Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan

SNI - 03 - 2847 - 2002 62 dari 278 4 Tumpuan pada beton kecuali untuk daerah pengangkuran pasca tarik 0,65 5 Daerah pengangkuran pasca tarik................................................. 0,85 6 Penampang lentur tanpa beban aksial pada komponen struktur pratarik dimana panjang penanaman strand-nya kurang dari panjang penyaluran yang ditetapkan 14.9.1.1................................................................................................. 0,75 3 Perhitungan panjang penyaluran sesuai dengan pasal 14 tidak memerlukan faktor reduksi φ . 4 Faktor reduksi kekuatan φ untuk lentur, tekan, geser dan tumpu pada beton polos struktural Pasal 24 harus diambil sebesar 0,55.

11.4 Kuat rencana tulangan

Perencanaan tidak boleh didasarkan pada kuat leleh tulangan f y yang melebihi 550 MPa kecuali untuk tendon prategang.

11.5 Kontrol terhadap lendutan

1 Komponen struktur beton bertulang yang mengalami lentur harus direncanakan agar mempunyai kekakuan yang cukup untuk membatasi lendutandeformasi apapun yang dapat memperlemah kekuatan ataupun mengurangi kemampuan layan struktur pada beban kerja. 2 Konstruksi satu arah non-prategang: 1 Tebal minimum yang ditentukan dalam Tabel 8 berlaku untuk konstruksi satu arah yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi ata u konstruksi lain yang mungkin akan rusak akibat lendutan yang besar kecuali bila perhitungan lendutan menunjukkan bahwa ketebalan yang lebih kecil dapat digunakan tanpa menimbulkan pengaruh yang merugikan. 2 Bila lendutan harus dihitung, maka lendutan yang terjadi seketika sesudah bekerjanya beban harus dihitung dengan metode atau formula standar untuk lendutan elastis, dengan memperhitungkan pengaruh retak dan tulangan terhadap kekakuan komponen struktur. 3 Bila nilai kekakuan tidak dihitung dengan cara analisis yang lebih mendetail dan teliti, maka besarnya lendutan seketika akibat pembebanan harus dihitung dengan menggunakan nilai modulus elastisitas beton E c sesuai dengan ketentuan pada 10.51 untuk beton normal ataupun beton ringan dan dengan momen inersia efektif berikut, tapi tidak lebih besar dari g I . cr a cr g a cr e I M M I M M I ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − + ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ = 3 3 1 12 SNI - 03 - 2847 - 2002 63 dari 278 dengan t g r cr y l f M = 13 dan untuk beton normal, c r f f 0,7 = 14 Bila digunakan beton dengan agregat ringan, maka harus dilakukan salah satu modifikasi berikut: a Bila f ct sudah ditentukan dan betonnya dirancang berdasarkan ketentuan 7.2, maka f r harus diubah dengan menggantikan 1,8 f ct untuk c f , tapi nilai 1,8 f ct tidak boleh melebihi c f . b Bila f ct tidak ditentukan, maka f r harus dikalikan dengan 0,75 untuk “beton ringan-total” dan dengan 0,85 untuk “beton ringan pasir”. Interpolasi linier boleh digunakan bila dilakukan penggantian pasir secara parsial. Tabel 8 Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung Tebal minimum, h Dua tumpuan sederhana Satu ujung menerus Kedua ujung menerus Kantilever Komponen struktur Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar Pelat masif satu arah l 20 l 24 l 28 l 10 Balok atau pelat rusuk satu arah l 16 l 18,5 l 21 l 8 CATATAN Panjang bentang dalam mm. Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan beton normal w c = 2 400 kgm 3 dan tulangan BJTD 40. Untuk kondisi lain, nilai di atas harus dimodifikasikan sebagai berikut: a Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis di antara 1 500 kgm 3 sampai 2 000 kgm 3 , nilai tadi harus dikalikan dengan [1,65 - 0,000 3 w c ] tetapi tidak kurang dari 1,09, dimana w c adalah berat jenis dalam kgm 3 . b Untuk y f selain 400 MPa, nilainya harus dikalikan dengan 0,4 + f y 700. SNI - 03 - 2847 - 2002 64 dari 278 4 Untuk komponen struktur menerus, nilai momen inersia efektifnya boleh diambil sebagai nilai rata-rata yang diperoleh dari persamaan 12 untuk penampang-penampang dimana momen negatif dan positifnya kritis. Momen inersia efektif untuk komponen struktur prismatis boleh diambil sesuai dengan nilai yang diperoleh dari persamaan 12 untuk penampang di tengah bentang pada kondisi bentang sederhana dan bentang menerus, dan untuk penampang di daerah tumpuan pada struktur kantilever. 