Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan

SNI - 03 - 2847 – 2002 199 dari 278 tulangan yang sama harus dipasang di dekat kedua muka cangkang tersebut walaupun analisis tidak memperlihatkan kemungkinan berbaliknya arah momen lentur pada penampang yang ditinjau. 10 Spasi tulangan cangkang dalam segala arah tidak boleh melebihi 500 mm ataupun lima kali ketebalan cangkang. Bila tegangan tarik membran utama yang bekerja pada luas bruto beton melampaui c f φ 3 1 , maka spasi tulangan tidak boleh melebihi tiga kali ketebalan cangkang. 11 Tulangan cangkang pada pertemuan cangkang dan komponen pendukung atau komponen tepi harus diangkurkan ke dalam atau diteruskan melalui komponen struktur tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 14, kecuali bahwa dalam hal ini panjang penyaluran minimumnya harus sama dengan 1,2 d l tetapi tidak kurang dari 500 mm. 12 Panjang penyaluran tulangan cangkang pada sambungan lewatan harus mengikuti ketentuan pasal 14, kecuali bahwa dalam hal ini panjang sambungan lewatan minimum untuk batang tarik haruslah 1,2 kali nilai yang ditentukan oleh pasal 14 dan tidak kurang daripada 500 mm. Jumlah sambungan lewatan pada tulangan tarik utama harus diupayakan seminimum mungkin. Bila diperlukan sambungan lewatan, sambungan tersebut harus dipasang berselang sekurang-kurangnya sejarak d l dan jumlah tulangan yang disambung pada sebarang penampang tidak melebihi sepertiga jumlah tulangan total di penampang tersebut.

21.5 Pelaksanaan konstruksi

1 Bila pembongkaran cetakan didasarkan pada nilai tertentu dari modulus elastisitas beton karena pertimbangan stabilitas dan lendutan, maka nilai modulus elastisitas E c harus ditetapkan dari percobaan lentur balok uji yang dirawat mengikuti cara perawatan di lapangan. Jumlah balok uji, ukuran balok uji dan cara pengujian harus ditetapkan oleh perencana. 2 Perencana harus menetapkan nilai-nilai toleransi untuk bentuk cangkang. Bila pelaksanaan konstruksi menyebabkan terjadinya penyimpangan bentuk konstruksi yang nilainya lebih besar daripada batasan toleransi yang ditentukan, maka analisis untuk memperhitungkan pengaruh deviasi tersebut harus dilakukan dan setiap tindakan perbaikan yang diperlukan harus diambil untuk menjamin keamanan konstruksi. SNI - 03 - 2847 - 2002 200 dari 278 22 Evaluasi kekuatan struktur yang telah berdiri

22.1 Evaluasi kekuatan

– Umum 1 Bila timbul suatu keraguan mengenai keamanan dari suatu struktur atau komponen struktur, pejabat bangunan yang berwenang boleh meminta suatu penelitian terhadap kekuatan struktur dengan cara analisis ataupun dengan cara uji beban, atau dengan kombinasi analisis dan uji beban. 2 Bila pengaruh defisiensi kekuatan struktur diketahui dengan baik dan bila dimensi struktur serta sifat bahan yang dibutuhkan untuk tujuan analisis dapat diukur nilainya, maka evaluasi kekuatan struktur secara analisis berdasarkan data hasil pengukuran tersebut dianggap sudah memadai. Data yang diperlukan harus ditentukan sesuai dengan 22.2. 3 Bila pengaruh defisiensi kekuatan struktur tidak diketahui dengan baik atau bila dimensi struktur serta sifat bahan yang dibutuhkan untuk tujuan analisis tidak memungkinkan untuk diukur nilainya, maka uji beban harus dilakukan bila struktur tersebut diinginkan untuk tetap berfungsi. 4 Bila keraguan terhadap keamanan struktur atau bagian struktur adalah terkait dengan penurunan kinerja struktur sebagai fungsi waktu, dan bila respon struktur selama uji beban ternyata masih memenuhi kriteria penerimaan, maka struktur atau bagian dari struktur tersebut boleh tetap digunakan untuk jangka waktu tertentu. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan jika dianggap perlu oleh konsultan penilai.

22.2 Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan