Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK

SNI - 03 - 2847 - 2002 212 dari 278

23.4 Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK

1 Ruang lingkup Persyaratan dalam pasal ini berlaku untuk komponen struktur pada SRPMK a yang memikul gaya akibat gempa, dan b yang menerima beban aksial terfaktor yang lebih besar daripada 10 f A c g . Komponen struktur tersebut juga harus memenuhi syarat-syarat berikut ini: 1 Ukuran penampang terkecil, diukur pada garis lurus yang melalui titik pusat geometris penampang, tidak kurang dari 300 mm. 2 Perbandingan antara ukuran terkecil penampang terhadap ukuran dalam arah tegak lurusnya tidak kurang dari 0,4. 2 Kuat lentur minimum kolom 1 Kuat lentur setiap kolom yang dirancang untuk menerima beban aksial tekan terfaktor melebihi 10 f A c g harus memenuhi 23.422 atau 23.423. Kekuatan dan kekakuan lateral kolom yang tidak memenuhi 23.422 harus diabaikan dalam memperhitungkan kekuatan dan kekakuan struktur, tapi kolom tersebut harus memenuhi 23.9. 2 Kuat lentur kolom harus memenuhi persamaan 121 ΣM e ≥ 65 ΣM g 121 ΣM e adalah jumlah momen pada pusat hubungan balok-kolom, sehubungan dengan kuat lentur nominal kolom yang merangka pada hubungan balok-kolom tersebut. Kuat lentur kolom harus dihitung untuk gaya aksial terfaktor, yang sesuai dengan arah gaya-gaya lateral yang ditinjau, yang menghasilkan nilai kuat lentur yang terkecil. ΣM g adalah jumlah momen pada pusat hubungan balok-kolom, sehubungan dengan kuat lentur nominal balok-balok yang merangka pada hubungan balok-kolom tersebut. Pada konstruksi balok-T, dimana pelat dalam keadaan tertarik pada muka kolom, tulangan pelat yang berada dalam daerah lebar efektif pelat sesuai dengan 10.10 harus diperhitungkan dalam menentukan kuat lentur nominal balok bila tulangan tersebut terangkur dengan baik pada penampang kritis lentur. Kuat lentur harus dijumlahkan sedemikian hingga momen kolom berlawanan dengan momen balok. Persamaan 121 harus dipenuhi untuk kedua arah momen balok yang bekerja pada bidang rangka yang ditinjau. SNI - 03 - 2847 - 2002 213 dari 278 3 Jika 23.422 tidak dipenuhi maka kolom pada hubungan balok-kolom tersebut harus direncanakan dengan memberikan tulangan transversal seperti ditentukan dalam 23.441 sampai dengan 23.443 yang dipasang di sepanjang tinggi kolom. 3 Tulangan memanjang 1 Rasio penulangan g ρ tidak boleh kurang dari 0,01 dan tidak boleh lebih dari 0,06. 2 Sambungan mekanis harus sesuai 23.26 dan sambungan las harus sesuai 23.27. Sambungan lewatan hanya diizinkan di lokasi setengah panjang elemen struktur yang berada ditengah, direncanakan sebagai sambungan lewatan tarik, dan harus diikat dengan tulangan spiral atau sengkang tertutup yang direncanakan sesuai dengan 23.442 dan 23.443. 4 Tulangan transversal 1 Ketentuan mengenai jumlah tulangan transversal di bawah ini harus dipenuhi kecuali bila ditentukan jumlah tulangan yang lebih besar berdasarkan 23.431 atau 23.45. a Rasio volumetrik tulangan spiral atau sengkang cincin, ρ s , tidak boleh kurang daripada yang ditentukan persamaan 122 berikut ini: yh c s f f , ρ 12 = 122 dan tidak boleh kurang daripada yang ditentukan pada persamaan 27 b Luas total penampang sengkang tertutup persegi tidak boleh kurang daripada yang ditentukan pada persamaan 123 dan 124 berikut ini: ] 1 [ 3 - A A f f sh , A ch g yh c c sh = 123 09 yh c c sh f f sh , A = 124 c Tulangan transversal harus berupa sengkang tunggal atau tumpuk. Tulangan pengikat silang dengan diameter dan spasi yang sama dengan diameter dan spasi sengkang tertutup boleh dipergunakan. Tiap ujung tulangan pengikat silang harus terkait pada tulangan longitudinal terluar. Pengikat silang yang berurutan harus ditempatkan secara berselang- seling berdasarkan bentuk kait ujungnya. Lihat Gambar 42. d Bila kuat rencana pada bagian inti komponen struktur telah memenuhi ketentuan kombinasi pembebanan termasuk pengaruh gempa maka persamaan 123 dan 27 tidak perlu diperhatikan. e Bila tebal selimut beton di luar tulangan transversal pengekang melebihi 100 mm, tulangan transversal tambahan perlu dipasang dengan spasi