Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik

SNI - 03 - 2847 - 2002 122 dari 278

14.6 Angkur mekanis

1 Setiap perangkat mekanis yang mampu mengembangkan kekuatan tulangan tanpa merusak beton boleh dipakai sebagai angkur. 2 Hasil uji yang menyatakan keandalan dari perangkat mekanis tersebut harus disampaikan kepada pengawas lapangan yang berwenang. 3 Penyaluran tulangan boleh terdiri dari suatu kombinasi antara angkur mekanis ditambah dengan panjang penanaman tambahan tulangan antara titik dengan tegangan batang maksimum dan posisi angkur mekanis tersebut.

14.7 Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik

1 Panjang penyaluran l d , dalam mm, untuk jaring kawat ulir las yang diukur dari lokasi penampang kritis hingga ujung kawat harus dihitung sebagai perkalian antara panjang penyaluran dasar l d , dari 14.22 atau 14.23, dengan faktor jaring kawat dari 14.72 atau 14.73. Panjang penyaluran tersebut boleh dikurangi sesuai dengan 14.25, tetapi l d tidak boleh kurang dari 200 mm kecuali pada perhitungan sambungan lewatan berdasarkan14.18. Bilamana digunakan faktor jaring kawat dari 14.72, maka diperbolehkan memakai faktor lapisan epoksi β sebesar 1,0 untuk jaring kawat baja las yang dilapisi epoksi yang penyalurannya dihitung berdasarkan 14.22 dan 14.23. 2 Untuk jaring kawat ulir dengan paling sedikit satu silangan kawat dalam rentang daerah panjang penyaluran dan berjarak tidak kurang dari 50 mm dari lokasi penampang kritis Gambar 18, faktor jaring kawat harus diambil sebagai nilai terbesar dari: ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − y y f f 240 atau ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ w b s d 5 tetapi tidak perlu diambil lebih dari 1,0. 3 Untuk jaring kawat ulir tanpa silangan kawat sepanjang daerah panjang penyalurannya atau dengan satu silangan kawat melintang yang letaknya kurang dari 50 mm dari lokasi penampang kritis, faktor jaring kawat harus diambil sama dengan 1,0 dan panjang penyaluran harus ditentukan berdasarkan perhitungan untuk kawat ulir. SNI - 03 - 2847 - 2002 123 dari 278 4 Apabila ada kawat baja polos di dalam jaring kawat ulir dalam arah panjang penyaluran, maka panjang penyaluran jaring kawat ini harus ditentukan berdasarkan 14.8. Gambar 18 Penyaluran jaring kawat ulir

14.8 Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik