Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
16.6 Dinding non-pendukung
Tebal dinding non-pendukung tidak boleh kurang daripada 100 mm, dan tidak pula kurang daripada 130 jarak terpendek antara komponen-komponen struktur yang memberikan topangan lateral.16.7 Fungsi dinding sebagai balok
1 Dinding yang direncanakan sebagai balok di dalam tanah harus mempunyai tulangan atas dan bawah secukupnya untuk menahan momen sesuai dengan ketentuan 12.2 hingga 12.7. Perencanaan untuk geser harus sesuai dengan ketentuan pada pasal 13. 2 Bagian dinding balok tanah yang menonjol di atas tanah juga harus memenuhi ketentuan 16.3.16.8 Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
1 Bilamana tarik lentur menentukan perencanaan suatu dinding, maka persyaratan 16.8 harus diperhatikan untuk memenuhi 12.10. 2 Dinding yang direncanakan berdasarkan 16.8 harus memenuhi 16.821 hingga 16.826. 1 Panel dinding harus direncanakan sebagai komponen struktur tekan yang ditumpu sederhana, yang diberi beban lateral merata ke luar bidang, dengan momen dan lendutan maksimum terjadi di tengah bentang. 2 Penampang melintang adalah tetap di sepanjang tinggi panel. 3 Rasio tulangan, ρ , tidak boleh melebihi 0,6 ρ b . SNI - 03 - 2847 - 2002 158 dari 278 4 Tulangan harus direncanakan agar cr n M M ≥ φ 96 dimana: M cr diperoleh dengan menggunakan modulus retak yang diberikan oleh persamaan 14. 5 Beban gravitasi terpusat yang diaplikasikan pada dinding di atas penampang lentur rencana harus dianggap terdistribusi sejauh suatu lebar yang: a sama dengan lebar penumpu beban, ditambah dengan lebar pada masing-masing sisi yang membesar dengan kemiringan 2:1 sampai ke penampang rencana; tetapi, b tidak lebih besar dari spasi beban terpusat, dan c tidak keluar dari tepi-tepi panel dinding. 6 Tegangan vertikal g u A P pada penampang disetengah tinggi tidak boleh melebihi c f ,06 . 3 Kuat momen rencana n M φ untuk kombinasi beban-beban lentur dan aksial pada penampang melintang setengah tinggi harus memenuhi: u n M M ≥ φ 97 dimana u u ua u P M M Δ + = 98 M ua adalah momen pada penampang setengah tinggi dinding akibat beban terfaktor, dan Δ u adalah: cr c c u u I E , M 48 75 5 2 l = Δ 99 M u dapat diperoleh melalui iterasi lendutan, atau melalui perhitungan langsung menggunakan persamaan 100 cr c c u ua u I E , P M M 48 75 5 1 2 l − = 100 SNI - 03 - 2847 - 2002 159 dari 278 dimana: 3 3 2 c c d nA I w se cr l + − = 101 dan y y s u se f f A P A + = 102 4 Lendutan maksimum Δ s akibat beban layan, termasuk pengaruh P Δ , tidak melebihi 150 c l . Defleksi setengah tinggi Δ s harus dihitung dengan persamaan-persamaan berikut: e c c s I E M 48 5 2 l = Δ 103 e c 2 c s sa I E P M M 48 5 1 l − = 104 I e harus dihitung menggunakan tata cara pada 11.523 dengan mengganti M untuk M a. I cr harus dievaluasi menggunakan persamaan 101. SNI - 03 - 2847 - 2002 160 dari 278 17 Fondasi telapak17.1 Lingkup
Parts
» Standar Nasional Indonesia Beton
» tulangan polos tulangan ulir tulangan spiral zona angkur
» Baja tulangan Standar Nasional Indonesia Beton
» Bahan tambahan Standar Nasional Indonesia Beton
» Rasio air - semen Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
» Perlindungan tulangan terhadap korosi Umum
» Persiapan peralatan dan tempat penyimpanan Pencampuran
» Pengantaran Pengecoran Perawatan beton
» Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton
» Siar pelaksanaan Kait standar Diameter bengkokan
» Cara pembengkokan Kondisi permukaan baja tulangan Penempatan tulangan
» Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Detail tulangan khusus untuk kolom
» Sambungan Tulangan lateral pada komponen struktur tekan
» Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu
» Tulangan khusus untuk integritas struktur
» Perencanaan Pembebanan Metode analisis
» Kolom Pengaturan beban hidup Konstruksi balok-T
» Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan
» Umum Asumsi dalam perencanaan
» Prinsip perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan
» Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan Perbesaran momen - Umum
» Perbesaran momen – Rangka portal tak bergoyang Perbesaran momen – Rangka portal bergoyang
» Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton
» Beton ringan Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non-prategang
» Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang
» Kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser
» Perencanaan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton
» Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
» Penyaluran momen ke kolom Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
» Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum
» Penyaluran tulangan momen positif Penyaluran tulangan momen negatif
» Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
» Sambungan tulangan - Umum Sambungan batang dan kawat ulir dalam kondisi tarik
» Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan Ketentuan khusus untuk sambungan pada kolom
» Umum Beberapa definisi Penulangan pelat
» Bukaan pada sistem pelat Cara perencanaan
» Cara perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Umum Tulangan minimum Standar Nasional Indonesia Beton
» Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
» Lingkup Beban dan Momen pada fondasi telapak
» Geser pada fondasi telapak Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
» Perencanaan sambungan dan tumpuan
» Lingkup Umum Penopangan Kuat geser vertikal
» Kuat geser horizontal dalam Newton. maka
» Sengkang pengikat untuk geser horizontal Lingkup Umum
» Kehilangan prategang Kuat lentur
» Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum
» Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
» 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau Sistem pelat
» Perencanaan daerah pengangkuran untuk strand
» Grout Perlindungan untuk tendon prategang
» Pemberian dan pengukuran gaya prategang Angkur dan penyambung coupler
» Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana bahan Tulangan cangkang
» Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan
» Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan Prosedur uji beban
» Kriteria pembebanan Syarat penerimaan maks
» maks maks maks Ketentuan untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah Keamanan
» Ketentuan umum Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK
» Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK
» Hubungan balok-kolom pada SRPMK
» Dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus
» Diafragma dan rangka batang struktural
» Fondasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur yang tidak direncanakan untuk memikul beban gempa
» Ketentuan-ketentuan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Batasan Sambungan Metode perencanaan
» Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
» Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
» Fondasi telapak Standar Nasional Indonesia Beton
» Pedestal Komponen struktur pracetak Beton polos pada struktur tahan gempa
Show more