Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national

IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 41 IPC in Brief Company Profile Management Discussion Analysis On Company Performance Corporate Governance Merespon konsep tol laut tersebut, gagasan reformasi logistik kemaritiman yang disampaikan oleh IPC menyentuh hal-hal yang mendasar bagi perbaikan layanan dan fasilitas serta quick wins. Di antaranya, meliputi perbaikan hard and soft infrastructure , konigurasi ulang lahan pelabuhan serta penambahan alat yang dapat meningkatkan kapasitas di Pelabuhan. Sebagai salah satu contoh, kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2009 sebesar 3,6 juta TEUs dengan proyeksi pada tahun 2015 akan menjadi 10 juta TEUs, hanya dengan melakukan rekonirgurasi lahan dan perbaikan dari sisi operasi. Berarti mengalami peningkatan sebesar 178 dibandingkan sebelumnya. Saat ini IPC, telah melakukan perbaikan baik dari sisi soft dan hard infrastructure. Untuk sisi soft infrastructure, merupakan hal yang tidak kalah penting dan langkah paling cepat yang dapat dilakukan, mulai dari change management, sistem birokrasi yang disederhanakan hingga penyediaan truck booking system, sistem pengelolaan kontainer OPUS, Auto Gate serta layanan pelabuhan 247 bagi semua pihak dan instansi yang terlibat di dalamnya. Sedangkan dari sisi hard infrastructure, IPC mencanangkan pembangunan pelabuhan baru, pengembangan pelabuhan yang ada serta re-modeling pelabuhan yang ada dimana program ini membutuhkan dana kurang lebih Rp 31,41 triliun untuk periode 2015-2019. Perseroan juga telah menyelesaikan 4 studi lanjutan soft side dari tahun sebelumnya. Detail dari studi dan program yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national

economy Studi ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar dampak ekonomi yang dihasilkan dari investasi IPC dalam pengembangan infrastruktur pelabuhan, yang meliputi: infrastruktur utama berupa dermaga, lapangan penumpukan, kapal pandu dan tunda, alat bongkar muat di dermaga ship to shore crane, lapangan yard crane maupun alat produksi pendukung terhadap perekonomian regional dan nasional. Dari studi tersebut diketahui bahwa pada tahun 2013, IPC secara total telah menyumbangkan gross value added sebesar Rp7,2 triliun terhadap PDB Indonesia Responding to the sea toll road concept, maritime logistics reform idea which was conveyed by IPC touches all basic things for service and facility improvements as well as quick wins. The idea involves hard and soft infrastructure improvements, land use reconiguration for sea port and equipment addition to increase capacity in the ports. Port of Tanjung Priok had 3.6 million TEUs capacity in 2009. It is projected that in 2015, the capacity will increase to 10 million TEUs, just by land use reconiguration and increasing operational improvement. That means there is an increase by 178 compared to previous capacity. Currently, IPC has conducted improvement of soft and hard infrastructure. For soft infrastructure, there are equally important and quick things to do from change management, simpliied bureaucracy system until provision of truck booking system, OPUS container management system, Auto gate and 247 port service for all parties and institutions involved. On hard infrastructure side, IPC pledged to construct and build new port, develop and remodel existing port. All eforts in this area will need funding of more or less Rp31.41 trillion for 2015-2019 period. The Company has also completed 4 follow-up study soft side since last year. Details of study and program are as follows:

1. Economic impact of infrastructure and equipment development in IPC towards regional and national

economy The Study was intended to analyse economic impacts resulting from IPC investments in port infrastructure development which included main infrastructures such as docks, stockpile yards, pilot buat and tug boats, ship to shore crane, yard crane and other supporting production equipments. The impact analysis was conducted for both regional and domestic economy. Study results showed that in 2013, IPC had contributed total gross value added in the amount of Rp7,2 trillion to Indonesia’s GDP or an equivalent of 0,25 of Bengkulu IPC • Laporan Tahunan 2014 Annual Report 42 Sekilas IPC Profil Perusahaan Analisa Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan atau setara dengan 14 dari PDB Provinsi Bengkulu. Investasi IPC juga memberikan multiplier efect sebesar 1,63 kali, yang artinya setiap pengeluaran Rp1 triliun, menciptakan nilai tambah Rp 630 miliar pada perekonomian Indonesia. Dari hasil studi tersebut dapat diketahui pula bahwa pada tahun 2018, berdasarkan rencana investasi 5 tahunan, investasi IPC akan memberikan kontribusi direct value-added senilai Rp12,5 triliun adjusted inlation. Ditambah dengan perkiraan nilai direct value-added dari rantai pasokan supply chain pada tahun 2018 sebesar Rp5,9 triliun terhadap GDP secara total. Secara total IPC diperkirakan akan memberikan nilai tambah sebesar Rp20,4 triliun terhadap PDB Indonesia.

2. Study on Indonesia maritime strategy reform aligning and engaging stakeholders maritime