Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
21.2 Analisis dan
perencanaan 1 Perilaku elastis dapat diterima sebagai dasar dalam menentukan gaya dalam dan perpindahan pada struktur cangkang tipis. Perilaku elastis ini boleh ditetapkan dengan perhitungan yang berdasarkan pada analisis struktur beton yang tidak retak dimana material dianggap bersifat elastis linier, homogen, dan isotropis. Rasio poisson beton boleh dianggap sama dengan nol. 2 Analisis inelastis boleh digunakan selama dapat diperlihatkan bahwa metode ini memberikan suatu dasar perencanaan yang aman. 3 Pemeriksaan keseimbangan antara tahanan dalam dan beban luar harus dilakukan untuk memastikan hasil perhitungan yang konsisten. 4 Prosedur analisis eksperimental atau numerik boleh digunakan selama dapat diperlihatkan bahwa prosedur ini memberikan dasar perencanaan yang aman. 5 Metode analisis pendekatan yang memenuhi prinsip keseimbangan namun tidak memenuhi prinsip kompatibilitas regangan baik di dalam cangkang atau di antara cangkang dengan komponen struktur pelengkapnya, boleh digunakan selama dapat diperlihatkan bahwa metode ini memberikan dasar perencanaan yang aman. 6 Pada struktur cangkang prategang, analisis yang digunakan harus juga meninjau perilaku cangkang terhadap beban yang timbul selama pelaksanaan prategang, pada kondisi beban retak, dan pada kondisi beban terfaktor. Bila tendon prategang di dalam cangkang membentuk suatu eksentrisitas yang tidak seragam, maka langkah perencanaan harus memperhitungkan pengaruh komponen gaya pada struktur cangkang akibat profil tendon yang tidak berada pada satu bidang. 7 Ketebalan suatu cangkang dan tulangannya harus direncanakan proporsinya terhadap persyaratan kekuatan dan kemampuan layanan dengan menggunakan metode perencanaan SNI - 03 - 2847 – 2002 197 dari 278 kekuatan batas, seperti yang tercantum dalam 10.11, atau dengan menggunakan metode perencanaan alternatif, seperti yang tercantum dalam 10.12. 8 Dalam perencanaan, ketidakstabilan struktur cangkang harus dianalisis dan dihindari kemungkinan terjadinya, baik yang bersifat global maupun lokal. 9 Komponen struktur pelengkap harus direncanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam tata cara ini. Metode perencanaan yang dipilih untuk merencanakan komponen struktur cangkang berdasarkan ketentuan 21.27 harus juga digunakan untuk merencanakan komponen struktur pelengkap. Dalam analisis, diperbolehkan untuk mengasumsikan bahwa bagian dari cangkang yang lebarnya sama dengan lebar sayap seperti yang ditentukan dalam 10.10 dianggap bekerja sebagai satu kesatuan dengan komponen struktur pelengkap. Dalam bagian cangkang tersebut, tulangan yang tegak lurus terhadap komponen struktur pelengkap haruslah minimum sama dengan jumlah yang diperlukan untuk sayap dari suatu balok-T, berdasarkan 10.105. 10 Perencanaan kekuatan pelat cangkang untuk menahan gaya-gaya membran dan lentur harus didasarkan pada distribusi tegangan dan regangan sebagaimana yang ditentukan berdasarkan analisis elastik atau inelastis. 11 Pada daerah dimana keretakan membran telah diantisipasi, maka kuat tekan nominal yang sejajar dengan arah retak haruslah diambil sebesar 0,4 c f .21.3 Kuat rencana bahan
Parts
» Standar Nasional Indonesia Beton
» tulangan polos tulangan ulir tulangan spiral zona angkur
» Baja tulangan Standar Nasional Indonesia Beton
» Bahan tambahan Standar Nasional Indonesia Beton
» Rasio air - semen Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
» Perlindungan tulangan terhadap korosi Umum
» Persiapan peralatan dan tempat penyimpanan Pencampuran
» Pengantaran Pengecoran Perawatan beton
» Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton
» Siar pelaksanaan Kait standar Diameter bengkokan
» Cara pembengkokan Kondisi permukaan baja tulangan Penempatan tulangan
» Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Detail tulangan khusus untuk kolom
» Sambungan Tulangan lateral pada komponen struktur tekan
» Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu
» Tulangan khusus untuk integritas struktur
» Perencanaan Pembebanan Metode analisis
» Kolom Pengaturan beban hidup Konstruksi balok-T
» Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan
» Umum Asumsi dalam perencanaan
» Prinsip perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan
» Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan Perbesaran momen - Umum
» Perbesaran momen – Rangka portal tak bergoyang Perbesaran momen – Rangka portal bergoyang
» Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton
» Beton ringan Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non-prategang
» Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang
» Kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser
» Perencanaan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton
» Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
» Penyaluran momen ke kolom Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
» Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum
» Penyaluran tulangan momen positif Penyaluran tulangan momen negatif
» Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
» Sambungan tulangan - Umum Sambungan batang dan kawat ulir dalam kondisi tarik
» Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan Ketentuan khusus untuk sambungan pada kolom
» Umum Beberapa definisi Penulangan pelat
» Bukaan pada sistem pelat Cara perencanaan
» Cara perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Umum Tulangan minimum Standar Nasional Indonesia Beton
» Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
» Lingkup Beban dan Momen pada fondasi telapak
» Geser pada fondasi telapak Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
» Perencanaan sambungan dan tumpuan
» Lingkup Umum Penopangan Kuat geser vertikal
» Kuat geser horizontal dalam Newton. maka
» Sengkang pengikat untuk geser horizontal Lingkup Umum
» Kehilangan prategang Kuat lentur
» Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum
» Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
» 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau Sistem pelat
» Perencanaan daerah pengangkuran untuk strand
» Grout Perlindungan untuk tendon prategang
» Pemberian dan pengukuran gaya prategang Angkur dan penyambung coupler
» Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana bahan Tulangan cangkang
» Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan
» Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan Prosedur uji beban
» Kriteria pembebanan Syarat penerimaan maks
» maks maks maks Ketentuan untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah Keamanan
» Ketentuan umum Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK
» Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK
» Hubungan balok-kolom pada SRPMK
» Dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus
» Diafragma dan rangka batang struktural
» Fondasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur yang tidak direncanakan untuk memikul beban gempa
» Ketentuan-ketentuan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Batasan Sambungan Metode perencanaan
» Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
» Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
» Fondasi telapak Standar Nasional Indonesia Beton
» Pedestal Komponen struktur pracetak Beton polos pada struktur tahan gempa
Show more