8 Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama
pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.
9 Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari
sebuah proses belajar. 10
PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.
Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik model PBM adalah mengutamakan masalah dalam
kegiatan pembelajaran, permasalahan yang ditampilkan adalah permasalahan yang sering dialami siswa terkait dengan kehidupan
sehari-hari, pemecahan masalah dilakukan secara individu maupun kerja sama dalam kelompok kecil.
c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Proses PBM akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan masalah, formulir pelengkap, dan
lain-lain. Pemelajar pun harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok-kelompok kecil, dan setiap kelompok kecil
menjalankan proses Amir, 2008: 24. Proses tujuh langkah itu antara lain:
1 Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan
tahap yang membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.
2 Merumuskan masalah
Kejadian yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan- hubungan apa yang terjadi di antara kejadian itu. kadang ada
hubungan yang masih belum nyata antara kejadiannya atau ada yang sub-submasalah yang harus diperjelas dahulu.
3 Menganalisis masalah
Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas
informasi faktual yang tercantum pada masalah, dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming curah
gagasan dilakuan dalam tahap ini. Anggota kelompok mendapatkan kesempatan melatih bagaimana menjelaskan, melihat
alternatif atau hipotesis yang terkait dengan masalah. 4
Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan; mana yang menunjang, mana yang bertentangan
dan lainnya. Analisis adalah upaya memilah-milah sesuatu menjadi bagian-bagian yang membentuknya.
5 Memformulasikan tujuan pembelajaran
Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan
mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat.
6 Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain di luar diskusi
kelompok. Kelompok mencari informasi tambahan, menentukan di mana
hendak dicari, mengatur jadwal dan menentukan sumber informasi. 7
Mensintesa menggabungkan dan menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk dosen kelas.
Semua laporan individu maupun kelompok dipresentasikan dihadapan kelompok lain. Anggota kelompok lain akan
mendapatkan informasi-informasi baru. Selain itu jga ada lima langkah yang diperlukan untuk
mengimplementasikan PBM Ngalimun, 2012: 94. Langkah- langkahnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Sintaksis Problem Based Learning Fase
Aktivitas guru
Fase 1: Mengorientasikan siswa pada
masalah Menjelaskan tujuan
pembelajaran, logistik yang diperlukan, memotivasi siswa
terlibat aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
Fase 2: Mengorganisasi siswa untuk
belajar Membantu siswa membatasi dan
mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi.
Fase 3: Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok Mendorong siswa mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan
mencari untuk penjelasan dan pemecahan.
Fase 4: Membantu siswa merencanakan
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
dan menyiapakan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan
model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya.
Fase 5: Menganalisis dan menevaluai
proses pemecahan masalah Membantu
siswa melakukan
refleksi terhadap penyelidikan dan
proses yang
digunakan selama
berlangsungnya pemecahan.
Adapun Variasi Langkah-langkah PBM yang dikembangkan oleh Moust dan kawan-kawan Sani, 2013: 142 antara lain:
1 Mengklarifikasi konsep yang belum jelas
2 Mendefisikan permasalahan.
3 Menganalisis permasalahan
4 Diskusi
5 Merumuskan tujuan belajar
6 Belajar mandiri
7 Evaluasi
Hamdatama 2004:211 mengemukakan enam langkah Pembelajaran Berbasis Masalah, yaitu:
1 Merumuskan masalah: siswa menentukan masalah yang akan
dipecahkan. 2
Menganalisis masalah: siswa meninjau masalah dari berbagai sudut pandang.
3 Merumuskan
hipotesis: siswa
merumuskan berbagai
kemungkinan pemecahan masalah sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
4 Mengumpulkan data: siswa mencari informasi yang diperlukan
untuk pemecahan masalah. 5
Pengujian hipotesis: siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis
yang diajukan. 6
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah: siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai
rumusan hasil pengajuan hipotesis dan rumusan kesimpulan. Berdasarkan beberapa model yang dijelaskan di atas maka, peneliti
menggabungkan beberapa langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah yang akan digunakan dalam menyusun LKS.Langkah yang
digunakan adalah gabungan dari langkah-langkah Model PBM menurut Amir 2008: 24 dan Hamdatama 2014: 211 adalah
sebagai berikut: 1
Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas 2
Merumuskan masalah 3
Menganalisis masalah 4
Merumuskan hipotesis 5
Mengumpulkan data 6
Pengujian hipotesis 7
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah