Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
14.13 Penyaluran tulangan badan
1 Tulangan badan harus diletakkan sedekat mungkin ke permukaan tekan dan tarik dari komponen struktur sejauh masih diperkenankan oleh persyaratan selimut beton dan jarak terhadap tulangan lainnya. 2 Ujung sengkang berkaki tunggal, sengkang U-sederhana, atau sengkang U-banyak harus diangkur mengikuti salah satu cara berikut: 1 Untuk batang D-16 dan kawat D16, dan yang lebih kecil, dan untuk batang D-19, D-22, dan D-25 dengan y f =300 MPa atau kurang, digunakan kait standar mengelilingi tulangan memanjang. 2 Untuk sengkang batang D-19, D-22, dan D-25 dengan y f lebih besar dari 300 MPa, digunakan kait sengkang standar mengelilingi tulangan memanjang ditambah dengan panjang penanaman di antara tengah tinggi komponen struktur dan ujung luar kait sejauh jarak yang nilainya sama dengan atau lebih besar dari c y b f f d ,17 . Gambar 22 Angkur pada daerah serat tekan untuk tulangan sengkang - U yang menggunakan jaring kawat maksimum d4 minimum 50 mm 50 mm lihat 14.131 maksimum d4 minimum 8 diameter kawat maksimum d4 SNI - 03 - 2847 - 2002 129 dari 278 3 Untuk setiap kaki jaring kawat polos yang membentuk sengkang U-sederhana, dapat digunakan hal-hal berikut ini: a Dua kawat memanjang yang ditempatkan dengan spasi 50 mm sepanjang komponen struktur, yang diletakkan di bagian atas sengkang U. b Satu kawat memanjang yang ditempatkan tidak lebih dari d4 dari muka tekan dan kawat tambahan yang ditempatkan lebih dekat ke muka tekan dengan spasi tidak kurang dari 50 mm dari kawat yang pertama. Kawat tambahan tersebut boleh ditempatkan pada kaki sengkang di luar suatu lengkungan, atau di atas suatu lengkungan dengan diameter dalam yang tidak kurang dari 8d b Gambar 22. Gambar 23 Angkur untuk sengkang jaring kawat berkaki tunggal 4 Pada setiap ujung sengkang kaki tunggal dari jaring kawat ulir atau polos, dipasang dua kawat memanjang dengan spasi minimum 50 mm dan dengan kawat terdalam berada pada jarak sejauh nilai terbesar antara d4 atau 50 mm dari tengah tinggi komponen struktur, d2. Kawat memanjang terluar pada daerah muka tarik tidak boleh ditempatkan pada posisi yang lebih jauh dari muka tarik tersebut bila dibandingkan dengan posisi tulangan lentur utama yang terdekat dengan muka tersebut Gambar 23. 5 Dalam konstruksi pelat rusuk seperti didefinisikan pada 10.11, untuk batang D-13 dan kawat ulir D13 dan yang lebih kecil dapat digunakan kait standar. 2 kawat horizontal atas dan bawah kawat terluar diletakkan di bawah tulangan utama terbawah minimum yang terbesar dari d4 atau 50 mm minimum yang terbesar dari d4 atau 50 mm kawat ulir atau polos vertikal Tengah tinggi penampang ≈ d2 tulangan utama min. 50 mm min. 50 mm Lihat 14.131 Lihat 14.13 1 SNI - 03 - 2847 - 2002 130 dari 278 3 Setiap bengkokan di antara ujung-ujung yang diangkur pada bagian yang menerus dari sengkang U-sederhana atau U-banyak harus melingkupi satu batang tulangan longitudinal. 4 Batang tulangan memanjang yang dibengkokkan agar berfungsi sebagai tulangan geser, jika diteruskan ke daerah tarik, harus dibuat menerus dengan tulangan longitudinal dan bila diteruskan ke daerah tekan, harus dijangkarkan melewati tengah tinggi d2 sejauh panjang penyaluran yang disyaratkan pada 14.2, untuk bagian f y yang diperlukan untuk memenuhi persamaan 60. 5 Pasangan sengkang U atau sengkang ikat yang ditempatkan sedemikian hingga membentuk suatu unit yang tertutup dapat dianggap tersambung dengan baik apabila panjang sambungan lewatannya adalah 1,3 l d . Pada komponen struktur yang tingginya tidak kurang dari 500 mm, sambungan demikian dengan A b f y tidak lebih dari 40 kN pada tiap kakinya dapat dianggap cukup memadai bila kaki-kaki sengkang tersebut terpasang memenuhi seluruh tinggi komponen struktur.14.14 Sambungan tulangan - Umum
Parts
» Standar Nasional Indonesia Beton
» tulangan polos tulangan ulir tulangan spiral zona angkur
» Baja tulangan Standar Nasional Indonesia Beton
» Bahan tambahan Standar Nasional Indonesia Beton
» Rasio air - semen Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
» Perlindungan tulangan terhadap korosi Umum
» Persiapan peralatan dan tempat penyimpanan Pencampuran
» Pengantaran Pengecoran Perawatan beton
» Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton
» Siar pelaksanaan Kait standar Diameter bengkokan
» Cara pembengkokan Kondisi permukaan baja tulangan Penempatan tulangan
» Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Detail tulangan khusus untuk kolom
» Sambungan Tulangan lateral pada komponen struktur tekan
» Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu
» Tulangan khusus untuk integritas struktur
» Perencanaan Pembebanan Metode analisis
» Kolom Pengaturan beban hidup Konstruksi balok-T
» Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan
» Umum Asumsi dalam perencanaan
» Prinsip perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan
» Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan Perbesaran momen - Umum
» Perbesaran momen – Rangka portal tak bergoyang Perbesaran momen – Rangka portal bergoyang
» Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton
» Beton ringan Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non-prategang
» Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang
» Kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser
» Perencanaan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton
» Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
» Penyaluran momen ke kolom Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
» Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum
» Penyaluran tulangan momen positif Penyaluran tulangan momen negatif
» Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
» Sambungan tulangan - Umum Sambungan batang dan kawat ulir dalam kondisi tarik
» Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan Ketentuan khusus untuk sambungan pada kolom
» Umum Beberapa definisi Penulangan pelat
» Bukaan pada sistem pelat Cara perencanaan
» Cara perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Umum Tulangan minimum Standar Nasional Indonesia Beton
» Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
» Lingkup Beban dan Momen pada fondasi telapak
» Geser pada fondasi telapak Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
» Perencanaan sambungan dan tumpuan
» Lingkup Umum Penopangan Kuat geser vertikal
» Kuat geser horizontal dalam Newton. maka
» Sengkang pengikat untuk geser horizontal Lingkup Umum
» Kehilangan prategang Kuat lentur
» Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum
» Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
» 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau Sistem pelat
» Perencanaan daerah pengangkuran untuk strand
» Grout Perlindungan untuk tendon prategang
» Pemberian dan pengukuran gaya prategang Angkur dan penyambung coupler
» Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana bahan Tulangan cangkang
» Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan
» Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan Prosedur uji beban
» Kriteria pembebanan Syarat penerimaan maks
» maks maks maks Ketentuan untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah Keamanan
» Ketentuan umum Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK
» Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK
» Hubungan balok-kolom pada SRPMK
» Dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus
» Diafragma dan rangka batang struktural
» Fondasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur yang tidak direncanakan untuk memikul beban gempa
» Ketentuan-ketentuan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Batasan Sambungan Metode perencanaan
» Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
» Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
» Fondasi telapak Standar Nasional Indonesia Beton
» Pedestal Komponen struktur pracetak Beton polos pada struktur tahan gempa
Show more