran, Operasional, Keuangan dan Cabang
sebagai pengelolaannya yang bertujuan untuk:
1. Memindahkan secara isik kantor pelayanan IPC • Mengurangi beban traik pelabuhan
• Memberikan alternatif tempat pelayanan bagi pelanggan
• Pilot project untuk pembangunan service
center di wilayah lainnya. 2. Menyediakan pelayanan online secara bertahap
3. Memfasilitasi dan edukasi penggunaan pelayanan on
line In general, customer relationship policy is based on
regulation on Performance Standard as stipulated on Maritime Transportation Directorate General Decree
No. UM.0023818DJPL-11 year 2011 on Performance Standard of Operational Port Services..
During 2014, the Company had conducted customer gathering as follow:
1. IPC and shipping lines gathering, especially in Banten port area had been conducted on October
14, 2014 in Putri Duyung, Ancol Jakarta. The event aimed at meeting customers from shipping
lines operating in Banten port areas with IPC who directly serves its customers which in turn,
will become good communication channel and synergy media in port business.
2. Stakeholder Awards 2014 was held on October 22, 2014 in Shangrila Hotel, Jakarta. This prestigious
event has been conducted annually as an appreciation for customers who contribute and
make positive impacts to each of the Company’s port branches. The awards given in the event are
best shipping lines and best cargo owner.
C. Physical Outlet Directorate of Business and Commercial Development
cooperates with Directorate of Operations and Port of Tanjung Priuk branch to launch a pilot project in
establishing an integrated and satisfactory service to IPC customers by providing comfortable, open,
lexible and modern spaces. Physical outlet provision known as IPC Group Service Center Kemayoran in
Central Jakarta is an implementation of the Company’s marketing strategy and interfunction collaboration
eforts comprises of marketing, operational, inance and branches that aims at:
1. Relocating IPC customer service oice • Reducing port traic burden
• Providing alternative place for customer service.
• As pilot project to develop service center in other areas
2. Providing online service in gradual steps 3. Facilitating and educating the use of online service
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
207
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
4. Tempat diskusisosialisasi komunitas pelabuhan 5. Tempat promosi dan
customer service Physical Outlet IPC meliputi fungsi sebagai berikut:
• Customer Service:
Merupakan outlet layanan IPC Group yang terintegrasi secara sistem dengan tujuan
meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan pelayanan untuk pelanggan IPC Group.
• Customer Education Exhibition
Dalam hal customer education exhibition
ini, eksistensi IPC Group diharapkan dapat tersampaikan secara langsung kepada pelanggan
maupun calon pelanggan IPC Group, dengan cara demonstrasi atau penggambaran secara visual
melalui
tool devices yang didukung dengan teknologi terkini.
• Community Center
Layanan Physical Outlet IPC lebih powerful bila
dilengkapi dengan lounge area yang diperuntukkan
untuk berkumpulnya para komunitas bisnis logistik untuk menstimulus pengembangan bisnis di
antara para pelaku bisnis logistik yang berada di area IPC Group.
Jenis pelayanan yang akan diberikan untuk pelanggan Perseroan:
1. Service: •
General info •
Registration Transaction •
Complain handling •
Pelayanan jasa kapal 2.
Retention Untuk program retensi pelanggan, Perseroan
akan menyediakan meeting center bagi komunitas
logistik. Melalui sarana tersebut, mereka dapat saling berinteraksi satu sama lain dalam rangka
pengembangan bisnis ataupun hubungan bisnis yang lebih baik. Adapun beberapa komunitas
logistik yang dimaksud, antara lain:
Forwarder, Shipping Agent, Port Operator, serta Warehouse
Operator. Sedangkan
Physical Outlet juga akan diperkaya dengan fungsi penjualan dan pemasaran dengan
menyediakan Customer Education and Exhibition
Area yang menampilkan proil seluruh layanan yang
bisa diberikan untuk pelanggan kelompok usaha 4. Providing discussionsocializing place for port
communities 5. Providing promotion and customer service venue
Physical Outlet IPC will ofer services such as: • Customer Service:
Is a system-integrated service outlet of IPC Group to provide qualiied and comfortable customer
service for IPC Group customers. • Customer Education Exhibition
With customer education exhibition, IPC Group existence is expected to be directly conveyed
to customers and potential customers of IPC Group by visual demonstration or description
with sophisticate technology-supported tools and devices.
• Community Center IPC Physical Outlet will be more powerful when
equipped with area lounge designated as gathering venue for logistics business community
to stimulate business development among logistic player within IPC Group.
Types of services ofered to the Company’s customers: 1. Service:
• General info
• Registration Transaction
• Complain handling
• Shipping service
2. Retention For customer retention program, the Company will
provide meeting center for logistics community. With the facility, they are able to interact with
one another for business development or having better business relationship. Logistics community
includes Forwarder, Shipping Agent, Port Operator, and Warehouse Operator.
Physical outlet would also be prepared to have sales and marketing functions by providing Customer
Education dan Exhibition Area which will highlight proiles of all services which the Company will be able to
provide to the Company’s group customers. These two
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
208
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Perseroan. Kedua area ini dapat dimanfaatkan juga oleh IPC Group untuk mensosialisasikan kebijakan
proses pengirimanpenerimaan kargo. Bahkan pelanggan Perseroan dari perusahaan-perusahaan
komunitas logistik pun dapat memanfaatkan area ini untuk sharing kepada pelaku bisnis logistik lainnya
yang berada pada jaringan bisnis IPC Group.
Strategi Pemasaran 2015
Strategi Pemasaran perusahaan yang sedang dilakukan saat ini dan yang akan datang:
1. Customer Relationship Management
Mulai Tahun 2012, Perseroan berinisiatif melakukan transformasi dengan komitmen untuk mendorong
perbaikan proses logistik di Indonesia, termasuk dengan peningkatan produktivitas dan eisiensi.
Dilatarbelakangi dengan pekerjaan
Business Process Re-Engineering BPR untuk Customer Relationship
Management CRM yang dilakukan di tahun 2012 adalah salah satu proyek yang bertujuan untuk
memformulasikan strategi, proses-proses, struktur, dan
blueprintroadmap untuk pembangunan sistem CRM Perseroan.
Dalam jangka pendek hingga menengah, sistem CRM diproyeksikan untuk berfungsi sebagai
backbone bagi inisiatif strategis seperti
One-Stop-Shop dan Key Account Management. Inisiatif-inisiatif strategis ini
bertujuan untuk memperkaya pengalaman pelanggan dan memberikan nilai tambah bagi Perseroan maupun
pelanggan.
Hal ini membutuhkan dukungan sistem CRM sekaligus sebagai
framework perbaikan berkelanjutan. BPR CRM mencakup inisiatif-inisiatif utama dalam
roadmap 5-7 tahun yang dapat dipersingkat menjadi 3-4
tahun. Dalam penerapan CRM, aspek people, proses
dan sistem teknologi dirancang untuk dapat saling bersinergi. Sistem ini diproyeksikan mampu berfungsi
sebagai backbone bagi inisiatif strategis, seperti one
stop shop yaitu, point of contact pelanggan Perseroan secara umum. Sedangkan
Key Account Management ditujukan untuk pelanggan utama Perseroan.
Penerapan CRM bersifat journey sehingga memerlukan
proses pembelajaran dan pengembangan yang berkelanjutan, CRM diharapkan dapat menjadi
sistem dan platform corporate end-to-end marketing
strategis bagi perusahaan untuk tumbuh dan areas can also be used by IPC Group to socialize cargo
deliveryreception policy. The Company’s customers from logistics community companies are welcomed to
leverage the area in order to share with other logistic companies inside the IPC Group business networks.
2015 Marketing Strategy
The Company’s marketing strategy which is currently and will be implemented in the future is as follows:
1. Customer Relationship Management Starting in 2012, the Company initiated to transform
itself with commitment to push improvement of logistical process in Indonesia, including increasing
its productivity and eiciency. As one of the project approved in 2012, Business Process Re-Engineering
BPR for Customer Relationship Management CRM was intended to formulate strategies, processes,
structures and blueprintroadmap in building the Company’s CRM system.
In the short-medium term timeframe, CRM system is projected to function as a backbone of strategic
initiatives such as One Stop-Shop and Key Account Management. These strategic initiatives aim at
enriching customer experience and providing added value to the Company and customer.
These will need CRM system support and also as improvement framework. BPR CRM comprises main
initiatives in the roadmap for 5-7 years which can be shortened to 3-4 years. In CRM implementation;
several aspects, namely human resources, technology process and system have been designed to synergize.
The system is projected to function as backbone of strategic initiatives such as One-Stop-Shop, which is
point of contact for the Company’s customers and Key Account Management which is intended for Company’s
primary customers.
CRM practice is such a journey in nature and needs to be put down in experience and continuously developed.
CRM is expected to be the corporate end-to-end system and platform, as well as the strategic marketing
initiative for the Company to grow and develop along
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
209
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
berkembang sejalan dengan peluang dan dinamika pasar, sebagaimana direleksikan dalam peningkatan
kinerja pada pendapatan dan laba secara konsisten.
Pada tahun baru 2014, penerapan CRM difokuskan kepada pemutakhiran data dan proil pelanggan
agar didapatkan gambaran yang lebih akurat tentang perilaku, tren bisnis dan kebutuhan pelanggan.
Hal ini menjadi dasar pengembangan pelayanan dan kerja sama bisnis dengan pelanggan secara
berkesinambungan.
2. Key Account Management
Key Account Management bertujuan untuk meningkatkan dan membangun proses bisnis serta
standarisasi kegiatan pengelolaan pelanggan utama Perseroan dengan mempertemukanmenyesuaikan
kebutuhan pelanggan dan kebutuhan perusahaan yang mencakup pelayanan, penjualan, pemasaran, dan
loyalitas secara terkoneksi di 12 cabang pelabuhan di lingkungan Perseroan serta anak perusahaan untuk
tumbuh bersama secara menguntungkan.
Melalui organisasi khusus yang menangani pelanggan utama, perusahaan mampu meningkatkan kepuasan
dan loyalitas pelanggan fungsi service maupun
peningkatan pendapatan dari cross-selling atau
up-selling fungsi sales serta mampu menjawab kebutuhan jasa pelanggan dan kebutuhan perusahaan
untuk bermitra dan tumbuh bersama secara menguntungkan.
3. One Stop Shop
One Stop Shop adalah pengembangan dari physical outlet yang sudah dioperasikan di Pelabuhan Tanjung
Priok dan direncanakan akan di kembangkan di 12 cabang Pelabuhan Perseroan.
REALISASI DAN RENCANA PENGEMBANGAN Realisasi Pekerjaan 2014
Sebagai tindak lanjut untuk mencapai visinya sebagai perusahaan yang dipilih oleh para pelanggan,
perusahaan yang terbaik di kelasnya, menjadi perusahaan yang luar biasa bagi karyawan-karyawannya, dan
dapat terus mendukung pertumbuhan nasional, IPC terus melancarkan program-program pembenahan,
pengembangan dan pemberdayaan yang tertuang dalam strategi perusahaan. Program pembenahan,
with market dynamics and opportunities. This initiative was relected in improved performance in the form of
steady stream of revenue and proit.
In the new year 2014, CRM implementation was focused on updating data and customer proile to obtain more
accurate description on behavior, business trends and customers’ needs. This will be the basis for service and
business development with customers in a sustainable way
2. Key Account Management Key Account Management aimed at increasing and
building business process as well as standardizing activities in managing major customers of the Company
by meetingadjusting customers’ and the Company’s needs include services, sales, marketing and loyalty
online in 12 port branches in both the Company and its subsidiaries in order to grow together in mutual
way.
With this special organization to handle primary customers, the Company is expected to be able to
improve customers’ satisfaction and loyalty service function as well as increasing revenue from cross-
selling or up-selling sales function. In addition to that, the special unit can also address service needs from
customers and partnership needs from the Company to grow together proitably.
3. One Stop Shop One Stop Shop is further development of physical
outlet which has been operational in Tanjung Priok port and would plan to be developed in 12 branches
of the Company.
REALIZATION AND DEVELOPMENT PLAN 2014 Work Realization
As a follow up to accomplish its vision to become company of choice by its customers, to be the best Company on its
class, to be the most admirable company by its employees and able to support national growth, IPC continues to
launch improvement, development and empowerment programs which are stipulated in the Company’s strategy.
Improvement, development and empowerment program of the Company can be classiied into two: on hard side
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
210
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
such as development of NewPriok port, equipment addition and port re-layout and on soft side such as
reviewassessment studies to support hard side and human resources development.
At least, in 2014, IPC has completed 6 studies soft side that continued from previous year and implemented 1
new program. The details of studies and program which were carried out are as follows:
Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national
economy The Study was intended to analyse economic impacts
resulting from IPC investments in port infrastructure development which included main infrastructures such as
docks, stockpile yards, pilot buat and tug boats, ship to shore crane, yard crane and other supporting production
equipments. The impact analysis was conducted for both regional and domestic economy. Study results showed that
in 2013, IPC had contributed total gross value added in the amount of Rp7,2 trillion to Indonesia’s GDP or an equivalent
of 0,25 of Bengkulu province’s GDP. IPC investment also generated a multiplier efect of 1,63, which means every
Rp1 trilion of spending will created a value added of
Rp 630 billion to the Indonesian economy. From the Study, it was also revealed that based on ive-year investment
plan, IPC investment would contribute direct value-added of Rp12.5 trillions adjusted inlation in 2018. There would
also be an addition of direct value-added from supply chain in the amount of Rp5.9 trillion to the GDP in 2018.
In total, IPC is predicted to contribute value added in the amount of Rp20.4 trillion to Indonesia’s GDP.
pengembangan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh IPC dapat diketegorikan menjadi dua yaitu secara hard
side yaitu seperti pengembangan pelabuhan NewPriok, penambahan alat dan penataan ulang pelabuhan, atau
pun secara
soft side seperti kajian-kajian pendukung pengembangan
hard side dan sumberdaya manusianya. Paling tidak, pada tahun 2014, IPC telah menyelesaikan
6 studi lanjutan soft side dari tahun sebelumnya dan
menjalankan 1 program baru. Detail dari studi dan program yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national
economy Studi ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar
dampak ekonomi yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan oleh IPC dalam pengembangan infrastruktur
pelabuhan yang meliputi infrastruktur utama berupa dermaga, lapangan penumpukan, kapal pandu dan tunda,
alat bongkar muat di dermaga
ship to shore crane, lapangan
yard crane maupun alat produksi pendukung terhadap perekonomian regional dan nasional. Dari
studi tersebut diketahui bahwa pada tahun 2013 IPC secara total telah menyumbangkan
gross value added sebesar Rp7.2 triliun terhadap GDP Indonesia atau setara
dengan ¼ GDP dari provinsi Bengkulu. Investasi IPC juga memberikan
multiplier efect sebesar 1.63 yang artinya
setiap pengeluaran Rp1 triliun, menciptakan nilai tambah sebesar Rp630 miliar pada perekonomian Indonesia. Dari
hasil studi tersebut dapat diketahui pula bahwa pada tahun 2018, berdasarkan rencana investasi 5 tahunan,
investasi IPC akan berkontribusi
direct value-added senilai Rp12,5 triliun
adjusted inlation. Ditambah dengan
perkiraan nilai direct value-added dari rantai pasok supply
chain pada tahun 2018 sebesar Rp5,9 triliun terhadap GDP, secara total IPC diperkirakan akan memberikan nilai
tambah sebesar Rp20,4 triliun terhadap GDP Indonesia.
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
211
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
IPC’s Economic Contribution in 2013
Study on Indonesia maritime strategy reform Aligning and Engaging Stakeholders Maritime strategy
reform: university work packages Study on Indonesia maritime strategy reform Aligning
and engaging stakeholders is a continuation from previous phase in 2013. In previous phase, the Study was
concentrated to address 4 main problems in Indonesia’s supply chain: how is the ideal condition of Indonesia’s
maritime in 2030 and how to accomplish it? What should be done to realize the desired improvements? And what
are the impacts of the new maritime strategy to Indonesia’s macroeconomic conditions. For phase two, aligning and
engaging stakeholders will focus more on communicating reform information details to each stakeholder. The
program will be inished on December 2014.
Kontribusi Ekonomi IPC Tahun 2013
Total Ipact Induced
Indirect
4.4 1.7
0.7 0.5
0.2 1.4
1.1 7.2
6,540 11,250
14,950 32,740
Tax Revenue Rp trillion
Employment Contribution
to GDP Rp trillion
Direct
Source: Oxford Economics
Study on Indonesia maritime strategy reform Aligning and Engaging Stakeholders Maritime strategy
reform: university work packages Pekerjaan Indonesia
maritime strategy reform aligning and engaging stakeholders ini merupakan lanjutan dari fase
sebelumnya pada tahun 2013. Pada fase sebelumnya, studi ini terkonsentrasi pada menjawab 4 pertanyaan utama
yaitu apa saja yang menjadi permasalahan-permasalahan utama di rantai pasok
supply chain Indonesia? Bagaimana kondisi ideal maritim Indonesia pada tahun 2030 dan
bagaimana cara mencapainya? Apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan perbaikan yang diinginkan? Dan
bagaimana dampak ekonomi makro Indonesia dengan adanya strategi maritim yang baru. Sedangkan untuk
fase kedua
aligning and engaging stakeholders lebih terkonsentrasi pada mengkomunikasikan detail reformasi
yang harus dilakukan kepada masing-masing pemangku kepentingan dan diperkirakan akan selesai pada
Desember 2014.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
212
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Wha t are the key issues along the
Maritime supply chain
, and how, i.e. through which areas of de-
mand, are they afecting indonesia GDP
What could be the macro-eco-
nomic impact
of the new strategy on the Indonesian economy?
What would the ideal end-state
look like at the horizon 2030
, and what are the key levers to de-bot-
tleneck issues to reach this state
What would it take to realize the identified improvements
and new strategy, in terms of investment,
operating processes, regulatory and mindsetcapabilities?
During this first phase sought to answer four key questions
Selain Mckinsey, pekerjaan maritime reform ini juga
dibantu oleh 6 universitas negeri Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung,
Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Surabaya dan Universitas Hasanudin dimana seluruh studi tersebut
dimonitor oleh
steering committee yang diketuai oleh Wakil Menteri Perhubungan. Pada tahun tersebut keenam
universitas ternama tersebut akan memberikan masukan dalam menyelesaikan permasalahan kunci di industri
maritim yang meliputi 6 aspek yaitu port, shipping,
landside supporting industry, sea side supporting industry, maritime education and 2030 network. Hasil-hasil dari
studi tersebut merupakan masukan-masukan bagi para pembuat peraturan
policy makers terkait agar dapat membentuk industri maritim Indonesia yang ideal.
Along with Mckinsey, study on maritime reform was also conducted by 6 state universities University of
Sriwijaya, University of Indonesia, Institute Technology of Bandung, University of Gadjah Mada, Institute Technology
of Surabaya and University of Hasanudin and was monitored directly by a steering committee which was
headed by Deputy Minister of Transportation. These six universities will recommend their inputs to solve key
problems in maritime industry which include six aspects, namely: port, shipping, land side supporting industry, sea
side supporting industry, maritime education and 2030 network. The results of these studies will be an inputs for
related policy makers in order to build an ideal maritime industry in Indonesia.
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
213
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Implementation of reducing logistic cost in Indonesia Port Development priority projects and inancing
strategy Pada tahun 2014, IPC masih melanjutkan studi terkait
reducing logistik cost bekerjasama dengan World Bank. Studi ini berfokus pada pengoptimasian pelayaran
domestik petikemas di Indonesia untuk mengurangi biaya logistik secara agregat di Indonesia. Studi ini diperkirakan
akan selesai pada Januari 2015. Selain itu, World Bank juga melakukan studi lain yang bernama
port development priority projects and
inancing strategy dimana fokus utama dalam studi ini adalah untuk mengidentiikasi
pelabuhan-pelabuhan existing mana yang dapat
dijadikan prioritas pengembangan. Studi ini dimaksudkan untuk mendukung konektivitas domestik dan
menetapkan strategi pembiayaan pengembangan- pengembangan pelabuhan tersebut.
Feasibility study on Bojonegoro coal blending facility development
Dalam rangka mendukung program sinergi BUMN, IPC juga melakukan studi lanjutan pengembangan
coal blending facility di Bojonegara bekerjasama dengan
PLN. Studi ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan bahan bakar pembangkit tenaga listrik dengan melakukan
proyeksi volume batu bara di Indonesia, analisa kondisi pasar batubara, peninjauan ulang
supply chain batu bara dan menyajikan pola strategi bisnis untuk fasilitas
coal blending.
Feasibility study of Kijing deep water port in Kunyit River, Pontianak
Studi ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari kajian tahun sebelumnya yaitu
Pre-Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Kijing dimana dalam kajian sebelumnya
diketahui bahwa dari sisi market, technical, commercial
dan inancial, pembangunan Pelabuhan Kijing sudah
dapat dikategorikan feasible.
Implementation of reducing logistic cost in Indonesia Port Development priority projects and inancing
strategy In 2014, IPC still continued the study on reducing the
logistics cost in collaboration with the World Bank. This study focuses on optimizing domestic shipping of container
in Indonesia to reduce the aggregate of logistics costs in Indonesia. This study is expected to be completed in
January 2015. Apart of that, the World Bank also conducts a study dubbed as port development priority projects and
inancing strategy, mainly focused on identifying existing ports to be prioritized. This study is intended to support
domestic connectivity and to establish inancing strategy for the developments of the port.
Feasibility study on Bojonegoro coal blending facility development
In order to support the synergy between SOEs, IPC also undertakes further study on the development of coal
blending facility in Bojonegara, in cooperation with PLN. This study was conducted to ensure the availability of fuel
for the power plants by projecting the volume of coal in Indonesian, analysis of coal market conditions, review of
coal supply chain and present business strategy pattern for coal blending facilities.
Feasibility study of Kijing deep water port in Kunyit River, Pontianak
This Study was done as a follow-up to previous study, i.e “Pre-feasibility Study of Kijing Port Development
Pre-Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Kijing”. In the previous study, it was concluded that Kijing port
construction was deemed feasible in terms of market,
technical, commercial and inancial aspects.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
214
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Lokasi Rencana Pengembangan Pelabuhan Kijing
PONTIANAK
SINGKAWANG BENGKAYANG
NGABANG SANGGAU
SINTANG SAMBAS
KETAPANG
LOKASI PERENCANAAN
U
Rencana Pengembangan 2015
Tahun 2015 diprediksi menjadi tahun yang berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan Indonesia memiliki pemerintahan baru yang mendukung pembangunan sektor maritim. Hal lain yang
akan terjadi di Tahun 2015 adalah diberlakukannya pasar tunggal ASEAN atau yang dikenal dengan Masyarakat
Ekonomi ASEAN MEA 2015 yang akan memberikan dampak pada meningkatnya pertumbuhan arus barang
dan jasa di kawasan ASEAN khususnya Indonesia. Semuanya menjadi tantangan tersendiri bagi IPC untuk
mempersiapkan diri dalam meningkatkan kinerja pelayanan dan kapasitas pelabuhan untuk menunjang
peningkatan perdagangan ke depannya.
Dalam mempersiapkan kondisi yang dinamis seperti itu, IPC terus berusaha mencari peluang-peluang baru yang
dapat memberikan beneit kepada perusahaan dan
berkontribusi untuk pembangunan ekonomi dalam skala nasional. Untuk itu, IPC berencana melakukan beberapa
program pengembangan bisnis pelabuhan di antaranya:
Kajian Implementasi Logistik Pendulum Nusantara
Dalam rangka memperkuat konektivitas dan integrasi logistik secara nasional serta upaya untuk mengurangi
biaya transportasi antar pulau, IPC melakukan kajian terkait dengan jasa pelayaran pendulum di koridor Barat-
Port Kijing Development Plan Location
2015 Development Plan
The year 2015 is predicted to be a diferent year compared to last year. This is due to the fact that
Indonesia has new administration that supports maritime sector development. Other thing that will occur in 2015
is the implementation of ASEAN single market or known as ASEAN Economic Community AEC 2015 which will
afect growth of goods and services lows in ASEAN region, particularly Indonesia. These are particularly challenges
for IPC to prepare itself to improve its service performance and port capacity in supporting trade increase in the near
future.
In preparation of such dynamic conditions, the IPC continues to seek new opportunities that can provide
beneits for the company and contribute to economic development on a national scale. To that end, the IPC plans
to conduct a few programs related to the development of port businesses, which include:
Study on the Implementation of “Pendulum Nusantara”
In order to strengthen connectivity, integrate national logistics, as well as attempt to reduce the cost of
transportation between islands, the IPC conducted a
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
215
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Timur Indonesia yang menghubungkan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar dan Sorong. Kajian ini
menilai kelayakan konsep pendulum koridor Barat–Timur Indonesia, mengidentiikasi pelabuhan-pelabuhan feeder
yang memiliki potensi untuk mendukung Konsep Pendulum atau diperkirakan akan memerlukan pengembangan
berdasarkan peningkatan volume kargo atau arus barang, menghitung kebutuhan investasi dan pengembangan
operasional yang di perlukan di pelabuhan
feeder domestik tersebut, serta membuat strategi pendanaan
untuk pelabuhan–pelabuhan tersebut.
Melakukan kajian pengembangan logistik industrial
area •
Pre-Feasibility study Kawasan Ekonomi Khusus Sorong dan Kijing
Rencana kajian pre-feasibility ini adalah sebagai
bentuk partisipasi BUMN dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia. Kajian bisnis pendahuluan ini terkait pengembangan daerah industri untuk daerah
Sorong Papua dan Kijing Kalimantan Barat yang akan dikembangkan menjadi kawasan ekonomi
khusus. Kajian ini diperlukan untuk mendukung program pengembangan di lokasi tersebut mengingat
konektivitas hinterland dengan pelabuhan merupakan permasalahan yang selalu terjadi di hampir seluruh
pelabuhan, sehingga diperlukan kecermatan dalam perencanaannya.
study that is related to shipping services pendulum in the East-West Corridor that connects Belawan, Tanjung
Priok, Tanjung Perak, Makassar, and Sorong. This study will assess the feasibility of the concept, identify the feeder
ports that have the potential to support the Pendulum Concept, or estimate the requirement of development
based on increased cargo volume or low of goods. In addition, the study will also calculate the investment needs
and operational developments required in feeder ports domestic ports. This includes building a funding strategy
for the ports.
To study the development of logisticsindustrial area •
Pre-Feasibility Study for Special Economic Zones in Sorong and Kijing
The plan to conduct this pre-feasibility study is a form of participation of SOEs into the Masterplan for the
Acceleration and Expansion of Indonesian Economic Development program MP3EI. This preliminary study
is related to business development in industrial areas, such as Sorong Papua and Kijing West Kalimantan,
which will be developed into special economic zones. Studies are needed in order to support development
programs in these locations, considering that the hinterland connectivity to ports is a problem that
occurs in almost all ports. Because of this, accuracy in planning is required.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
216
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
• Pre-Feasibility study Cikarang Bekasi Laut CBL
waterways Dalam rangka meningkatkan konektivitas Pelabuhan
Tanjung Priok dengan hinterland, diperlukan alternatif
moda transportasi. Tidak hanya terbatas transportasi kereta api dan truk akan tetapi juga memungkinkan
penggunaan tongkang. Direncanakan study ini
sebagai kajian awal atas kelayakan pembangunan jalur air melalui pemanfaatan kanalsungai yang
menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan pusat industri di Cikarang.
• Pre-Feasibility study Kerjasama Pengembangan
Cikarang
Dry Port
IPC berencana melakukan kajian bisnis terkait pengoptimalan pemanfaatan Cikarang
Dry Port CDP, ini merupakan bentuk kerja sama antara
PT Pelabuhan Indonesia II Persero dengan PT Cikarang Inland Port yang diharapkan dapat
membantu peningkatan kelancaran arus barang dari Pelabuhan Tanjung Priok ke hinterland. Integrasi kedua
bagian dari mata rantai logistik tersebut diharapkan akan menurunkan waktu tunggu
dwelling time di pelabuhan dan memperkuat sistem logistik nasional.
• Pre-Feasibility Study for Cikarang Bekasi Sea CBL
Waterways In order to improve the connectivity of Port of Tanjung
Priok with the hinterland, it requires alternative mode of transportation. Not limited to only railway and truck
transportation, but also the probability of the use of barges. This study was intended as an initial study on
the feasibility of the construction of a waterway using the canalriver that connect Tanjung Priok port with
industrial center in Cikarang.
• Pre-Feasibility Study on Development Cooperation on Cikarang Dry Port
IPC plans to conduct business studies related to optimizing the utilization of Cikarang Dry Port
CDP. This activity is a form of cooperation between PT Pelabuhan Indonesia II Persero and PT Cikarang
Inland Port, and is expected to help increase the low of goods from Port Tanjung Priok to the hinterland.
Integration of the two companies, in the logistics chain perspective, will reduce the waiting time dwelling time
in ports and strengthen the national logistics system.
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
217
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Lokasi Cikarang Dry Port dan Pelabuhan Tanjung Priok
Melakukan kajian peningkatkan konektivitas pelabuhan dengan
hinterland seperti: • Rencana kajian bisnis jalan tol akses Cibitung-
Cilincing sebagai pendukung aksesibilitas Pelabuhan NewPriok Kalibaru
Sesuai dengan rencana pada Tahun 2015 Container
Terminal 1 di NewPriok akan beroperasi dengan kapasitas 1.500.000 TEU’stahun. Terdapat 8
Container Terminal dan 2 Kilang Minyak pada NewPriok. Setiap
Container Terminal memiliki kapasitas 1.500.000 TEU’s tahun dan 5.000.000 m
3
tahun untuk pengolahan minyak. Pembangunan keseluruhan terminal ini
direncanakan selesai hingga tahun 2030. Untuk itu, IPC akan melakukan studi perkiraan traik ruas jalan
tol Cibitung-Cilincing sebagai pendukung aktivitas terminal petikemas dan kilang minyak di Pelabuhan
NewPriok Kalibaru.
Tourism Cikarang Dry Port and Port of Tanjung Priok
Conducting studiy to increase port connectivity with hinterland area:
•
Business Study Plan to study the Cibitung-Cilincing Access Toll Road as a supporting access to Port
NewPriok Kalibaru As planned, by 2015, Container Terminal 1 will operate
with a capacity of 1.5 million TEUsyear. There are currently 8 container terminals and 2 oil reineries
in NewPriok. Each Container Terminal has a capacity of 1.5 million TEUsyear and 5,000,000m
3
year for oil processing. Construction for this terminal is planned
to be completed by 2030. To that end, the IPC will conduct a study to estimate traic conditions on
the Cibitung-Cilincing toll road to support container terminal and oil reinery activities in Port of NewPriok
Kalibaru.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
218
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
• Feasibility pengembangan pelabuhan laut dalam
di Tanjung Carat, Banyuasin, Sumatera Selatan
Dalam mendukung strategi pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya Koridor Ekonomi Sumatera,
Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi sangat besar untuk menjadi salah satu mesin pertumbuhan
ekonomi. Potensi peningkatan volume logistik yang melalui Koridor Sumatera mejadi tinggi setelah
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengusulkan Tanjung Api-Api sebagai Kawasan Ekonomi Khusus
KEK dan telah disetujui melalui PP No.152014. Namun demikian, kondisi saat ini kurang berkembang
karena belum tersedianya infrastruktur pendukung logistik yang memadai. Untuk itu, PT Pelabuhan
Indonesia II Persero berencana mengembangkan pelabuhan baru Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan sebagai Pelabuhan Laut Dalam
Deep Sea Port. Rencana pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas
pelabuhan dengan hinterland area.
• Feasibility pengembangan pelabuhan laut dalam di Tanjung Carat, Banyuasin, Sumatera Selatan
To support Indonesia’s economic development strategy, particularly in Sumatera Economic Corridor,
South Sumatera Province has huge potential to become one of economic growth driver. Potential increase of
logistics volume through Sumatera corridor is higher when the provincial government of South Sumatera
suggested Tanjung Api-Api as Special Economic Zone and has been approved by Government Regulation No.
152014. Nevertheless, it has not yet developed due to lack of adequate supporting logistics infrastructures.
Therefore, PT Pelabuhan Indonesia II Persero plans to develop new port in Tanjung Carat, Banyuasin
region, Province of South Sumatera as Deep Sea Port. This development plan is expected to enhance the
connectivity between the port and hinterland area.
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
219
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
PROSPEK USAHA, PANGSA PASAR, DAN PROYEKSI PASAR KE DEPAN
Prospek Usaha
Perlambanan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun 2015. Kondisi ini
akan memberikan pengaruh pada kinerja pertumbuhan ekonomi nasional, terutama terkait dengan kegiatan
ekspor dan impor.
Untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dalam APBN 2015 pemerintah masih menargetkan Rp11.900 per dolar.
Jika dibandingkan tahun 2014, apresiasinya masih terlalu rendah, sehingga hal ini berpotensi membuat harga
jual kendaraan bermotor tetap tinggi mengingat masih banyaknya bahan baku yang didatangkan dari impor.
Terkait dengan suku bunga, kenaikan suku bunga acuan BI Rate di akhir tahun menjadi 7,75 akan memicu
kenaikan suku bunga kredit perbankan. Kondisi ini juga akan menekan daya beli masyarakat.
Situasi makro ekonomi ini berpotensi memberikan dampak kurang baik pada industri usaha. Jika hal itu terjadi, kinerja
Perseroan yang bergerak di bidang transportasi laut juga akan menghadapi tantangan.
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi kawasan Asia relatif tinggi dibandingkan kawasan lainnya yang
berdampak pada tingginya arus perdagangan melalui pelabuhan. Dalam konteks regional, mulai tahun 2015
sudah diberlakukan Komunitas Ekonomi ASEAN yang mulai mereduksi batas-batas regulasi dalam hubungan
ekonomi di Asia Tenggara. Tentu hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Perseroan.
Kondisi perekonomian yang semakin stabil serta perdagangan bebas ASEAN tersebut berpotensi
meningkatkan perekonomian nasional, sekaligus menurunkan biaya logistik nasional. Pertumbuhan
kelas menengah ke atas juga merupakan peluang bagi peningkatan kargo.
Selain itu, dukungan Pemerintah terhadap Perseroan sebagai salah satu BUMN sangat penting, termasuk
peluang sebagai mitra strategis dalam pengembangan bisnis baru. Potensi bisnis juga dapat diperoleh dari
layanan-layanan bernilai tambah dalam penanganan kargo di pelabuhan.
BUSINESS PROSPECT, MARKET SHARE, AND FUTURE MARKET PROJECTION
Business Prospects
The global economic slowdown is expected to continue through 2015. As such, the performance of Indonesia’s
national economic growth will be afected, especially with regards to import and export activities.
The government is targeting, as stated in the State Budget 2015, the exchange rate is set to Rp 11,900 per US dollar.
Compared to the 2014 exchange rate, the appreciation is still lower than hoped for. Consequently, this could
potentially cause the selling price of motor vehicles to remain high, especially given the amount of raw materials
that come from imports.
Regarding the interest rate, the increase in the benchmark interest rate BI Rate at the end of the year to 7.75 will
trigger a rise in bank lending rates. This condition will also suppress the people’s purchasing power.
This macro economic situation has the potential to have a less than ideal impact on the business industry. If that
happens, the performance of companies in the ield of maritime transport will also face challenges.
However, economic growth in the Asian region is relatively high compared to economic growth in other regions. This
is due to the high low of trade through the ports. In the regional context, starting in the year 2015, the ASEAN
Economic Community will be enacted, which will start reducing the limits of regulations related to economics in
Southeast Asia. This could potentially create opportunities or provide challenges to the company.
More stable economic conditions and free trade in ASEAN member states could potentially improve the national
economy, while simultaneously lowering the cost of national logistics. The growth of the upper middle class is
also an opportunity to increase cargo.
Furthermore, the Government’s support for the Company as State-Owned Enterprises is very important, including
opportunities as a strategic partner in the development of new businesses. Business potential can also be obtained
from value added services such as cargo handling at the ports.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
220
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Perseroan yang bergerak di bidang industri jasa kepelabuhanan memiliki keunggulan yang kompetitif
dan peluang yang lebih kuat. Proses transformasi yang dilaksanakan oleh Perseroan dalam lima tahun terakhir
baik dari sisi soft
infrastructure dan hard infrastructure menghadirkan keunggulan dan memperkuat posisi
Perseroan untuk menghadapi kompetisi, di samping keunggulan dari sisi geograis yang dekat dengan lokasi
pertumbuhan ekonomi. Perubahan organisasi bisnis dengan dibentuknya anak-anak perusahaan juga dapat
memberikan keunggulan dari sisi
agility, spesialisasi fokus pada
core business, serta pembiayaan sendiri anak perusahaan.
Kondisi perekonomian yang semakin stabil serta perdagangan bebas ASEAN dapat meningkatkan
perekonomian nasional khususnya dalam menurunkan biaya logistik nasional. Pertumbuhan kelas menengah ke
atas juga merupakan peluang bagi peningkatan kargo, di samping dukungan pemerintah terhadap Perseroan
sebagai salah satu BUMN dan peluang untuk
strategic partner dalam pengembangan bisnis baru. Potensi
bisnis juga dapat diperoleh dari value added services
penanganan kargo di pelabuhan.
Pangsa Pasar
Secara keseluruhan realisasi pangsa pasar tahun 2014 dalam satuan box sebanyak 1.333.294 box atau 1,92
di bawah anggaran yang sebesar 1.359.368 box. Dalam satuan TEUs, terealisasi sebesar 1.724.264 TEUs atau
2,60 di bawah anggaran yang sebesar 1.709.261 TEUs. Dalam satuan ton, terealisasi sebesar 50.268.252 ton atau
10,01 di bawah anggaran yang sebesar 55.858.780 ton.
Proyeksi Pasar
Potensi pengembangan Perseroan pada masa mendatang akan didominasi oleh pertumbuhan kargo kontainer,
baik domestik maupun internasional. Potensi tersebut merupakan imbas dari berbagai faktor di antaranya
adalah perubahan kemasan kargo menjadi petikemas atau kontainer kontainerisasi, pertumbuhan GDP baik
dunia maupun Indonesia, pertumbuhan industri, dan kenaikan daya beli masyarakat.
Sebagai negara berkembang dengan populasi tertinggi nomor 4 setelah China, India, dan Amerika Serikat,
dengan mayoritas penduduk merupakan usia muda dan produktif serta pertumbuhan ekonomi yang konsisten di
The company that engages in the port services industry possesses a competitive advantage and stronger
opportunities. The transformation processes undertaken by the Company in the last ive years, both in terms
of soft infrastructure as well as hard infrastructure, presented advantages and strengthened the Company’s
position when facing the competition, in addition to the advantage in terms of geographical location that is close
to economically growing locations. Changes in business organization with the establishment of subsidiaries
can also provide advantages in the form of agility, specializationfocus on the core business, as well as self-
inancing subsidiaries.
More stable economic conditions and the ASEAN free trade are foreseen to boost national economic conditions,
especially in lowering the national logistic expenses. The growth of the upper-middle class is also an opportunity for
cargo improvement, in addition to government support to the Company as a SOE, and the opportunities for being a
strategic partner in new business development. Business potential can also be obtained from value added services
of cargo handling in ports.
Market Share
Overall realization of market share in 2014 in box unit is 1,333,294 boxes or 1.92 below budget of 1,359,368
boxes. In TEUs unit, realization is 1,724,264 TEUs or 2.60 below budget of 1,709,261 TEUs. In tone unit, realization is
50.268.252 tonnes or 10.01 below budget of 55.858.780 tonnes.
Market Projections
The Company’s development potential in the future will be dominated by container growth, both domestic and
international. This potential is the result of several factors, such as cargo packaging into containers containerization,
GDP growth in Indonesia and worldwide, industrial growth, and rising purchasing power.
As a developing country with the 4th largest population in the world after China, India, and the U.S., the majority
of the population being of a young and productive age, and with a consistent economic growth of above 5
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
221
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
atas 5 selama beberapa tahun terakhir akan berdampak pada daya beli masyarakat yang diperkirakan akan terus
meningkat. Berkaitan dengan fungsi hub and spoke
pelabuhan di Indonesia, sampai dengan saat ini mayoritas petikemas sudah
direct call ke negara tujuan, dengan pengembangan pelabuhan Tanjung Priok saat ini berupaya
dapat menekan jumlah kontainer yang transhipment di
Singapura. Kondisi eksternal yang memberikan dukungan atas
pencapaian target dalam jangka menengah dan panjang, di antaranya proyeksi pertumbuhan kargo di Indonesia
diperkirakan mencapai 6 per tahun. Dengan demikian, nilai pasar kargo Indonesia akan mencapai Rp67 triliun.
Kontributor terbesar pada pasar kargo Indonesia adalah cargo handling sebesar 77, kemudian jasa perkapalan
sebesar 15 dan kargo transit storage sebesar 8.
Artinya, Perseroan memiliki kesempatan yang sangat besar melihat proyeksi pertumbuhan kargo tersebut.
Proyeksi pertumbuhan pendapatan dari investasi yang khusus pada pasar kontainer CAGR mencapai 12 hingga
tahun 2018. Dari total Rp67 triliun proyeksi potensi pasar di Indonesia dengan tidak melupakan perkembangan
kargo lain, kontainerisasi menyumbangkan Rp18 triliun atau sebesar 27. Hal ini semakin menunjukan bahwa
kontainerisasi bisa menjadi salah satu
generator penghasil pendapatan bagi Perseroan.
Dengan asumsi ini, prospek usaha Perseroan masih akan terus tumbuh. Hal ini akan sangat menunjang
visi Perseroan untuk menjadi pemain pada industri kepelabuhanan kelas dunia.
INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN
Perseroan tidak mencatat adanya informasi dan fakta material setelah tanggal neraca 31 Desember 2014.
INVESTASI BARANG MODAL YANG DIREALISASIKAN PADA TAHUN BUKU TERAKHIR
Pada akhir tahun buku, Perseroan tidak memiliki informasi investasi barang modal yang direalisasikan pada akhir
tahun buku. in the last few years, the people’s purchasing power is
expected to continue to rise. In relation to the port hub and spoke function in Indonesia, most of the containers
currently have direct calls to their designated countries. With the development of Port Tanjung Priok, the number
of containers for transshipment in Singapore has been decreased.
External conditions that provides support to target achievements in the medium and long term, including
cargo growth projections in Indonesia estimating to about 6 per year. Hence, the value of the Indonesian cargo
market will reach Rp67 trillion.
The largest contributor to the cargo market in Indonesia is cargo handling 77, followed by shipping services 15,
and cargo transit and storage 8. In other words, the Company has a tremendous opportunity to foresee cargo
growth projections.
Projected growth in earnings return from investments speciic to the container market CAGR is 12 by year
2018. Of the total Rp 67 trillion projected market potential in Indonesia, not forgetting the development of other
cargo, containerization contributes to Rp 18 trillion or 27. This further indicates that containerization could
be one of the revenue producing generators for the Company.
With these assumptions, the outlook for the Company is that the Company’s business will continue to grow. This
will support our vision to become a contender in the World-Class Port Industry.
INFORMATION AND MATERIAL FACTS AFTER ACCOUNTING REPORT
The Company did not record any information and material facts after balance sheet date of 31 Desember 2014.
REALIZATION OF INVESTMENT IN CAPITAL GOODS IN THE LAST FISCAL YEAR.
On the last iscal year, the Company did not have information on realized investment in capital goods on the
last iscal year.
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
222
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN DANATAU MANAJEMEN YANG DILAKSANAKAN
PERUSAHAAN PT Pelabuhan Indonesia II Persero merupakan Badan
Usaha Milik Negara BUMN yang kepemilikan sahamnya 100 dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia. Oleh
karena itu, Perseroan tidak memiliki program kepemilikan saham oleh karyawan dan atau manajemen.
REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM
PT Pelabuhan Indonesia II Persero tidak melakukan Initial Public Ofering IPO sehingga informasi mengenai
realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum tidak dapat disajikan dalam laporan tahunan ini.
INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN
Selama tahun 2014, Perseroan tidak memiliki informasi transaksi material yang mengandung benturan
kepentingan. a. Sifat Hubungan Ailiasi
Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemegang saham utama Perseroan. Seluruh entitas yang dimiliki
dan dikendalikan oleh Pemerintah Republik Indonesia serta entitas di mana Pemerintah Republik Indonesia
memiliki pengaruh signiikan.
b. Transaksi Dengan Pihak Berelasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan
beserta entitas anak melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi. Rincian akun signiikan dengan
pihak-pihak berelasi Pemerintah, entitas Pemerintah, atau dinyatakan lain dapat dilihat pada lampiran
laporan keuangan
audited catatan 42 tentang Sifat Hubungan dan Transaksi dengan Pihak Berelasi.
EMPLOYEE ANDOR MANAGEMENT SHARE OWNERSHIP PROGRAM CONDUCTED BY THE COMPANY
PT Pelabuhan Indonesia II Persero is a state-owned enterprise in which its 100 shares are owned by the
Government of Republic of Indonesia. Therefore, the Company does not own any employee andor management
stock ownership program.
REALIZATION OF FUND UTILIZATION FROM PUBLIC OFFERING
PT Pelabuhan Indonesia II Persero does not conduct Initial Public Ofering IPO therefore the information upon
the realization of fund spending from public ofering is unable to be presented in this annual report.
INFORMATION OF MATERIAL TRANSACTION CONTAINING CONFLICT OF INTEREST AND
TRANSACTION WITH RELATED PARTIES During 2014, the Company did not have any material
information containing conlict of interests. a. Nature of Ailiation
The Government of Republic of Indonesia is the major shares owner of the Company. All entities owned and
controlled by the Government of Republic of Indonesia as well as the entity in which the Government of
Republic of Indonesia has a signiicant impact.
b. Transaction with Related Party In performing its business activities, the Company
with subsidiary companies performs certain transactions with related parties. The description of
signiicant account with related parties Government, Government entity or stated otherwise is presented in
the audited inancial report, note number 42 of Nature of Relations and Transactions with Related Parties.
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
223
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
REGULATION CHANGES THAT MAY SIGNIFICANTLY IMPACT ON THE COMPANY’S PERFORMANCE
During 2014, the Company did not have any change in laws and regulations that had a signiicant impact on the
Company.
ACCOUNTING POLICY CHANGES APPLIED IN THE LATEST FISCAL YEAR
The Company consolidated inancial report has been compiled and presented in accordance with the Financial
Accounting Standard SAK in Indonesia, which includes the Statement and Interpretation issued by Board of Financial
Accounting Standard DSAK of Indonesian Accountant Institution. As it is disclosed in this following note, several
accounting standards which have been revised and published will be efectively applied per June 1, 2012.
The Company applies PSAK No 38 revision of 2012 “The Combination of A Controlling Business Entity” efectively on
January 1, 2013. The combination of a controlling business entity is applied through policy of interest method. In
implementing policy of interest method, the aspect of inancial report from engaged entity PT Pengerukan
Indonesia is presented in such a way that the business entity has joined since the beginning of the presentation
period.
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN Selama tahun 2014, Perseroan tidak memiliki informasi
atas perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signiikan terhadap kinerja Perseroan.
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG DITERAPKAN PADA TAHUN BUKU TERAKHIR
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan SAK di Indonesia, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan DSAK Ikatan Akuntan Indonesia. Seperti yang diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di
bawah ini, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Juni 2012.
Perseroan menerapkan PSAK No 38 revisi 2012 “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” berlaku efektif
1 Januari 2013. Kombinasi bisnis entitas sepengendali dibukukan menggunakan metode penyatuan kepemilikan
policy of interest. Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur laporan keuangan dari entitas yang
terlibat PT Pengerukan Indonesia disajikan sedemikian rupa sehingga seolah-olah entitas atau bisnis tersebut
telah bergabung sejak awal periode penyajian.
TATA KELOLA
PERUSAHAAN
CORPORATE GOVERNANCE
03
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa dan Pembahasan Manajemen
Tata Kelola Perusahaan
Perseroan menerapkan strategi Pertahanan Tiga Lapis dalam
mengelola potensi risiko yang dihadapi Perseroan. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan daya tahan Perusahaan terhadap
segala risiko yang dihadapi.
The Company has applied Three Layers of Defense Strategy to manage its potential risks.
This is conducted to enhance Company’s ability in dealing with any risks.
IPC in Brief Company Profile
Managament Discussion Analysis
Corporate Governance
226
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN |
CORPORATE GOVERNANCE
227
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Penerapan Good Corporate Governance telah menjadi bagian integral dari kegiatan usaha
Perseroan.
GCG implementation is an integral part of the Company’s business processes.
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik GCG:
Good Corporate Governance bagi Perseroan bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban seperti
tertuang dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER- 01MBU2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
yang baik bagi BUMN. Lebih dari itu, penerapan GCG sudah menjadi bagian integral dari kegiatan usaha Perseroan.
Penerapan GCG pada dasarnya adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan
perusahaan berlandaskan peraturan perundang- undangan dan etika berusaha. Hal inilah yang dijaga dan
terus dikembangkan oleh Perseroan, sejalan dengan upaya mengembangkan bisnis secara berkesinambungan.
Manajemen berkeyakinan bahwa pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik akan mendukung pencapaian
sasaran bisnis dalam jangka panjang. Bahkan ikut memberikan keunggulan kompetitif dalam menghadapi
persaingan.
Karena itulah, pelaksanaan tata kelola perusahan yang baik telah menjadi komitmen dari segenap manajemen
dan karyawan Perseroan untuk melaksanakan praktek penyelenggaraan bisnis yang sehat, beretika, dan
bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan.
Tujuan Perseroan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, antara lain untuk:
1. Memberikan nilai tambah bagi Perseroan maupun Pemegang Saham
2. Memaksimalkan nilai Perseroan agar memiliki kualitas pelayanan yang berkelas Internasional
3. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulator 4. Mendorong pengelolaan Perseroan secara profesional,
transparan dan eisien serta memberdayakan fungsi The implementation of GCG Good Corporate Governance
for the Company is not merely to fulill the obligations as laid out in the Regulation of the Minister of State
Enterprises No. PER-01MBU2011 on the Implementation of Good Corporate Governance for SOEs. Moreover, the
implementation of GCG has become an integral part of the Company’s business activities.
GCG implementation is basically the principles that underlie the process and mechanism of an enterprise’s
management based on the legislations and business ethics. This is maintained and further developed by the
Company, in line with the eforts to develop a continuous business.
The management believes that the implementation of good corporate governance will support the achievement
of business objectives in the long term. Even help provide a competitive advantage in facing competition.
Therefore, the implementation of good corporate governance has been the commitment of all
management and employees of the Company to carry out the implementation of sound, ethical, and responsible
business practices to the stakeholders.
The objectives of the Company in implementing the principles of GCG are, among others, to:
1. To provide added value to the Company and Shareholders;
2. To maximize the value of the Company in order to have an International class service quality;
3. Increasing compliance to the regulators; 4. Encourage the management of the Company in a
professional, transparent and eicient manner as
228
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Internal Audit dan Sekretaris Perusahaan
5. Mendorong agar setiap pengambilan keputusan atau kebijakan dilandasi dasar hukum dan standar etika
yang tinggi 6. Melindungi Dewan Komisaris dan Direksi dari
kemungkinan adanya tuntutan hukum Hal itu sejalan dengan prinsip-prinsip GCG yang
dikeluarkan Kementerian BUMN seperti dikemukakan di atas, yang rinciannya meliputi:
1. Transparansi transparency, yaitu keterbukaan
dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi
material serta relevan mengenai perusahaan. Perseroan menjamin adanya keterbukaan dan
objektivitas dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kegiatan usahanya.
Perseroan menyediakan informasi yang bersifat material dan relevan mengenai perusahaan dengan
cara yang mudah diakses dan dipahami oleh para pemangku kepentingan. Perseroan juga mengambil
inisiatif untuk mengungkapkan, tidak hanya informasi yang dipersyaratkan oleh anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga hal-hal yang penting serta mempengaruhi
pengambilan keputusan para pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas accountability, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Perseroan bekerja dengan akuntabilitas tinggi serta
mempertanggungjawabkan segala tindakannya secara transparan dan wajar untuk kepentingan
Perseroan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, etika
perilaku bisnis dan budaya perusahaan dengan tetap memperhatikan
stakeholders guna mencapai kinerja Perseroan secara berkesinambungan.
3. Pertanggungjawaban responsibility, yaitu kesesuaian
dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat; Perseroan berpegang teguh pada prinsip kehati-
hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perusahaan, Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Perseroan juga melaksanakan tanggung jawab sosial, antara lain
well as empowering the functions of the Board of Commissioners, the Board of Directors, the Audit
Committee, Internal Audit and Corporate Secretary; 5. To ensure that every decision or policy is based on a
legal basis and high ethical standards; 6. To protect the Board of Commissioners and the Board
of Directors from lawsuit possibilities. This is in line with the principles of GCG which was issued
by the Ministry of State Enterprises as mentioned above, the details of which include:
1. Transparency, which is the transparency in the
decision making process and transparency in disclosing material and relevant information about the
company. The Company guarantees the presence of
transparency and objectivity in the decision making process in conducting its business activities. The
Company provides material and relevant information regarding the company in a manner that is easily
accessible and understood by the stakeholders. The Company also took the initiatives to express, not only
the information required by the applicable articles of association and regulations, but also matters that are
important and inluential to the decision making of the stakeholders.
2. Accountability, which is the clarity of function, implementation and accountability of the instruments
so that the management of the company is conducted in an efective manner.
The Company performs with high accountability as well as accountable for all its actions in a transparent
and fair manner for the interests of the Company in accordance with the provisions of the Articles of
Association, the applicable legislations, business ethics and corporate culture with regard to the stakeholders
in order to achieve the Company’s performance on an ongoing basis.
3. Responsibility, the conformity of the management company to the legislations and sound corporation
principles; The Company adheres to the prudence principle
and ensure compliance to the prevailing company’s regulations, Articles of Association and legislations.
The Company also undertakes social responsibility, among others, concern for the community and
the environment, especially in the surroundings of
TATA KELOLA PERUSAHAAN |
CORPORATE GOVERNANCE
229
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
kepedulian terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar Perseroan dengan
membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai sehingga terpelihara kesinambungan usaha
Perseroan.
4. Kemandirian independency, yaitu keadaan di
mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat.
5. Kewajaran fairness, yaitu keadilan dan kesetaraan
di dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan. Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki
kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari Perseroan. Pemberlakuan prinsip ini diharapkan
dapat melarang terjadinya praktik-praktik tercela yang dilakukan oleh orang dalam dan yang dapat merugikan
pihak lain. Perseroan selalu menjaga hubungan baik dengan karyawan dan menghindari praktik diskriminasi
serta menghormati hak-hak karyawan.
Sebagai wujud komitmen dari pelaksanaan GCG pada tahun 2014, Dewan Komisaris, Direksi, beserta seluruh
karyawan telah menandatangani pakta integritas berdasarkan pedoman GCG serta janji kode etik bisnis
yang menegaskan komitmen Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan terhadap pelaksanaan bisnis
yang adil, transparan dan beretika serta sebagai bentuk kepatuhan peraturan dan regulasi sesuai dalam Kode Etik
Bisnis IPC. Hal ini diterapkan di seluruh tingkat organisasi dan kegiatan operasional Perseroan.
Selain itu, Perseroan juga senantiasa mengadakan rangkaian kegiatan perbaikan Pedoman Tata Perusahaan
Good Corporate Governance, Pedoman Tata Kelola Direksi dan Dewan Komisaris
Board Manual, Pedoman Etika Kode Etik Bisnis dan Perilaku Usaha, Pedoman
Pelaporan Pelanggaran serta penyempurnaan organ GCG guna menunjang implementasi GCG di masa yang
akan datang. Konsistensi assessment dan audit yang
komprehensif secara berkala adalah bagian dari upaya peningkatan kualitas tata kelola perusahaan.
Bagi Perseroan serta seluruh jajarannya, penerapan prinsip-prinsip tersebut sudah menjadi komitmen dalam
the Company by preparing adequate planning and implementation, therefore maintaining the continuity
of the Company’s business.
4. Independency, which is a state in which the company is managed in a professional manner with no conlicts
of interest and inluence pressure from any party that does not comply with the legislations and sound
corporate principles.
5. Fairness, namely justice and equality in fulilling the rights of the stakeholders arising under agreements
and legislations. All stakeholders must have the opportunity to get a
fair treatment from the Company. The enforcement of this principles is expected to prohibit harmful
practices done by the people from within and may be detrimental to others. The Company always
maintain good relations with the employees and avoid discriminatory practices as well as respecting the
rights of employees.
As a form of GCG commitment in 2014, the Board of Commissioners, the Board of Directors, and all employees
have signed an integrity pact based on the GCG guidelines as well as business ethics pledge which conirms the
commitment of the Board of Commissioners, the Board of Directors and all employees to a fair, transparent and
ethical business implementation as well as a form of laws and regulations compliance, in accordance to the IPC
Codes of Conduct. This is applied at all organizational and operational levels of the Company.
In addition, the Company also continuously hold a series of improvement activities on Governance Guidelines, Board
Manual, Code of Conducts Business Ethics and Business Conduct, Guidelines for Reporting Violations as well as
improvements of GCG instruments organs to support the implementation of GCG in the future. The consistency
of assessment and periodical comprehensive audits as part of the eforts to improve the quality of corporate
governance.
For the Company as well as its entire staf, the application of these principles has become a commitment in each
230
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
setiap pengelolaan usaha Perseroan. Implementasi terus dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi dan
internalisasi prinsip-prinsip GCG pada semua anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan, sehingga menjadi
tradisi yang harus diimplementasikan dalam setiap aktivitas bisnis sehari-hari.
Kebijakan lain yang dilakukan Perseroan dalam upayanya melaksanakan budaya GCG adalah membuat
pengumuman larangan gratiikasi kepada seluruh karyawan untuk tidak meminta, memberikan atau
menerima hadiah dalam segala bentuk, baik langsung maupun tidak langsung. Dukungan dan kerja sama para
pihak tentu sangat dibutuhkan dalam mewujudkan komitmen Perseroan agar senantiasa terus meningkatkan
implementasi prinsip GCG dalam berbagai program kerja. Untuk mewujudkan hal itu, antara lain dilakukan dengan
meningkatkan efektivitas kerja Komite Audit dan Divisi Internal Audit. Selain itu, juga mengoptimalkan fungsi
Divisi Sekretaris Perusahaan.
