Batasan Sambungan Metode perencanaan

SNI - 03 - 2847 - 2002 234 dari 278 24 Beton polos struktural 24.1 Ruang lingkup 1 Pasal ini memuat ketentuan minimum untuk perencanaan dan pelaksanaan komponen struktur beton polos struktural cor setempat atau pracetak kecuali pada 24.111 dan 24.112. 1 Dinding besmen beton polos struktural harus dibebaskan dari persyaratan untuk kondisi lingkungan khusus pada 6.2. 2 Perencanaan dan pelaksanaan pelat lantai yang ditumpu tanah, seperti tempat pejalan kaki dan pelat di atas tanah, tidak diatur oleh tata cara ini kecuali bilamana pelat tersebut menyalurkan beban vertikal dari bagian lain struktur ke tanah. 2 Untuk struktur khusus, seperti pelengkung, struktur utilitas bawah tanah, dinding penahan tanah, dan dinding pelindung, aturan pada pasal ini harus digunakan bilamana berlaku.

24.2 Batasan

1 Aturan-aturan pada pasal ini harus diberlakukan untuk perencanaan komponen struktur beton polos struktural. Lihat 4.1. 2 Penggunaan beton polos struktural harus dibatasi untuk: a Komponen struktur yang ditahan oleh tanah secara menerus atau ditahan oleh komponen struktural lain yang mampu memberi tumpuan vertikal secara menerus; b Komponen struktur dimana aksi pelengkung menghasilkan gaya tekan pada semua kondisi pembebanan; atau c Dinding dan pedestal. Lihat 24.6 dan 24.8. Penggunaan beton polos struktural pada kolom tidak diperbolehkan. 3 Pasal ini tidak mengatur perencanaan dan instalasi tiang pancang dan pier beton cor setempat yang ditanam di dalam tanah. 4 Kuat minimum Kuat tekan beton polos yang digunakan untuk tujuan struktural harus tidak boleh kurang dari 17,5 MPa. SNI - 03 - 2847 - 2002 235 dari 278

24.3 Sambungan

1 Sambungan kontraksi atau isolasi harus dipasang untuk memisahkan komponen struktur beton polos struktural menjadi komponen yang tidak menerus secara lentur. Ukuran masing- masing komponen struktur harus ditentukan untuk membatasi akumulasi tegangan dalam yang berlebihan akibat kekangan terhadap pergerakan-pergerakan yang ditimbulkan oleh fenomena rangkak, susut, dan pengaruh suhu. 2 Dalam menentukan jumlah dan lokasi sambungan kontraksi atau isolasi, harus dipertimbangkan pengaruh dari kondisi iklim, pemilihan dan proporsi material; pencampuran, pengecoran, dan perawatan beton; tingkat pengekangan terhadap pergerakan; tegangan akibat beban yang bekerja pada komponen; dan metode pelaksanaan.

24.4 Metode perencanaan

1 Komponen struktur beton polos struktural harus direncanakan agar cukup kuat sesuai tata cara ini, menggunakan faktor beban dan kuat rencana. 2 Faktor beban dan gaya-gaya harus dalam bentuk kombinasi seperti yang terdapat pada 12.2. 3 Bila kuat perlu melebihi kuat rencana, maka tulangan harus diadakan dan komponen struktur direncanakan sebagai komponen struktur beton bertulang sesuai dengan persyaratan perencanaan dalam tata cara ini. 4 Kuat rencana komponen struktur beton polos struktural untuk beban lentur dan aksial harus didasarkan pada hubungan tegangan – regangan linier baik pada kondisi tarik maupun kondisi tekan. 5 Bila aturan 24.3 telah diikuti, maka kuat tarik beton diperbolehkan untuk dipertimbang- kan dalam perencanaan komponen struktur beton polos. 6 Kekuatan tulangan yang mungkin terpasang tidak perlu diperhitungkan. 7 Gaya tarik tidak boleh disalurkan melalui tepi luar, sambungan konstruksi, sambungan kontraksi atau sambungan isolasi dari komponen individu beton polos. Tidak boleh ada kontinuitas lentur akibat tarik yang dapat diasumsikan antara komponen struktur beton polos struktural yang berdekatan. SNI - 03 - 2847 - 2002 236 dari 278 8 Pada saat menghitung kekuatan terhadap lentur, terhadap kombinasi beban lentur dan aksial, dan terhadap geser, keseluruhan luas penampang dari komponen struktur harus diperhitungkan dalam perencanaan, kecuali untuk beton yang dicor langsung di atas tanah dimana tebal total h harus diambil 50 mm lebih kecil daripada tebal yang sebenarnya.

24.5 Kuat rencana