Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
20.10 Struktur statis
tak-tentu 1 Rangka dan struktur menerus beton prategang harus direncanakan agar memenuhi syarat kemampuan layan pada kondisi beban kerja dan agar memberikan kekuatan yang cukup. 2 Tingkat layan dari struktur pada kondisi beban kerja harus ditentukan dengan analisis elastis, yang memperhitungkan reaksi, momen, geser, dan gaya aksial yang timbul akibat adanya prategang, rangkak, susut, perubahan suhu, deformasi aksial, kekangan deformasi yang diberikan oleh komponen struktur yang menyatu dengan elemen yang ditinjau, dan penurunan fondasi. 3 Momen yang digunakan untuk menghitung kuat perlu adalah jumlah dari momen akibat reaksi yang ditimbulkan oleh pelaksanaan prategang dengan suatu faktor beban sama dengan 1,0 dan momen akibat beban terfaktor, termasuk redistribusi momen seperti yang diizinkan dalam 20.104. 4 Redistribusi momen negatif pada komponen struktur lentur prategang menerus. 1 Pada daerah tumpuan dimana disediakan tulangan non-prategang berdasarkan ketentuan 20.9, momen negatif yang dihitung dengan teori elastis untuk setiap pola pembe- banan boleh diperbesar atau diperkecil tidak lebih dari ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ′ − + − 1 36 1 20 β ω ω ω , d d p p 2 Momen negatif yang telah diubah tadi harus digunakan untuk menghitung momen- momen pada penampang di sepanjang bentang untuk pola pembebanan yang sama. 3 Redistribusi momen negatif hanya boleh dilakukan bila penampang yang momennya direduksi direncanakan sedemikian hingga , dd , p p p ] [ ω ω ω ω − + atau ] [ w w p pw ω ω dd ω − + , yang manapun yang berlaku, tidak lebih besar dari 0,24 β 1 . SNI - 03 - 2847 - 2002 184 dari 278 20.11 Komponen struktur tekan - Kombinasi gaya lentur dan aksial 1 Komponen struktur beton prategang yang mengalami beban kombinasi lentur dan aksial, dengan ataupun tanpa tulangan non-prategang, harus dirancang dengan menggunakan metode perencanaan kekuatan yang ditetapkan dalam Tata cara ini untuk komponen struktur non-prategang. Pengaruh dari prategang, rangkak, susut, dan perubahan suhu harus ikut diperhitungkan. 2 Batasan untuk tulangan pada komponen struktur prategang yang mengalami tekan. 1 Komponen struktur dengan tegangan rata-rata f pc kurang dari 1,5 MPa harus mempunyai tulangan minimum sesuai dengan12.91, 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau
Parts
» Standar Nasional Indonesia Beton
» tulangan polos tulangan ulir tulangan spiral zona angkur
» Baja tulangan Standar Nasional Indonesia Beton
» Bahan tambahan Standar Nasional Indonesia Beton
» Rasio air - semen Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
» Perlindungan tulangan terhadap korosi Umum
» Persiapan peralatan dan tempat penyimpanan Pencampuran
» Pengantaran Pengecoran Perawatan beton
» Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton
» Siar pelaksanaan Kait standar Diameter bengkokan
» Cara pembengkokan Kondisi permukaan baja tulangan Penempatan tulangan
» Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Detail tulangan khusus untuk kolom
» Sambungan Tulangan lateral pada komponen struktur tekan
» Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu
» Tulangan khusus untuk integritas struktur
» Perencanaan Pembebanan Metode analisis
» Kolom Pengaturan beban hidup Konstruksi balok-T
» Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan
» Umum Asumsi dalam perencanaan
» Prinsip perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan
» Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan Perbesaran momen - Umum
» Perbesaran momen – Rangka portal tak bergoyang Perbesaran momen – Rangka portal bergoyang
» Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton
» Beton ringan Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non-prategang
» Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang
» Kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser
» Perencanaan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton
» Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
» Penyaluran momen ke kolom Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
» Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum
» Penyaluran tulangan momen positif Penyaluran tulangan momen negatif
» Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
» Sambungan tulangan - Umum Sambungan batang dan kawat ulir dalam kondisi tarik
» Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan Ketentuan khusus untuk sambungan pada kolom
» Umum Beberapa definisi Penulangan pelat
» Bukaan pada sistem pelat Cara perencanaan
» Cara perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Umum Tulangan minimum Standar Nasional Indonesia Beton
» Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
» Lingkup Beban dan Momen pada fondasi telapak
» Geser pada fondasi telapak Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
» Perencanaan sambungan dan tumpuan
» Lingkup Umum Penopangan Kuat geser vertikal
» Kuat geser horizontal dalam Newton. maka
» Sengkang pengikat untuk geser horizontal Lingkup Umum
» Kehilangan prategang Kuat lentur
» Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum
» Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
» 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau Sistem pelat
» Perencanaan daerah pengangkuran untuk strand
» Grout Perlindungan untuk tendon prategang
» Pemberian dan pengukuran gaya prategang Angkur dan penyambung coupler
» Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana bahan Tulangan cangkang
» Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan
» Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan Prosedur uji beban
» Kriteria pembebanan Syarat penerimaan maks
» maks maks maks Ketentuan untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah Keamanan
» Ketentuan umum Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK
» Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK
» Hubungan balok-kolom pada SRPMK
» Dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus
» Diafragma dan rangka batang struktural
» Fondasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur yang tidak direncanakan untuk memikul beban gempa
» Ketentuan-ketentuan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Batasan Sambungan Metode perencanaan
» Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
» Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
» Fondasi telapak Standar Nasional Indonesia Beton
» Pedestal Komponen struktur pracetak Beton polos pada struktur tahan gempa
Show more