Landasan Pelaksanaan
Penerapan prinsip-prinsip GCG di lingkungan Perseroan mengacu padan sejumlah aturan yuridis. Di antaranya,
mengacu pada Undang Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Undang-Undang
No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Selain itu, berlandaskan juga pada Peraturan Menteri BUMN No. PER-01MBU2011 tanggal 1 Agustus 2011
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada Badan Usaha
Milik Negara, yang merupakan penyesuaian dari Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-117
MBU2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang penerapan praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik
Negara. Landasan lainnya, termasuk Pedoman Umum Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh
Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG, serta memperhatikan etika dan praktik bisnis terbaik.
Sedangkan indikator penilaian dan evaluasi penerapan tata kelola perusahaan yang baik dilaksanakan berdasarkan
Surat Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara No. SK-16S.MBU2012 tentang Indikator
Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara.
management of the Company’s business. Implementation continues to be conducted by improving the socialization
and internalization of GCG principles to all members of the Board of Commissioners, Board of Directors and
employees, so that it becomes a tradition that must be implemented in all daily business activities.
Another policy conducted by the Company in its eforts to implement the GCG culture is by making gratiication
prohibition announcements to all employees to not ask, give or accept gifts of any kind, either directly or indirectly.
The support and cooperation of all parties are surely required in realizing the Company’s commitment to always
continue to improve the implementation of the GCG principles in various work programs.
for that purpose, IPC was improving the efectiveness of the Audit Committee as well as Internal Audit. In addition,
it also optimizing the function of Corporate Secretary division.
Implementation Foundation
The implementation of GCG principles within the Company refers to a number of juridical rules. such as, refers to Law
No. 19 of 2003 on State-Owned Enterprises and the Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Company.
In addition, it is also based on the Regulation of the Minister of SOEs No. PER-01MBU2011 dated 1 August 2011 on
the Implementation of Good Corporate Governance GCG in State-Owned Enterprises, which is the adjustment of
the Decree of the Minister of State Enterprises No. Kep- 117MBU2002 dated 31 July 2002 on the implementation
of Good Corporate Governance practices in State-Owned Enterprises. Another platform, including the General
Guidelines of Good Corporate Governance which was issued by the National Committee on Governance NCG,
and with regard to ethics and best business practices.
While the indicators of assessment and evaluation of the implementation of good corporate governance are
implemented based on the Decree of the Secretary of the Ministry of State Owned Enterprises No. SK-16S.
MBU2012 on the Assessment and Evaluation Indicators Parameters of the Implementation of Good Corporate
Governance GCG on State-Owned Enterprises.
TATA KELOLA PERUSAHAAN |
CORPORATE GOVERNANCE
231
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Adapun indikator tersebut terdiri dari: 1. Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan
yang baik secara berkelanjutan 2. Pemegang saham dan RUPSInvestor
3. Dewan Komisaris 4. Direksi
5. Pengungkapan informasi dan transparansi 6. Aspek lainnya
Hasil Asesmen
Pada tahun 2014, Perseroan melakukan penilaian terhadap implementasi GCG untuk memastikan bahwa
penerapannya dijalankan secara optimal. Hasil evaluasi akan menjadi masukan yang sangat penting bagi perbaikan
implementasi GCG dan pengambilan keputusan di bidang penerapan GCG pada masa datang, sehingga manfaatnya
dapat diperoleh secara optimal.
Metodologi evaluasi untuk Perseroan mengacu pada alat ukur scorecard yang terangkum dalam Surat Keputusan
Sekretaris Kementerian BUMN SK-16S.MBU2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang IndikatorParameter Penilaian dan
Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara, dengan sejumlah penyesuaian.
Berdasarkan hasil self assessment penerapan GCG pada PT Pelabuhan Indonesia II Persero, untuk periode tahun
2014, yang dilakukan sejak tanggal 7 Januari 2015 sampai dengan 7 Maret 2015, dapat disimpulkan bahwa kondisi
penerapan GCG pada PT Pelabuhan Indonesia II Persero mencapai skor 83,48 dari skor maksimal 100,00 atau
83,48, dengan predikat “BAIK”.
Jika dibandingkan dengan penilaian tahun 2013 yang menghasilkan skor 78,12, terjadi peningkatan yang cukup
tinggi. Hal itu, di antaranya didorong oleh semangat penerapatan tata kelola, pengungkapan informasi dan
transparansi yang meningkat.
Uraian atas skor tersebut adalah sebagai berikut:
NO ASPEK PENILAIAN
BOBOT POINT
CAPAIAN TAHUN 2013 ACHIEVEMENTS IN
2013 CAPAIAN TAHUN 2014
ACHIEVEMENTS IN 2014 KETERANGAN
DESCRIPTION ASPECT GOVERNANCE
SKORSCORE SKOR
SCORE PERSENTASE
PERCENTAGE I
Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola
secara Berkelanjutan 7,00
4,35 5,97
85,29 Sangat Baik
Excellence Commitment to Continuous
Corporate Governance Implementation
II Pemegang Saham dan
RUPSPemilik Modal 9,00
7,44 7,45
82,78 Baik
Good Shareholders and GMS
Investor III
Dewan Komisaris Dewan Pengawas
35,00 27,45
30,77 87,91
Sangat Baik Excellence
Board of Commissioners Supervisory Board
The indicators consist of: 1. Commitment to the implementation of good corporate
governance in a sustainable manner 2. Shareholders and GMSInvestors
3. Board of Commissioners 4. Board of Directors
5. Disclosure of information and transparency 6. Other aspects
Assessment Results
In 2014, the Company made an assessment on the implementation of GCG to ensure that its application is run
optimally. The evaluation results will be a very important input for the improvement of GCG implementation and
decision-making in the ield of GCG implementation in the future, so that the beneits can be obtained optimally.
The evaluation methodology for the Company refers to the measurement tools scorecard that are summarized
in the Decree of the Secretary of the Ministry of SOE Ministry SK-16S.MBU2012 dated 6 June 2012 on
Indicators Parameters of Assessment and Evaluation on the Application of Good Corporate Governance GCG on
State-Owned Enterprises, with a number of adjustments.
Based on the self assessment results over the implementation of GCG for the period of 2014 at
PT Pelabuhan Indonesia II Persero, which was conducted from January 7, 2015 to March 7, 2015, the
score of GCG implementation at PT Pelabuhan Indonesia II Persero is 83,48 out of a maximum score of 100.00, or
83.48, with predicate of “GOOD”.
When compared with the assessment in 2013, resulted in a score of 78.12, the result shows a signiicant increase,
driven by, among others, the spirit of implementing disclosure of information and transparency.
The description of the above scores are as follows:
232
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
NO ASPEK PENILAIAN
BOBOT POINT
CAPAIAN TAHUN 2013 ACHIEVEMENTS IN
2013 CAPAIAN TAHUN 2014
ACHIEVEMENTS IN 2014 KETERANGAN
DESCRIPTION ASPECT GOVERNANCE
SKORSCORE SKOR
SCORE PERSENTASE
PERCENTAGE IV
Direksi 35,00
31,12 31,5
90,00 Sangat Baik
Excellence Board of Directors
V Pengungkapan Informasi
dan Transparansi 9,00
7,75 7,79
85,86 Sangat Baik
Excellence Disclosure of Information
Transparency VI
Aspek Lainnya 5,00
0,00 0,00
0,00 -
Other Aspects
TOTAL 100,00
78,12 83,48
83,48 Baik
Good TOTAL
Berdasarkan perbandingan pada tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa kenaikan yang cukup baik pada
aspek Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan dan peningkatan signiikan pada aspek
Dewan Komisaris.
Perbaikan praktik GCG pada kedua aspek tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
A. Aspek Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan
• Perusahaan memiliki kebijakan whistleblowing
system WBS dengan media-media pelaporan yang mampu mengakomodir informasi masuk dari
pelapor dengan mudah • Perusahaan melaksanakan sosialisasi program
WBS • Perusahaan memiliki pedoman pengendalian
gratiikasi di seluruh wilayah kerja • Program pengendalian gratiikasi disosialisasikan
kepada seluruh karyawan • Perusahaan melakukan pembaharuan pada
dokumen Board Manual dan Code of Conduct
• Perusahaan memiliki kebijakan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara LHKPN
• Perusahaan melaporkan LHKPN para pejabatnya kepada KPK.
B. Aspek Dewan Komisaris Dewan Komisaris memiliki serangkaian kebijakan
yang terangkum dalam SOP Standard Operating
Procedure Dewan Komisaris yang antara lain meliputi: •
Kebijakan pengenalan Komisaris baru •
Kebijakan program pelatihan Dewan Komisaris • Mekanisme pengambilan keputusan Dewan
Komisaris secara formal •
Kebijakan Informasi yang disediakan oleh Direksi •
Kebijakan pemantauan lingkungan bisnis •
Kebijakan atas akuntansi dan penyusunan laporan keuangan
• Kebijakan atas kepatuhan Perusahaan
Based on the comparison in the table above, it can be seen that the increase is quite signiicant on the aspect
of Commitment to Sustainable Governance and on the aspects of BOC.
Improvements of GCG practice on both aspects include the following:
A. Aspects of Commitment to Sustainable Governance
• The Company has established a policy of whistleblowing system WBS, which uses reporting
media to accommodate the incoming information from whistleblowe with ease.
• The Company carries out the dissemination
program of WBS •
The Company has established guidelines for gratuities control in all areas of work
• Gratuities control program has been disseminated to all employees
• The Company reforms the dBoard Manual and Code of Conduct
• The Company has establish a policy of State Oicials Wealth Report LHKPN
• The Company reports LHKPN of its oicials to KPK.
B. Aspects of the Board of Commissioners
BOC has a set of policies which are summarized in the SOP Standard Operating Procedure of BOC which
include the following: • Policy on induction program for new
Commissioners •
Policy on BOC training program •
Mechanism of formal decision-making of the Board on Commissioners
• Policy on information provided by the Board of Directors
• Policy on monitoring the business environment
• Policy on accounting and the preparation of inancial statements
• Policy on the Company’s compliance
TATA KELOLA PERUSAHAAN |
CORPORATE GOVERNANCE
233
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
• Kebijakan pelaporan terjadinya gejala menurunnya
kinerja perusahaan • Kebijakan atas pengelolaan anak perusahaan
perusahaan patungan •
Pedoman tata tertib rapat Dewan Komisaris • Kebijakan pengukuran dan penilaian kinerja
Dewan Komisaris • Kebijakan penilaian kinerja Direksi dan pelaporan
kepada Pemegang Saham • Kebijakan pemantauan penerapan prinsip-prinsip
Tata Kelola Perusahaan yang Baik
REKOMENDASI PERBAIKAN PENERAPAN GCG TAHUN 2015
Action Plan terhadap Area of Improvement AoI bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tindak lanjut yang didasari
dengan komitmen semua pihak terkait, akan meningkatkan penerapan GCG yang mengacu pada
compliance pada ketentuan yang berlaku dan
best practices yang standarnya senantiasa ditingkatkan.
No Rencana Aksi
Pihak TerkaitPelaku Related PartyParty
Action Plan PSRUPS
SGMS
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direksi Board of
Directors
1. Adanya uraian mengenai pelanggaran dan sanksi
yang dilakukan dalam Pedoman Perilaku √
Code of Conduct contains a description of the violation and the sanction imposed
2. Terdapat laporan pelaksanaan GCG kepada
Direksi yang memuat Rencana kerja action
plan untuk penerapan GCG dan pemantauan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan
komitmen kepada stahekolders.
√ Report on the implementation of GCG submitted
to the Board of Directors contains an action plan for the implementation of GCG and monitoring
of compliance with applicable regulations, and commitment to stahekolders.
3. Pelaksanaan komunikasisosialisasi atas
pedoman GCG, Pedoman Perilaku dan Board Manual kepada Dewan Komisaris, Direksi, organ
pendukung dan pejabat setingkat di bawah Direksi.
√ Implementation of the communication
dissemination of corporate governance guidelines, Code of Conduct and Board Manual
to the Board of Commissioners, the Board of Directors, supporting organ, and the oicial one
level below the Board of Directors. 4.
Ada kebijakanpanduan tambahan petunjuk teknis untuk pelaksanaan CoC misalnya SOP
mekanisme penegakan CoC yang ditetapkan. √
Develop policies guidelines additional technical guidelines for the implementation of the CoC, for
example SOP CoC enforcement mechanism. 5.
Penambahan poin pemantauan atas pelaksanaan pada Kebijakan Pengendalian Gratiikasi
√ The addition of points of monitoring the
implementation of Gratuity Control Policy. 6.
Pendistribusian ketentuan dan perangkat pengendalian gratiikasi di lingkungan
Perusahaan. √
Distribution of provisions and devices for controlling gratuities in the corporate
environment. 7.
Kebijakanmekanisme tentang pengendalian gratiikasi dipublikasikan kepada stakeholders
melalui media antara lain website, poster, majalah dan lain-lain.
√ Policies regarding gratuities control mechanisms
have been published to stakeholders through the media, among others, websites, posters,
magazines and others. 8.
Penulisan laporan pengendalian gratiikasi setiap tahun
√ Prepare reports gratuities control every year.
9. Ada laporan pelaksanaan WBS yang memuat:
kasus yang dilaporkan; pelaksanaan atas tindak lanjut dugaan penyimpangan pada perusahaan.
√ WBS report contains: cases reported; follow-up of
alleged irregularities in the company. 10.
Adanya suratpembahasan dalam rapat Dewan Komisaris untuk meminta informasi
yang dibutuhkan jika Direksi tidak memenuhi kewajiban penyediaan informasi kepada Dewan
KomisarisDewan Pengawas NA bila laporan Direksi ke Dewan Komisaris tidak ada masalah.
√ Letter discussion in the meeting of the Board
of Commissioners to request information that is required, in the event the Board of Directors does
not fulill the obligation to provide information to Board of Commissioners Supervisory Board NA
if there is no issues in the the Board of Directors report to the Board of Commissioners.
11. Adanya mekanisme Dewan Komisaris untuk
meyakinkan bahwa hasil telaahan atas rancangan RKAP ditindaklanjuti oleh Direksi.
√ The mechanism of the Board of Commissioners
to ensure that the indings on the draft of RKAP has been acted upon by the Board of Directors.
12. Telaahan Dewan Komisaris atas visi misi
dilakukan setidaknya 3 tahun sekali. √
A review on the vision and mission is performed by the Board of Commissioners at least every
3 years.