tidak melebihi 300 mm. Tebal selimut di luar tulangan transversal tambahan tidak boleh melebihi 100 mm. SNI - 03 - 2847 - 2002 214 dari 278 Gambar 42 Contoh tulangan transversal pada kolom 2 Tulangan transversal harus diletakan dengan spasi tidak lebih daripada a satu per empat dari dimensi terkecil komponen struktur, b enam kali diameter tulangan longitudinal, dan c x s sesuai dengan persamaan 125 berikut ini, 3 350 100 x x h s − + = 125 Nilai x s tidak perlu lebih besar daripada 150 mm dan tidak perlu lebih kecil daripada 100 mm 3 Tulangan pengikat silang tidak boleh dipasang dengan spasi lebih daripada 350 mm dari sumbu-ke-sumbu dalam arah tegak lurus sumbu komponen struktur. 4 Tulangan transversal sesuai dengan 23.441 sampai dengan 23.443 harus dipasang sepanjang l o dari setiap muka hubungan balok-kolom dan juga sepanjang l o pada kedua sisi dari setiap penampang yang berpotensi membentuk leleh lentur akibat deformasi lateral inelastis struktur rangka. Panjang l o ditentukan tidak kurang daripada a tinggi penampang komponen struktur pada muka hubungan balok-kolom atau pada segmen yang berpotensi membentuk leleh lentur, b seperenam bentang bersih komponen struktur, dan c 500 mm. 5 Bila gaya-gaya aksial terfaktor pada kolom akibat beban gempa melampaui 10 f A c g , dan gaya aksial tersebut berasal dari komponen struktur lainnya yang sangat kaku yang didukungnya, misalnya dinding, maka kolom tersebut harus diberi tulangan transversal x x 6 d b 75mm 6 d b x ≤ 350 mm x x x dua pengikat silang berurutan yang mengikat tulangan longitudinal yang sama harus mempunyai kait 90 o yang dipasang selang-seling SNI - 03 - 2847 - 2002 215 dari 278 sejumlah yang ditentukan pada 23.441 hingga 23.443 pada seluruh tinggi kolom. Daerah pemasangan tulangan transversal tersebut harus diperpanjang untuk suatu jarak sebesar panjang penyaluran tulangan longitudinal terbesar, seperti yang ditentukan pada 23.54, ke dalam komponen struktur yang sangat kaku tersebut di atas. Bila ujung bawah kolom berhenti pada suatu dinding maka pemasangan tulangan transversal yang ditentukan pada 23.441 hingga 23.443 harus terus diperpanjang hingga ke dalam dinding untuk jarak sebesar panjang penyaluran tulangan longitudinal terbesar diukur dari titik berhentinya kolom. Bila ujung bawah kolom berhenti pada fondasi setempat atau fondasi telapak maka pemasangan tulangan transversal yang ditentukan pada 23.441 hingga 23.443 harus terus diperpanjang hingga ke dalam fondasi untuk jarak minimum sebesar 300 mm. 6 Bila tulangan transversal yang ditentukan pada 23.441 hingga 23.443 tidak dipasang di seluruh panjang kolom maka pada daerah sisanya harus dipasang tulangan spiral atau sengkang tertutup dengan spasi sumbu-ke-sumbu tidak lebih daripada nilai terkecil dari enam kali diameter tulangan longitudinal kolom atau 150 mm. 5 Persyaratan kuat geser 1 Gaya-gaya rencana Gaya geser rencana, V e , harus ditentukan dengan memperhitungkan gaya-gaya maksimum yang dapat terjadi pada muka hubungan balok-kolom pada setiap ujung komponen struktur. Gaya-gaya pada muka hubungan balok-kolom tersebut harus ditentukan menggunakan kuat momen maksimum, pr M , dari komponen struktur tersebut yang terkait dengan rentang beban-beban aksial terfaktor yang bekerja. Gaya geser rencana tersebut tidak perlu lebih besar daripada gaya geser rencana yang ditentukan dari kuat hubungan balok-kolom berdasarkan kuat momen maksimum, pr M , dari komponen struktur transversal yang merangka pada hubungan balok-kolom tersebut. Gaya geser rencana, V e , tidak boleh lebih kecil daripada geser terfaktor hasil perhitungan analisis struktur. 2 Tulangan transversal pada komponen struktur sepanjang l o yang ditentukan pada 23.444, harus direncanakan untuk memikul geser dengan menganggap = c V , bila: a Gaya geser akibat gempa yang dihitung sesuai dengan 23.451 mewakili 50 atau lebih dari kuat geser perlu maksimum pada bagian sepanjang l o tersebut, dan b Gaya tekan aksial terfaktor termasuk akibat pengaruh gempa tidak melampaui 20 f A c g . SNI - 03 - 2847 - 2002 216 dari 278

23.5 Hubungan balok-kolom pada SRPMK