Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton

SNI - 03 - 2847 - 2002 85 dari 278 tidak boleh lebih kecil dari D-10 dan tidak perlu lebih besar dari D-16. Jaring kawat las yang mempunyai luas ekuivalen boleh juga digunakan sebagai sengkang pengikat. 5 Spasi vertikal antara sengkang pengikat lateral tidak boleh melebihi 16 diameter batang tulangan longitudinal, 48 diameter batang sengkang pengikat, atau 12 kali dimensi sisi terkecil dari komponen struktur komposit. 6 Batang tulangan longitudinal yang dipasang di dalam daerah yang dilingkupi sengkang pengikat tidak boleh kurang dari 0,01 ataupun lebih dari 0,08 kali luas netto penampang beton. 7 Pada setiap sudut penampang persegi harus dipasang satu batang tulangan longitudinal, dan tulangan longitudinal lainnya dipasang dengan spasi yang tidak lebih dari setengah dimensi sisi terkecil dari komponen struktur komposit. 8 Batang tulangan longitudinal yang dipasang di dalam daerah yang dilingkupi sengkang pengikat boleh diperhitungkan dalam menentukan A t untuk perhitungan kekuatan tetapi tidak boleh diperhitungkan dalam menentukan I t untuk memeriksa pengaruh kelangsingan;

12.17 Kuat tumpu

Kuat tumpu rencana dibatasi oleh ketentuan-ketentuan berikut: 1 Kuat tumpu rencana pada beton tidak boleh melebihi φ 0,85 c f A 1 , kecuali dalam hal berikut: 1 Bila permukaan penumpu lebih lebar dari permukaan beban pada semua sisinya, kuat tumpu rencana di daerah yang dibebani boleh dikalikan dengan 1 2 A A , tetapi tidak lebih dari 2 Gambar 6. 2 Bila permukaan penumpu miring atau berundak, A 2 boleh diambil sebagai luas dari dasar yang lebih bawah dari frustum terbesar dari suatu piramida tegak lurus atau konus yang semuanya tercakup di dalam penumpu dengan permukaan pembebanan sebagai dasar atas, dan dengan kemiringan sisi sebesar 1 vertikal berbanding 2 horizontal Gambar 6. 2 12.17 tidak berlaku untuk angkur pasca tarik. SNI - 03 - 2847 - 2002 86 dari 278 Gambar 6 Penentuan A 2 pada permukaan penumpu miring atau berundak 45 O 45 O Daerah kerja beban A 1 Beban Daerah kerja beban A 1 A 2 dihitung berdasarkan luas bidang ini 1 2 SNI - 03 - 2847 - 2002 87 dari 278 13 Geser dan puntir 13.1 Kuat geser 1 Perencanaan penampang terhadap geser harus didasarkan pada: φV n ≥ V u 44 dengan V u adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau dan V n adalah kuat geser nominal yang dihitung dari: V n = V c + V s 45 dengan V c adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton sesuai dengan 13.3 atau 13.4, dan V s adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser sesuai dengan 13.56; Dalam menentukan kuat geser harus dipenuhi: 1 Dalam penentuan kuat geser V n , pengaruh dari setiap bukaan pada komponen struktur harus diperhitungkan. 2 Dalam penentuan kuat geser V c , pengaruh tarik aksial yang disebabkan oleh rangkak dan susut pada komponen struktur yang dikekang deformasinya harus diperhitungkan. Pengaruh tekan lentur miring pada komponen struktur lentur yang tingginya bervariasi boleh diperhitungkan. 2 Nilai c f yang digunakan di dalam pasal ini tidak boleh melebihi 253 MPa, kecuali seperti yang diizinkan di dalam 13.121. 1 Nilai c f yang lebih besar daripada 253 MPa diperbolehkan pada perhitungan V c , V ci , dan V cw untuk balok beton bertulang atau beton prategang dan konstruksi pelat rusuk yang mempunyai tulangan geser minimum yang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan menurut 13.553 dan 13.554 atau 13.652. 3 Gaya geser terfaktor maksimum V u pada tumpuan dapat dihitung menurut 13.131 atau 13.132 apabila dipenuhi kedua ketentuan berikut: a Reaksi tumpuan, dalam arah bekerjanya gaya geser, menimbulkan tekan pada daerah ujung komponen struktur, dan b Beban bekerja pada atau dekat permukaan atas komponen struktur, SNI - 03 - 2847 - 2002 88 dari 278 c Tidak ada beban terpusat bekerja di antara muka tumpuan dan lokasi penampang kritis yang didefinisikan dalam 13.131 atau 13.132. Gambar 7 Lokasi geser maksimum untuk perencanaan 1 Untuk komponen struktur non-prategang, penampang yang jaraknya kurang daripada d dari muka tumpuan boleh direncanakan terhadap gaya geser V u yang nilainya sama dengan gaya geser yang dihitung pada penampang sejarak d dari muka tumpuan. Lihat Gambar 7. 2 Untuk komponen struktur prategang, penampang yang jaraknya kurang daripada h 2 dari muka tumpuan boleh direncanakan terhadap gaya geser V u yang nilainya sama dengan gaya geser yang dihitung pada penampang sejarak h 2 dari muka tumpuan. 4 Untuk komponen struktur lentur tinggi, konsol pendek, dinding, dan pelat serta fondasi telapak, berlaku ketentuan khusus yang tercantum dalam 13.8 hingga 13.12.

13.2 Beton ringan