Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton

SNI - 03 - 2847 - 2002 39 dari 278 1 Toleransi untuk tinggi d dan selimut beton minimum dalam komponen struktur lentur, dinding dan komponen struktur tekan harus memenuhi ketentuan berikut: Tabel 7 Toleransi untuk tinggi selimut beton Toleransi untuk d Toleransi untuk selimut beton minimum d ≤ 200 mm d 200 mm + 10 mm + 13 mm - 10 mm - 13 mm kecuali bahwa ketentuan toleransi untuk jarak bersih terhadap sisi-dalam cetakan harus sebesar minus 6 mm dan toleransi untuk selimut beton tidak boleh melampaui minus 13 kali selimut beton minimum yang diperlukan dalam gambar rencana atau spesifikasi. 2 Toleransi letak longitudinal dari bengkokan dan ujung akhir tulangan harus sebesar ± 50 mm kecuali pada ujung tidak menerus dari komponen struktur dimana toleransinya harus sebesar ± 13 mm. 3 Jaring kawat las dengan ukuran kawat yang tidak melampaui P6 atau D6 yang digunakan dalam pelat dengan bentang yang tidak melampaui 3 m boleh dilengkungkan mulai dari titik dekat sisi atas pelat di atas tumpuan hingga suatu titik dekat sisi bawah pelat pada tengah bentang, asalkan tulangan tersebut menerus atau diangkur dengan baik di daerah tumpuan. 4 Penyatuan atau penyambungan batang tulangan yang bersilangan dengan menggunakan las tidak diperkenankan kecuali bila diizinkan oleh pengawas lapangan.

9.6 Batasan spasi

tulangan 1 Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari d b ataupun 25 mm. Lihat juga ketentuan 5.32. 2 Bila tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapis atas harus diletakkan tepat di atas tulangan di bawahnya dengan spasi bersih antar lapisan tidak boleh kurang dari 25 mm. 3 Pada komponen struktur tekan yang diberi tulangan spiral atau sengkang pengikat, jarak bersih antar tulangan longitudinal tidak boleh kurang dari 1,5d b ataupun 40 mm. SNI - 03 - 2847 - 2002 40 dari 278 4 Pembatasan jarak bersih antar batang tulangan ini juga berlaku untuk jarak bersih antara suatu sambungan lewatan dengan sambungan lewatan lainnya atau dengan batang tulangan yang berdekatan. 5 Pada dinding dan pelat lantai yang bukan berupa konstruksi pelat rusuk, tulangan lentur utama harus berjarak tidak lebih dari tiga kali tebal dinding atau pelat lantai, ataupun 500 mm. 6 Bundel tulangan: 1 Kumpulan dari tulangan sejajar yang diikat dalam satu bundel sehingga bekerja dalam satu kesatuan tidak boleh terdiri lebih dari empat tulangan per bundel. 2 Bundel tulangan harus dilingkupi oleh sengkang atau sengkang pengikat. 3 Pada balok, tulangan yang lebih besar dari D-36 tidak boleh dibundel. 4 Masing-masing batang tulangan yang terdapat dalam satu bundel tulangan yang berakhir dalam bentang komponen struktur lentur harus diakhiri pada titik-titik yang berlainan, paling sedikit dengan jarak 40d b secara berselang. 5 Jika pembatasan jarak dan selimut beton minimum didasarkan pada diameter tulangan d b , maka satu unit bundel tulangan harus diperhitungkan sebagai tulangan tunggal dengan diameter yang didapat dari luas ekuivalen penampang gabungan. 7 Tendon dan selongsong prategang: 1 Spasi sumbu ke sumbu antar tendon prategang pada tiap ujung suatu komponen struktur tidak boleh kurang dari 4d b untuk kawat untai strand, atau 5d b untuk kawat tunggal, kecuali bahwa jika kuat tekan beton minimum pada saat transfer prategang, f ci , adalah 28 MPa, maka spasi sumbu-ke-sumbu minimum dari strand haruslah 45 mm untuk strand berdiameter 12,7 mm atau lebih kecil, dan 50 mm untuk strand berdiameter 15,2 mm. Lihat juga 5.32. Pengaturan spasi vertikal yang lebih rapat dan pembundelan tendon diperbolehkan pada daerah lapangan dari suatu bentang. 2 Selongsong yang digunakan pada sistem pasca tarik boleh dibundelkan bila dapat diperlihatkan bahwa beton dapat dicor dengan sempurna dan bila telah dilakukan pengamanan untuk mencegah pecahnya selongsong pada saat penarikan tendon.

9.7 Pelindung beton untuk tulangan