• Policy on reporting the occurrence of symptoms of declining performance of the Company
• Policy for managing subsidiaries joint ventures • Guidelines on the rules for Board of Commissioners
meetings • Policy on measurement and assessment of
performance of the Board of Commissioners • Policy on performance appraisal of the Board of
Directors and reporting to the Shareholders • Policy on monitoring the implementation of the
principles of Good Corporate Governance
RECOMMENDATIONS FOR IMPROVEMENT OF GCG APPLICATION IN 2015
Action Plan for Areas of Improvement AOI can be seen in the table below. The follow-up of this recommendation,
which depends on the commitment of all parties concerned, will improve the implementation of GCG with
refers to compliance to applicable regulations and best practices, the standards of which continuously improved.
234
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
No Rencana Aksi
Pihak TerkaitPelaku Related PartyParty
Action Plan PSRUPS
SGMS
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direksi Board of
Directors
13. Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap
kebijakan pengadaan barang dan jasa serta pelaksanaannya.
√ The Board of Commissioners reviews the
procurement policy and its implementation. 14.
Dewan Komisaris melakukan telaah atas kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan.
√ The Board of Commissioners reviews the
policy of quality and services, as well as its implementation.
15. Saran, harapan, permasalahan dan keluhan
dari stakeholders dibahas secara intensif
oleh Dewan KomisarisDewan Pengawas dan pembahasan menghasilkan simpulan berupa
saran penyelesaian kepada Direksi. √
Suggestions, expectations, concerns and complaints from stakeholders are discussed
intensively by the Board of Commissioners Supervisory Board and discussions resulted in
the completion of the conclusions, in the form of advice to the the Board of Directors.
16. Dewan Komisaris memberikan arahan atas aspek
Teknologi Informasi TI sesuai master plan TI dan
kebutuhan perkembangan TI. √
BOC provides guidance on aspects of Information Technology IT in accordance with the master
plan and the needs of IT development. 17.
Dewan Komisaris memiliki hasil telaah Dewan KomisarisDewan Pengawas atas kebijakan
rancangan kebijakan pengelolaan sumber daya manusia, khususnya tentang manajemen
karir di perusahaan, sistem dan prosedur promosi, mutasi dan demosi di perusahaan dan
pelaksanaan kebijakan tersebut. √
The Board of Commissioners has the review from the Board of CommissionersSupervisory
Board on policydraft policy on the management of human resources, particularly on career
management, systems and procedures, promotion, transfer and demotion in the
Company and the implementation of the policy. 18.
Dewan KomisarisDewan Pengawas menyampaikan kepada RUPSPemilik Modal
alasan pemilihan Auditor Eksternal dan besarnya honorariumimbal jasa yang diusulkan untuk
eksternal auditor tersebut. √
The Board of CommissionersSupervisory Board submit reasons behind the appoinment of
the External Auditor and the honorariumfee proposed for the external auditors, to the AGM
shareholders. 19.
Ada telaahan dan arahan Dewan Komisaris Dewan Pengawas tentang gejala menurunnya
kinerja Perusahaan. √
The Board of CommissionersSupervisory Board gave a direction associated with symptoms of
declining performance of the company. 20.
Dewan Komisaris menyusun evaluasi terhadap kebijakan dan pengelolaan anak perusahaan.
√ BOC prepares an evaluation on the policies and
management of subsidiaries. 21.
Dewan KomisarisDewan Pengawas menilai Direksi dan melaporkan hasil penilaian tersebut
kepada Pemegang SahamPemilik Modal. √
BOCSupervisory Board assesses the performance of the Board of Directors and
report the results of the assessment to the Shareholders Owner of Capital.
22. Ada uraian hasil penilaian kinerja Direksi secara
kolegial dan individu dalam laporan pengawasan Komisaris ke Pemegang Saham secara berkala
dan tahunan. √
Report of the supervision conducted by the Commissioner is submitted to shareholders on a
regular basis and annually, contains a description of performance assessment the Board of
Directors, both collegially and individually. 23.
Dewan Komisaris menyampaiakan hasil penelaahan atas pelaksanaan GCG Perusahaan
kepada Direksi √
The Board of Commissioners submits the review on the implementation of GCG to Board of
Directors. 24.
Terdapat ketentuan tentang kesegeraan untuk mengkomunikasikan kepada tingkatan organisasi
di bawah direksi yang terkait dengan keputusan tersebut, maksimal 7 tujuh hari sejak disahkan
ditandatangani. √
There is a provision on urgency to communicate the matters relating to those decision, to
Company’s organ at levels below the Board of Directors, no later than 7 seven days from the
date of approvalsigned. 25.
Sosialisasi RJPP kepada seluruh karyawan perusahaan.
√ Dissemination the Company’s Long Term Plan
RJPP to all employees. 26.
Terdapat target kinerja anggota Direksi individu. √
Performance targets are set for member of the Board of Directors of individual.
27. Pedomankebijakan pengadaaan dipublikasikan
dapat diakses pemasokcalon pemasok. √
The procurement policyguideline has been published and is accessible by suppliers
potential suppliers. 28.
Pemakaian e-procurement pada seluruh proses
pengadaan. √
The use of e-procurement in the entire procurement process.
29. Dalam pengembangan SDM,
program reward and punishment disosialisasikan kepada karyawan.
√ Related to human resource development, reward
and punishment program has been disseminated to employees.
30. Sosialisasi kebijakan remunerasi kepada seluruh
karyawan. √
Dissemination on remuneration policies to all employees.
31. Sosialisasi kebijakan manajemen risiko kepada
seluruh karyawan. √
Dissemination on risk management policies to all employees.
TATA KELOLA PERUSAHAAN |
CORPORATE GOVERNANCE
235
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
No Rencana Aksi
Pihak TerkaitPelaku Related PartyParty
Action Plan PSRUPS
SGMS
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direksi Board of
Directors
32. Direksi menyusun
internal control report yang memuat: Pernyataan bahwa manajemen
bertanggung jawab untuk menetapkan dan memelihara suatu struktur pengendalian
internal dan prosedur pelaporan keuangan yang memadai; Pernyataan atas efektivitas struktur
pengendalian internal dan prosedur pelaporan keuangan.
√ The Board of Directors prepares the internal
control report includes: A statement that the management is responsible for establishing and
maintaining an internal control structure and procedures for inancial reporting; Statement on
the efectiveness of the internal control structure and procedures for inancial reporting.
33. Perusahaan melakukan survei kepuasan
pemasok √
The Company conducted a survey of supplier satisfaction.
34. Perusahaan memiliki Tata Tertib Rapat Direksi
yang memuat Pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya; Pembahasan
telaah atas arahanusulan danatau tindak lanjut pelaksanaan atas keputusan Dewan Komisaris
terkait dengan usulan Direksi. √
The Company has established the rules of the implementation of BOD Meeting which include
evaluation of the follow-up on results from the previous meeting; discussions on the directive or
proposal and or follow up on the decision of the Board of Commissioners, the Board of Directors
related to the proposal. 35.
Direksi memiliki rencana rapat dengan agenda yang terjadwal dalam rapat rutin Direksi.
√ The Board of Directors has prepared meeting
plan, with agenda scheduled in the regular meetings the Board of Directors.
36. Perusahaan memiliki pedoman untuk memantau
tindak-lanjut hasil rekomendasi hasil pengawasan internal dan pengawasan eksternal BPK, KAP
dan lain-lain. √
the Company has guidelines for monitoring the follow-up of the recommendations resulting from
internal control and external control CPC, KAP and others.
37. Laporan Sekretaris Perusahaan kepada Direktur
Utama memuat hasil telaah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru.
√ Report from the Corporate Secretary to the
President Director contains review on new legislation.
38. Perusahaan memiliki kebijakan tentang
pengendalian informasi perusahaan yang memuat prosedur pengungkapan informasi
kepada stakeholder.
√ The Company has a policy regarding the control
of the corporate information that stipulates the procedure of information disclosure to
stakeholders. 39.
Perusahaan memiliki kebijakan pengelolaan website.
√ The Company has a policy of managing website.
40. Perusahaan memiliki mekanisme
update informasi dalam
website perusahaan atau website lainnya.
√ the Company has mechanism for updating
information in the company’s website or other websites.
41. Annual Report Perusahaan memuat Struktur
Organisasi dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan.
√ The Company’s Annual Report contains
Organizational Structure in chart form, include the name and position.
42. Annual Report Perusahaan memuat Keterangan
status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi telah beroperasi atau belum
beroperasi. √
The Annual Report contains information on the operating status of the Company’s subsidiaries
or associated companies in operation or not in operation.
43. Annual Report memuat uraian tentang
komponen-komponen dari pendapatan dan beban lainnya yang nilainya sama atau lebih
dari 20 dari total nilai pendapatan dan beban lainnya.
√ Annual Report contains description on the
components of other incomes and expenses whose value is equal to or more than 20 of the
total value of incomes and other expenses. 44.
Annual Report memuat bahasan tentang peningkatanpenurunan pendapatanpenjualan
dikaitkan dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru.
√ Annual Report contains discussion on the
increase decrease in incomes sales associated with, the amount of goods or services sold, and
or any new products or services. 45.
Perusahaan berpartisipasi dalam CSR Award dan
sejenis. √
the Company participated in the CSR award and similar.
46. Surat penetapan daftar calon direksi dilampiri
memuat data pemenuhan syarat formal yang ditetapkan.
√ Letter of Appointment of Candidates for Board
of Directors has been attached contained the formal requirement data.
47. Penetapan anggota Direksi yang deinitif oleh
RUPSPemilik Modal selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari sejak masa jabatan tersebut berakhir.
√ Determination of the deinitive members of the
Board of Directors by the AGMOwner of Capital not later than 30 thirty days after the term of
oice expires. 48.
Pemegang SahamRUPSPemilik Modal menetapkan ketentuan mengenai jumlah
maksimal jabatan rangkap anggota Direksi. √
ShareholdersAGMOwner of Capital establish provisions regarding the maximum number
dual position holds by members of the Board of Directors.
49. Pemegang SahamRUPSPemilik Modal
melaksanakan penilaian terhadap calon anggota Dewan Komisaris dan mendokumentasikan hasil
penilaian dalam Berita Acara. √
ShareholdersAGMOwner of Capital carry out assessment on the candidates of the Board of
Commissioners and ile the assessment results in the Minutes of Meeting.
236
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
No Rencana Aksi
Pihak TerkaitPelaku Related PartyParty
Action Plan PSRUPS
SGMS
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direksi Board of
Directors
50. RUPSPemilik Modal menetapkan anggota Dewan
Komisaris Independen paling sedikit 20 dari anggota Dewan Komisaris secara eksplisit dalam
keputusan pengangkatannya. √
AGMOwner of Capital appoint the members of the Board of of CommissionersIndependent
at least 20 of the members of the Board of Commissioners explicitly in the appointment
decision. 51.
RUPSPemilik Modal menetapkan jabatan-jabatan yang menimbulkan benturan kepentingan, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
√ AGMOwner of Capital determine positions
that might give rise to a conlict of interest, in accordance with the applicable legislation.
52. Keputusan RUPS danatau Keputusan Menteri
menyebutkan alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris.
√ Resolutions of the AGM andor the Minister
Decree stated the reason of the dismissal of members of the Board of Commissioners.
53. RUPSPemilik Modal memberikan penilaian
terhadap kinerja Direksi dan kinerja Dewan KomisarisDewan Pengawas baik secara kolegial
maupun individual. √
AGM Owner of Capital assess the performance of the Board of Directors and the Board of
Commissioners Supervisory Board, both collegially and individually.
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris,
dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang atau anggaran dasar.
Wewenang tersebut, antara lain: 1. Meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan
Direksi terkait dengan pengelolaan Perseroan 2. Mengubah Anggaran Dasar
3. Mengangkat dan memberhentikan Direktur dan Anggota Dewan Komisaris
4. Memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara Direktur dan lain-lain
Sebagai perwujudan dari tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan menjamin untuk memberikan segala
keterangan yang berkaitan dengan Perseroan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan
Perseroan dan peraturan perundang-undangan.
Selama tahun 2014, Perseroan telah melaksanakan RUPS sebanyak 2 dua kali.
RUPS tanggal 22 Januari 2014
RUPS yang pertama diselenggarakan pada 22 Januari 2014 dengan agenda Pengesahan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahan tahun 2014 yang melahirkan pokok- pokok kesimpulan, yaitu:
1. Menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP tahun 2014 dengan pokok-pokok berikut:
General Meeting of Shareholders GMS
General Meeting of Shareholders GMS has the authorities which are not granted to the the Board of Directors or the
Board of Commissioners, within the limits prescribed by the legislations or the articles of association.
These authorities are, among others: 1. Hold the Board of Commissioners and the Board of
Directors accountable relating to the management of the Company;
2. Making ammendments to the Articles of Association; 3. To appoint Members of the Board of Directors and
Members of the Board of Commissioners; 4. Determining the division of duties and authorities
between the Board of Director and others. As the embodiment of good corporate governance, the
Company ensures to provide any information relating to the Company to the GMS, provided they do not contradict
the interests of the Company and the legislations.
Throughout 2014, the Company has conducted 2 two GMS.
GMS on 22 January 2014
The irst GMS was held on 22 January 2014 with the agenda of ratiication of Company Work Plan and Budget of the
year 2014, which generated the following conclusions:
1. Approval of Company Work Plan and Budget RKAP of 2014 with the following subjects:
TATA KELOLA PERUSAHAAN |
CORPORATE GOVERNANCE
237
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
a. Traik Pertumbuhan arus kapal, barang, petikemas dan
penumpang yang melalui pelabuhan di lingkungan kerja PT Pelabuhan Indonesia II Persero tahun
2014 dianggarkan sebagai berikut:
No Uraian
SatuanUnit JumlahTotal
Description
1. Arus Kapal
GT 242.382.559
Current Ship Unit
56.865
2. Arus Barang
Ton 157.114.290
Goods 3.
Arus Petikemas TEUs
7.001.244 Container
Boks Box
5.270.186
4. Arus Penumpang
Orang People
1.481.882
Passenger Traic
b. Produksi Utama Produksi Utama Perseroan tahun buku 2014
yang memberikan kontribusi dominan kepada pendapatan dianggarkan sebagai berikut:
No Uraian
SatuanUnit JumlahTotal
Description 1.
Pelayanan Jasa Kapal Ship Services
a. Labuh b. Tambatan
c. Pemanduan d. Penundaan
GT GT etm
Kpl Grk Kpl Jam
219.418.546 428.581.278
82.103 111.797
Anchorage Mooring
Pilotage Towage
2. Pelayanan Jasa Barang
Cargo Services
a. Dermaga b. Gudang Penumpukan
c. Lapangan Penumpukan Ton
Tons Ton hari
Tons day Ton hari
Tons day
57.833.993 11.200.183
22.534.616 Docks
Warehouse Yard
3. Pelayanan Terminal
Terminal Services
a. Stevedoring
b. Cargodoring
c. Overbrengen
d. Receivingdelivery e. Pengusahaan alat
Ton Ton
TEUs Ton
Ton
47.295.624 8.180.264
1.142.631 12.304.201
7.802.803
Stevedoring Cargodoring
Overbrengen ReceivingDelivery
Equipment Procurement
4. Pelayanan Terminal Petikemas
Container Terminal Services
a. Operasi Kapal b. Operasi Lapangan
c. Penumpukan d. Lolo
Boks Box
Boks Box
Boks hari Box day
Boks Box
727.810 511.619
1.060.520 117.465
Ship Operationals Field Operationals
Cumulation Lolo
c. Laporan Laba Rugi
Rp juta Rp million
Uraian JumlahTotal
Description
Pendapatan Usaha Bersih 9.476.825
Net Operating Revenue Biaya Usaha
6.196.895 Operating Expenses
Laba Rugi Operasi 3.279.930
Operating Proit Loss Pendapatan Biaya Non Operasi
114.574 Non Operating Income Expenses
Laba Rugi Sebelum Pajak 3.394.504
Proit Loss Before Tax Beban Pajak
710.302 Tax Expenses
Laba Sebelum Hak Minoritas 2.684.202
Proit Before Minority Interest Hak Minoritas
39.381 Minority Interest
Laba Rugi Bersih 2.644.821
Net Proit Loss
d. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Posisi keuangan konsolidasian per 31 Desember
2014 dianggarkan ditutup dengan jumlah Aset dan Liabilitas Ekuitas masing-masing sebesar
Rp19.401,14 miliar, dengan rincian sebagai berikut: a. Traic
The growth of current ship, goods, container and passenger traic through the ports of
PT Pelabuhan Indonesia II Persero in 2014 are budgeted as follows:
b. Main Production The growth of current ship, goods, container
and passenger traic through the ports of the Company in 2014 are budgeted as follows:
c. ProitLoss Report
d. Statement of Financial Position Consolidated inancial position as of December 31,
2014 was closed at the amount of Rp19,401.14 billion for total assets, liabilities, and equity with
details as follows:
238
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Rp juta Rp million
Uraian JumlahTotal
Description
Aset Lancar 3.163.872
Current Assets Aset Tidak Lancar
16.237.273 Non Current Assets
Total Aset 19.401.145
Total Assets Liabilitas Jangka Pendek
1.935.324 Current Liabilities
Liabilitas Jangka Panjang 5.437.315
Non Current Liabilities Ekuitas
12.028.506 Equity
Total Liabilitas dan Ekuitas 19.401.145
Total Liabilities Equity
e. Investasi Investasi yang dianggarkan pada tahun buku 2014
adalah sebesar Rp5.492,51 miliar, dengan rincian program anggaran investasi sebagai berikut:
Rp juta Rp million
No Uraian
OrangPerson Description
I Investasi Perusahaan Induk
Holding Company Investment
1. Bangunan Fasilitas Pelabuhan 2. Kapal
3. Alat Fasilitas Pelabuhan 4. Instalasi Ffasilitas Pelabuhan
5. Tanah 6. Jalan dan Bangunan
7. Peralatan 8. Kendaraan
9. Emplasemen 10. Investasi Non Fisik
11. Penyertaan Modal Perusahan Induk 2.958.032
18.233 262.579
255.068
19.633 553.672
1.000 2.700
472.610 75.000
Construction Port Facility Ships
Port Facility Equipment Port Facility Instalation
Land Road And Buildings
Equipment Vehicle
Emplacement Intagible Investment
Equity Participation of Holding Company
Jumlah Investasi Perusahaan Induk 4.618.527
Capital Investment of Holding Company II
Investasi Anak Perusahaan Subsidiary Investments
1. PT Multi Terminal Indonesia 2. PT Rumah Sakit Pelabuhan Indonesia
3. PT Electronic Data Interchange Indonesia 4. PT Indonesia Kendaraan Terminal
5. PT Integrasi Logistik Cipta Solusi 6. PT Pendidikan Maritim Logistik Indonesia
7. PT Pengerukan Indonesia 8. PT Energi Pelabuhan Indonesia
9. PT Pengembang Pelabuhan Indonesia 10. PT IPC Terminal Petikemas Indonesia
421.856 127.650
18.049 47.962
45.940 15.000
133.874 14.103
31.520 18.025
PT Multi Terminal Indonesia PT Rumah Sakit Pelabuhan Indonesia
PT Electronic Data Interchange Indonesia PT Indonesia Kendaraan Ternimal
PT Integrasi Logistik Cipta Solusi PT Pendidikan Maritim Logistik Indonesia
PT Pengerukan Indonesia PT Energi Pelabuhan Indonesia
PT Pengembang Pelabuhan Indonesia PT IPC Terminal Petikemas Indonesia
Jumlah Investasi Anak Perusahaan 873.979
Total of Subsidiary Investment Jumlah Investasi Konsolidasi
5.492.506 Total Consolidated Investment
f. Sumber Daya Manusia Pada tahun 2014 jumlah sumber daya manusia
direncanakan sebanyak 2.827 orang dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian
OrangPerson Description
1 Pegawai Operasi Langsung
750 Direct Operations Personnel
2 Pegawai Operasi Tidak Langsung
617 Direct Operations Personnel
3 Pegawai Penunjang Operasional
755 Operational Support Personnel
4 Pegawai Pengelolaan
704 Management Personnel
5 Pegawai Non Aktif
1 Non-Active Personnel
Jumlah 2.827
Total
e. Investment Investments budgeted in iscal year 2014
amounted to Rp5,492.51 billion with investment budget program detailed as follows:
f. Human Resources In 2014, the amount of human resources is
targeted at 2.827 people with the following details:
TATA KELOLA PERUSAHAAN |
CORPORATE GOVERNANCE
239
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Tingkat Kesehatan Perusahaan
Proyeksi tingkat kesehatan perusahaan tahun 2014 yang dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara No. KEP-100MBU2002 tanggal 4 Juni 2002 adalah sebagai berikut:
No Uraian
OrangPerson Description
1 Skor Aspek Keuangan
46,00 Score of Financial Aspects
2 Skor Aspek Operasional
27,40 Score of Operational Aspects
3 Skor Aspek Administratif
13,00 Score of Administrative Aspects
4 Total Skor
86,40 Total Score
5 Tingkat Kesehatan
Sehat AA Health Index
2. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Program
Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan Tahun 2014 sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara BUMN No. PER-05MBU2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN
dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, sebagaimana telah direvisi, terakhir kali melalui
Peraturan Menteri BUMN No. PER-08MBU2013 tanggal 10 September 2013, sebagai berikut:
a. Alokasi pendanaan untuk Program Kemitraan
yang bersumber dari beban perusahaan tidak dianggarkan, sedangkan untuk Program
Bina Lingkungan yang bersumber dari beban perusahaan sebesar Rp 40,45 miliar.
b. Sasaran Program Kemitraan yang berasal dari revolving dan Bina Lingkungan Tahun 2014
sebagai berikut:
Program Kemitraan dalam Rp juta Partnership Program in Rp Million
Dana Tersedia JumlahTotal
Funds Available
- Saldo Awal 8.830
Begining Balance - Alokasi Laba
Allocation from Net Income - Pengembalian Pokok
41.404 Repayment from Net Income
- Angsuran belum teridentiikasi
90
Unidentiied Payment in Insstallment - Pendapatan Jasa
3.178 Service Income
Jumlah Dana Tersedia 53.502
Total Funds Available Penggunaan Dana
Fund Dibursement
- Pinjaman 40.615
Loans - Hibah
6.489 Donations
- Biaya Operasional 1.402
Total Dibursement
Jumlah Penggunaan Dana 48.506
Total Fund Dibursement Saldo Akhir 31 Desember 2014
4.996 Ending Balance as of December 31, 2014
Program Bina Lingkungan dalam Rp Juta Community Development Program in Rp Million
Dana Tersedia JumlahTotal
Funds Available
- Saldo Awal 315
Begining Balance - Alokasi dari anggaran perusahaan
40,448 Allocation from Net Income
- Jasa Giro 80
Demand Deposits - Penerimaan Lain- lain
2 Other receipt
Jumlah Dana Tersedia 40,845
Total Funds Available
Company’s level of soundness
Projection of company’s level of soundness for 2014 which is measured based on Decree of State-owned Enterprise
Minister No. KEP-100MBU2002 dated 4th June 2002 are following:
2. Partnership and Community Development Program Ratify Work Plan and the Budget of Partnership
Program State-owned Enterprise and Small Enterprise and Community Development Program in accordance
with the Regulations of State-owned Enterprise Minister No. PER-05MBU2007 dated 27th April 2007
of State-owned Enterprise Partnership with Small Enterprise and Community Development Program that
had been revised last time through Minister of State- owned Enterprise’ Regulation No. PER-08MBU2013
dated 10 September 2013 as follows: a.
Funding allocation for Partnership Program sourced from company’s expense was not
budgeted, whereas the one for Community Development Program was budgeted Rp 40.45
billion.
b. The 2014 Target of Partnership based on revolving and Community Development Program
are as follows:
240
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Program Bina Lingkungan dalam Rp Juta Community Development Program in Rp Million
Dana Tersedia JumlahTotal
Funds Available Penggunaan Dana
Fund Dibursement
- BUMN Pembina 38,322
SOE Developer - Biaya Operasional
1,866 Operational Cost
Jumlah Penggunaan Dana 40,188
Total Fund Dibursement Saldo Akhir 31 Desember 2014
657 Ending Balance as of December 31, 2014
3. Menyetujui secara prinsip penghapusan aset tetap yang tidak produktif dengan total nilai buku
sebesar Rp 11.950.964.755. Untuk pelaksanaan penghapusbukuan dan pemindahtanganan, Direksi
agar mengajukan secara tertulis dengan disertai rekomendasi Dewan Komisaris, dokumen pakta
integritas serta persyaratan lainnya sesuai Peraturan Menteri BUMN No. PER-06MBU2010 tanggal 27
Oktober 2010.
Hal- hal yang bersifat persetujuan dalam Keputusan RUPS ini tidak mengurangi kewajiban Direksi dan
Dewan Komisaris untuk melaksanakan rencana kerja secara efektif dan dengan biaya yang eisien serta
selalu bersikap hati-hati, beritikad baik, kewajaran serta penuh rasa tanggung jawab untuk kepentingan
perusahaan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
ARAHAN RUPS
1. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP tahun 2014 yang disahkan merupakan pedoman
kerja dalam pengelolaan perusahaan oleh Direksi dan sebagai sarana pemantauan dan pengawasan
bagi Dewan Komisaris. Selanjutnya Direksi dan Dewan Komisaris diminta untuk menyampaikan laporan
berkala kepada Pemegang Saham secara tepat waktu atas pelaksanaan RKAP tahun 2014, termasuk laporan
realisasi pencapaian Key Performance Indicators KPI, yang meliputi laporan triwulanan, laporan semesteran
dan laporan berkala lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Direksi agar segera menyampaikan Rencana Jangka Panjang Perusahaan RJPP PT Pelabuhan Indonesia
II Persero untuk periode 5 tahun mendatang yang disinkronkan dengan RKAP Tahun 2014.
3. Kontrak Manajemen yang di dalamnya terdapat Key
Performance Indicators KPI dan telah disepakati agar diturunkan secara berjenjang pada KPI setiap
tingkatan manajemen dan anak perusahaan. 4. Usulan penarikan pinjaman sebesar ± USD 2 milyar
dalam rangka pembiayaan pembangunan Pelabuhan Kalibaru melalui skema
project inancing dan investasi cabang-cabang pelabuhan melalui skema
corporate 3. Principally approve to write of unproductive ixed
assets with total book value of Rp 11,950,964,755. To implement write of and asset transfer, The Board of
Directors is to submit in writing with recommendation from Board of Commissioner, integrity pact document
and other requirements according to Minister of State- owned Enterprise’ Regulation No. PER.06MBU2010
dated 27th October 2010.
Things that are approval on the General Meeting of Shareholders’ Decisions did not reduce Board of
Directors and Board of Commissioner obligation to execute work plan efectively and cost-eicient and
also always being cautious, have a goodwill, reasonable as well as fully responsible for the company’s interest
according to applicable procedures and regulations.
GMS GUIDANCE
1. The approved 2014 Work Plan and Company’s Budget RKAP is a work guideline for Board of Directors to
managing the Company and as a means for Board of Commissioners to monitor and control. Further
Board of Directors and Board of Commissioners are requested to submit periodical report to Shareholders
time for the implementation of 2014 RKAP, including Key Performance Indicators KPIs achievement
realization report which comprises of quarterly report, mid-year and other periodical report according to
applicable regulations.
2. Board of Directors is to immediately submit PT Pelabuhan Indonesia II Persero’s Company Long
term Plan RJPP for the next 5 years synchronized with 2014 RKAP
3. Management Contract with Key Performance Indicators KPI in it and has been agreed will be cascaded down
to every management level and subsidiary company. 4. Proposal to withdraw loan amounted approximately
US 2 billion with regards to the funding of Port Kalibaru development and the investment of port
TATA KELOLA PERUSAHAAN |
CORPORATE GOVERNANCE
241
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
inancing agar dilengkapi dengan rekomendasi Dewan Komisaris serta persyaratan lainnya peraturan
perundang-undangan yang berlaku, Sedangkan usulan tambahan Penyertaan Modal Perusahaan
Induk PMPI kepada anak perusahaan PT Rumah Sakit Pelabuhan agar diajukan izin secara tersendiri disertai
kelengkapan kajian kelayakannya.
5. Dalam rangka eisiensi biaya serta kontribusi terhadap penghematan devisa nasional, pelaksanaan perjalanan
dinas luar negeri Direksi dan Dewan Komisaris agar dilaksanakan untuk kegiatan yang bersifat urgent
dan memberikan manfaat langsung bagi perusahaan, Direksi dan Dewan Komisaris agar membatasi
jumlah personil yang mengikuti perjalanan dinas dan pelaksanaannya sesuai dengan Surat Edaran Menteri
BUMN No. SE-09MBU2010 tanggal 9 Juli 2010.
6. Direksi perlu mengupayakan realisasi Capital
Expenditure melalui pelaksanaan investasi yang telah diprogramkan terutama pembangunan Pelabuhan
Kalibaru yang perlu perhatian khusus dari manajemen. Pembangunan tersebut harus dapat dilaksanakan
sesuai target yang telah ditetapkan dan dilaporkan secara berkala kepada Pemegang Saham.
7. Direksi harus memperhatikan proses pengadaan barang dan jasa khususnya dalam pelaksanan investasi
agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menerapkan prinsip-prinsip
good corporate governance.
8. Dalam rangka meningkatkan produktiitas alat produksi dan kualitas pelayanan, maka setiap program investasi
infrastruktur dan suprastruktur harus dilakukan berdasarkan kajian mendalam termasuk program
pemeliharan yang dilakukan secara terintegrasi.
9. Untuk meningkatkan optimalisasi aset, Direksi diminta melakukan pendayagunaan aset dan penyelesaiaan
aset yang tidak dimanfaatkan secara optimal maupun melakukan penyelesaian permasalahan-permasalahan
hukum atas aset yang dikuasai, dikelola maupun dioperasikan, serta mempercepat pelaksanaan kerja
sama yang menguntungkan bagi perusahaan yang dalam pelaksanaannya memperhatikan Peraturan
Menteri Negara BUMN No. PER-06MBU2011 dan peraturan lain yang berlaku.
10. Dalam rangka melengkapi laporan Kementrian BUMN, Direksi wajib secara tepat waktu melaksanakan
pengisian dan pemutakhiran data berdasarkan periode pelaporannya pada portal Kementerian
BUMN yaitu portal publik, portal Financial Information System FIS, portal SDM, portal PKBL, dan portal aset.
branches through corporate inancing scheme is to be furnished with Board of Commissioner
recommendation and other requirements according to applicable regulations. While additional Holding
Company Equity Participation PMPI proposal to subsidiary company is to submit individual permit
accompanied with feasibility study work.
5. In order of cost eiciency and contribution to national foreign exchange saving, the implementation of
overseas business trip by Board of Directors and Board of Commissioners is to be conducted only for crucial
activity and provide direct beneit to the Company, Board of Directors and Board of Commissioner would
limit the number of personnel going on business trip and the implementation is in accordance with
Minister of State-owned Enterprise Circular No. SE-09 MBU2010 dated 9th July 2010.
6. Board of Directors needs to undertake Capital Expenditure realization through commencing
investment that has been planned especially Port Kalibaru construction which requires management’s
special attention. This development should be carried out according to the set target and be reported
periodically to the Shareholders.
7. Board of Directors must observe the process of goods and service procurement speciically on investment
execution in accordance with the applicable regulations and good corporate governance principle.
8. In order to increase production tool productivity and service quality, then every infrastructure and supra
structure investment program must be done based on in-depth study including integrated maintenance
program.
9. To improve assets optimization, Board of Directors is requested to conduct assets utilization and write of
that are not fully optimized and to oversee any legal matters on owned, managed, operated assets as well
as accelerate implementation of beneicial cooperation for the Company in relation to its operation according
to Minister of State-owned Enterprise Regulation No. PER-06MBU2011 and the existing regulations.
10. In order to fulill Ministry of State-owned Enterprise report, Board of Directors is obliged to timely ill out
and to update data based on its periodic report in Ministry of State-owned Enterprise’ site, those are
public site, inancial information system FIS site, Human Resources site, PKBL site and Assets site.
242
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
11. Direksi agar segera menyusun dan menyampaikan Masterplan Teknologi Informasi selaras dengan
Rencana Jangka Panjang Perusahaan paling lambat bulan Februari 2015 sesuai dengan Peraturan Menteri
BUMN No. PER-02MBU2013 tanggal 27 Februari 2013.
12. Direksi diminta untuk menjalankan program “BUMN Bersih” yang mengacu kepada Surat Edaran Menteri
BUMN No. SE-05MBU2013 tanggal 20 September 2013 tentang
Roadmap Menuju BUMN Bersih dan Surat S-684MBU2013 tanggal 12 November 2013.
13. Sebagai dukungan dalam pengembangan usaha
perusahaan kedepan, perlu dilakukan persiapan sumber daya manusia melalui pengembangan
kompetensi dan peningkatan budaya serta etos kerja yang lebih baik.
14. Terkait dengan pengelolaan ketenagakerjaan terutama mengenai
outsourcing, Direksi agar memperhatikan arahan Menteri BUMN sebagaimana tercantum dalam
Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-0206MBU2013 tanggal 22 November 2013.
15. Dalam rangka program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan bina lingkungan PKBL maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Direksi agar memperhatikan laporan berkala
Triwulan I s.d. IV secara tepat waktu sesuai batas waktu yang ditentukan dalam Peraturan Menteri
Negara BUMN No. PER-05MBU2007 tentang PKBL sebagaimana telah beberapa kali berubah
terakhir melalui Peraturan Menteri BUMN No. PER- 08MBU2013 tentang Perubahan Keempat PER-
05MBU2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
b. Apabila dimungkinkan penyaluran dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan agar difokuskan
untuk wilayah di luar pulau Jawa khususnya Indonesia bagian tengah dan timur.
c. Membantu program Pemerintah untuk
mengentaskan kemiskinan pada desa-desa tertinggal dengan penyaluran pinjaman Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan terhadap desa- desa yang mempunyai keunggulanpotensi untuk
dikembangkan dalam bentuk desa binaan, dengan demikian dampak yang diterima masyarakat lebih
efektif dan lebiih terukur.
d. Melakukan sinergi antar BUMN Pembina PKBL dan berkoordinasi dengan BUMN Wilayah sehingga
penyaluran lebih fokus dan terarah, dalam rangka pelaksanaan pembentukan desakota binaan
tersebut dapat berjalan lebih efektif dan tepat sasaran.
11. Board of Directors is immediately to prepare and submit Information Technology Masterplan aligned
with Company’s Long-term Plan at the latest in February 2015 according to Minister of State-owned
Enterprise Regulation No, PER-02MBU2013 dated 27th February 2013.
12. Board of Directors is requested to execute good State- owned Enterprise program which refers to Circular
of Minister of State-owned Enterprise No. SE-05 MBU2013 dated 20th September 2013 about Road
Map Towards Good State-owned Enterprise and Letter of S-684MBU2013 dated 12th November 2013.
13. As a support to company’s business development in the future, it is necessary to plan Human Resources
through competency enhancement and improve culture as well as better work ethics.
14. Linked to manpower management especially
concerning outsourcing, Board of Directors consider Minister of State-owned Enterprise guidance as listed
in Circular of Minister of State-owned Enterprise No SE-0206MBU2013 dated 22nd November 2013.
15. In order of State-owned Enterprise partnership with small enterprise and community development, then
things to be noted are as follows: a. Board of Directors is to regard periodic report
Quarter I to IV timely according to the deadline set in Regulation of Minister of State-owned
Enterprise No. PER-05MBU2013 about PKBL as had been changed several times through
Regulation of Minister of State-owned Enterprise No. PER-08MBU2013 re Fourth Amendment
PER-05MBU2007on State-owned Enterprise Partnership Program with Small Enterprise and
Community Development Program.
b. Whenever possible, fund channeling of Partnership Program and Community Development is to be
focused on area outside Java especially in Central and East Indonesia.
c. Assist Government program to alleviate
poverty at underdeveloped villages through channeling Partnership Program and Community
Development loan to villages that have advantage potential to be developed in the form of village
assistance, thus the impact on the community is more efective and measurable.
d. Perform synergy amongst State-owned Enterprise mentors and coordinate with regional State-owned
Enterprise so that the channeling is more focused and targeted, in order of the implementation of
the villagecity establishment to run more efective and right on target.
TATA KELOLA PERUSAHAAN |
CORPORATE GOVERNANCE
243
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
e. Penyaluran dana Program Bina Lingkungan agar difokuskan untuk kegiatan-kegiatan yang mampu
meningkatkan kondisi social ekonomi masyarakat suatu wilayah tertentu, Kegiatan tersebut dapat
berupa pembangunan sarana dan prasarana umum, bantuan kebutuhan pokokdasar
masyarakat yang dapat berdampak langsung pada pengentasan kemiskinan.
f. Direksi agar menyusun Standard Operating
Procedures SOP sebagai dasar internal pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan dalam SOP tersebut agar diakomodir pula mengenai prosedur tanggap
darurat penanganan bencana yang menggunakan dana Program Bina Lingkungan.
g. Untuk pendanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang bersumber dari pembebanan
biaya perusahaan agar dibukukan secara terpisah dari kegiatan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan sebelumnya dan dimasukan dalam rekening tersendiri.
16. Buku RKAP, Key Performance Indicator KPI yang
tertuang dalam Kontrak Manajemen dan KPI Dewan Komisaris merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Risalah RUPS ini.
RUPS tanggal 9 Juni 2014
RUPS yang kedua dilaksanakan pada 9 Juni 2014. Setelah dilakukan pembahasan dan tanya jawab atas Laporan
Tahunan tahun buku 2013 serta memperhatikan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris, maka hasil
kesimpulan RUPS adalah:
Agenda 1
Persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2013 termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris.
Keputusan:
Menyetujui Laporan Tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas
Pengawasan Dewan Komisaris selama tahun buku 2013.
Agenda 2
Pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Tahunan PKBL Tahun Buku 2013 sekaligus
pemberian pelepasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya volledig acquit et decharge kepada
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku 2013. e. Fund channeling of Community Development
program is to focus on activities that are able to boost community’s social economy condition in
a particular region, where those could constitute facilities and general infrastructures, community
food aid that has direct impact on poverty alleviation.
f. Board of Directors is to formulate Standard Operating Procedures SOP as an internal basis
to implement Partnership Program activity and Community Development and also to
accommodate disaster emergency response procedure which uses Community Development
Programs’ fund.
g. To fund Partnership Program and Community Development source from the Company’s
charging, is to be booked individually from previous Partnership Program and Community
Development activity and be put in special account.
16. RKAP Book, Key Performance Indicator KPI casted in Management Contract and Board of Directors’ KPI
are integral part of General Meeting of Shareholders’ minutes.
GMS on 9 June 2014
The second GMS was held on 9 June 2014. After the discussion and qustion and answer session on the annual
report of 2013 and with regards to the report of the Board of Commissioners’ supervisory duties, the resolutions of
the GMS are:
Agenda 1
Approval of the 2013 Annual Report including the Report of the Board of Commissioners’ Supervisory Duties.
Decision:
Approved the Annual Report on the state nad course of Company including the Report of the Board of
Commissioners’ Supervisory during 2013 iscal year.
Agenda 2
Ratiication of the 2013 Company’s Financial Statements and PKBL Annual Report and simultaneously granting the
full release and discharge of responsibility volledig acquit et decharge to the Board of Directors and the Board of
Commissioners of the Company, on their management and supervisory actions which were implemented during
the 2013 iscal year.
244
Sekilas IPC Profil Perusahaan
Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Keputusan:
1. Menyetujui pengesahan: a. Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2013
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto Adi Rekan
a member of HLB International sesuai laporannya No. 036ALAI-
PKBLP1.IIIII14 tanggal 27 Maret 2014 dengan pendapat “
Wajar Tanpa Pengecualian”. b. Laporan Tahunan PKBL Tahun Buku 2013
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto Adi Rekan
a member of HLB International sesuai laporannya No. 036ALAI-
PKBLP1.IIIII14 tanggal 27 Maret 2014 dengan pendapat “
Wajar Tanpa Pengecualian”. 2. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung
jawab sepenuhnya volledig acquit et decharge
kepada para anggota Direksi atas tindakan pengurusan dan anggota Dewan Komisaris atas tindakan
pengawasan Perseroan, serta terhadap pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan yang telah dijalankan selama tahun buku 2013, sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan
tindakan pidana atau tidak melanggar ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku, dan tercatat pada
Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan PKBL.
Agenda 3
Penetapan penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2013
Keputusan RUPS:
Menetapkan penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2013 sebesar Rp 1.990.785.970.893 diperuntukkan
sebagai berikut: 1. Dividen tunai sebesar 35 dari laba bersih atau
sejumlah Rp 696.775.089.813 2. Cadangan sebesar 65 dari laba bersih atau sejumlah
Rp 1.294.010.881.080
Agenda 4
Penetapan gajihonorarium, tunjangan, dan fasilitas tahun 2014 dan tantiem atas kinerja tahun 2013 bagi anggota
Direksi dan Dewan Komisaris.
Keputusan:
1. GajiHonorarium, Tunjangan, Fasilitas Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tahun 2014 adalah
sebagai berikut:
Decision:
1. Ratiication Approval: a. The Financial Statements for the 2013 Fiscal Year,
which have been audited by Public Accounting Firm Hadori Sugiarto Adi Partners a member of
HLB International corresponding to the report No. 036ALAI-PKBLP1.IIIII14 dated 27 March 2014
with the opinion of “unqualiied opinion”.
b. The PKBL Annual Report for the 2013 Fiscal Year, which have been audited by Public Accounting
Firm Hadori Sugiarto Adi Partners a member of HLB International corresponding to the report No.
036ALAI-PKBLP1.IIIII14 dated 27 March 2014 with the opinion of “unqualiied opinion”.
2. Granting the full release and discharge of responsibility volledig acquit et decharge to the members of the
Board of Directors for the actions of management and the Board of Commissioners on the supervisory
actions of the cmpany, as well as to the management and supervision of the Partnership and Community
Development Program which has been implemented during the 2013 iscal year, as long as those actions
do not constitute as criminal ofense or violate the provisions of applicable law and procedures, and
recorded in the Company’s Financial Statements and PKBL Financial Statements.
Agenda 3
Determination of the Company’s 2013 Net Income utilization
GMS Decision:
Determined the utilization of the 2013 Fiscal Year Net Income of PT Pelabuhan Indonesia II Persero in the
amount of Rp 1,990,785,970,893 to be allocated as follows: 1. Cash Dividend by 35 of the net proit or in the
amount of Rp 696,775,089,813 2. Reserves by 65 of the net proit or in the amount of
Rp 1,294,010,881,080
Agenda 4
Determination of salaryhonorarium, allowances facilities in 2014 and annual bonus on the 2013 performance for
the Board of Directors and Board of Commissioners.
Decision:
1. Salary Honorarium, Allowances, and Facilities of the Board of Directors and the Board of Commissioners
of PT Pelabuhan Indonesia II Persero for 2014 are as follow:
TATA KELOLA PERUSAHAAN |
CORPORATE GOVERNANCE
245
IPC in Brief Company Profile
Management Discussion Analysis On Company Performance
Corporate Governance
IPC • Laporan Tahunan
2014 Annual Report
Penghasilan Direksi
No. Jenis Penghasilan | Type of Income
Keputusan RUPS dalam rupiah | GMS Decision in rupiah 1.
Gaji Salary
- Gaji Direktur Utama ditetapkan sebesar Rp 100.000.000 per bulan. The salary of the President Director is set at Rp 100,000,000 per month.
- Gaji Anggota Direksi ditetapkan dengan Faktor Jabatan 90 dari Direktur Utama. Salary of members of the Board of Directors is set by the position factor, 90 of the President Director
- Gaji dimaksud berlaku sejak 1 Januari 2014 These salaries are efective from 1 January 2014
2. TunjanganAllowance