Sistem pasca tarik luar
20.22 Sistem pasca tarik luar
1 Tendon pasca tarik boleh dipasang di luar penampang beton. Metode perencanaan kekuatan dan kemampuan layan dari tata cara ini harus dipergunakan untuk mengevaluasi pengaruh gaya tendon luar pada struktur beton. 2 Tendon luar harus ditinjau sebagai tendon tanpa lekatan pada saat perhitungan kuat lentur, kecuali jika diberikan suatu perlakuan untuk melekatkan secara efektif tendon luar tersebut pada penampang beton di keseluruhan panjangnya. 3 Tendon luar harus dipasang pada komponen struktur beton sedemikian hingga eksentrisitas yang diinginkan antara tendon dan titik berat penampang dapat dipertahankan untuk keseluruhan rentang dari defleksi balok yang telah diantisipasi. 4 Tendon luar dan daerah pengangkuran tendon harus dilindungi dari korosi. Rincian metode proteksi yang digunakan harus diperlihatkan pada gambar rencana atau pada spesifikasi proyek. SNI - 03 - 2847 – 2002 195 dari 278 21 Komponen stuktur cangkang dan pelat lipat 21.1 Lingkup dan definisi struktur cangkang dan pelat lipat didefinisikan dan harus mengikuti butir-butir berikut 1 Ketentuan dalam pasal 21 berlaku untuk struktur beton cangkang tipis dan pelat lipat, termasuk komponen rusuk dan komponen tepi. 2 Semua ketentuan yang terdapat dalam pedoman ini yang tidak secara khusus dikecualikan dan yang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam pasal 21 berlaku untuk struktur cangkang tipis. 3 Cangkang tipis adalah struktur ruang tiga dimensi yang terdiri dari satu atau lebih pelat lengkung atau pelat lipat yang mempunyai ketebalan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan dimensi struktur lainnya. Cangkang tipis mempunyai karakteristik perilaku daya dukung tiga-dimensi yang ditentukan oleh bentuk geometrinya, oleh kondisi perletakannya dan oleh sifat beban yang bekerja padanya. 4 Pelat lipat adalah suatu bentuk khusus dari struktur cangkang yang dibentuk dengan menggabungkan pelat-pelat datar dan tipis sepanjang tepi-tepinya sedemikian hingga membentuk suatu struktur ruang tiga dimensi. 5 Cangkang berusuk adalah struktur ruang yang material betonnya terutama ditempatkan di sepanjang garis-garis rusuk tertentu, dimana daerah di antara rusuk-rusuk tersebut diisi dengan pelat tipis atau dibiarkan terbuka. 6 Komponen struktur pelengkap adalah rusuk atau balok tepi yang berfungsi untuk memperkuat, memperkaku, danatau menumpu struktur cangkang; biasanya, komponen struktur pelengkap bekerja sebagai satu kesatuan dengan struktur cangkangnya. 7 Analisis elastis adalah suatu analisis deformasi dan gaya dalam yang didasarkan pada prinsip-prinsip keseimbangan, kompatibilitas regangan, dan asumsi perilaku elastis, dan yang memberikan suatu gambaran pendekatan yang cukup baik dari aksi tiga dimensi struktur cangkang bersama komponen pelengkapnya. 8 Analisis inelastis adalah suatu analisis deformasi dan gaya dalam yang didasarkan pada prinsip-prinsip keseimbangan, hubungan tegangan-regangan non-linier untuk beton dan tulangannya, pertimbangan mengenai retak dan pengaruh lainnya yang berhubungan dengan waktu, dan kompatibilitas regangan. Analisis ini harus menggambarkan dengan baik SNI - 03 - 2847 – 2002 196 dari 278 pendekatan aksi tiga dimensi dari struktur cangkang bersama dengan komponen pelengkapnya. 9 Analisis eksperimental merupakan suatu prosedur analisis yang didasarkan pada pengukuran deformasi danatau regangan-regangan struktur atau model struktur; analisis eksperimental boleh didasarkan pada perilaku elastis atau inelastis.21.2 Analisis dan
Parts
» Standar Nasional Indonesia Beton
» tulangan polos tulangan ulir tulangan spiral zona angkur
» Baja tulangan Standar Nasional Indonesia Beton
» Bahan tambahan Standar Nasional Indonesia Beton
» Rasio air - semen Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
» Perlindungan tulangan terhadap korosi Umum
» Persiapan peralatan dan tempat penyimpanan Pencampuran
» Pengantaran Pengecoran Perawatan beton
» Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton
» Siar pelaksanaan Kait standar Diameter bengkokan
» Cara pembengkokan Kondisi permukaan baja tulangan Penempatan tulangan
» Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Detail tulangan khusus untuk kolom
» Sambungan Tulangan lateral pada komponen struktur tekan
» Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu
» Tulangan khusus untuk integritas struktur
» Perencanaan Pembebanan Metode analisis
» Kolom Pengaturan beban hidup Konstruksi balok-T
» Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan
» Umum Asumsi dalam perencanaan
» Prinsip perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan
» Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan Perbesaran momen - Umum
» Perbesaran momen – Rangka portal tak bergoyang Perbesaran momen – Rangka portal bergoyang
» Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton
» Beton ringan Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non-prategang
» Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang
» Kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser
» Perencanaan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton
» Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
» Penyaluran momen ke kolom Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
» Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum
» Penyaluran tulangan momen positif Penyaluran tulangan momen negatif
» Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
» Sambungan tulangan - Umum Sambungan batang dan kawat ulir dalam kondisi tarik
» Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan Ketentuan khusus untuk sambungan pada kolom
» Umum Beberapa definisi Penulangan pelat
» Bukaan pada sistem pelat Cara perencanaan
» Cara perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Umum Tulangan minimum Standar Nasional Indonesia Beton
» Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
» Lingkup Beban dan Momen pada fondasi telapak
» Geser pada fondasi telapak Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
» Perencanaan sambungan dan tumpuan
» Lingkup Umum Penopangan Kuat geser vertikal
» Kuat geser horizontal dalam Newton. maka
» Sengkang pengikat untuk geser horizontal Lingkup Umum
» Kehilangan prategang Kuat lentur
» Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum
» Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
» 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau Sistem pelat
» Perencanaan daerah pengangkuran untuk strand
» Grout Perlindungan untuk tendon prategang
» Pemberian dan pengukuran gaya prategang Angkur dan penyambung coupler
» Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana bahan Tulangan cangkang
» Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan
» Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan Prosedur uji beban
» Kriteria pembebanan Syarat penerimaan maks
» maks maks maks Ketentuan untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah Keamanan
» Ketentuan umum Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK
» Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK
» Hubungan balok-kolom pada SRPMK
» Dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus
» Diafragma dan rangka batang struktural
» Fondasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur yang tidak direncanakan untuk memikul beban gempa
» Ketentuan-ketentuan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Batasan Sambungan Metode perencanaan
» Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
» Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
» Fondasi telapak Standar Nasional Indonesia Beton
» Pedestal Komponen struktur pracetak Beton polos pada struktur tahan gempa
Show more