5 Bila tidak dihitung dengan cara yang lebih mendetail dan teliti, maka penambahan lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut dari komponen struktur lentur untuk beton normal ataupun beton ringan harus dihitung dengan mengalikan lendutan seketika, akibat beban tetap yang ditinjau, dengan faktor: ρ ξ λ 50 1 + = 15 dengan ρ adalah nilai pada tengah bentang untuk balok sederhana dan balok menerus, dan nilai pada tumpuan untuk balok kantilever. Faktor konstanta ketergantungan waktu ξ untuk beban tetap harus diambil sebesar: 5 tahun atau lebih 2,0 12 bulan 1,4 6 bulan 1,2 3 bulan 1,0 6 Lendutan yang dihitung berdasarkan ketentuan dalam 11.522 hingga 11.525 tidak boleh melebihi nilai yang ditetapkan dalam Tabel 9. 3 Konstruksi dua arah non-prategang: 1 11.53 ini menentukan tebal minimum dari pelat atau konstruksi dua arah lainnya yang direncanakan berdasarkan ketentuan pasal 15 dan memenuhi ketentuan 15.612. Tebal pelat tanpa balok interior yang membentang antara tumpuan-tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi salah satu ketentuan dari 11.532 atau 11.534. Tebal pelat dengan balok yang membentang antara tumpuan-tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi salah satu ketentuan dari 11.533 atau 11.534. 2 Tebal minimum pelat tanpa balok interior yang menghubungkan tumpuan-tumpuannya dan mempunyai rasio bentang panjang terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari dua, harus memenuhi ketentuan Tabel 10 dan tidak boleh kurang dari nilai berikut: a Pelat tanpa penebalan seperti yang didefinisikan dalam 15.371 dan 15.372 .............................................................................................. 120 mm SNI - 03 - 2847 - 2002 65 dari 278 b Pelat dengan penebalan seperti yang didefinisikan dalam 15.371 dan 15.372 .............................................................................................. 100 mm Tabel 9 Lendutan izin maksimum Jenis komponen struktur Lendutan yang diperhitungkan Batas lendutan Atap datar yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar Lendutan seketika akibat beban hidup L 180 a l Lantai yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar Lendutan seketika akibat beban hidup L 360 l Konstruksi atap atau lantai yang menahan atau disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar 480 b l Konstruksi atap atau lantai yang menahan atau disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin tidak akan rusak oleh lendutan yang besar. Bagian dari lendutan total yang terjadi setelah pemasangan komponen nonstruktural jumlah dari lendutan jangka panjang, akibat semua beban tetap yang bekerja, dan lendutan seketika, akibat penambahan beban hidup c 240 d l a Batasan ini tidak dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan penggenangan air. Kemungkinan penggenangan air harus diperiksa dengan melakukan perhitungan lendutan, termasuk lendutan tambahan akibat adanya penggenangan air tersebut, dan mempertimbangkan pengaruh jangka panjang dari beban yang selalu bekerja, lawan lendut, toleransi konstruksi dan keandalan sistem drainase. b Batas lendutan boleh dilampaui bila langkah pencegahan kerusakan terhadap komponen yang ditumpu atau yang disatukan telah dilakukan. c Lendutan jangka panjang harus dihitung berdasarkan ketentuan 11.525 atau 11.542, tetapi boleh dikurangi dengan nilai lendutan yang terjadi sebelum penambahan komponen non-struktural. Besarnya nilai lendutan ini harus ditentukan berdasarkan data teknis yang dapat diterima berkenaan dengan karakteristik hubungan waktu dan lendutan dari komponen struktur yang serupa dengan komponen struktur yang ditinjau. d Tetapi tidak boleh lebih besar dari toleransi yang disediakan untuk komponen non-struktur. Batasan ini boleh dilampaui bila ada lawan lendut yang disediakan sedemikian hingga lendutan total dikurangi lawan lendut tidak melebihi batas lendutan yang ada. 3 Tebal pelat minimum dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a Untuk α m yang sama atau lebih kecil dari 0,2, harus menggunakan 11.532 b Untuk α m lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0, ketebalan pelat minimum harus memenuhi SNI - 03 - 2847 - 2002 66 dari 278 0,2 5 36 500 1 0,8 − + ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ + = m y β f h α n l 16 dan tidak boleh kurang dari 120 mm c Untuk α m lebih besar dari 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari: β f h y 9 36 500 1 0,8 + ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ + = n l 17 dan tidak boleh kurang dari 90 mm d Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan α tidak kurang dari 0,8 atau sebagai alternatif ketebalan minimum yang ditentukan persaman 16 atau persamaan 17 harus dinaikan paling tidak 10 pada panel dengan tepi yang tidak menerus. Tabel 10 Tebal minimum pelat tanpa balok interior satuan dalam milimeter Tanpa penebalan b Dengan penebalan b Panel luar Panel dalam Panel luar Panel dalam Tegangan leleh a y f MPa Tanpa balok pinggir Dengan balok pinggir c Tanpa balok pinggir Dengan balok pinggir c 300 33 n l 36 n l 36 n l 36 n l 40 n l 40 n l 400 30 n l 33 n l 33 n l 33 n l 36 n l 36 n l 500 28 n l 31 n l 31 n l 31 n l 34 n l 34 n l a Untuk tulangan dengan tegangan leleh di antara 300 MPa dan 400 MPa atau di antara 400 MPa dan 500 MPa, gunakan interpolasi linier. b Penebalan panel didefinisikan dalam 15.371 dan 15.372. c Pelat dengan balok di antara kolom kolomnya di sepanjang tepi luar. Nilai α untuk balok tepi tidak boleh kurang dari 0,8. SNI - 03 - 2847 - 2002 67 dari 278 4 Pelat dengan tebal kurang dari tebal minimum yang ditetapkan dalam 11.531, 11.532, dan 11.533 boleh digunakan bila dapat ditunjukkan dengan perhitungan bahwa lendutan yang terjadi tidak melebihi batas lendutan yang ditetapkan dalam Tabel 9. Lendutan tersebut harus ditentukan dengan memperhitungkan pengaruh dari ukuran dan bentuk panel, kondisi tumpuan, dan keadaan kekangan pada sisi panel. Untuk perhitungan lendutan, modulus elastisitas E c beton harus dihitung berdasarkan ketentuan 10.51. Momen inersia efektif harus dihitung sesuai dengan persamaan 12; harga lain boleh dipakai bila perhitungan lendutan yang didapat dengan menggunakan harga tersebut mendekati hasil yang didapat dari pengujian yang menyeluruh dan lengkap. Lendutan jangka panjang tambahan harus dihitung berdasarkan ketentuan 11.525. 4 Konstruksi beton prategang. 1 Lendutan seketika dari komponen struktur lentur yang direncanakan mengikuti ketentuan pada pasal 20 harus dihitung dengan metode atau formula standar untuk lendutan elastis. Dalam perhitungan ini, momen inersia penampang bruto komponen struktur boleh digunakan untuk penampang yang belum retak. 2 Lendutan jangka panjang tambahan dari komponen struktur beton prategang harus dihitung dengan memperhatikan pengaruh tegangan dalam beton dan baja akibat beban tetap. Perhitungan lendutan ini harus mencakup pengaruh rangkak dan susut beton dan relaksasi baja. 3 Lendutan yang dihitung berdasarkan ketentuan 11.541 dan 11.542 tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan dalam Tabel 9. 5 Konstruksi komposit. 1 Konstruksi yang ditopang. Bila selama waktu konstruksi suatu komponen struktur komposit lentur ditahan sedemikian hingga setelah penahan sementara tadi dilepas beban mati yang ada ditahan sepenuhnya oleh keseluruhan penampang komposit, maka untuk perhitungan lendutan, komponen struktur komposit tersebut boleh dianggap setara dengan komponen struktur monolit. Untuk komponen struktur non-prategang, material dari bagian komponen struktur yang tertekan yang akan menentukan apakah nilai-nilai pada Tabel 8 berlaku untuk beton normal atau beton ringan. Jika lendutan diperhitungkan, pengaruh kelengkungan akibat perbedaan susut dari beton pracetak dan beton yang dicor setempat dan pengaruh rangkak aksial dalam suatu komponen struktur beton pratekan harus diperhitungkan. SNI - 03 - 2847 - 2002 68 dari 278 2 Konstruksi yang tidak ditopang. Bila tebal komponen struktur lentur pracetak non-prategang memenuhi ketentuan Tabel 8, maka tidak perlu dilakukan perhitungan lendutan. Bila tebal komponen struktur komposit non-prategang memenuhi ketentuan Tabel 8, maka lendutan yang terjadi setelah komponen struktur menjadi komposit tidak perlu dihitung. Tetapi, lendutan jangka panjang pada komponen struktur pracetak akibat besar dan lamanya beban yang bekerja sebelum aksi komposit terjadi harus ditinjau. 3 Lendutan yang dihitung berdasarkan ketentuan 11.551 dan 11.552 tidak boleh melampaui batas yang ditentukan dalam Tabel 9. SNI - 03 - 2847 - 2002 69 dari 278 12 Beban lentur dan aksial

12.1 Umum