SNI - 03 - 2847 - 2002
177 dari 278
20.6 Kehilangan prategang
1
Untuk menentukan nilai tegangan prategang efektif f
se
, harus diperhitungkan kehilangan
tegangan prategang akibat beberapa hal berikut:
1
Dudukan angkur pada saat penyaluran gaya.
2
Perpendekan elastis beton.
3
Rangkak beton.
4
Susut beton.
5
Relaksasi tegangan tendon.
6
Friksi akibat kelengkungan yang disengaja atau tidak disengaja dalam tendon pasca- tarik.
2
Kehilangan akibat friksi pada tendon pasca-tarik:
1
Pengaruh kehilangan akibat friksi pada tendon pasca-tarik harus dihitung dari
μα x
K x
s
e P
P
+
=
l
107 bila
μα K
x
+ l
tidak lebih besar dari 0,30, maka pengaruh kehilangan akibat friksi boleh dihitung sebagai berikut,
1 μα
K P
P
x x
s
+ +
= l
108
2
Kehilangan akibat friksi harus didasarkan pada koefisien friksi akibat wobble
K
dan kelengkungan
μ yang ditentukan secara eksperimental, dan harus dibuktikan pada saat
pelaksanaan penarikan tendon dilakukan.
3
Nilai koefisien friksi akibat wobble dan kelengkungan yang dipakai dalam perhitungan perencanaan harus dicantumkan dalam gambar perencanaan Tabel 14.
4
Bila kehilangan prategang dalam suatu komponen struktur terjadi akibat komponen struktur tersebut menyatu dengan komponen struktur lain disekitarnya, maka kehilangan
gaya prategang tersebut harus diperhitungkan dalam perencanaan.
SNI - 03 - 2847 - 2002
178 dari 278
Tabel 14 Koefisien friksi tendon pasca tarik untuk digunakan pada persamaan 107 atau persamaan 108
Koefisien wobble K
1m
Koefisien friksi
μ
Tendon kawat batang kekuatan tinggi
strand 7 kawat
0,003 3 - 0,004 9 0,000 3 - 0,002 0
0,001 6 - 0,006 6 0,15 - 0,25
0,08 - 0,30 0,15 - 0,25
Mast ic
co a
ted tendon kawat
strand 7 kawat 0,003 3 - 0,006 6
0,003 3 - 0,006 6 0,05 - 0,15
0,05 - 0,15
Tend on t
a n
p a
le kat
a n
Pre- gre
a s
e d
tendon kawat strand 7 kawat
0,001 0 - 0,006 6 0,001 0 - 0,006 6
0,05 - 0,15 0,05 - 0,15
20.7 Kuat lentur
1
Kuat momen rencana dari komponen struktur lentur harus dihitung dengan metode perencanaan batas yang tercantum dalam tata cara ini. Dalam perhitungan kekuatan dari
tendon prategang, f
y
harus diganti dengan f
ps .
2
Bila tidak dihitung secara lebih teliti berdasarkan konsep kompatibilitas regangan, nilai
f
ps
boleh didekati dengan formula berikut asalkan nilai f
se
tidak kurang dari 0,5
f
pu
.
a
Untuk komponen struktur yang menggunakan tendon prategang dengan lekatan penuh:
⎟ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎝ ⎛
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
− +
− =
d d
f f
ρ β
f f
p c
pu p
1 p
pu ps
ω ω
γ
1 109
jika pengaruh tulangan tekan diperhitungkan pada saat menghitung f
ps
dengan persamaan 109, maka suku
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
− +
d d
f f
ρ
p c
pu p
ω ω
harus diambil tidak kurang dari 0,17 dan
d
tidak lebih dari 0,15
d
p
.
SNI - 03 - 2847 - 2002
179 dari 278
b
Untuk komponen struktur yang menggunakan tendon prategang tanpa lekatan dan dengan rasio perbandingan antara bentang terhadap tinggi komponen struktur tidak lebih
dari 35:
p c
se ps
ρ f
f f
100 70
+ +
= 110
tetapi nilai f
ps
dalam persamaan 110 tidak boleh diambil lebih besar dari f
py
ataupun
400
+
se
f .
c
Untuk komponen struktur yang menggunakan tendon prategang tanpa lekatan dan dengan suatu rasio bentang terhadap tinggi lebih besar dari 35:
p c
se ps
ρ f
f f
300 70
+ +
= 111
tetapi nilai
f
ps
dalam persamaan 111 tidak boleh diambil lebih besar dari
f
py
, ataupun
200
+
se
f .
3
Tulangan non-prategang dari baja-tulangan ulir bila digunakan bersama-sama dengan tendon prategang, boleh dianggap menyumbangkan gaya tarik dan boleh dimasukkan dalam
perhitungan kuat momen dengan tegangan sebesar tegangan leleh rencana
y
f . Tulangan
non-prategang jenis lainnya boleh disertakan dalam perhitungan kekuatan hanya bila analisis yang digunakan untuk menentukan tegangan pada tulangan tersebut didasarkan
pada kompatibilitas regangan.
4
Skema penampang dalam keadaan lentur batas adalah sebagai berikut :
Gambar 36 Skema penampang dalam keadaan lentur batas
h d
d
p
G
A
ps
Δε
p
A
s
x
M
n
+ ε
cu
= 0,003
ε
y
ε
pi
garis netral garis berat
a
=
β.x
0,85 f
c
d -
d f
s
f
ps
f
y
C
s
C
c
T
p
T
s
Z
p
= d
p
- a
2
b
Z
S
= d
- a
2
ε
S
d
A
s
SNI - 03 - 2847 - 2002
180 dari 278
Keterangan: a
adalah tinggi blok tekan
C
s
adalah gaya pada tulangan tekan
C
c
adalah gaya tekan pada beton ε
pi
adalah regangan awal kabel prategang
T
p
adalah gaya pada kabel prategang
T
s
adalah gaya pada tulangan tarik
x adalah jarak garis netral dari serat tekan terluar
Δ ε
p
adalah regangan kabel prategang akibat lentur Keseimbangan penampang :
a
C
s
+ C
c
= T
p
+ T
s
C
s
= A
s
f
s
C
c
= 0,85
f
c
ba T
p
= A
p
f
ps
T
s
= A
s
f
y
b
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
− +
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛ −
+ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ − +
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛ −
=
2 2
2 2
2 h
d T
h d
T d
h C
a h
C M
p p
s s
c n
Jika tulangan tekan diabaikan: ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
+ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ − =
2 2
a d
T a
d T
M
p p
s n
Keterangan: ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
2 a
d T
s
adalah momen nominal yang dipikul oleh tulangan tarik
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
−
2 a
d T
p p
adalah momen nominal yang dipikul oleh kabel prategang
Persentase prategang:
o o
s p
p p
p
a d
T a
d T
a d
T p
100 2
2 2
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛ −
+ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
− =
Apabila penampang merupakan beton prategang penuh: ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
=
2 a
d T
M
p p
n
SNI - 03 - 2847 - 2002
181 dari 278
20.8 Batasan tulangan pada komponen struktur lentur