Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton

SNI - 03 - 2847 – 2002 196 dari 278 pendekatan aksi tiga dimensi dari struktur cangkang bersama dengan komponen pelengkapnya. 9 Analisis eksperimental merupakan suatu prosedur analisis yang didasarkan pada pengukuran deformasi danatau regangan-regangan struktur atau model struktur; analisis eksperimental boleh didasarkan pada perilaku elastis atau inelastis.

21.2 Analisis dan

perencanaan 1 Perilaku elastis dapat diterima sebagai dasar dalam menentukan gaya dalam dan perpindahan pada struktur cangkang tipis. Perilaku elastis ini boleh ditetapkan dengan perhitungan yang berdasarkan pada analisis struktur beton yang tidak retak dimana material dianggap bersifat elastis linier, homogen, dan isotropis. Rasio poisson beton boleh dianggap sama dengan nol. 2 Analisis inelastis boleh digunakan selama dapat diperlihatkan bahwa metode ini memberikan suatu dasar perencanaan yang aman. 3 Pemeriksaan keseimbangan antara tahanan dalam dan beban luar harus dilakukan untuk memastikan hasil perhitungan yang konsisten. 4 Prosedur analisis eksperimental atau numerik boleh digunakan selama dapat diperlihatkan bahwa prosedur ini memberikan dasar perencanaan yang aman. 5 Metode analisis pendekatan yang memenuhi prinsip keseimbangan namun tidak memenuhi prinsip kompatibilitas regangan baik di dalam cangkang atau di antara cangkang dengan komponen struktur pelengkapnya, boleh digunakan selama dapat diperlihatkan bahwa metode ini memberikan dasar perencanaan yang aman. 6 Pada struktur cangkang prategang, analisis yang digunakan harus juga meninjau perilaku cangkang terhadap beban yang timbul selama pelaksanaan prategang, pada kondisi beban retak, dan pada kondisi beban terfaktor. Bila tendon prategang di dalam cangkang membentuk suatu eksentrisitas yang tidak seragam, maka langkah perencanaan harus memperhitungkan pengaruh komponen gaya pada struktur cangkang akibat profil tendon yang tidak berada pada satu bidang. 7 Ketebalan suatu cangkang dan tulangannya harus direncanakan proporsinya terhadap persyaratan kekuatan dan kemampuan layanan dengan menggunakan metode perencanaan SNI - 03 - 2847 – 2002 197 dari 278 kekuatan batas, seperti yang tercantum dalam 10.11, atau dengan menggunakan metode perencanaan alternatif, seperti yang tercantum dalam 10.12. 8 Dalam perencanaan, ketidakstabilan struktur cangkang harus dianalisis dan dihindari kemungkinan terjadinya, baik yang bersifat global maupun lokal. 9 Komponen struktur pelengkap harus direncanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam tata cara ini. Metode perencanaan yang dipilih untuk merencanakan komponen struktur cangkang berdasarkan ketentuan 21.27 harus juga digunakan untuk merencanakan komponen struktur pelengkap. Dalam analisis, diperbolehkan untuk mengasumsikan bahwa bagian dari cangkang yang lebarnya sama dengan lebar sayap seperti yang ditentukan dalam 10.10 dianggap bekerja sebagai satu kesatuan dengan komponen struktur pelengkap. Dalam bagian cangkang tersebut, tulangan yang tegak lurus terhadap komponen struktur pelengkap haruslah minimum sama dengan jumlah yang diperlukan untuk sayap dari suatu balok-T, berdasarkan 10.105. 10 Perencanaan kekuatan pelat cangkang untuk menahan gaya-gaya membran dan lentur harus didasarkan pada distribusi tegangan dan regangan sebagaimana yang ditentukan berdasarkan analisis elastik atau inelastis. 11 Pada daerah dimana keretakan membran telah diantisipasi, maka kuat tekan nominal yang sejajar dengan arah retak haruslah diambil sebesar 0,4 c f .

21.3 Kuat rencana bahan