Sambungan lewatan jaring kawat ulir dalam kondisi tarik Sambungan lewatan jaring kawat polos dalam kondisi tarik

SNI - 03 - 2847 - 2002 135 dari 278 4 Sambungan tumpuan ujung pada kolom Sambungan tumpuan ujung yang memenuhi 14.164 dapat dipergunakan untuk batang tulangan kolom yang berada dalam kondisi tekan asalkan sambungan dipasang berselang seling atau batang tulangan tambahan dipasang pada lokasi sambungan. Tulangan menerus pada setiap sisi kolom harus mempunyai kuat tarik, berdasarkan kuat leleh f y yang disyaratkan, tidak kurang dari 0,25f y kali luas tulangan vertikal pada sisi tersebut.

14.18 Sambungan lewatan jaring kawat ulir dalam kondisi tarik

1 Panjang lewatan minimum untuk sambungan lewatan jaring kawat ulir las yang diukur antara ujung masing-masing lembar jaringan yang disambung tidak boleh kurang dari 1,3 l d ataupun 200 mm dan bagian lewatan yang diukur antara persilangan kawat terluar pada masing-masing lembar jaringan yang disambung tidak boleh kurang dari 50 mm. l d adalah panjang penyaluran untuk tegangan leleh y f yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan 14.7 Gambar 25 a. 2 Sambungan lewatan untuk jaring kawat ulir las, yang tidak mempunyai persilangan kawat di sepanjang daerah sambungan lewatan, harus ditentukan berdasarkan persyaratan untuk kawat ulir Gambar 25 b. Gambar 25 Sambungan lewatan jaring kawat ulir 3 Apabila suatu kawat polos terdapat pada jaring kawat ulir pada arah sambungan lewatan atau apabila jaring kawat ulir disambung lewatkan dengan jaring kawat polos, maka jaring kawat harus disambung lewatkan mengikuti ketentuan 14.19. 1,3 l d atau 200 mm 50 mm sama dengan kawat ulir a 12.18.1 b 12.18.2 1,3 l d atau minimum 200 mm min 50 mm a b Sama dengan yang berlaku untuk kawat ulir SNI - 03 - 2847 - 2002 136 dari 278

14.19 Sambungan lewatan jaring kawat polos dalam kondisi tarik

Panjang lewatan minimum untuk sambungan lewatan jaring kawat polos ditetapkan sebagai berikut: 1 Bila luas tulangan terpasang pada lokasi sambungan kurang dari dua kali luas yang diperlukan berdasarkan analisis, maka panjang lewatan yang diukur antara persilangan kawat terluar pada masing-masing lembar jaringan kawat yang disambung tidak boleh kurang dari satu jarak silang ditambah 50 mm, dan tidak boleh kurang dari 1,5 l d , ataupun 150 mm. l d adalah panjang penyaluran untuk kuat leleh y f yang ditentukan berdasarkan 14.8 Gambar 26 a. 2 Bila luas tulangan terpasang pada lokasi sambungan lebih dari dua kali jumlah yang dibutuhkan berdasarkan analisis, maka panjang lewatan yang diukur antara persilangan terluar pada masing-masing lembar jaringan kawat yang disambung tidak boleh kurang dari 1,5 l d , ataupun 50 mm. l d adalah panjang penyaluran untuk kuat leleh f y yang ditentukan berdasarkan 14.8 Gambar 26 b. Gambar 26 Sambungan lewatan jaring kawat polos 1,5 l d atau minimum 150 mm min. 50 mm a Bila 2 perlu terpasang s s A A 1,5 l d atau minimum 50 mm b Bila 2 ≥ perlu terpasang s s A A SNI 03 – 2847– 2002 137 dari 278 15 Sistem pelat dua arah

15.1 Umum