Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
14.6 Angkur mekanis
1 Setiap perangkat mekanis yang mampu mengembangkan kekuatan tulangan tanpa merusak beton boleh dipakai sebagai angkur. 2 Hasil uji yang menyatakan keandalan dari perangkat mekanis tersebut harus disampaikan kepada pengawas lapangan yang berwenang. 3 Penyaluran tulangan boleh terdiri dari suatu kombinasi antara angkur mekanis ditambah dengan panjang penanaman tambahan tulangan antara titik dengan tegangan batang maksimum dan posisi angkur mekanis tersebut.14.7 Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
1 Panjang penyaluran l d , dalam mm, untuk jaring kawat ulir las yang diukur dari lokasi penampang kritis hingga ujung kawat harus dihitung sebagai perkalian antara panjang penyaluran dasar l d , dari 14.22 atau 14.23, dengan faktor jaring kawat dari 14.72 atau 14.73. Panjang penyaluran tersebut boleh dikurangi sesuai dengan 14.25, tetapi l d tidak boleh kurang dari 200 mm kecuali pada perhitungan sambungan lewatan berdasarkan14.18. Bilamana digunakan faktor jaring kawat dari 14.72, maka diperbolehkan memakai faktor lapisan epoksi β sebesar 1,0 untuk jaring kawat baja las yang dilapisi epoksi yang penyalurannya dihitung berdasarkan 14.22 dan 14.23. 2 Untuk jaring kawat ulir dengan paling sedikit satu silangan kawat dalam rentang daerah panjang penyaluran dan berjarak tidak kurang dari 50 mm dari lokasi penampang kritis Gambar 18, faktor jaring kawat harus diambil sebagai nilai terbesar dari: ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − y y f f 240 atau ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ w b s d 5 tetapi tidak perlu diambil lebih dari 1,0. 3 Untuk jaring kawat ulir tanpa silangan kawat sepanjang daerah panjang penyalurannya atau dengan satu silangan kawat melintang yang letaknya kurang dari 50 mm dari lokasi penampang kritis, faktor jaring kawat harus diambil sama dengan 1,0 dan panjang penyaluran harus ditentukan berdasarkan perhitungan untuk kawat ulir. SNI - 03 - 2847 - 2002 123 dari 278 4 Apabila ada kawat baja polos di dalam jaring kawat ulir dalam arah panjang penyaluran, maka panjang penyaluran jaring kawat ini harus ditentukan berdasarkan 14.8. Gambar 18 Penyaluran jaring kawat ulir14.8 Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik
Parts
» Standar Nasional Indonesia Beton
» tulangan polos tulangan ulir tulangan spiral zona angkur
» Baja tulangan Standar Nasional Indonesia Beton
» Bahan tambahan Standar Nasional Indonesia Beton
» Rasio air - semen Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
» Perlindungan tulangan terhadap korosi Umum
» Persiapan peralatan dan tempat penyimpanan Pencampuran
» Pengantaran Pengecoran Perawatan beton
» Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton
» Siar pelaksanaan Kait standar Diameter bengkokan
» Cara pembengkokan Kondisi permukaan baja tulangan Penempatan tulangan
» Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Detail tulangan khusus untuk kolom
» Sambungan Tulangan lateral pada komponen struktur tekan
» Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu
» Tulangan khusus untuk integritas struktur
» Perencanaan Pembebanan Metode analisis
» Kolom Pengaturan beban hidup Konstruksi balok-T
» Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan
» Umum Asumsi dalam perencanaan
» Prinsip perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan
» Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan Perbesaran momen - Umum
» Perbesaran momen – Rangka portal tak bergoyang Perbesaran momen – Rangka portal bergoyang
» Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton
» Beton ringan Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non-prategang
» Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang
» Kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser
» Perencanaan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton
» Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
» Penyaluran momen ke kolom Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
» Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum
» Penyaluran tulangan momen positif Penyaluran tulangan momen negatif
» Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
» Sambungan tulangan - Umum Sambungan batang dan kawat ulir dalam kondisi tarik
» Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan Ketentuan khusus untuk sambungan pada kolom
» Umum Beberapa definisi Penulangan pelat
» Bukaan pada sistem pelat Cara perencanaan
» Cara perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Umum Tulangan minimum Standar Nasional Indonesia Beton
» Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
» Lingkup Beban dan Momen pada fondasi telapak
» Geser pada fondasi telapak Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
» Perencanaan sambungan dan tumpuan
» Lingkup Umum Penopangan Kuat geser vertikal
» Kuat geser horizontal dalam Newton. maka
» Sengkang pengikat untuk geser horizontal Lingkup Umum
» Kehilangan prategang Kuat lentur
» Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum
» Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
» 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau Sistem pelat
» Perencanaan daerah pengangkuran untuk strand
» Grout Perlindungan untuk tendon prategang
» Pemberian dan pengukuran gaya prategang Angkur dan penyambung coupler
» Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana bahan Tulangan cangkang
» Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan
» Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan Prosedur uji beban
» Kriteria pembebanan Syarat penerimaan maks
» maks maks maks Ketentuan untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah Keamanan
» Ketentuan umum Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK
» Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK
» Hubungan balok-kolom pada SRPMK
» Dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus
» Diafragma dan rangka batang struktural
» Fondasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur yang tidak direncanakan untuk memikul beban gempa
» Ketentuan-ketentuan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Batasan Sambungan Metode perencanaan
» Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
» Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
» Fondasi telapak Standar Nasional Indonesia Beton
» Pedestal Komponen struktur pracetak Beton polos pada struktur tahan gempa
Show more