Batasan Sambungan Metode perencanaan
24.2 Batasan
1 Aturan-aturan pada pasal ini harus diberlakukan untuk perencanaan komponen struktur beton polos struktural. Lihat 4.1. 2 Penggunaan beton polos struktural harus dibatasi untuk: a Komponen struktur yang ditahan oleh tanah secara menerus atau ditahan oleh komponen struktural lain yang mampu memberi tumpuan vertikal secara menerus; b Komponen struktur dimana aksi pelengkung menghasilkan gaya tekan pada semua kondisi pembebanan; atau c Dinding dan pedestal. Lihat 24.6 dan 24.8. Penggunaan beton polos struktural pada kolom tidak diperbolehkan. 3 Pasal ini tidak mengatur perencanaan dan instalasi tiang pancang dan pier beton cor setempat yang ditanam di dalam tanah. 4 Kuat minimum Kuat tekan beton polos yang digunakan untuk tujuan struktural harus tidak boleh kurang dari 17,5 MPa. SNI - 03 - 2847 - 2002 235 dari 27824.3 Sambungan
1 Sambungan kontraksi atau isolasi harus dipasang untuk memisahkan komponen struktur beton polos struktural menjadi komponen yang tidak menerus secara lentur. Ukuran masing- masing komponen struktur harus ditentukan untuk membatasi akumulasi tegangan dalam yang berlebihan akibat kekangan terhadap pergerakan-pergerakan yang ditimbulkan oleh fenomena rangkak, susut, dan pengaruh suhu. 2 Dalam menentukan jumlah dan lokasi sambungan kontraksi atau isolasi, harus dipertimbangkan pengaruh dari kondisi iklim, pemilihan dan proporsi material; pencampuran, pengecoran, dan perawatan beton; tingkat pengekangan terhadap pergerakan; tegangan akibat beban yang bekerja pada komponen; dan metode pelaksanaan.24.4 Metode perencanaan
1 Komponen struktur beton polos struktural harus direncanakan agar cukup kuat sesuai tata cara ini, menggunakan faktor beban dan kuat rencana. 2 Faktor beban dan gaya-gaya harus dalam bentuk kombinasi seperti yang terdapat pada 12.2. 3 Bila kuat perlu melebihi kuat rencana, maka tulangan harus diadakan dan komponen struktur direncanakan sebagai komponen struktur beton bertulang sesuai dengan persyaratan perencanaan dalam tata cara ini. 4 Kuat rencana komponen struktur beton polos struktural untuk beban lentur dan aksial harus didasarkan pada hubungan tegangan – regangan linier baik pada kondisi tarik maupun kondisi tekan. 5 Bila aturan 24.3 telah diikuti, maka kuat tarik beton diperbolehkan untuk dipertimbang- kan dalam perencanaan komponen struktur beton polos. 6 Kekuatan tulangan yang mungkin terpasang tidak perlu diperhitungkan. 7 Gaya tarik tidak boleh disalurkan melalui tepi luar, sambungan konstruksi, sambungan kontraksi atau sambungan isolasi dari komponen individu beton polos. Tidak boleh ada kontinuitas lentur akibat tarik yang dapat diasumsikan antara komponen struktur beton polos struktural yang berdekatan. SNI - 03 - 2847 - 2002 236 dari 278 8 Pada saat menghitung kekuatan terhadap lentur, terhadap kombinasi beban lentur dan aksial, dan terhadap geser, keseluruhan luas penampang dari komponen struktur harus diperhitungkan dalam perencanaan, kecuali untuk beton yang dicor langsung di atas tanah dimana tebal total h harus diambil 50 mm lebih kecil daripada tebal yang sebenarnya.24.5 Kuat rencana
Parts
» Standar Nasional Indonesia Beton
» tulangan polos tulangan ulir tulangan spiral zona angkur
» Baja tulangan Standar Nasional Indonesia Beton
» Bahan tambahan Standar Nasional Indonesia Beton
» Rasio air - semen Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
» Perlindungan tulangan terhadap korosi Umum
» Persiapan peralatan dan tempat penyimpanan Pencampuran
» Pengantaran Pengecoran Perawatan beton
» Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton
» Siar pelaksanaan Kait standar Diameter bengkokan
» Cara pembengkokan Kondisi permukaan baja tulangan Penempatan tulangan
» Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Detail tulangan khusus untuk kolom
» Sambungan Tulangan lateral pada komponen struktur tekan
» Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu
» Tulangan khusus untuk integritas struktur
» Perencanaan Pembebanan Metode analisis
» Kolom Pengaturan beban hidup Konstruksi balok-T
» Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan
» Umum Asumsi dalam perencanaan
» Prinsip perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan
» Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan Perbesaran momen - Umum
» Perbesaran momen – Rangka portal tak bergoyang Perbesaran momen – Rangka portal bergoyang
» Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton
» Beton ringan Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non-prategang
» Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang
» Kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser
» Perencanaan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton
» Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
» Penyaluran momen ke kolom Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
» Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum
» Penyaluran tulangan momen positif Penyaluran tulangan momen negatif
» Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
» Sambungan tulangan - Umum Sambungan batang dan kawat ulir dalam kondisi tarik
» Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan Ketentuan khusus untuk sambungan pada kolom
» Umum Beberapa definisi Penulangan pelat
» Bukaan pada sistem pelat Cara perencanaan
» Cara perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Umum Tulangan minimum Standar Nasional Indonesia Beton
» Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
» Lingkup Beban dan Momen pada fondasi telapak
» Geser pada fondasi telapak Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
» Perencanaan sambungan dan tumpuan
» Lingkup Umum Penopangan Kuat geser vertikal
» Kuat geser horizontal dalam Newton. maka
» Sengkang pengikat untuk geser horizontal Lingkup Umum
» Kehilangan prategang Kuat lentur
» Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum
» Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
» 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau Sistem pelat
» Perencanaan daerah pengangkuran untuk strand
» Grout Perlindungan untuk tendon prategang
» Pemberian dan pengukuran gaya prategang Angkur dan penyambung coupler
» Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana bahan Tulangan cangkang
» Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan
» Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan Prosedur uji beban
» Kriteria pembebanan Syarat penerimaan maks
» maks maks maks Ketentuan untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah Keamanan
» Ketentuan umum Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK
» Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK
» Hubungan balok-kolom pada SRPMK
» Dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus
» Diafragma dan rangka batang struktural
» Fondasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur yang tidak direncanakan untuk memikul beban gempa
» Ketentuan-ketentuan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Batasan Sambungan Metode perencanaan
» Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
» Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
» Fondasi telapak Standar Nasional Indonesia Beton
» Pedestal Komponen struktur pracetak Beton polos pada struktur tahan gempa
Show more