Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu

SNI - 03 - 2847 - 2002 47 dari 278 Sebagai alternatif boleh juga digunakan kawat ulir atau jaring kawat las dengan luas penampang ekuivalen. 2 Spasi vertikal sengkang dan sengkang ikat tidak boleh melebihi 16 kali diameter tulangan longitudinal, 48 kali diameter batang atau kawat sengkangsengkang ikat, atau ukuran terkecil dari komponen struktur tekan tersebut. 3 Sengkang dan sengkang ikat harus diatur sedemikian hingga setiap sudut dan tulangan longitudinal yang berselang harus mempunyai dukungan lateral yang didapat dari sudut sebuah sengkang atau kait ikat yang sudut dalamnya tidak lebih dari 135 ° dan tidak boleh ada batang tulangan di sepanjang masing-masing sisi sengkang atau sengkang ikat yang jarak bersihnya lebih dari 150 mm terhadap batang tulangan yang didukung secara lateral. Jika tulangan longitudinal terletak di sekeliling perimeter suatu lingkaran, maka sengkang berbentuk lingkaran penuh dapat dipergunakan. 4 Sengkang dan sengkang ikat harus diletakkan secara vertikal tidak lebih dari 12 jarak spasi sengkang dan sengkang ikat di atas fondasi telapak atau lantai pada tiap tingkat, sedangkan di bawah tulangan horizontal terbawah dari panel atau drop panel yang berada di atas harus berjarak tidak lebih dari 12 jarak spasi sengkang. Gambar 2 Spasi antara tulangan-tulangan longitudinal kolom 5 Jika terdapat balok atau konsol pendek yang merangka pada keempat sisi suatu kolom, sengkang dan sengkang ikat boleh dihentikan pada lokasi tidak lebih dari 75 mm di bawah tulangan terbawah dari balok atau konsol pendek yang paling kecil dimensi vertikalnya.

9.11 Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur

1 Tulangan tekan balok harus diikat dengan sengkang atau sengkang ikat yang memenuhi ketentuan ukuran dan jarak spasi menurut 9.105 atau dengan jaring kawat las yang ≤ 150 mm boleh lebih dari 150 mm ≤ 150 mm Maksimum 135 o SNI - 03 - 2847 - 2002 48 dari 278 mempunyai luas penampang ekuivalen. Sengkang atau sengkang ikat tersebut harus disediakan di sepanjang daerah yang membutuhkan tulangan tekan. 2 Tulangan lateral untuk komponen lentur pada struktur rangka yang menerima tegangan bolak-balik atau yang mengalami torsi pada perletakan harus terdiri dari sengkang tertutup, sengkang ikat tertutup, atau tulangan spiral yang menerus di sekeliling tulangan lentur. 3 Sengkang ikat atau sengkang tertutup boleh dibentuk dalam satu unit dengan cara menumpang-tindihkan ujung-ujung kait sengkang standar atau sengkang ikat mengelilingi tu- langan longitudinal, atau terbuat dari satu atau dua unit yang disambung lewatkan dengan sambungan lewatan sepanjang 1,3 l d , atau diangkurkan sesuai dengan 14.13.

9.12 Tulangan susut dan suhu

1 Pada pelat struktural dimana tulangan lenturnya terpasang dalam satu arah saja, harus disediakan tulangan susut dan suhu yang arahnya tegak lurus terhadap tulangan lentur tersebut. 1 Tulangan susut dan suhu harus disediakan berdasarkan ketentuan pada 9.122 atau 9.123. 2 Bila pergerakan akibat susut dan suhu terkekang, maka persyaratan pada 10.24 dan 11.27 harus dipertimbangkan. 2 Tulangan ulir yang digunakan sebagai tulangan susut dan suhu harus memenuhi ketentuan berikut: 1 Tulangan susut dan suhu harus paling sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton sebagai berikut, tetapi tidak kurang dari 0,001 4: a Pelat yang menggunakan batang tulangan ulir mutu 300 0,002 0 b Pelat yang menggunakan batang tulangan ulir atau jaring kawat las polos atau ulir mutu 400 0,001 8 c Pelat yang menggunakan tulangan dengan tegangan leleh melebihi 400 MPa yang diukur pada regangan leleh sebesar 0,35 0,001 8 400 y f 2 Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari lima kali tebal pelat, atau 450 mm. SNI - 03 - 2847 - 2002 49 dari 278 3 Bila diperlukan, tulangan susut dan suhu pada semua penampang harus mampu mengembangkan kuat leleh tarik y f sesuai dengan ketentuan pada pasal 14. 3 Tendon prategang sesuai 5.55 yang digunakan sebagai tulangan susut dan suhu harus mengikuti ketentuan berikut: 1 Tendon harus diproporsikan untuk memberikan suatu tegangan tekan rata-rata minimum sebesar 1,0 MPa pada luas penampang beton bruto dengan menggunakan prategang efektif, setelah kehilangan tegangan, sesuai dengan ketentuan 20.6. 2 Spasi tendon tidak boleh lebih dari 2 m. 3 Bila spasi antar tendon lebih dari 1,4 m, di antara tendon-tendon yang terletak pada tepi pelat harus disediakan tambahan tulangan non-prategang yang memenuhi 9.122 yang dipasang pada daerah dari tepi pelat sampai sejauh jarak spasi tendon.

9.13 Tulangan khusus untuk integritas struktur