Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum

SNI - 03 - 2847 - 2002 181 dari 278

20.8 Batasan tulangan pada komponen struktur lentur

1 Rasio baja tulangan prategang dan baja tulangan non-prategang yang digunakan untuk perhitungan kuat momen suatu komponen struktur, kecuali seperti ditentukan dalam 20.82, harus sedemikian hingga ] [ dd , p p p ω ω ω ω − + , atau ] [ w w p pw dd ω ω ω − + harus tidak boleh lebih besar dari 0,36 β 1. 2 Bila rasio tulangan yang ada melampaui nilai yang ditentukan dalam 20.81, maka kuat momen rencana tidak boleh melampaui kuat momen yang dihitung berdasarkan bagian tekan dari momen kopel. 3 Jumlah total baja tulangan non-prategang dan baja tulangan prategang harus cukup untuk dapat menghasilkan beban terfaktor paling sedikit sebesar 1,20 kali beban retak yang dihitung berdasarkan nilai modulus retak f r yang ditentukan dalam 11.523. Aturan ini dapat diabaikan untuk: a Pelat dua arah pasca tarik tanpa lekatan b Komponen struktur Ientur dengan kuat geser dan lentur paling sedikit dua kali dari yang ditentukan dalam 11.2.

20.9 Tulangan non-prategang minimum

1 Pada semua komponen struktur lentur yang menggunakan sistem tendon prategang tanpa lekatan, harus dipasang suatu tulangan non-prategang minimum yang memenuhi ketentuan 20.92 dan 20.93. 2 Kecuali bila dihitung berdasarkan ketentuan dalam 20.93, luas tulangan non-prategang minimum harus dihitung dari A , A s 004 = 112 1 Tulangan non-prategang yang ditentukan oleh persamaan 112 harus disebar merata pada daerah tarik yang pada awalnya mengalami tekan, dan dipasang sedekat mungkin ke serat tarik terluar dari penampang. 2 Tulangan non-prategang tetap diperlukan tanpa memperhatikan tingkat kondisi tegangan yang terjadi akibat beban layan yang bekerja. SNI - 03 - 2847 - 2002 182 dari 278 3 Untuk pelat datar dua-arah, yang didefinisikan sebagai pelat masif dengan tebal yang seragam, luas minimum dan distribusi dari tulangan non-prategangnya harus mengikuti ketentuan berikut. 1 Tulangan non-prategang tidak diperlukan pada daerah momen positif dimana tegangan tarik beton yang didapat dari perhitungan pada beban kerja setelah semua kehilangan tegangan prategang diperhitungkan tidak melampaui c f 6 1 . 2 Pada daerah momen positif dimana tegangan tarik beton yang didapat dari perhitungan pada beban kerja melampaui c f 6 1 , luas minimum dari tulangan non-prategang harus dihitung dari y c s f , N A 5 = 113 dimana tegangan leleh rencana y f tidak melampaui 400 MPa. Tulangan non-prategang harus didistribusikan secara merata pada daerah tarik yang pada awalnya mengalami tekan, dan diletakkan sedekat mungkin pada serat tarik terluar dari penampang. 3 Dalam daerah momen negatif pada kolom penumpu, luas tulangan non-prategang minimum dalam masing-masing arah yang dipasang pada bagian atas pelat harus dihitung dari A s = 0,000 75 A cf 114 Tulangan non-prategang yang disyaratkan oleh persamaan 114 harus didistribusikan dalam suatu lebar pelat yang dibatasi dua garis yang berjarak 1,5 h dari masing-masing sisi muka kolom penumpu yang saling bertolak belakang. Dalam masing-masing arah, paling sedikit harus dipasang empat batang tulangan atau kawat. Spasi tulangan non-prategang haruslah tidak melebihi 300 mm. 4 Panjang minimum tulangan non-prategang yang ditentukan dalam 20.92 dan 20.93 adalah sebagai berikut: 1 Dalam daerah momen positif, panjang minimum tulangan non-prategang adalah sepertiga bentang bersih dan dipasang secara sentral dalam daerah momen positif. 2 Dalam daerah momen negatif, tulangan non-prategang harus diperpanjang hingga se- perenam dari bentang bersih pada masing-masing sisi dari komponen penumpu. SNI - 03 - 2847 - 2002 183 dari 278 3 Bila untuk kuat momen rencana disediakan tulangan non-prategang sesuai dengan ketentuan 20.73, atau untuk kondisi tegangan tarik yang sesuai dengan ketentuan 20.932, maka panjang minimum tulangan harus juga memenuhi ketentuan pasal 14.

20.10 Struktur statis