Perencanaan Pembebanan Metode analisis

SNI - 03 - 2847 - 2002 51 dari 278 10 Analisis dan perencanaan

10.1 Perencanaan

Perencanaan komponen struktur beton bertulang mengikuti ketentuan sebagai berikut: 1 Semua komponen struktur harus direncanakan cukup kuat sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan dalam tata cara ini, dengan menggunakan faktor beban dan faktor reduksi kekuatan φ yang ditentukan dalam 11.2 dan 11.3. 2 Komponen struktur beton bertulang non-prategang boleh direncanakan dengan menggunakan metode beban kerja dan tegangan izin sesuai dengan ketentuan dalam pasal 24.

10.2 Pembebanan

Prosedur dan asumsi dalam perencanaan serta besarnya beban rencana mengikuti ketentuan berikut ini: 1 Ketentuan mengenai perencanaan dalam tata cara ini didasarkan pada asumsi bahwa struktur direncanakan untuk memikul semua beban kerjanya. 2 Beban kerja diambil berdasarkan SNI 03-1727-1989-F, Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung, atau penggantinya. 3 Dalam perencanaan terhadap beban angin dan gempa, seluruh bagian struktur yang membentuk kesatuan harus direncanakan berdasarkan tata cara ini dan juga harus memenuhi SNI 03-1726-1989, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk rumah dan gedung atau penggantinya. 4 Harus pula diperhatikan pengaruh dari gaya prategang, beban kran, vibrasi, kejut, susut, perubahan suhu, rangkak, perbedaan penurunan fondasi, dan beban khusus lainnya yang mungkin bekerja.

10.3 Metode analisis

Analisis komponen struktur harus mengikuti ketentuan berikut: 1 Semua komponen struktur rangka atau struktur menerus direncanakan terhadap pengaruh maksimum dari beban terfaktor yang dihitung sesuai dengan metode elastis, atau SNI - 03 - 2847 - 2002 52 dari 278 mengikuti pengaturan khusus menurut ketentuan 10.4. Perencanaan juga dapat dilakukan berdasarkan metode yang lebih sederhana menurut 10.6 hingga 10.9. 2 Kecuali untuk beton prategang, metode pendekatan untuk analisis rangka portal boleh digunakan untuk bangunan dengan tipe konstruksi, bentang, dan tinggi tingkat yang umum. 3 Sebagai alternatif, metode pendekatan berikut ini dapat digunakan untuk menentukan momen lentur dan gaya geser dalam perencanaan balok menerus dan pelat satu arah, yaitu pelat beton bertulang dimana tulangannya hanya direncanakan untuk memikul gaya-gaya dalam satu arah, selama: 1 Jumlah minimum bentang yang ada haruslah minimum dua, 2 Memiliki panjang-panjang bentang yang tidak terlalu berbeda, dengan rasio panjang bentang terbesar terhadap panjang bentang terpendek dari dua bentang yang bersebelahan tidak lebih dari 1,2, 3 Beban yang bekerja merupakan beban terbagi rata, 4 Beban hidup per satuan panjang tidak melebihi tiga kali beban mati per satuan panjang, dan 5 Komponen struktur adalah prismatis. Momen positif pada bentang-bentang ujung: Tumpuan ujung terletak bebas 11 2 n u W l Tumpuan ujung menyatu dengan struktur pendukung 14 2 n u W l Momen positif pada bentang-bentang dalam 16 2 n u W l Momen negatif pada sisi luar dari tumpuan dalam pertama: Dua bentang 9 2 n u W l Lebih dari dua bentang 10 2 n u W l Momen negatif pada sisi-sisi lain dari tumpuan-tumpuan dalam 11 2 n u W l SNI - 03 - 2847 - 2002 53 dari 278 Momen negatif pada sisi semua tumpuan untuk: Pelat dengan bentang tidak lebih dari 3 m dan balok dengan rasio dari jumlah kekakuan kolom terhadap kekakuan balok melebihi delapan pada masing-masing tumpuan 12 2 n u W l Momen negatif pada sisi dalam dari tumpuan yang untuk komponen struktur yang dibuat menyatu monolit dengan struktur pendukung: Struktur pendukung adalah balok spandrel 24 2 n u W l Struktur pendukung adalah kolom 16 2 n u W l Gaya geser pada sisi dari tumpuan dalam pertama 2 1,15 n u W l Gaya geser pada sisi dari semua tumpuan-tumpuan lainnya 2 n u W l Gambar 3 Terminologi balokpelat satu arah di atas banyak tumpuan

10.4 Redistribusi momen negatif pada balok lentur non-prategang menerus