Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
14.8 Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik
Kuat leleh jaring kawat polos dapat dicapai dengan penanaman dua silangan kawat dalam daerah panjang penyaluran dimana jarak antara silangan kawat yang terdekat dengan lokasi penampang kritis tidak kurang dari 50 mm Gambar 19. Walaupun demikian, panjang penyaluran dasar l d , dalam mm, yang diukur dari lokasi penampang kritis hingga lokasi silangan kawat terjauh tidak boleh kurang dari λ ⎟⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎝ ⎛ c y w w f f s A ,3 3 kecuali apabila tulangan yang dipasang melebihi dari yang dibutuhkan, maka panjang ini dapat dikurangi sesuai dengan 14.25. l d tidak boleh kurang dari 150 mm kecuali dalam perhitungan sambungan lewatan berdasarkan 14.19. Gambar 19 Penyaluran jaring kawat polos l d atau minimum 200 mm minimum 50 mm penampang kritis silangan kawat l d atau minimum 150 mm minimum 50 mm penampang kritis silangan kawat terdekat silangan kawat terjauh SNI - 03 - 2847 - 2002 124 dari 27814.9 Penyaluran strand prategang
1 Strand pratarik yang terdiri dari tiga atau tujuh kawat harus ditanam di luar daerah penampang kritis dengan suatu panjang penyaluran, dalam milimeter, tidak kurang dari b se ps b se d d f f d f − + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = 7 1 3 7 1 l dengan d b adalah diameter strand dalam milimeter, dan f ps serta f se dinyatakan dalam MPa. 1 Panjang penanaman yang kurang dari panjang penyaluran diperbolehkan pada penampang komponen struktur selama tegangan strand rencana pada penampang tersebut tidak melebihi nilai yang diperoleh dari hubungan bilinier yang didefinisikan pada persamaan di atas. 2 Pembatasan investigasi hanya pada penampang-penampang yang berada paling dekat dengan ujung komponen struktur yang harus mengembangkan kuat rencana penuh pada saat menahan beban terfaktor yang ditentukan diperbolehkan. 3 Pada keadaan dimana lekatan dari suatu strand tidak menerus hingga ujung komponen struktur, dan dimana dalam perencanaan akibat beban kerja terdapat kondisi tarik pada daerah yang pada awalnya terlebih dahulu mengalami tekan seperti halnya yang diizinkan dalam 20.42, maka panjang penyaluran yang ditentukan dalam 14.91 harus dikalikan 2.14.10 Penyaluran tulangan lentur - Umum
Parts
» Standar Nasional Indonesia Beton
» tulangan polos tulangan ulir tulangan spiral zona angkur
» Baja tulangan Standar Nasional Indonesia Beton
» Bahan tambahan Standar Nasional Indonesia Beton
» Rasio air - semen Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
» Perlindungan tulangan terhadap korosi Umum
» Persiapan peralatan dan tempat penyimpanan Pencampuran
» Pengantaran Pengecoran Perawatan beton
» Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton
» Siar pelaksanaan Kait standar Diameter bengkokan
» Cara pembengkokan Kondisi permukaan baja tulangan Penempatan tulangan
» Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Detail tulangan khusus untuk kolom
» Sambungan Tulangan lateral pada komponen struktur tekan
» Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu
» Tulangan khusus untuk integritas struktur
» Perencanaan Pembebanan Metode analisis
» Kolom Pengaturan beban hidup Konstruksi balok-T
» Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan
» Umum Asumsi dalam perencanaan
» Prinsip perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan
» Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan Perbesaran momen - Umum
» Perbesaran momen – Rangka portal tak bergoyang Perbesaran momen – Rangka portal bergoyang
» Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton
» Beton ringan Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non-prategang
» Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang
» Kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser
» Perencanaan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton
» Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
» Penyaluran momen ke kolom Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
» Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum
» Penyaluran tulangan momen positif Penyaluran tulangan momen negatif
» Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
» Sambungan tulangan - Umum Sambungan batang dan kawat ulir dalam kondisi tarik
» Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan Ketentuan khusus untuk sambungan pada kolom
» Umum Beberapa definisi Penulangan pelat
» Bukaan pada sistem pelat Cara perencanaan
» Cara perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Umum Tulangan minimum Standar Nasional Indonesia Beton
» Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
» Lingkup Beban dan Momen pada fondasi telapak
» Geser pada fondasi telapak Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
» Perencanaan sambungan dan tumpuan
» Lingkup Umum Penopangan Kuat geser vertikal
» Kuat geser horizontal dalam Newton. maka
» Sengkang pengikat untuk geser horizontal Lingkup Umum
» Kehilangan prategang Kuat lentur
» Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum
» Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
» 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau Sistem pelat
» Perencanaan daerah pengangkuran untuk strand
» Grout Perlindungan untuk tendon prategang
» Pemberian dan pengukuran gaya prategang Angkur dan penyambung coupler
» Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana bahan Tulangan cangkang
» Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan
» Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan Prosedur uji beban
» Kriteria pembebanan Syarat penerimaan maks
» maks maks maks Ketentuan untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah Keamanan
» Ketentuan umum Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK
» Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK
» Hubungan balok-kolom pada SRPMK
» Dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus
» Diafragma dan rangka batang struktural
» Fondasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur yang tidak direncanakan untuk memikul beban gempa
» Ketentuan-ketentuan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Batasan Sambungan Metode perencanaan
» Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
» Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
» Fondasi telapak Standar Nasional Indonesia Beton
» Pedestal Komponen struktur pracetak Beton polos pada struktur tahan gempa
Show more